Share

Bab 30-2

Penulis: Selene21
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-09 23:59:07

Kediaman Ratu Qi, Istana Selatan

Semua dayang yang bertugas di istana selatan sedang menepi, merapat ke dinding. Pasalnya, Suying sedang mengamuk. Hampir semua barang pecah belah yang menghias kediamannya hancur berantakan.

“Bagaimana bisa Wang Yang akan segera memiliki keturunan?! Ini tidak bisa dibiarkan! Kenapa Wang Su yang malang tidak meninggalkan pewaris tahta untukku?!”

Prang! Prang!

Satu set teko dan cawan teh beserta isinya yang masih hangat pindah ke lantai. Begitu juga vas bunga hadiah dari kerajaan Mongol yang pernah direbutnya dari tangan Song Lin, ikut menjadi korban kemarahannya.

“Hentikan, Bu! Tidak ada gunanya berbuat begini!” tegur Mu Lan.

“Aku sangat ingin melempar mereka berdua seperti guci-guci ini, tapi tidak bisa. Apa kau tahu betapa marahnya aku sekarang?! Bagaimana kalau anak dalam kandungan permaisuri terlahir laki-laki, hahh?!”

“Cukup, Bu! Hentikan!” Wang Yoo y

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 30-3

    Kediaman Raja, Istana BaratZening sedang menyulam di dekat jendela ketika Han Xiu masuk mengantar Mu Lan.“Yang Mulia, Putri Mu Lan datang memberi salam.”Zening menoleh dan tersenyum ke arah keduanya. “Mendekatlah, Putri. Maaf, aku tidak bisa berdiri menyambutmu,” ujar Zening ramah.Mu Lan segera mendekat, memberi hormat dan duduk di dekat Zening. “Yang Mulia, Wang Mu Lan datang memberi salam sekaligus mengucapkan selamat untuk kehamilan Anda. Maaf, Mu Lan datang sendiri karena ibu sedang tidak enak badan.”Zening mengusap punggung tangan Mu Lan dan tersenyum ramah. “Tidak apa-apa. Kedatanganmu sudah menjadi hadiah besar untukku, Putri.”“Ini Mu Lan bawakan ramuan herbal dan kue ceri ketan. Semoga Anda menyukainya.” Mu Lan meletakkan keranjang rotan di samping Zening.“Terima kasih, Putri.”“Apa yang sedang Anda sulam, Yang Mulia?”Zeni

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-09
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 31-1 Garis Takdir

    Wang Yang berkuda dengan penuh semangat melintasi gerbang istana. Deyun yang berkuda tepat di belakangnya hanya bisa tersenyum dan menggeleng memaklumi tingkah adik iparnya yang ingin segera bertemu Zening.Wang Yang melompat dari kuda dan berlari memasuki kediamannya, mengabaikan tatapan bingung para pengawal dan dayang istana yang kebetulan sedang bertugas di istananya.“Ning’er! Ning’er! Aku kembali!” teriaknya saat memasuki kamar.“Ampun, Yang Mulia. Permaisuri sedang berdoa di kuil Bailong.” Seorang dayang membungkuk hormat dan memberitahukan keberadaan junjungannya.“Berdoa? Hari sudah gelap begini, kenapa tidak berdoa esok hari saat terang?” Wang Yang sedikit kecewa karena rencananya memberi kejutan istrinya gagal.“Ampun, Yang Mulia. Permaisuri awalnya berencana pergi ke kuil setelah menyapa Ratu Qi, tapi Putri Mu Lan datang berkunjung dan menyulam bersama Permaisuri hingga hampir petang

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-13
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 31-2

    Kediaman Raja, Istana BaratWang Yang tidak membiarkan seorangpun menyentuh Zening sejak keluar dari Balai Sinshe. Begitupula saat mereka sudah berada di dalam kamar, tidak ada dayang yang boleh mendekat lebih dari tiga langkah.“Apa kau lapar?” tanya Wang Yang penuh perhatian.“Aku tidak akan bisa makan setelah apa yang mereka lakukan padaku, Kak.” Zening mengusap lelehan air mata yang tidak pernah susut dari pipinya. “Siapa yang begitu tega melakukannya, Kak?”Wang Yang meraih bahu Zening dan meremasnya pelan. “Aku akan temukan siapa pelakunya, sama seperti aku temukan pelaku pembunuhan keluargaku. Apa kau percaya padaku?”“Andai aku tidak kehilangan tenaga dalamku, semua ini tidak akan terjadi. Paling tidak, aku masih bisa menangkal racunnya sebelum membunuh anak kita.”Wang Yang menundukkan kepala, menempelkan dahinya di dahi Zening. “Maafkan aku, keputusanku salah tentang

