"Kita masuk dulu, bicarakan di dalam saja," Nayla pun mengajak kedua orang tua Freya untuk masuk ke dalam rumah. Namun saat mereka sampai di ruang tengah, suasana di sana sangat canggung. Kenzi masih setia dengan posisinya yang terduduk di lantai dengan lebam di wajahnya. Begitu pun dengan Freya yang masih setia menundukkan kepalanya, juga Vano yang masih setia memandangi Freya dengan sendu."Huft ... sebelumnya aku mau meminta maaf dulu padamu, Varo. Anakku yang brengsek itu, sudah melakukan hal yang tidak seharusnya dia lakukan pada putrimu. Jadi aku memutuskan untuk menikahkan mereka, itulah kenapa aku memintamu datang kesini," jelas Robert dengan berat hati.Varo dan Renata pun kaget saat mendengar penjelasan Robert. Mereka menatap lekat pada Kenzi, yang terduduk di lantai. Kemudian beralih pada putri angkatnya, yang saat ini tak berani bersuara dan hanya diam menundukkan kepalanya."Ayah, kenapa kau mau menikahkan Freya dengan Kenzi? Kenapa bukan denganku? Aku mencintainya Ayah!
"Maafkan ayah, Freya. Ayah terpaksa membohongimu, karena ayah tidak ingin kau menanyakan soal keberadaan orang tuamu," Varo menghela nafas berat, "Karena kami juga tidak tahu apa yang terjadi pada mereka. Bahkan aku juga tidak tau, apakah mereka masih hidup atau sudah tiada," Varo pun menatap Freya dengan mata sendu dan penuh rasa bersalah."Tidak! Ayah sedang bercanda kan?" tanya Freya dengan senyum getir di wajahnya, "Ayah tidak sedang serius kan? Ayah tidak akan setega itu membohongiku selama puluhan tahun, kan yah?" Freya melontarkan pertanyaan itu dengan suara yang bergetar menahan semua rasa yang bercampur aduk di dadanya.Berharap! Freya sangat berharap jika apa yang di dengarnya ini hanyalah gurauan belaka.Tapi sayangnya, wajah serius dan penuh rasa bersalah sang ayah sudah menjawab semua pertanyaan Freya."Freya, tenanglah. Ayahmu melakukan itu untuk kebaikanmu. Pekerjaanku, Varo dan ayah kandungmu dulu sangat berbahaya. Kehidupan kami tidak pernah tenang, Freya. Dan ada sat
"Tentu saja mau kabur, memangnya kau mau menikah denganku?!" seru Freya dengan ketusnya."Cih! Siapa juga yang mau menikahi wanita murahan sepertimu?!" gumam Kenzi pelan sambil berjalan ke arah lemari dan mengambilkan tas milik Freya."Nih, tapi memangnya kau mau kabur dari mana?" tanya Kenzi memicingkan matanya."Tentu saja dari tempat yang sama saat aku melarikan diri tadi," jawab Freya melirik jengah pada Kenzi."Memangnya tadi kamu kabur lewat mana?" tanya Kenzi yang belum mengetahui cara Freya kabur."Banyak sekali pertanyaanmu itu, apa kau pertugas sensus?!" seru Freya sambil berjalan ke arah jendela dan memanjatnya."Hey! Kau jangan gila! Kau bisa mati jika lompat dari lantai 3, dan aku juga akan menemanimu jika ayahku tau kau mati di kamarku!" seru Kenzi sambil memegangi lengan Freya."Kau fikir aku ini bodoh? Aku akan turun menggunakan ini! Jadi lepaskan tanganku!" ucap Freya sambil mengangkat tanganya yang memegangi kain seprai yang dia gunakan untuk kabur tadi."Ku kira kau
