Beranda / Fantasi / Raja Terakhir Dinasti Wang / Bab 9 Meneguhkan Hati

Share

Bab 9 Meneguhkan Hati

Penulis: Selene21
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-20 23:58:26

“Bagaimana bisa terjadi hal seperti ini, Ning’er? Aku mengirimmu pergi bersamanya untuk menjaganya, kenapa dia bisa terluka?” tanya Deyun dengan tak sabar.

“Maafkan aku, Kak. Aku tahu aku salah, tapi ini tidak sepenuhnya kesalahanku. Mereka melukai Ru Feng, lagi pula selama ini kita biasa berkuda melewati hutan bambu ribuan kali dan tidak pernah terjadi hal seperti ini,” kilah Zening membela diri.

“Karena yang kau kawal bukan orang biasa,” sahut Deyun singkat sebelum berbalik dan masuk ke dalam kemah Xiaoyang.

“Bagaimana kondisinya sekarang?” tanya Deyun pada tabib kepercayaannya.

“Beruntung dia sudah mendapatkan pengobatan yang tepat sebelum dibawa kembali. Nyawanya sudah terselamatkan, hanya tinggal menunggu racunnya keluar bersama darah dan dia akan kembali pulih. Staminanya sangat bagus untuk ukuran seorang pria.”

“Terima kasih, Tabib. Aku berhutang nyawa padamu.” Deyun mengangkat kedua tangannya dan memberi hormat.

“Sudahlah, Jend

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 10 Menetap Sementara

    “Adalah?” Han Xiu melanjutkan ucapan Deyun yang lenyap ditiup udara perbatasan.“Siapa dia sebenarnya? Aku merasa dia begitu penting untukmu dan ayah. Apa dia anggota keluarga istana?” ulang Zening.“Ayah selalu mengajarkan pada kita semua, setinggi apapun kedudukan keluarga di masyarakat, setelah dia melangkah masuk ke kamp pasukan Taichan maka dia hanya seorang tentara, tidak lebih.”“Terserah kau saja,” sungut Zening kesal. “Asal kau tahu, Kak. Jawabanmu semakin membuatku penasaran.” Zening melengos pergi.“Karena sudah begini, hanya kamu yang bisa aku harapkan. Bantu Xiaoyang menyamar. Tidak ada satu orangpun yang tahu bahwa kita membawa Xioayang masuk istana.”“Kak, kali ini aku sependapat dengan Ning’er. Siapa dia, hingga pantas membuatmu dan Zening bertengkar?”“Maafkan aku, A-Xiu. Aku tidak bisa memberitahukannya padamu. Nyawanya sangat be

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-21
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 11-1 Benang Merah Yang Kusut

    “Jawab pertanyaanku dengan jujur. Apa yang kamu masukkan ke dalam ramuan obat Ayahanda? Kenapa kamu begitu gugup dan ketakutan saat aku memintamu mengambil jarum akupunktur?”“Ampun, Yang Mulia. Hamba pantas mati.” Zhaolin tersungkur ke tanah, bersujud memohon pengampunan.“Dengar, aku tidak akan menghukummu kalau kau jawab pertanyaanku dengan jujur.”Perlahan, Zhaolin mengangkat kepalanya dan memandang Wang Yang takut-takut. “Hamba tidak tahu, Yang Mulia. Hari itu, tabib kerajaan sudah menyiapkan ramuan obat dalam mangkuk. Hamba hanya mengantarkannya pada Baginda,” jawabnya dengan suara gemetar ketakutan.“Bohong! Kau sengaja menumpahkannya agar tidak ketahuan olehku bahwa ramuan itu beracun. Benar?!” bentak Wang Yang mulai kehabisan kesabarannya.Brug.Zhaolin kembali tersungkur. “Ampun, Yang Mulia! Hamba gemetar karena sudah menumpahkan obat dan mengotori pakaian Anda. Hamb

