Share

Strategi dan Taktik

Author: Khomairoh
last update Last Updated: 2025-03-30 23:02:18

Aroma dupa memenuhi ruang meditasi Kuil Guru Agung, namun aroma ketegangan masih lebih dominan. Lie Feng, duduk tegak di tengah ruangan, menatap setiap anggota timnya dengan pandangan tajam. Kesepakatan dengan Kael telah terjalin, namun pertempuran melawan Vashta masih menunggu. Strategi dan taktik yang tepat harus segera ditetapkan.

“Baiklah,” kata Lie Feng, suaranya berwibawa. “Kita akan membahas strategi dan taktik untuk menghadapi Vashta. Kita harus berhati-hati dan siap menghadapi segala kemungkinan. Ini bukan pertarungan biasa.”

Mei Lin maju selangkah, matanya berbinar percaya diri. “Jurus Dewa Kipasku bisa mengalihkan perhatian Vashta,” katanya, menjelaskan strateginya. “Aku akan menggunakannya untuk menarik perhatian Vashta dan memberi kesempatan kalian untuk menyerang.”

“Bagus,” kata Lie Feng. “Jurus Dewa Kipasmu memang sangat efektif untuk mengalihkan perhatian lawan. Kecepatan dan keanggunanmu akan menjadi kunci di sini.”

Zhou kemudian maju, suaranya penuh semangat. “Ser
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Persiapan Menuju Pertempuran

    Udara di Kuil Guru Agung terasa lebih berat daripada biasanya. Bukan hanya karena aroma dupa yang tebal, tetapi juga karena ketegangan yang mencekam menjelang pertempuran besar melawan Vashta. Lie Feng, dengan wajah yang tenang namun mata yang tajam, memeriksa pedangnya dengan teliti. Cahaya lilin menyorot baja yang berkilau itu, mencerminkan tekad yang membara di dalam hatinya."Kita harus siap menghadapi apapun," kata Lie Feng, suaranya berat namun tegas. Ia mengangkat pedangnya, baja yang berkilau itu mencerminkan cahaya lilin yang redup. "Ini adalah pertempuran terakhir kita. Tidak ada jalan mundur."Master Jian, duduk di sebelahnya, mengasah pedangnya dengan hati-hati. Gerakannya lambat dan terukur, namun menunjukkan ketepatan dan kekuatan yang luar biasa. "Aku sudah siap," katanya, suaranya tenang namun tegas. "Aku akan melakukan segalanya untuk melindungi kalian."Mei Lin, dengan kipas raksasanya yang

    Last Updated : 2025-03-30
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Perjalanan Menuju Gunung Terlarang

    Mentari pagi menyinari lembah yang sunyi. Udara sejuk pagi membawa aroma pinus dan tanah basah, menciptakan suasana yang tenang namun menyimpan ketegangan terselubung. Lie Feng, Lin Xuan, Master Jian, Mei Lin, Zhou, dan Tuan Gu berdiri bersiap di tepi hutan, masing-masing mempersiapkan diri untuk perjalanan menuju Gunung Terlarang, kandang Vashta dan tempat pertempuran akhir mereka. Kael dan beberapa anggota faksi pengikutnya sudah menunggu di depan."Perjalanan ini berbahaya," kata Lie Feng, suaranya berat. Ia memeriksa pedangnya sekali lagi, gerakan yang menunjukkan kewaspadaannya. "Gunung Terlarang dipenuhi jebakan dan makhluk-makhluk berbahaya. Kita harus selalu waspada.""Aku telah mempelajari peta Gunung Terlarang," kata Lin Xuan, mengeluarkan gulungan peta kuno. "Ada beberapa jalur yang bisa kita ambil, tapi jalur ini yang paling aman." Ia menunjuk suatu jalur di peta itu dengan jarinya."Aman?" tanya Zhou, menggera

    Last Updated : 2025-03-30
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Persiapan Akhir