Meskipun dari awal Freya tau kalau dia memang hanya seorang anak angkat, tapi dia sangat menyayangi kedua orang tuanya itu. Dia tak pernah mau membuat orang tuanya sedih."Ayah hanya ingin yang terbaik untukmu, Freya. Ayah juga tidak ingin anak Ayah di lecehkan. Dan keluarga Kenzi juga bersedia bertanggung jawab Freya. Jadi apa yang salah?" tanya Ayahnya membuat Freya menundukkan kepalanya dan meremas ujung kemejanya."Maafkan aku Ayah, aku akan menuruti keinginan Ayah," Freya pun akhirnya mengalah. Dalam benaknya, dia tak ingin menyakiti hati kedua orang tuanya. Meskipun mereka bukan orang tua kandung Freya, namun tetap saja merekalah yang mengurus dan menyayangi Freya sejak kecil."Baiklah Varo, kau dan istrimu bisa istirahat di sini malam ini. Nayla dan aku yang akan mengurus semuanya. Besok Freya dan Kenzi akan menikah." Robert pun mengantar Varo dan istrinya ke kamar tamu."Terimakasih Robert," ucap Varo."Ehm ... sudah malam kalian beristirahatlah dulu, besok pagi semuanya akan
"Dasar laki-laki brengsek! Aku membencimu Kenzi! Aku membencimu!" Freya pun masuk ke dalan bathub tanpa melepas pakaian yang masih melekat di tubuhnya.Dia mengisikan air dingin ke dalam bathtub itu hingga penuh.Freya terus menangis sambil meringkuk memeluk lututnya di dalam bathub itu, dia meratapi nasibnya. Dia berangan-angan, jika saja dia tidak menerima pekerjaan itu, jika saja dia tidak bekerja dengan Kenzi, jika saja dia tidak pernah bertemu dengan seorang Kenzi Adinata!"Aaarghh!" geram Freya memukul-mukul air dalam bathub itu, dia sangat menyesali keputusannya. Sangat-sangat menyesal!Sampai satu jam lebih, Freya berendam di dalam bathub itu. Hingga kulitnya memucat dan membiru. Tubuhnya menggigil kedinginan namun tak ada niatan untuknya beranjak dari sana."Apa yang jal*ang itu lakukan? Kenapa dia lama sekali di kamar mandi? Apa jangan jangan ... Shitt!" Kenzi yang menyadari Freya sudah terlalu lama berada di kamar mandi pun, langsung beranjak dari ranjangnya dan menuju kama
Saat sampai di lantai bawah, Kenzi berjalan mengendap-endap agar ayah dan ibunya tidak mengetahui apa yang terjadi. Karena jika ketahuan, dia benar-benar bisa habis di tangan ayahnya. Karena secara tidak langsung, dia lah yang membuat Freya seperti itu."Untung ayah dan ibu sudah tidak ada," gumamanya sembari mengambil wadah untuk diisi dengan air hangat, dan juga membuat segelas teh hangat.Dengan secepat kilat, Kenzi pun sudah kembali ke kamarnya. Dia meletakkan minuman dan air hangatnya di atas nakas. Dia mulai mengambil kain dan mengompres tubuh Freya.Namun Freya tidak juga sadar dan masih menggigil. Bahkan seluruh tubuhnya bergetar, padahal dia sudah menggunakan selimut yang sangat tebal. Membuat Kenzi semakin bingung dan panik."Sial ...! Kenapa dia masih menggigil terus?! Aarrgh ...!" umpat Kenzi sambil mengacak rambutnya frustasi.Dia kembali mengompres Freya, agar demamnya turun. Kenzi sedikit kaku saat melakukan hal itu, bagaimana tidak? Seorang Kenzi yang tentu saja tidak
"Aaaaaaa!!" Rasanya Freya ingin sekali menjerit sekeras mungkin seperti itu, namun entah kenapa suaranya justru seolah tercekat di tenggorokanya. Bahkan untuk sekedar menelan saliva pun, terasa sangat sulit untuknya."Kenzi?! A-Aku memeluknya?! Sebenarnya apa yang terjadi?!" Freya pun merutuki keadaannya saat ini.Namun entah sekeras apapun itu ia mencoba mengingat apa yang terjadi padanya dan Kenzi semalam, tapi hasilnya nihil alias nol besar. Dia tak dapat mengingat apapun.Pikirannya melalang buana entah kemana, mencoba dan terus mencoba untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Hal terakhir yang dia ingat hanyalah dia sedang kesal, dan berendam di bathtub dengan air dingin yang sengaja terus dia nyalakan. Tapi setelah itu dia tak mengingat apapun lagi, sungguh frustasi! Itulah yang Freya rasakan saat ini."Ehmh..." lenguhan Kenzi yang masih dalam keadaan tertidur pun, sontak membuat kesadaran Freya yang tadinya sempat berkelana hingga ke langit ke-tujuh itu pun akhirnya kembal