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-13
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 32-1 Tawaran Langit

    Dupa beracun yang selalu dinyalakan selama satu minggu belakangan, mulai menunjukkan hasil. Wang Yang acapkali merasa pening dan kehilangan pandangannya beberapa saat, pun begitu dengan Zening. Awalnya, mereka mengira bahwa kondisi Zening belum sepenuhnya pulih setelah mengalami keguguran, sedangkan Wang Yang terlalu lelah dan kurang istirahat. Namun ternyata, kondisi suami istri itu kian menurun seiring berjalannya waktu. Puncaknya adalah setelah upacara penobatan Mu Lan sebagai selir tingkat empat. Zening dan Wang Yang mengalami sesak napas hingga keluar darah dari hidung. “Racun apa yang kau gunakan untuk membunuhku?” Wang Yang mencengkeram bahu Mu Lan agar tubuhnya tidak limbung ke lantai. “Racun apa?! Aku tidak pernah meracunimu!” teriak Mu Lan panik. Brug. Wang Yang jatuh lemas di pelukan Mu Lan. Darah segar kembali mengalir dari hidung dan mulutnya. Matanya mulai kabur, tapi anehnya, dia melihat Zening sedang tersenyum ke arahnya. Wang

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 32-2

    Gerbang Roh, Istana LangitWang Yang memandang sekeliling dengan tatapan bingung. Seingatnya, terakhir kali dia sedang mengutuk dewa langit di sisa napasnya sampai kedua matanya terpejam. Begitu membuka mata, ia sudah berada di sebuah ruang luas yang dikelilingi awan dan banyak guci kecil-kecil tertata rapi di sebuah rak besar.“Di mana ini?” Wang Yang semakin bingung manakala matanya tidak bisa memastikan di mana kakinya berpijak. “Ning’er, Ning’er!” panggilnya panik.Wang Yang berjalan berkeliling mencari jalan keluar, tapi yang dilihatnya hanya gumpalan awan putih, sesekali dihiasi kilatan petir. “Deyun! Li Deyun!” teriaknya lagi.“Mereka tidak akan mendengarmu.”Wang Yang terkesiap dan berbalik mencari sumber suara. “Siapa kau?”Seorang nenek tua dengan punggung bungkuk dan tongkat kayu sebagai penopang langkahnya, berjalan mendekat. “Aku penjaga Gerbang Roh.&r

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-14
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 33-1 Bangkit Kembali

    Blarr!Wang Yang mengerjapkan matanya, kilatan petir membuat pandangannya sedikit buram. Ia merasakan desir angin menyibak pinggir pakaiannya.‘Udaranya terasa hangat. Persis seperti udara Yongjin,’ batin Wang Yang sambil terus mengerjap.“Yang Mulia, hentikan. Langit akan mengutuk.”Wang Yang membuka matanya lebar mendengar suara yang begitu dikenalnya sedang menegurnya. Dengan cepat, Wang Yang menoleh pada asal suara. “Huazhi?”“Ya, ini Huazhi, Yang Mulia. Saya mohon, hentikan menantang langit. Petir barusan sangat mengerikan.”Terbengong, Wang Yang mencoba mengingat apa yang terjadi. ‘Bukankah barusan aku berada di gerbang roh? Apakah Dewa Langit sudah mengabulkan permohonanku? Apa aku sudah dibangkitkan?’“Yang Mulia?”“Apa yang barusan terjadi?” tanya Wang Yang linglung.Meskipun kebingungan, Huazhi tetap menjelaskan semua kejadian y