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 11-2

    Kediaman Menteri Militer Li, Paviliun Houxiang“Ayah, apa benar yang Kakak katakan, Xiaoyang akan tinggal sementara di istana?” tanya Zening penasaran.“Ya, benar. Dia akan tinggal sementara waktu di istana, kalian bisa percayakan pelajaran untuknya pada Ayah.”“Aku tidak memikirkan tentang kelanjutan belajarnya. Aku hanya penasaran, siapa dia sebenarnya? Apa hubungannya dengan Selir Chu? Sudah dua kali selir memintanya kembali ke istana. Apa dia salah satu pangeran kerajaan Yongjin?”Tuk.Daehan menyentil hidung Zening, membuat gadis itu mengelus hidungnya sambil mengerucutkan bibir. “Kau terlalu banyak membaca cerita misteri. Lebih baik, waktu luangmu kau gunakan untuk belajar bagaimana bersikap lembut khas gadis bangsawan dan menjadi istri yang baik.”Mendengar perkataan Daehan, Deyun dan Han Xiu membuang muka agar senyum lebar mereka tidak terlihat Zening.“Ayah!”

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-23
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 12-1 Raja Mangkat – Putra Mahkota Diangkat

    Kediaman Raja, Istana SelatanSetelah mendapat kabar dari pengawal penjaga penjara bawah tanah, Wang Yang segera menjemput Song Lin dan membawanya menemui raja. Tak hanya itu, Wang Yang juga mengeluarkan titah untuk melarang orang lain keluar masuk guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.“Minggir! Kenapa kalian menghalangi jalanku?! Sudah tidak sayang pada nyawa kalian?! Menyingkir kataku!” Suying berteriak marah di depan pintu Istana Barat. Pasalnya, sepuluh pengawal berdiri berjajar memblokir pintu.“Maafkan kami, Yang Mulia Ratu. Raja Wang Li sedang tidak ingin diganggu,” ucap kepala penjaga.“Apa maksudmu tidak ingin diganggu? Aku datang untuk menjenguk Yang Mulia, bukan untuk mengganggu. Cari mati kalian!” Suying berkata penuh ancaman.“Sekali lagi, kami mohon maaf. Ini adalah titah raja.” Pria bertubuh tegap itu mengangkat kedua tangannya ke depan dada memberi hormat.“Baik,

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab12-2

    FlashbackKediaman Ratu Qi, Istana Barat, empat bulan setelah kepergian Wang Yang.“Baginda, sudah empat bulan Wang Yang dikirim ke perbatasan dan selama itu pula belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Li Daehan tidak menggelapkan dana pajak. Bukankah sudah saatnya Baginda bertindak?”“Jangan ikut campur urusan negara!” tegur Wang Li dengan kasar, tanpa memandang pada Suying.“Baginda, Suying tidak bermaksud ikut campur, hanya mengingatkan tugas yang belum berhasil Pangeran Wang Yang selesaikan.”“Berhasil atau tidak, aku sudah menemukan bukti bahwa tuduhan itu tidak benar. Aku sudah menyiapkan upacara penobatan Wang Yang menjadi putra mahkota bila masa belajarnya sudah selesai.”Darah Suying mendidih mendengar perkataan suaminya. “Baginda, Wang Su lebih pantas menjadi putra mahkota. Dia adalah putra pertama dinasti Wang. Dia juga putra tertua kerajaan ini. Bukankah melanggar tradisi bila

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-28
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 13-1 Tahanan Hati

    Wang Yang segera mengangkat tubuh Song Lin ke dalam pelukannya, membawanya ke luar menuju kereta kuda. Dayang istana yang mengikuti mereka terkejut melihat junjungannya pingsan. “Yang Mulia, Yang Mulia!” “Kita kembali ke istana!” teriaknya dari dalam kereta. “Panggil tabib istana ke kediaman selir.” Wang Yang berpaling pada ibunya. Wajah cantiknya mengkerut menahan sedih, kedua tangannya mengepal hingga buku jarinya memutih. Bulir keringat sebesar bulir jagung membasahi pelipisnya. “Ibu, jangan begini, Bu. Ada Wang Yang di sini yang akan menjagamu,” bisiknya seraya mengusap peluh Song Lin. Tabib istana sudah menunggu di samping ranjang ketika Wang Yang masuk membawa Song Lin. “Apa yang terjadi pada Selir Chu, Yang Mulia?” “Entahlah, tiba-tiba Ibu jatuh pingsan saat merapal doa.” “Biarkan hamba periksa lebih dulu.” Tabib itu meraih pergelangan tangan Song Lin dan meraba nadinya, diam sejenak merasakan irama denyut nadi k