    Di balik tembok benteng Vashta yang gelap dan menyeramkan, Lie Feng, Tuan Gu, dan Master Jian berdiri bersiap. Udara berbau sulfur dan sesuatu yang menyeramkan menyelimuti mereka. Suara angin berdesir di antara batu-batu yang menciptakan suara-suara menyeramkan. Ketiga pendekar legendaris itu memeriksa senjata dan perlengkapan mereka untuk terakhir kalinya, wajah mereka menunjukkan tekad yang kuat namun juga kewaspadaan yang tinggi."Kita akan menghadapi Vashta dalam beberapa saat," kata Lie Feng, suaranya berat namun tegas. Ia memeriksa pedangnya dengan teliti, gerakan yang menunjukkan kehati-hatiannya. "Dia pasti sudah mempersiapkan jebakan dan serangannya. Kita harus siap menghadapi apapun.""Aku telah mendeteksi beberapa aura sihir yang sangat kuat di sekitar sini," kata Master Jian, suaranya tenang namun waspada. Ia mengasah pedangnya dengan hati-hati, gerakannya cepat dan tepat. "Dia pasti telah mempers

    Last Updated : 2025-03-30
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pertempuran Terakhir (Bagian 1)

    Pintu gerbang benteng Vashta hancur berantakan, hasil dari serangan gabungan Mei Lin dan Zhou. Lie Feng, Tuan Gu, dan Master Jian melangkah masuk, diikuti oleh sebagian besar pasukan Kael. Udara di dalam benteng bergetar dengan energi yang kuat, campuran dari sihir dan chi yang mematikan. Bau sulfur dan sesuatu yang menyeramkan semakin kuat, menambah suasana mengerikan di dalam benteng itu.Vashta menunggu mereka di halaman benteng, dikelilingi oleh para pengikut setia dan makhluk-makhluk ganas yang berbagai bentuk dan ukuran. Ia berdiri tegak, wajahnya tenang namun matanya berkilat dengan kejahatan. Di tangannya, ia memegang tongkat sihir yang berkilau dengan energi gelap."Kalian akhirnya datang," kata Vashta, suaranya bergema di seluruh halaman benteng. "Aku sudah menunggu kalian.""Ini akhirnya," jawab Lie Feng, suaranya tegas dan berwibawa. Ia menarik pedangnya, baja ya

    Last Updated : 2025-03-30
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan yang Menyergap

    Senja menyelimuti lembah terpencil, menorehkan bayangan panjang di antara pepohonan yang menjulang tinggi. Udara dingin menusuk kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk. Di tengah lembah, tersembunyi di balik tebing batu yang terjal, Lie Feng, Tuan Gu, Master Jian, dan Mei Lin berusaha memulihkan tenaga setelah pertempuran dahsyat melawan Lord Vashta.Luka-luka mereka masih terasa perih, beberapa luka masih mengeluarkan darah segar. Keheningan menyelimuti mereka, hanya diiringi desiran angin yang berbisik di antara dedaunan, membawa serta aroma tanah dan darah. Lie Feng, dengan luka di lengan dan rusuknya, duduk tersandar pada batuan yang kasar.Ia memeriksa pedangnya, "Langit", dengan hati-hati. Pedang itu tampak kusam karena pertempuran yang berat, tetapi aura kekuatan masih terpancar dari bilah baja itu. Tuan Gu, dengan wajah yang pucat dan luka di perutnya, bersandar pada sebatang pohon besar, napasnya tersen

    Last Updated : 2025-03-31
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Tarian Pedang di Tengah Badai

    Pertempuran berkecamuk di lembah. Hujan panah masih menghujani mereka, diselingi sihir gelap yang menciptakan ledakan api dan kilatan petir miniatur. Lie Feng, meskipun terluka, bergerak dengan luar biasa. Jurus Kecepatan Dewanya membuatnya tampak seperti bayangan yang menari di antara prajurit Kelompok Naga Hitam. Setiap gerakannya presisi, setiap tebasan pedangnya, Langit, mematikan. Energi spiritual langit mengalir deras ke dalam bilah baja itu, memberikan tebasan-tebasannya kekuatan yang menghancurkan."Lin Xue, kau baik-baik saja?" teriak Lie Feng di antara tebasan pedangnya. Ia melirik Lin Xue yang sedang sibuk menangani luka-luka mereka."Aku baik-baik saja," jawab Lin Xue, suaranya sedikit terengah-engah. "Tapi kita tidak bisa bertahan lama lagi. Mereka terlalu banyak!""Aku tahu," jawab Lie Feng, ia menghindari tebasan pedang musuh dengan cepat. "Kita harus mencari ja

    Last Updated : 2025-04-01
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kehilangan dan Pengorbanan

