Share

Bab 64-2

Penulis: Selene21
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-03 22:58:30

“Dayang Song?” balas Ye Rong ragu.

Sebuah bayangan menjelma menjadi wujud seorang wanita yang dikenali Ye Rong begitu bayangan itu mendekati lilin.

“Lama tidak berjumpa, Nyonya Ye.”

Mata Ye Rong berbinar. “Dayang Song, lama tidak berjumpa.”

Song Bin tersenyum ramah. “Silakan duduk, Nyonya. Kita langsung saja pada intinya.”

Ye Rong mengangguk setuju.

“Beberapa waktu lalu, kalau saya tidak melihat sendiri, saya tidak akan percaya saat mendengar kabar bahwa Selir Su telah kembali ke istana bersama Pangeran Wang Hao.” Song Bin menyerahkan batang bambu kecil berisi surat.

“Ini surat terakhir mendiang Jenderal Li dua hari sebelum dia meninggal. Sepertinya, dia sudah memperkirakan bahwa hari ini akan datang.”

Ye Rong menerima dan membuka penutup bambu. Dikeluarkannya gulungan kertas kecil dan membukanya.

“Ya, saya akan lakukan semampu saya untuk mewuj

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 64-3

    “Sampai kapan kau akan menyembunyikan kehamilanmu dariku, Zhao Ming Lan?!” desis Gao Ping menahan diri. Matanya menguliti seluruh tubuh Ming Lan yang melekat padanya.“Dosa apa aku padamu hingga mendengar kabar ini dari sekumpulan pelayan yang sedang membicarakan kehamilanmu di belakangku,” keluh Gao Ping melunak.“H-hamil? Siapa yang sedang hamil?” bingung Ming Lan seraya menatap penuh tanya ke arah pelayannya.Xiao You menggeleng samar, khawatir Gao Ping melihat.Kasar, Gao Ping melepaskan dekapannya. “Kau! Segera periksa dia!” bentak Gao Ping pada tabib yang datang bersamanya.Tabib itu mengangguk dan melangkah mendekat. Bersamaan dengan itu, Ming Lan beringsut merapatkan punggungnya pada kepala ranjang.“Nyonya, saya permisi.”Ming Lan menyodorkan tangan kanannya yang segera disambut sopan oleh tabib.“Bagaimana?” tanya Gao Ping tak sabar.Tabib

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 65-1 Awal Kehidupan Baru

    “Tidurlah, Zhao Ming Lan. Tidurlah dengan nyenyak, lupakan semua hal yang membuatmu bimbang. Hanya kau satu-satunya alatku untuk membalaskan dendam nenek.” Xiao You mengusap puncak kepala Ming Lan sambil merapalkan mantra yang sudah lama dipelajarinya dan baru sekarang berkesempatan mempraktikannya. “Tidurlah, Anakku. Setelah bangun, kau akan punya tekad kuat untuk merawat bayi dalam perutmu dan menjadikannya satu-satunya penguasa yang tunduk pada perkataanku. Kau dengar itu, Nak?” bisik Xiao You tepat di telinga Ming Lan. Ming Lan yang sedang tertidur lelap, perlahan menganggukkan kepala dengan patuh. “Bagus. Aku akan membalas semua yang ayahmu lakukan pada keluargaku. Apa kau keberatan membantuku?” tanya Xiao You lagi. Aneh, kepala Ming Lan menggeleng menanggapi pertanyaan pelayannya. “Anak baik. Zhao Ming Lan yang patuh dan baik hati.” Xiao You terus mengusap kepala Ming Lan lembut. Bibirnya menyungging senyuman penuh arti m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 65-2

    “Bukan perkataan dari orang lain, tapi aku mendengarnya sendiri dari keponakanmu, Wang Yang.”Kedua mata Gao Ping menyipit, dahinya berkerut mencoba mengingat obrolan apa yang mungkin Ming Lan dengar.Beberapa saat lamanya mereka berdua hanya diam dan saling memandang, hingga Gao Ping yang menyerah lebih dulu.“Sudahlah, kita tidak perlu membahas hal ini lagi. Aku tahu kau hanya mencari-cari perkara denganku karena tersinggung dengan sikapku pada pelayanmu.” Gao Ping mengangkat kedua tangannya ke atas kepala, tanda mengalah. “Aku minta maaf. Kembalilah ke ranjang dan cobalah untuk tidur. Aku akan menyuruh pelayan dapur menyiapkan makanan untukmu.”Sebelum berbalik, Gao Ping mengelus pipi kiri Ming Lan dengan punggung tangannya. “Percayalah, hanya kau wanita yang aku cintai.”Tak tahan dengan gemuruh di dalam dadanya, Ming Lan menepis tangan suaminya, menolak kehangatan yang membungkus nyaman pipinya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 66-1 Janji Darah