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 13-2

    Suying duduk sambil mengusap gelang giok kesayangannya ditemani putri semata wayangnya ketika Ruoyu, kaki tangannya, masuk dengan tergesa.“Yang Mulia, hamba datang melapor.”“Katakan.”“Pangeran Wang Yang mengirim Selir Chu ke kuil Bailong untuk pengobatan. Pangeran juga memilih sendiri tabib yang diututs untuk menemani Selir Chu di kuil. Apa yang harus kita lakukan sekarang, Yang Mulia?”Suying tersenyum puas. “Hmm, dia pikir dengan mengirim ibunya ke dalam kuil, bisa mencegahku menyentuhnya? Ternyata dia tidak sepandai yang diberitakan.”“Lalu bagaimana selanjutnya, Yang Mulia?”Suying menggerakkan telunjuknya menekuk beberapa kali, meminta dayang kepercayaannya mendekat. “Biarkan saja tabib itu menyembuhkan Song Lin. Kurung semua biksu yang ada di kuil dalam satu ruangan kuil. Ganti semuanya dengan orang-orang kita. Minta bantuan Hakim Agung,” bisik Suying lirih.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-01
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 14-1 Menepi Menyusun Strategi

    Teriakan putus asa terdengar memilukan hati siapa saja yang mendengar, tak terkecuali Li Daehan yang sudah sejak lama berdiri di ambang pintu Paviliun Wuyan. Ketika seorang penjaga hendak mengumumkan kedatangannya, Daehan hanya menggelengkan kepala seraya meletakkan telunjuknya menempel bibir. “Pergilah, aku akan masuk nanti.” Penjaga itu segera mengangguk hormat dan kembali ke tempatnya bertugas. Daehan melangkah perlahan memasuki kediaman mendiang selir Chu, menghampiri Wang Yang tanpa suara. Punggung tegap yang beberapa tahun terakhir ini semakin kokoh karena latihan pedang dan memanah, kini bergetar naik turun menahan tangis. Pemuda tampan yang dikirim ke perbatasan karena dianggap sebagai penghalang saudaranya naik tahta itu, kini tersungkur di lantai paviliun yang dingin setelah kehilangan dua penopang hidupnya. “Pangeran,” panggil Daehan lirih. Wang Yang menoleh ke arah suara sambil mengusap wajah basahnya. “Paman!” Serta merta Wang Yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-04

Bab terbaru

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 80 Kembali Seutuhnya

    “Aku akan memanggilmu lagi saat membutuhkan,” ucapnya masih membelakangi Weqing.“Ya, dengan senang hati, Yang Mulia.”Lan Weqing mengenakan kembali baju seragamnya dengan hati berbunga. Penantian panjang dan tindakan-tindakan yang diambilnya untuk mendapatkan Mu Lan, berujung kebahagiaan. Senyumnya terus mengembang.“Jenderal,” panggil Mu Lan membuat Weqing berbalik cepat menghadapnya.“Ya, Yang Mulia.”Mu Lan mendekat dengan langkah gemulai. Tangannya mendarat lembut di bahu Weqing. Ujung jari telunjuk kanannya bergerak turun dengan gerakan memutar menyusuri dada Weqing, membuat pria itu menggelinjang girang.“Y-yang Mulia, secepat ini?” tanya Weqing panik sekaligus senang.“Bawa laporan keuangan seluruh kementerian yang bisa kau dapatkan, saat kau datang mengunjungiku lain hari.” Mu Lan menjulurkan lidahnya menyapu rahang Weqing hingga tubuh pria itu bergetar.“K-kapan?” tanya Weqing menggeram menahan hasratnya yang kembali meronta.“Kapanpun kau siap, Jenderal,” desah Mu Lan di wa

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 79 Saatnya Telah Tiba

    Secepat kilat, Zening mendongak tidak percaya. “Kak, kaukah itu?”Wang Yang dan Ru Lan menyingkir menjauhi ranjang, memberi ruang untuk Deyun dan Zening.Alih-alih memeluk adiknya seperti keinginannya tadi, Deyun berlutut dan mengangkat kedua tangannya memberi hormat. “Li Deyun, menghadap Yang Mulia Permaisuri!”“Kak!” pekik Zening lega. “Mereka melepaskanmu?” tanyanya seraya menangkup wajah Deyun yang terlihat tirus dan lelah. “Apa mereka juga menyiksamu?”Li Deyun menggeleng dengan senyum samar menghiasi bibirnya. “Mereka tidak akan berani menyiksa kakak permaisuri,” godanya pada Zening. “Aku menyelinap keluar untuk mengucapkan selamat atas pernikahan dan penobatanmu menjadi permaisuri. Aku harap, kau tidak mengecewakan kami, Rakyatmu.”Dug.Zening meninju perut Deyun kuat-kuat. “Kau berkata begini saat aku khawatir tentangmu? Sungguh keterlaluan!&rdq