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 33-2

    Wang Yang kebingungan mencari suara yang berbisik padanya.“Ada apa, Pangeran?”“Aku mendengar seseorang berbisik padaku. Kau lihat siapa yang melakukannya?” Wang Yang masih terus celingukan.“Tidak ada orang lain, hanya kita berdua.” Deyun mulai cemas dengan tingkah junjungannya. “Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan.” Deyun bangkit, mengulurkan tangan membantu Wang Yang.***Perbatasan kota JingzhouDua bulan setelah Deyun dan Xiaoyang kembali, ada laporan bahwa di luar perbatasan telah terjadi penyerangan pada penjaga gerbang oleh pengawal kereta barang yang selama ini dilarang melintas. Deyun memimpin langsung pasukannya untuk memeriksa. Ketika Deyun sampai, kondisi kota perbatasan sudah porak poranda.“Cari penduduk setempat dan bawa kemari.”Empat orang tentara berlarian mencari warga penduduk seperti yang diperintahkan. Tak berapa lama, salah seorang tentara kemb

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17
  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 33-3

    Kediaman Ratu Qi, Istana SelatanSuying tersenyum lebar melihat calon menantunya—Zhao Ming Lan—datang memberi hormat. Suying membelai Ming Lan dengan tatapannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Secara fisik, Zhao Ming Lan tidak ada kekurangan, dia cantik dan anggun, khas gadis keluarga bangsawan. Dia juga berhasil melalui pelajaran Etika Istana dengan baik.“Kemarilah, duduk dekatku.”Ming Lan mengangguk dan mengikuti permintaan Suying.“Dayang kepala yang bertugas mengajarkan aturan kerajaan telah memberiku laporan. Cukup memuaskan.”“Itu semua berkat kebaikan dan kemurahan hati Ibunda Ratu yang telah memberikan kesempatan Ming Lan memasuki istana.” Ming Lan menunduk.“Besok pagi, kalian akan melaksanakan upacara pernikahan sekaligus penobatanmu menjadi permaisuri. Tidak banyak yang aku minta, segera lahirkan Putra Mahkota untuk dinasti ini. Kau terlihat cantik dan segar. Aku harap k

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17

Bab terbaru

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 80 Kembali Seutuhnya

    “Aku akan memanggilmu lagi saat membutuhkan,” ucapnya masih membelakangi Weqing.“Ya, dengan senang hati, Yang Mulia.”Lan Weqing mengenakan kembali baju seragamnya dengan hati berbunga. Penantian panjang dan tindakan-tindakan yang diambilnya untuk mendapatkan Mu Lan, berujung kebahagiaan. Senyumnya terus mengembang.“Jenderal,” panggil Mu Lan membuat Weqing berbalik cepat menghadapnya.“Ya, Yang Mulia.”Mu Lan mendekat dengan langkah gemulai. Tangannya mendarat lembut di bahu Weqing. Ujung jari telunjuk kanannya bergerak turun dengan gerakan memutar menyusuri dada Weqing, membuat pria itu menggelinjang girang.“Y-yang Mulia, secepat ini?” tanya Weqing panik sekaligus senang.“Bawa laporan keuangan seluruh kementerian yang bisa kau dapatkan, saat kau datang mengunjungiku lain hari.” Mu Lan menjulurkan lidahnya menyapu rahang Weqing hingga tubuh pria itu bergetar.“K-kapan?” tanya Weqing menggeram menahan hasratnya yang kembali meronta.“Kapanpun kau siap, Jenderal,” desah Mu Lan di wa

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 79 Saatnya Telah Tiba

    Secepat kilat, Zening mendongak tidak percaya. “Kak, kaukah itu?”Wang Yang dan Ru Lan menyingkir menjauhi ranjang, memberi ruang untuk Deyun dan Zening.Alih-alih memeluk adiknya seperti keinginannya tadi, Deyun berlutut dan mengangkat kedua tangannya memberi hormat. “Li Deyun, menghadap Yang Mulia Permaisuri!”“Kak!” pekik Zening lega. “Mereka melepaskanmu?” tanyanya seraya menangkup wajah Deyun yang terlihat tirus dan lelah. “Apa mereka juga menyiksamu?”Li Deyun menggeleng dengan senyum samar menghiasi bibirnya. “Mereka tidak akan berani menyiksa kakak permaisuri,” godanya pada Zening. “Aku menyelinap keluar untuk mengucapkan selamat atas pernikahan dan penobatanmu menjadi permaisuri. Aku harap, kau tidak mengecewakan kami, Rakyatmu.”Dug.Zening meninju perut Deyun kuat-kuat. “Kau berkata begini saat aku khawatir tentangmu? Sungguh keterlaluan!&rdq