    Gao Ping tersentak manakala istrinya bergerak meraih pisau buah dari atas meja. “Apa maksudnya ini?!” panik Gao Ping mewaspadai gerakan Ming Lan. “Aku mau kau berjanji dengan darahmu!” tegas Ming Lan sambil menyodorkan pisau buah yang di tangannya. “Lakukanlah,” imbuh Ming Lan tak sabar. Ragu, Gao Ping menerima pisau itu sambil terus menatap Ming Lan. “Apa yang kau mau aku lakukan?” Dibentangkannya saputangan sutra miliknya di atas ranjang. “Tuliskanlah janji yang barusan kau ucapkan menggunakan darahmu,” ujar Ming Lan penuh keteguhan. “Aku akan memberikan hidupku padamu.” Senyum getir menggantung di bibir Gao Ping. “Apa itu berarti kau tidak cukup percaya pada ucapanku?” “Mengertilah, ini tidak ada hubungannya dengan rasa percaya. Aku adalah orang yang sudah menghabiskan separuh hidupku sebagai alat pemuas ambisi orang lain. Kali ini, aku tidak keberatan melakukannya sekali lagi untukmu, hanya jika kau menuliskan janjimu di atas saput

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 66-2

    “Ada apa?” tanya Ming Lan lembut.“Tentang Xiao You.”Gerakan Ming Lan terhenti. “Kita bicarakan lain waktu saja. Aku tidak ingin merusak—.” Kalimat Ming Lan terjeda, manakala tangan Gao Ping menumpangi tangannya.“Dengarkan aku. Aku ingin bicara jujur padamu. Aku menaruh kecurigaan pada pelayanmu itu. Kadang, aku merasa dia sedang mengawasiku dan menunggu waktu yang tepat menjatuhkanku.”Senyum Ming Lan merekah menanggapi protes suaminya. “Tidakkah itu terlalu berlebihan, Yang Mulia?”“Ming’er, kali ini, dengarkan aku. Aku tidak menganggap ini sebagai candaan. Beberapa kali aku melihatnya sedang … entahlah, seperti melakukan ritual aneh dan merapalkan sesuatu.” Gao Ping bingung menggambarkan tindakan Xiao You yang pernah dipergokinya beberapa kali di dalam kamar istrinya.Dahi Ming Lan mengernyit. “Benarkah?”Ming Lan mulai bergerak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 67 Penebusan Dosa-1

    “Aku yang membunuh mendiang raja Wang Li. Bahkan, tidak hanya mendiang raja Wang Li, aku juga membunuh Wang Su.” Mulut Gao Ping ternganga mendengar pengakuan Ming Lan. Tangan yang merangkul bahu Ming Lan merosot perlahan. Keheningan melingkupi ruang kamar itu beberapa saat lamanya hingga Ming Lan kembali angkat suara. “Apa kau masih akan tetap berada di sisiku setelah tahu kebenarannya?” tanya Ming Lan membuat Gao Ping tersadar dan mengatupkan bibirnya gugup. Gao Ping berdehem sangat keras sampai Ming Lan berpikir, mungkin leher pria itu terluka. “Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.” Gao Ping beringsut menjauh mengikuti nalurinya. Ming Lan tersenyum masam, dia sudah membayangkan reaksi suaminya. Beringsut menjauh adalah reaksi yang paling sopan dan sederhana dalam bayangannya. “Aku tahu. Kau bukan tidak mengerti, hanya menolak untuk mengerti,” desah Ming Lan pasrah. Buru-buru, Gao Ping meraih Ming Lan lagi. Merangkum kedua sisi wa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 67 Penebusan Dosa-2