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-2

    “Kak Yang, aku ….” “Tarik napasmu. Nikmati semuanya.” Wang Yang mulai bergerak cepat. “Ya, begitu ….” Zening merasakan sensasi aneh yang terjadi padanya. Seolah tenaganya terisi penuh setelah lama kering dan kosong. Seluruh otot dan sendinya yang layu, kembali merekah dengan cepat. “Ah, Kak. Aku akan meledak,” bisik Zening sambil terengah mengimbangi gerakan Wang Yang. Wang Yang berhenti dan menatap Zening. “Ini hadiah pernikahanku untukmu. Aku kembalikan semuanya padamu.” Wang Yang mengakhiri kalimatnya dengan sebuah ciuman panjang hingga Zening tertidur pulas. Beberapa lamanya, Wang Yang hanya menatap wajah cantik Zening yang lelap seperti bayi kenyang menyusu. Ibu jarinya mengusap bibir bengkak Zening akibat ulahnya. Tek tek tek. Sebuah ketukan di pintu kamar menarik Wang Yang dari gulungan hasrat yang membungkusnya. Tangannya cekatan menarik selimut menutupi tubuh polos Zening, lalu menarik tirai ranjang hingga menutup semp

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-1 Hadiah Malam Pertama

    Trang!Anak panah lain yang melesat cepat dari busur Hanxiu, menabrak anak panah yang nyaris menancap di dada Zening.“Ada penyusup! Ada penyusup!”Entah dari mana asal teriakan itu, seketika semua yang hadir bercerai-berai. Suasana halaman istana menjadi gaduh dan tidak terkendali karena teriakan itu. Setiap orang berlari saling tabrak menyelamatkan diri.“Yang Mulia, sebaiknya kita juga kembali ke istana. Situasinya sulit untuk dikendalikan,” usul Huazhi dengan mata waspada mengawasi udara sekitarnya.“Ayo!” Wang Yang mengulurkan tangannya membawa Zening di bawah perlindungannya. “Ning’er,” tegurnya kala menyadari Zening sedang sibuk mencari sosok yang berhasil menghalau anak panah untuknya.“Yang Mulia, siapa yang menghalau anak panah tadi?” tanya Zening penasaran dengan mata masih mengedar ke sekitar.“Huazhi akan menyelidikinya. Ayo, kita segera kembali ke is

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-2

    “Yang Mulia, apa Anda tidak enak badan?” cemas Yuru.“Tidak. Aku merasa kondisiku hari ini adalah yang terbaik dari semua hari sejak aku melangkahkan kaki memasuki istana. Kenapa?” Zening memutar tubuhnya seraya merentangkan gaun sutra paduan warna emas dan merah.“T-tidak.” Yuru menggeleng takut-takut.Akhirnya, Zening tak kuasa menahan tawanya melihat wajah Yuru begitu tertekan akibat perubahan sikapnya, membuat dayang muda itu semakin kebingungan.“Ayo, pasang lagi yang perlu kau pasang.” Zening merentangkan tangannya, bersiap menerima perlakuan selanjutnya.“Sabuk!” pekik Yuru seraya menepuk dahinya.Ketika Yuru setengah membungkuk merapatkan diri memasang sabuk, Zening menundukkan kepalanya sedikit dan berbisik, “Setelah ini, pergilah ke penjara. Temui kakakku dan peringatkan dia untuk tetap waspada.”Yuru mematung, tidak merespon.“Pst! Kau deng