"Aarrghhh!" jerit Kenzi sambil memegangi daerah intinya yang terasa berdenyut dan semriwing sambil meringis kesakitan."Ups! Sorry. Semoga saja terong kuntetmu itu masih bisa berfungsi setelah ini ya, tuan Kenzi." Freya menutup mulutnya dengan telapak tangan, seolah menyesali perbuatanya. Namun tentu saja itu tidak akan pernah terjadi, dan itu hanyalah sebuah bentuk ejekannya pada Kenzi."Dasar wanita gila! Kau mau membunuh calon suamimu sendiri hah!?"serunya yang menatap Freya dengan penuh amarah."Maaf, apa yang anda katakan tadi? CA LON SU A MI? Oh ha ... ha ... ha ... tolong jangan membuatku tertawa tuan Kenzi Adinata. Bukankah kau tidak menyetujui perjodohan bodoh ini? Kenapa sekarang kau tampak sangat antusias?" Freya berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepiannya dengan kaki kanan yang bertumpu pada kaki kirinya."Cih! Sekarang aku berubah pikiran. Aku akan membuatmu tersiksa dalam pernikahan ini. Dan akan ku buktikan pada Vano, kalau kau bukanlah wanita laya
"Kamu hadirkan ke pesta nya Randy besok Viona?" tanya Sonya, salah satu teman dekatnya Viona. "Entahlah.." Jawabnya sambil melihat-lihat berita terbaru Kenzi di laman gosip."Dia lagi?" tanya Sonya sembari mendaratkan pantatnya di lengan sofa yang sedang diduduki oleh Viona."Dia tetap tampan seperti biasanya kan?" cicit Viona, melihat foto Kenzi yang di salah satu cover majalah pengusaha sukses.Viona menatap cover majalah itu dengan sebuah senyuman di wajahnya. "I miss you.." Ujar Viona dan memeluk majalah itu erat."Kalau masih cinta itu bilang!" cicit Sonya. "Dia udah gak cinta aku Sonya." Ujar Viona sambil masih mendekap erat majalah tadi."kata siapa? Bukti nya doi masih belum married ampe sekarang!" Tukas Sonya, sambil melipat kedua tangannya di dada."Tapi Kenzi udah punya pacar. Kau tahu kan siapa pacar Kenzi saat ini!" Viona pun meletakkan majalah tadi dan berjalan ke meja bar mini di dalam apartemen nya itu. Viona menuangkan anggur ke dalam gelas yang ada di atas meja. Da
Kenzi tiba-tiba teringat Clarisa. Benar, mengapa Kenzi tidak menjadikan Clarisa sebagai tameng hidupnya. Paling tidak dengan menggandeng Clarisa maka Kenzi tidak perlu lagi raket nyamuk untuk menyingkir wanita-wanita yang pasti akan menempel pada nya selama pesta itu. Lagi pula kan Clrisa memang adalah pacar Kenzi. Semua orang di dunia tahu itu. "kau dimana Clarisa?" Tanya Kenzi pada Clarisa begitu telpon itu tersambung. "Aku? aku sedang di salon sayang." Jawab Clarisa berbohong sebab saat ini dia sedang ada di apartemen salah satu selingkuhannya yang berprofesi sebagai model juga. "Temani aku ke Villa nya Randy sabtu dan minggu ini. Dia mengadakan pesta koktail."Ujar Kenzi. Clarisa menoleh pada pria yang sedang bersama nya saat ini. Clarisa sudah terlanjut berjanji untuk ke Paris bersama pria ini sabtu dan minggu ini. Mereka pun sudah membeli tiket dan membooking hotel. Itu lah mengapa tadi Clarisa datang ke tempat Kenzi sebab dia membutuhkan suntikan dana tambahan untuk bero