    “Hentikan!” teriak Suying dengan wajah merah padam. “Lancang!”Suying bergegas melintasi ruangan menghampiri dua prajurit yang berdiri kaku di tempatnya. Di tangan mereka masing-masing, sedang memegang kotak pribadi Suying yang rencananya akan mereka serahkan pada Li Deyun.Plak. Plak.Masing-masing pipi mendapat satu tamparan keras dari tangan mungil Lan Suying.“Lancang!” teriak Suying lagi. “Pengawal!”“Hadir!” jawab dua pria berseragam berbeda dari dua prajurit istana.Telunjuk Suying yang bergetar karena murka, menunjuk lurus. “Tangkap dan penggal mereka!” titahnya dengan geram. “Gantung kepala mereka di gerbang kota!”Dua pengawal Suying menghormat sebelum bergerak menjalankan perintah.Tidak tinggal diam, dua prajurit utusan Wang Yang menggamit kotak dengan lengan kiri dan menghunus pedang yang tergantung di pinggang dengan tangan kanan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 68-1 Bukan Keturunan Dinasti

    “Bu, katakan padaku yang sebenarnya. Siapa yang datang ke sini? Apa ada yang mengancammu?” Zihao mengguncang bahu Ye Rong lembut. “Bu, katakan.” Alih-alih menjawab, Ye Rong hanya diam menatap Zihao. “Bu, atau aku akan membakar istana ini!” Zihao marah melihat reaksi ibunya. Ye Rong menundukkan pandangannya seraya menghela napas panjang. Samar, kepalanya menggeleng. “Tidak ada yang menyelinap masuk. Aku yang menyelinap keluar,” akunya. Raut wajah Zihao melunak, tangannya turun perlahan dari bahu Ye Rong. “Benarkah?” tanya Zihao menyisakan sedikit keraguan. “Ada hal penting yang harus aku katakan padamu.” Seketika, Zihao sadar ke mana arah pembicaraan itu. Pemuda itu berdiri dengan kasar, menjauhi ibunya. “Kalau yang ibu ingin katakan adalah pergi meninggalkan istana, tidak perlu kita bicarakan. Aku tidak akan pergi dari sini sebelum mendapatkan apa yang aku mau. Keadilan!” tegas Zihao membelakangi ibunya. “Hao’er, dengar

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26

Bab terbaru

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 80 Kembali Seutuhnya

    “Aku akan memanggilmu lagi saat membutuhkan,” ucapnya masih membelakangi Weqing.“Ya, dengan senang hati, Yang Mulia.”Lan Weqing mengenakan kembali baju seragamnya dengan hati berbunga. Penantian panjang dan tindakan-tindakan yang diambilnya untuk mendapatkan Mu Lan, berujung kebahagiaan. Senyumnya terus mengembang.“Jenderal,” panggil Mu Lan membuat Weqing berbalik cepat menghadapnya.“Ya, Yang Mulia.”Mu Lan mendekat dengan langkah gemulai. Tangannya mendarat lembut di bahu Weqing. Ujung jari telunjuk kanannya bergerak turun dengan gerakan memutar menyusuri dada Weqing, membuat pria itu menggelinjang girang.“Y-yang Mulia, secepat ini?” tanya Weqing panik sekaligus senang.“Bawa laporan keuangan seluruh kementerian yang bisa kau dapatkan, saat kau datang mengunjungiku lain hari.” Mu Lan menjulurkan lidahnya menyapu rahang Weqing hingga tubuh pria itu bergetar.“K-kapan?” tanya Weqing menggeram menahan hasratnya yang kembali meronta.“Kapanpun kau siap, Jenderal,” desah Mu Lan di wa

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 79 Saatnya Telah Tiba

    Secepat kilat, Zening mendongak tidak percaya. “Kak, kaukah itu?”Wang Yang dan Ru Lan menyingkir menjauhi ranjang, memberi ruang untuk Deyun dan Zening.Alih-alih memeluk adiknya seperti keinginannya tadi, Deyun berlutut dan mengangkat kedua tangannya memberi hormat. “Li Deyun, menghadap Yang Mulia Permaisuri!”“Kak!” pekik Zening lega. “Mereka melepaskanmu?” tanyanya seraya menangkup wajah Deyun yang terlihat tirus dan lelah. “Apa mereka juga menyiksamu?”Li Deyun menggeleng dengan senyum samar menghiasi bibirnya. “Mereka tidak akan berani menyiksa kakak permaisuri,” godanya pada Zening. “Aku menyelinap keluar untuk mengucapkan selamat atas pernikahan dan penobatanmu menjadi permaisuri. Aku harap, kau tidak mengecewakan kami, Rakyatmu.”Dug.Zening meninju perut Deyun kuat-kuat. “Kau berkata begini saat aku khawatir tentangmu? Sungguh keterlaluan!&rdq