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-2

    “Kak Yang, aku ….” “Tarik napasmu. Nikmati semuanya.” Wang Yang mulai bergerak cepat. “Ya, begitu ….” Zening merasakan sensasi aneh yang terjadi padanya. Seolah tenaganya terisi penuh setelah lama kering dan kosong. Seluruh otot dan sendinya yang layu, kembali merekah dengan cepat. “Ah, Kak. Aku akan meledak,” bisik Zening sambil terengah mengimbangi gerakan Wang Yang. Wang Yang berhenti dan menatap Zening. “Ini hadiah pernikahanku untukmu. Aku kembalikan semuanya padamu.” Wang Yang mengakhiri kalimatnya dengan sebuah ciuman panjang hingga Zening tertidur pulas. Beberapa lamanya, Wang Yang hanya menatap wajah cantik Zening yang lelap seperti bayi kenyang menyusu. Ibu jarinya mengusap bibir bengkak Zening akibat ulahnya. Tek tek tek. Sebuah ketukan di pintu kamar menarik Wang Yang dari gulungan hasrat yang membungkusnya. Tangannya cekatan menarik selimut menutupi tubuh polos Zening, lalu menarik tirai ranjang hingga menutup semp

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 78-1 Hadiah Malam Pertama

    Trang!Anak panah lain yang melesat cepat dari busur Hanxiu, menabrak anak panah yang nyaris menancap di dada Zening.“Ada penyusup! Ada penyusup!”Entah dari mana asal teriakan itu, seketika semua yang hadir bercerai-berai. Suasana halaman istana menjadi gaduh dan tidak terkendali karena teriakan itu. Setiap orang berlari saling tabrak menyelamatkan diri.“Yang Mulia, sebaiknya kita juga kembali ke istana. Situasinya sulit untuk dikendalikan,” usul Huazhi dengan mata waspada mengawasi udara sekitarnya.“Ayo!” Wang Yang mengulurkan tangannya membawa Zening di bawah perlindungannya. “Ning’er,” tegurnya kala menyadari Zening sedang sibuk mencari sosok yang berhasil menghalau anak panah untuknya.“Yang Mulia, siapa yang menghalau anak panah tadi?” tanya Zening penasaran dengan mata masih mengedar ke sekitar.“Huazhi akan menyelidikinya. Ayo, kita segera kembali ke is

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-2

    “Yang Mulia, apa Anda tidak enak badan?” cemas Yuru.“Tidak. Aku merasa kondisiku hari ini adalah yang terbaik dari semua hari sejak aku melangkahkan kaki memasuki istana. Kenapa?” Zening memutar tubuhnya seraya merentangkan gaun sutra paduan warna emas dan merah.“T-tidak.” Yuru menggeleng takut-takut.Akhirnya, Zening tak kuasa menahan tawanya melihat wajah Yuru begitu tertekan akibat perubahan sikapnya, membuat dayang muda itu semakin kebingungan.“Ayo, pasang lagi yang perlu kau pasang.” Zening merentangkan tangannya, bersiap menerima perlakuan selanjutnya.“Sabuk!” pekik Yuru seraya menepuk dahinya.Ketika Yuru setengah membungkuk merapatkan diri memasang sabuk, Zening menundukkan kepalanya sedikit dan berbisik, “Setelah ini, pergilah ke penjara. Temui kakakku dan peringatkan dia untuk tetap waspada.”Yuru mematung, tidak merespon.“Pst! Kau deng

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 77-1 Teror Pernikahan

    Mata Mu Lan melebar. “M-maksudmu kau mengelabuinya?!”“Tidak sepenuhnya. Hanya membuatnya tidak mewaspadaiku.” Wang Yoo berjalan meninggalkan aula.“Aku tidak mengerti jalan pikirannya,” gumam Mu Lan.“Wang Yoo adalah pemuda yang pintar. Isi pikirannya sulit ditebak. Sebaiknya, kita tetap waspada.” Ziliang mengibaskan lengan hanfunya dan berjalan keluar.“Cih! Tidak ada yang benar-benar bertindak demi kepentinganku.” Mu Lan mendesah kesal. “Baiklah, karena kalian hanya memikirkan kepentingan kalian sendiri, maka aku juga akan berlaku yang sama.” Mu Lan memandangi token Rajawali Emas di tangannya dan mulai memikirkan hal apa yang bisa dia buat melalui token kayu itu.“Selir pun tidak masalah asalkan bisa memilikimu dan menyingkirkan lainnya,” gumam Mu Lan seraya tersenyum bengis.Keesokan harinya, seluruh istana sudah sibuk menyiapkan upacara pernikahan raja.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-2