    Kelelahan dan luka-luka mulai menunjukkan efeknya yang menghancurkan. Napas Lie Feng tersengal-sengal, tubuhnya bergetar karena kelelahan dan rasa sakit. Luka di lengan dan rusuknya berdenyut keras, mengingatkannya pada pertempuran yang sangat sengit. Master Jian, dengan luka di punggungnya, bergerak dengan lambat, tebasan-tebasannya tidak secepat dan sekuat sebelumnya. Mei Lin, meskipun masih cepat, tampak lelah dan terluka. Lin Xue, dengan wajah pucat, terus mencoba untuk menangani luka-luka mereka, tetapi ia juga mulai kehabisan tenaga. Tuan Gu, dengan luka yang semakin parah, berjuang keras untuk mempertahankan perisai energinya."Kita tidak bisa terus berlari!" teriak Lie Feng, ia menghindari serangan musuh dengan cepat, tetapi gerakannya sudah tidak secepat sebelumnya. "Mereka akan mengejar kita terus menerus!""Aku tahu," jawab Master Jian, ia menciptakan pusaran angin yang

    Last Updated : 2025-04-01
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Harapan yang Memudar

    Matahari mulai tenggelam, menorehkan bayangan panjang di lembah yang sunyi dan mengerikan. Lie Feng, Master Jian, Mei Lin, dan Lin Xue terus berjuang, namun mereka semakin terdesak. Luka-luka mereka semakin parah, tenaga mereka semakin menipis. Harapan untuk bertahan hidup mulai memudar di balik bayangan senja yang semakin gelap."Kita tidak bisa terus berlari," kata Lie Feng, suaranya lemah dan serak. Ia menghindari tebasan pedang musuh dengan cepat, tetapi gerakannya sudah tidak secepat sebelumnya. Tubuhnya bergetar karena kelelahan dan rasa sakit."Aku tahu," jawab Master Jian, ia menciptakan pusaran angin untuk menghalangi serangan musuh, tetapi pusaran angin itu sudah tidak sekuat sebelumnya. Luka di punggungnya semakin perih. "Tapi kita harus menemukan cara untuk bertahan hidup.""Kita tidak memiliki waktu untuk itu," kata Mei Lin, ia menembakkan sinar energi ke ara

    Last Updated : 2025-04-01

Latest chapter

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Jalan Menuju Pemulihan

    Sinar matahari pagi menembus jendela-jendela perguruan, menerangi wajah-wajah lelah namun bertekad. Lie Feng berdiri di tengah halaman, tatapannya menyapu wajah-wajah muridnya. Bekas luka pertarungan dengan Zhao Li masih terasa, bukan hanya di tubuh, tetapi juga di jiwa mereka. Kepercayaan yang retak, rasa takut yang membayangi, dan rasa bersalah yang mengerat hati mereka. Lie Feng tahu, jalan menuju pemulihan akan panjang dan penuh tantangan."Teman-teman," suara Lie Feng memecah kesunyian pagi, "kita telah melewati badai. Kita telah menghadapi pengkhianatan dan kehilangan. Tetapi kita tidak akan menyerah. Kita akan bangkit bersama, lebih kuat dari sebelumnya. Perjalanan ini tidak mudah, tetapi kita akan melewatinya bersama-sama."Suasana hening sejenak, hanya diiringi oleh kicauan burung di pohon-pohon sekitar. Mei Lin, yang selalu kuat, menunjukkan kerentanannya dengan menunduk. "Aku… aku masih takut," katanya, suaranya bergetar. "Taku

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bekas Luka yang Tak Terlihat #2

    Hari-hari berikutnya dijalani dengan intensitas yang berbeda. Lie Feng, dengan bimbingan Lin Xue, melaksanakan rencana pemulihan yang terstruktur. Bukan hanya latihan fisik yang keras, tetapi juga sesi-sesi diskusi terbuka, meditasi di tempat-tempat tenang di sekitar perguruan, dan bahkan kegiatan-kegiatan yang lebih santai seperti berkebun bersama atau memasak makanan tradisional. Tujuannya adalah untuk membangun kembali kepercayaan dan ikatan di antara para petarung, menciptakan lingkungan yang mendukung dan menghilangkan rasa takut dan curiga."Mei Lin," kata Lie Feng lembut suatu pagi, menemukan Mei Lin duduk sendirian di dekat air terjun kecil di belakang perguruan, "Kau terlihat murung. Ada sesuatu yang ingin kau ceritakan?"Mei Lin menoleh, matanya berkaca-kaca. "Aku masih takut, Lie Feng," akuinya, suaranya bergetar. "Takut akan pengkhianatan lagi. Takut akan kehilangan kepercayaan pada orang lain."Lie Feng duduk di sampingnya, menawar