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-2

    “Kak Yang, aku ….” “Tarik napasmu. Nikmati semuanya.” Wang Yang mulai bergerak cepat. “Ya, begitu ….” Zening merasakan sensasi aneh yang terjadi padanya. Seolah tenaganya terisi penuh setelah lama kering dan kosong. Seluruh otot dan sendinya yang layu, kembali merekah dengan cepat. “Ah, Kak. Aku akan meledak,” bisik Zening sambil terengah mengimbangi gerakan Wang Yang. Wang Yang berhenti dan menatap Zening. “Ini hadiah pernikahanku untukmu. Aku kembalikan semuanya padamu.” Wang Yang mengakhiri kalimatnya dengan sebuah ciuman panjang hingga Zening tertidur pulas. Beberapa lamanya, Wang Yang hanya menatap wajah cantik Zening yang lelap seperti bayi kenyang menyusu. Ibu jarinya mengusap bibir bengkak Zening akibat ulahnya. Tek tek tek. Sebuah ketukan di pintu kamar menarik Wang Yang dari gulungan hasrat yang membungkusnya. Tangannya cekatan menarik selimut menutupi tubuh polos Zening, lalu menarik tirai ranjang hingga menutup semp

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-1 Hadiah Malam Pertama

    Trang!Anak panah lain yang melesat cepat dari busur Hanxiu, menabrak anak panah yang nyaris menancap di dada Zening.“Ada penyusup! Ada penyusup!”Entah dari mana asal teriakan itu, seketika semua yang hadir bercerai-berai. Suasana halaman istana menjadi gaduh dan tidak terkendali karena teriakan itu. Setiap orang berlari saling tabrak menyelamatkan diri.“Yang Mulia, sebaiknya kita juga kembali ke istana. Situasinya sulit untuk dikendalikan,” usul Huazhi dengan mata waspada mengawasi udara sekitarnya.“Ayo!” Wang Yang mengulurkan tangannya membawa Zening di bawah perlindungannya. “Ning’er,” tegurnya kala menyadari Zening sedang sibuk mencari sosok yang berhasil menghalau anak panah untuknya.“Yang Mulia, siapa yang menghalau anak panah tadi?” tanya Zening penasaran dengan mata masih mengedar ke sekitar.“Huazhi akan menyelidikinya. Ayo, kita segera kembali ke is

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-2

    “Yang Mulia, apa Anda tidak enak badan?” cemas Yuru.“Tidak. Aku merasa kondisiku hari ini adalah yang terbaik dari semua hari sejak aku melangkahkan kaki memasuki istana. Kenapa?” Zening memutar tubuhnya seraya merentangkan gaun sutra paduan warna emas dan merah.“T-tidak.” Yuru menggeleng takut-takut.Akhirnya, Zening tak kuasa menahan tawanya melihat wajah Yuru begitu tertekan akibat perubahan sikapnya, membuat dayang muda itu semakin kebingungan.“Ayo, pasang lagi yang perlu kau pasang.” Zening merentangkan tangannya, bersiap menerima perlakuan selanjutnya.“Sabuk!” pekik Yuru seraya menepuk dahinya.Ketika Yuru setengah membungkuk merapatkan diri memasang sabuk, Zening menundukkan kepalanya sedikit dan berbisik, “Setelah ini, pergilah ke penjara. Temui kakakku dan peringatkan dia untuk tetap waspada.”Yuru mematung, tidak merespon.“Pst! Kau deng