Freya menarik nafas sebanyak yang dia bisa lalu menghembuskan sambil terisak-isak. Kata-kata Kenzi yang mengatakan tidak ingin memiliki anak Freya bagaimana pun tetap dirasa kejam bagi Freya.Memang Freya tidak cintai Kenzi bahkan Freya sangatlah membenci pria itu. Tapi kenyataannya saat ini Freya sudah terikat tali pernikahan dengan Kenzi. Kalau bukan memiliki anak dari Kenzi, lantas dari siapa lagi Freya harus memiliki anak? Sedangkan bagi seorang wanita, takdirnya baru akan terasa sempurna bila ia bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri. Tapi kini, laki-laki kejam yang berstatus sebagai suami Freya malah dengan jelas mengatakan dia tidak ingin di repotkan dengan kehadiran anak di antara mereka."Dia memberikan ku status sebagai nyonya Kenzi Adinata, tapi di merenggut hak ku sebagai seorang ibu! Aku harus bagaimana tuhan?" Rintih Freya dalam hati. Ucapan Kenzi benar-benar menjadi satu pukulan yang lainnya bagi Freya. Bukan karena dia berharap memiliki anak dari laki-laki itu tap
"Cewek-cewek pasti akan sedih kalau kalian tidak datang. Lagi pula ini party nya weekend. So waktu kerja para pejantan tangguh seperti kita ini tidak akan terganggu!" Tukas Randy. "Woman penting, tapi cuan lebih penting because no cuan, no woman, man.." Seru Randy yang hanya di tanggapi tatapan aneh oleh Kenzi dan Vano."Kriik..""Krik..."Sungguh garing."Well aku cuma mau ngasih itu untuk kalian berdua! Dan ingat besok untuk datang." Randy pun keluar dari ruangan Kenzi.Begitu Randy menutup pintu itu, pandangannya terkunci pada sekertaris Kenzi. Siapalagi kalau bukan Freya..Randy ingat, dia masih punya satu undangan lagi di dalam jas nya. Entah mengapa Randy sangat ingin memberikan undangannya itu pada gadis yang baru saja dia kenalkan ini."Aku akan membuat dia menjadi kemeriahan di pesta nanti. Aku rasa Kenzi pasti tidak akan keberatan bila kau menjadi keseruan di pesta nanti." Pikiran jahat sudah menghinggapi kepala Randy."Sibuk?" tanya Randy pada Freya yang sedang merapikan ja
Begitu keluar dari walk in closet setelah berganti baju, Freya langsung melihat ke arah tempat tidurnya, dan ternyata Kenzi sudah tidak lagi berada di sana. Freya pun menscan seluruh ruangan kamar dan hasilnya tetap saja nihil, Kenzi juga tidak ada dimana pun, di ruangan itu. "apa dia mandi?" gumam Freya dalam hati, sambil melihat ke arah kamar mandi. Tapi pintu kamar mandi itu tidak tertutup yang artinya tak ada siapapun di dalam sana. "Sepertinya tidak di kamar mandi juga." Freya hendak melanjutkan langkah kaki nya keluar dari kamar itu. "Apa kau sedang mencari ku, Freya?" tanya Kenzi dari arah belakang, yang membuat Freya sedikit terkejut. Dan benar saja, saat Freya menolehkan kepalanya, dia mendapati Kenzi yang sedang bersandar di samping pintu walk in closet, tempat dia mengganti pakaiannya tadi. Dari penampilannya yang hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang, Freya yakin jika si Mr. Mesum ini pasti baru saja selesai mandi. "Kenapa aku tidak melihatny
Akhirnya suapan terakhir pun, masuk sudah ke dalam mulut Freya. Dia meletakkan kembali piring itu, ke atas nakas."Ini minumlah." Kenzi menyodorkan segelas air pada Freya, dan Freya yang ingin ini semua drama memuakkan ini segera berakhir pun, meminum air itu dengan wajah yang masih menunjukkan ketidaksukaannya pada Kenzi."Kau perlu apa lagi?" Tanya Kenzi sambil memperlihatkan gigi putihnya yang begitu sempurna. Berharap setelah perut Freya kenyang, hati nya jadi sedikit senang."Bisakah kau pergi dari kamar ini?" tanya Freya tanpa basa basi ditambah dengan senyum terpaksa, yang sangat jelas terlihat."Tidak!!" Jawab Kenzi masih dengan senyum manisnya."Oke." Freya yang merasa jengah pun, kembali membaringkan dirinya di kasur."Dia tidur lagi! Apa bagian bawahnya masih terasa sakit?" Kenzi sebenarnya sangat ingin menanyakan hal itu, tapi tidak berani ia lakukan.Kenzi ingat sewaktu dia membobol Clarisa, wanita itu terlihat sangat kesakitan padahal rasanya tidak lah sesulit sewaktu Ke