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bekas Luka yang Tak Terlihat

    Keheningan mencekam Perguruan Bela Diri Naga Teratai. Debu pertarungan telah mengendap, namun suasana tetap berat. Meskipun Zhao Li telah kembali, bekas luka yang ditinggalkannya jauh lebih dalam daripada luka fisik yang terlihat. Kepercayaan, seperti porselen yang pecah, membutuhkan waktu dan usaha yang sangat besar untuk diperbaiki. Lie Feng, meskipun telah mengalahkan Zhao Li, merasakan beban berat di hatinya. Ia tahu pertarungan itu bukan sekadar adu kekuatan fisik, melainkan pertempuran psikologis yang menguji ketahanan mental setiap orang."Lie Feng," kata Master Jian, suaranya lembut tetapi penuh dengan kekhawatiran, mendekati Lie Feng yang sedang berlatih sendirian di halaman belakang. "Kau baik-baik saja?"Lie Feng menghentikan gerakannya, menarik napas dalam-dalam. "Aku baik-baik saja, Master," jawabnya, tetapi suaranya tidak sekuat biasanya. "Hanya sedikit lelah."Master Jian menatap

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pengorbanan Terakhir dan Penebusan Kesahalan #2

    Zhao Li menggeleng. "Tidak," katanya. "Ini satu-satunya cara yang kurasakan benar. Aku harus membuktikan bahwa aku telah berubah. Aku harus membuktikan bahwa aku benar-benar menyesali semua yang kulakukan."Lie Feng menatap Zhao Li dengan dalam. Ia memahami maksud Zhao Li. Ia tahu Zhao Li benar-benar menyesal. Ia juga tahu Zhao Li ingin membuktikan perubahannya. Namun, kekhawatiran tetap ada."Baiklah," kata Lie Feng, suaranya tenang namun tegas. "Aku tak akan menahan kekuatanku. Tapi ingat, Zhao Li, ini pertarungan berbahaya. Kau bisa terluka parah, bahkan mati."Zhao Li mengangguk perlahan. "Aku tahu," jawabnya. "Tapi aku siap menerima risikonya."Pertarungan dimulai. Zhao Li menyerang duluan dengan Jurus Elemen Angin, cepat dan mematikan. Angin berputar-putar, membentuk pusaran debu di sekelilingnya. Pedangnya, seperti kilat, mengarah ke Lie Feng."Kau memang kuat, Zhao Li!" seru Lie Feng, suaranya tenang, tanpa sedikitpun tanda ketakutan. Ia menahan serangan itu tan

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pengorbanan Terakhir Dan Penebusan Kesalahan

    Sinar matahari pagi menyinari wajah Mei Lin yang masih terlihat lelah namun berseri-seri. Ia menatap Lie Feng yang baru saja tiba, wajahnya pucat tetapi senyum halus terukir di bibirnya. Di belakang Lie Feng, sesosok yang tidak lain adalah Zhao Li, muncul dengan tatapan yang lebih tenang daripada sebelumnya. Kehadiran Zhao Li menimbulkan suasana campuran kejutan dan kegembiraan di antara para pejuang lainnya."Lie Feng!" seru Mei Lin, suaranya penuh dengan kegembiraan yang tak terbendung. Ia berlari menuju Lie Feng dan memeluknya erat. "Kau selamat! Aku sangat khawatir padamu!""Aku baik-baik saja," jawab Lie Feng, tersenyum lemah. Ia menatap Mei Lin dengan tatapan yang penuh dengan kasih sayang. "Dan Zhao Li juga telah berdamai dengan aku."Para pejuang lainnya menyambut kembalinya Lie Feng dan Zhao Li dengan suasana yang hangat. Mereka semua sangat gembira melihat kedua sahab