    “Katakan!” titah Wang Yang.Berikutnya, Mao dan Yue bergantian menceritakan kejadian pagi itu di depan kamar pribadi kaisar. Setiap detail kejadian tidak ada yang terlewat karena sebelumnya, Wang Yang sudah berpesan melalui Huazhi agar kedua pengawal itu menceritakan dengan jujur apabila sampai dipanggil menghadap.“Begitulah kejadiannya, Yang Mulia,” tukas Mao di akhir ceritanya.Wang Yang mengedar pandangan sekali lagi. Menatap wajah pejabatnya, termasuk Mu lan dan Ziliang.“Ampun, Yang Mulia! Berdasarkan cerita dua pengawal ini, Nona Li tetap harus dijatuhi hukuman,” ujar Bai He berkeras. “Terbukti dia menghina Putri Mu Lan di depan pengawal rendahan.”Demi menunjukkan kesetiaannya pada ibu suri, Bai He maju membawa petisinya. “Ini adalah petisi dari seluruh pejabat yang bekerja di Biro Tata Krama,” ungkapnya penuh rasa percaya diri sambil menyerahkan petisinya ke tangan Huazhi.

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 76-1 Terima Saja

    Ziliang memperhatikan mimik Mu Lan saat mengadu padanya. Gadis itu diliputi aura pemberontak yang luar biasa besar hingga menular padanya tanpa sadar. Ziliang dapat membayangkan suasana Aula Huanyang beberapa saat lagi, bila ia berhasil memanfaatkan emosi Mu Lan dengan tepat.“Hal penting seperti ini, mana bisa ditunda?” ujar Ziliang sambil menyungging senyum samar.“Tapi, Kanselir ….”Ziliang menggeleng cepat membungkam penjaga itu. “Aku yang akan bertanggung jawab. Buka jalan!”Setelah saling pandang sejenak, akhirnya dua penjaga itu mengangguk samar dan menegakkan kembali tombak di tangan mereka.“Bagaimana bisa, tontonan sebagus ini ingin kalian halangi?” lirih Ziliang sambil melangkah masuk.Melihat kanselir memasuki aula, beberapa pejabat yang berpihak padanya mengangguk hormat. Pejabat lain yang melihat sosok perempuan yang menggandeng tangan Ziliang, mulai menerka apa yang pria l

  • Raja Terakhir Dinasti Wang   Bab 75-2

    “Perempuan kasar sepertimu, lebih tidak pantas lagi,” desis Zening.Tangan Mu Lan kembali terayun.“Hentikan!” Suara Wang Yang menggelegar dari seberang selasar. “Hentikan, Wang Mu Lan!” ulang Wang Yang seraya setengah berlari menghampiri Zening.Dagu Zening yang bergetar menjadi hal pertama yang dicermati Wang Yang. “Apa kau baik-baik saja?” cemas Wang Yang dengan suara lembut.Zening hanya mengangguk dan tersenyum menenangkan.Dengan mata menyala-nyala, Wang Yang menoleh menatap Mu Lan. “Aku tidak akan membiarkan hal ini begitu saja. Sikapmu melebihi batas, Mu Lan!”Brak!Keranjang yang sejak tadi dijinjingnya di tangan kanan, Mu Lan lepaskan hingga isinya jatuh berantakan ke tanah. Tangan itu terangkat lurus menunjuk Zening.“Dia yang bersikap tidak sopan padaku, Kak! Dia belum menjadi istrimu, tapi sudah berani bicara tidak sopan padaku! Tanya saja dua pengawal itu!” elak Mu Lan dengan nada kesal. “Dia bahkan berkata kalau aku tidak beretika!” imbuhnya tak terima.“Cukup! Kembali

DMCA.com Protection Status