"Jangan coba bilang kau tidak melakukan apapun pada Freya di malam hari sebab%&*#.. " Nayla pun sudah masuk gigi empat dan hendak mundur tajam menyenggol Kenzi.Tapi untung nya, Kenzi buru-buru membekap mulut sang ibu. Kalau tidak, maka sudah bisa dipastikan jika ibunya itu akan merangkum semua perkataan nya tadi, plus mengatakan kalau tadi malam Ken juga menggerayangi Freya."%*&(*)(_... Argh!!" Nayla menggigit tangan Kenzi"Auw!! Ibu apa-apaan sih!!" Teriak Ken kesakitan."Kau itu yang apa-apaan Ken!! Pakai menyumbat mulut ibu mu ini dengan tangan mu!! Itu tangan ngomong-ngomong bersih atau tidak!" Seru Nayla sambil mengusap kasar mulutnya."Paling Ken pakai untuk ...." Kenzi tersenyum jahil untuk mengerjai sang ibu.Nayla langsung mengambil tisu dan membersihkan mulut nya."Sudah-sudah!! Ibu keluar sana! Biar aku saja yang mengeringkan rambut Freya!" Kenzi menarik paksa tangan Nayla untuk bangkit dan meninggalkan kamarnya.Kenzi langsung menutup pintu kamarnua, tepat di depan muka i
Freya yang tengah emosi, kini sedang duduk di depan cermin rias di kamarnya."Dasar Mr.arogan! Apa karena kau punya banyak uang, itu artinya kau boleh melakukan apapun seenak jidatmu!" umpatnya, "Ya... meskipun memang uang berkuasa sih. Tapi kan tidak begitu konsepnya!" kesal Freya sembaru menatap pantulan wajah dongkolnya sendiri di cermin.Hingga saat pandangan matanya, kini tertuju pada totol-totol merah dilehernya yang kini berubah warna menjadi sedikit keunguan."Astaga... kenapa warnanya jadi berubah? Apa serangga yang menggigitku itu beracun?" Tak ingin mengambil resiko, Freya pun menyambar ponslenya dan mengetikkan apa yang ingin dia ketahui di laman mbah google.Dan seketika itu pula matanya membulat sempurna, karena yang muncul di sana sangat mengejutkannya. Pelaku yang membuatnya menjadi macan betina itu, ternyata bukanlah serangga, melainkan manusia laknat itu."Dasar Mr.Arogan mesum!" Sambil menghentakkan kakinya, Freya masuk ke dalam kamar mandi.Jangan tanya untuk apa,
Seorang pelayan yang melintas, tampak terkejut melihat Freya yang tengah berada di dapur, "Nyonya?! Apa yang Nyonya lakukan?" tanyanya dengan berlari kecil, menghampiri Freya.Freya terkejut dengan tubuh yang sampai terlonjak, akibat panggilan pelayan itu. Dia menolehkan kepalanya dan berkata, "Apa kau tidak lihat? Aku ini sedang memasak. Apa aku terlihat seperti sedang bermain gundu?" tanya Freya sambil menghela nafas jengah.Mendengar jawaban dan tanggapan Freya, yang terlihat begitu acuh dan biasa saja, membuat pelayan itu justru semakin panik."Astaga Nyonya, biar saya saja. Kalau Nyonya butuh apa-apa, Nyonya tinggal panggil para pelayan. Ini bukan tempat Nyonya, di sini kotor dan berbahaya.Lagi dan lagi, Freya hanya bisa menghela nafas jengah. Apanya yang kotor? Dapur bukan tempat sampah, lalu berbahaya yang dimaksud itu apa? Apakah mungkin tabung gasnya akan meledak? No, karena rumah itu tidak menggunakan tabung gas, melainkam kompor listrik. Lalu dimana letak bahayanya? Lagip