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pertempuran Ideologi #2

    Gemuruh mengguncang ruang bawah tanah, debu beterbangan menutupi pandangan Zhao Li dan Lie Feng yang terluka parah. Retakan-retakan baru muncul di dinding, berkembang seperti urat-urat hitam yang menjalar di tubuh bangunan tua yang rapuh. Dari celah-celah itu, terlihat sesuatu bergerak di dalam kegelapan, mengeluarkan suara desisan dan geraman yang mengerikan.Zhao Li, masih terpaku oleh peristiwa yang baru saja terjadi, menatap Lie Feng yang terbaring lemas di tanah. Darah masih mengalir dari mulut Lie Feng, namun tatapan matanya tetap teguh, penuh dengan keputusan."Apa... apa itu?" tanya Zhao Li, suaranya bergetar karena campuran kejutan dan ketakutan. Ia menarik pedangnya, siap untuk menghadapi apapun yang akan muncul dari dalam retakan itu.Lie Feng batuk keras, mencoba untuk menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak tahu," jawabnya, suaranya lemah tetapi tegas. "Tapi itu bukan sesuatu yang baik.

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pertempuran Ideologi

    Ruang bawah tanah bergema dengan desingan energi, udara bergetar karena intensitas pertarungan yang tak terlihat. Zhao Li melancarkan serangan demi serangan, setiap gerakannya dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian yang membara. Pedangnya menari-nari di udara, membentuk pola yang mematikan, menciptakan angin puyuh yang menggerakkan debu dan batu. Namun, Lie Feng hanya menghindar, pergerakannya cepat dan anggun seperti angin yang menari. Ia tidak membalas serangan Zhao Li, hanya menghindar dengan keahlian yang luar biasa."Kau menghindar terus, Lie Feng!" teriak Zhao Li, napasnya terengah-engah karena usaha kerasnya. "Kenapa kau tidak melawan? Tunjukkan kekuatanmu! Atau kau takut?" Pedangnya menghujam ke tanah, menciptakan retakan yang dalam."Aku tahu kau sangat kuat, Lie Feng," kata Zhao Li, suaranya terengah-engah karena usaha kerasnya, "Tidak ada satu pun yang mampu menandingimu. Tapi kali

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Reuni yang Mematikan

    Suara Lie Feng, lemah dan hampir tak terdengar, masih bergema di telinga Master Jian dan Mei Lin. Mereka bergegas menuju sumber suara, hati mereka berdebar-debar cemas. Mereka menemukan sebuah celah kecil di tanah yang masih bergetar, sebuah celah yang seakan baru saja terbuka. Dengan hati-hati, mereka merangkak masuk, menemukan diri mereka di sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan luas, udara dipenuhi bau tanah lembap dan sesuatu yang menyerupai belerang.Di tengah ruang itu, Lie Feng terbaring lemas, tubuhnya penuh dengan luka. Darah menggenang di sekitarnya, membentuk genangan gelap yang mengerikan di lantai tanah yang keras. Di hadapannya, berdiri tegak Zhao Li, wajahnya dipenuhi dengan keangkuhan dan kebencian yang tak tersembunyi. Cahaya redup dari sumber yang tak terlihat menerangi sosoknya, menonjolkan setiap detail wajahnya yang penuh dendam."Lie Feng," kata Zhao Li, suaranya dingin dan tajam seperti pecahan es. "Kau akhirnya datang juga." Nada suaranya sa

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Keputusan yang Berat

    Angin malam berdesir dingin menerpa wajah Master Jian dan Mei Lin. Mereka berdiri di reruntuhan medan pertempuran, bayangan portal yang telah menelan Lie Feng masih terbayang jelas di benak mereka. Keheningan menyelimuti mereka, hanya diiringi oleh suara desiran angin dan detak jantung mereka yang berdebar keras. Keputusan Lie Feng masih bergema di telinga mereka, sebuah keputusan yang berat dan berbahaya.Mei Lin memeluk dirinya sendiri, tubuhnya bergetar karena dingin dan ketakutan. "Dia… dia benar-benar masuk," bisiknya, suaranya penuh dengan kecemasan. "Aku… aku takut dia tidak akan kembali."Master Jian meletakkan tangannya di pundak Mei Lin, mencoba untuk memberikan semangat. "Kita harus percaya padanya, Mei Lin. Lie Feng adalah pejuang yang kuat. Dia akan melewatinya. Dia tahu risikonya." Namun, suaranya juga bergetar, menunjukkan bahwa ia juga merasa khawatir. Ia mengenal Lie

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status