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-1 Teror Pernikahan

    Mata Mu Lan melebar. “M-maksudmu kau mengelabuinya?!”“Tidak sepenuhnya. Hanya membuatnya tidak mewaspadaiku.” Wang Yoo berjalan meninggalkan aula.“Aku tidak mengerti jalan pikirannya,” gumam Mu Lan.“Wang Yoo adalah pemuda yang pintar. Isi pikirannya sulit ditebak. Sebaiknya, kita tetap waspada.” Ziliang mengibaskan lengan hanfunya dan berjalan keluar.“Cih! Tidak ada yang benar-benar bertindak demi kepentinganku.” Mu Lan mendesah kesal. “Baiklah, karena kalian hanya memikirkan kepentingan kalian sendiri, maka aku juga akan berlaku yang sama.” Mu Lan memandangi token Rajawali Emas di tangannya dan mulai memikirkan hal apa yang bisa dia buat melalui token kayu itu.“Selir pun tidak masalah asalkan bisa memilikimu dan menyingkirkan lainnya,” gumam Mu Lan seraya tersenyum bengis.Keesokan harinya, seluruh istana sudah sibuk menyiapkan upacara pernikahan raja.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-2

    “Katakan!” titah Wang Yang.Berikutnya, Mao dan Yue bergantian menceritakan kejadian pagi itu di depan kamar pribadi kaisar. Setiap detail kejadian tidak ada yang terlewat karena sebelumnya, Wang Yang sudah berpesan melalui Huazhi agar kedua pengawal itu menceritakan dengan jujur apabila sampai dipanggil menghadap.“Begitulah kejadiannya, Yang Mulia,” tukas Mao di akhir ceritanya.Wang Yang mengedar pandangan sekali lagi. Menatap wajah pejabatnya, termasuk Mu lan dan Ziliang.“Ampun, Yang Mulia! Berdasarkan cerita dua pengawal ini, Nona Li tetap harus dijatuhi hukuman,” ujar Bai He berkeras. “Terbukti dia menghina Putri Mu Lan di depan pengawal rendahan.”Demi menunjukkan kesetiaannya pada ibu suri, Bai He maju membawa petisinya. “Ini adalah petisi dari seluruh pejabat yang bekerja di Biro Tata Krama,” ungkapnya penuh rasa percaya diri sambil menyerahkan petisinya ke tangan Huazhi.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-1 Terima Saja

    Ziliang memperhatikan mimik Mu Lan saat mengadu padanya. Gadis itu diliputi aura pemberontak yang luar biasa besar hingga menular padanya tanpa sadar. Ziliang dapat membayangkan suasana Aula Huanyang beberapa saat lagi, bila ia berhasil memanfaatkan emosi Mu Lan dengan tepat.“Hal penting seperti ini, mana bisa ditunda?” ujar Ziliang sambil menyungging senyum samar.“Tapi, Kanselir ….”Ziliang menggeleng cepat membungkam penjaga itu. “Aku yang akan bertanggung jawab. Buka jalan!”Setelah saling pandang sejenak, akhirnya dua penjaga itu mengangguk samar dan menegakkan kembali tombak di tangan mereka.“Bagaimana bisa, tontonan sebagus ini ingin kalian halangi?” lirih Ziliang sambil melangkah masuk.Melihat kanselir memasuki aula, beberapa pejabat yang berpihak padanya mengangguk hormat. Pejabat lain yang melihat sosok perempuan yang menggandeng tangan Ziliang, mulai menerka apa yang pria l

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 75-2

    “Perempuan kasar sepertimu, lebih tidak pantas lagi,” desis Zening.Tangan Mu Lan kembali terayun.“Hentikan!” Suara Wang Yang menggelegar dari seberang selasar. “Hentikan, Wang Mu Lan!” ulang Wang Yang seraya setengah berlari menghampiri Zening.Dagu Zening yang bergetar menjadi hal pertama yang dicermati Wang Yang. “Apa kau baik-baik saja?” cemas Wang Yang dengan suara lembut.Zening hanya mengangguk dan tersenyum menenangkan.Dengan mata menyala-nyala, Wang Yang menoleh menatap Mu Lan. “Aku tidak akan membiarkan hal ini begitu saja. Sikapmu melebihi batas, Mu Lan!”Brak!Keranjang yang sejak tadi dijinjingnya di tangan kanan, Mu Lan lepaskan hingga isinya jatuh berantakan ke tanah. Tangan itu terangkat lurus menunjuk Zening.“Dia yang bersikap tidak sopan padaku, Kak! Dia belum menjadi istrimu, tapi sudah berani bicara tidak sopan padaku! Tanya saja dua pengawal itu!” elak Mu Lan dengan nada kesal. “Dia bahkan berkata kalau aku tidak beretika!” imbuhnya tak terima.“Cukup! Kembali

DMCA.com Protection Status