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-1 Teror Pernikahan

    Mata Mu Lan melebar. “M-maksudmu kau mengelabuinya?!”“Tidak sepenuhnya. Hanya membuatnya tidak mewaspadaiku.” Wang Yoo berjalan meninggalkan aula.“Aku tidak mengerti jalan pikirannya,” gumam Mu Lan.“Wang Yoo adalah pemuda yang pintar. Isi pikirannya sulit ditebak. Sebaiknya, kita tetap waspada.” Ziliang mengibaskan lengan hanfunya dan berjalan keluar.“Cih! Tidak ada yang benar-benar bertindak demi kepentinganku.” Mu Lan mendesah kesal. “Baiklah, karena kalian hanya memikirkan kepentingan kalian sendiri, maka aku juga akan berlaku yang sama.” Mu Lan memandangi token Rajawali Emas di tangannya dan mulai memikirkan hal apa yang bisa dia buat melalui token kayu itu.“Selir pun tidak masalah asalkan bisa memilikimu dan menyingkirkan lainnya,” gumam Mu Lan seraya tersenyum bengis.Keesokan harinya, seluruh istana sudah sibuk menyiapkan upacara pernikahan raja.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-2

    “Katakan!” titah Wang Yang.Berikutnya, Mao dan Yue bergantian menceritakan kejadian pagi itu di depan kamar pribadi kaisar. Setiap detail kejadian tidak ada yang terlewat karena sebelumnya, Wang Yang sudah berpesan melalui Huazhi agar kedua pengawal itu menceritakan dengan jujur apabila sampai dipanggil menghadap.“Begitulah kejadiannya, Yang Mulia,” tukas Mao di akhir ceritanya.Wang Yang mengedar pandangan sekali lagi. Menatap wajah pejabatnya, termasuk Mu lan dan Ziliang.“Ampun, Yang Mulia! Berdasarkan cerita dua pengawal ini, Nona Li tetap harus dijatuhi hukuman,” ujar Bai He berkeras. “Terbukti dia menghina Putri Mu Lan di depan pengawal rendahan.”Demi menunjukkan kesetiaannya pada ibu suri, Bai He maju membawa petisinya. “Ini adalah petisi dari seluruh pejabat yang bekerja di Biro Tata Krama,” ungkapnya penuh rasa percaya diri sambil menyerahkan petisinya ke tangan Huazhi.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-1 Terima Saja

    Ziliang memperhatikan mimik Mu Lan saat mengadu padanya. Gadis itu diliputi aura pemberontak yang luar biasa besar hingga menular padanya tanpa sadar. Ziliang dapat membayangkan suasana Aula Huanyang beberapa saat lagi, bila ia berhasil memanfaatkan emosi Mu Lan dengan tepat.“Hal penting seperti ini, mana bisa ditunda?” ujar Ziliang sambil menyungging senyum samar.“Tapi, Kanselir ….”Ziliang menggeleng cepat membungkam penjaga itu. “Aku yang akan bertanggung jawab. Buka jalan!”Setelah saling pandang sejenak, akhirnya dua penjaga itu mengangguk samar dan menegakkan kembali tombak di tangan mereka.“Bagaimana bisa, tontonan sebagus ini ingin kalian halangi?” lirih Ziliang sambil melangkah masuk.Melihat kanselir memasuki aula, beberapa pejabat yang berpihak padanya mengangguk hormat. Pejabat lain yang melihat sosok perempuan yang menggandeng tangan Ziliang, mulai menerka apa yang pria l

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 75-2

    “Perempuan kasar sepertimu, lebih tidak pantas lagi,” desis Zening.Tangan Mu Lan kembali terayun.“Hentikan!” Suara Wang Yang menggelegar dari seberang selasar. “Hentikan, Wang Mu Lan!” ulang Wang Yang seraya setengah berlari menghampiri Zening.Dagu Zening yang bergetar menjadi hal pertama yang dicermati Wang Yang. “Apa kau baik-baik saja?” cemas Wang Yang dengan suara lembut.Zening hanya mengangguk dan tersenyum menenangkan.Dengan mata menyala-nyala, Wang Yang menoleh menatap Mu Lan. “Aku tidak akan membiarkan hal ini begitu saja. Sikapmu melebihi batas, Mu Lan!”Brak!Keranjang yang sejak tadi dijinjingnya di tangan kanan, Mu Lan lepaskan hingga isinya jatuh berantakan ke tanah. Tangan itu terangkat lurus menunjuk Zening.“Dia yang bersikap tidak sopan padaku, Kak! Dia belum menjadi istrimu, tapi sudah berani bicara tidak sopan padaku! Tanya saja dua pengawal itu!” elak Mu Lan dengan nada kesal. “Dia bahkan berkata kalau aku tidak beretika!” imbuhnya tak terima.“Cukup! Kembali

DMCA.com Protection Status