Share

Pengorbanan

Author: Khomairoh
last update Last Updated: 2025-03-22 22:15:59

Udara berbau amis. Bau darah memenuhi lembah sempit yang dikelilingi tebing-tebing curam. Pertempuran melawan sisa-sisa Order of the Shadow masih berlangsung sengit, meskipun sebagian besar pasukan mereka telah dikalahkan di basis operasi mereka. Namun, pertempuran ini berbeda. Ini bukan pertempuran yang terencana, ini adalah pertarungan putus asa untuk bertahan hidup.

Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue berjuang mati-matian melawan sekelompok penyihir Order of the Shadow yang tersisa. Mereka adalah penyihir elit, yang kekuatan sihir gelapnya jauh melebihi prajurit biasa. Tuan Li, yang biasanya memberikan dukungan sihir dari jarak jauh, terluka parah oleh serangan mendadak dari seorang penyihir elit.

"Tuan Li!" teriak Lie Feng, melihat Tuan Li terjatuh ke tanah, darah mengalir deras dari luka di perutnya. Ia dengan cepat menghindar dari serangan musuh dan berlari menuju Tuan Li.

"Jangan khawatirkan aku," kata Tuan Li,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Puncak Kekuatan Tapak Dewa

    Angin berdesir kencang, membawa debu dan aroma anyir darah. Lie Feng berdiri tegak, namun tubuhnya gemetar karena kelelahan. Pertempuran melawan sisa-sisa Order of the Shadow telah berlangsung berjam-jam. Mei Lin dan Lin Xue telah terluka parah, dan mereka hanya bisa memberikan dukungan minimal. Di hadapannya berdiri seorang penyihir elit Order of the Shadow terakhir, bernama Malkor, yang memancarkan aura sihir gelap yang mengerikan."Kau telah berjuang dengan baik," kata Malkor, suaranya bergema di lembah. "Namun, perjuanganmu akan berakhir di sini."Ia mengangkat tongkat sihirnya, dan gelombang energi gelap menyerang Lie Feng. Lie Feng menghindar dengan cepat, namun ia tetap terkena serangan tersebut. Tubuhnya terhuyung mundur, dan ia merasakan nyeri yang menyakitkan."Kau tidak akan mengalahkanku," kata Lie Feng, menarik napas dalam-dalam. "Aku akan melindungi negeri ini!"Ia mengepalkan tangannya, dan energi kua

    Last Updated : 2025-03-23
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kemenangan Pyrrhic

    Matahari terbenam di ufuk barat, mewarnai langit dengan warna jingga dan merah tua. Namun, warna-warna indah itu tidak mampu menutupi kesedihan yang menyelimuti Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue. Mereka berdiri di tengah Lembah Terlarang, yang kini dipenuhi dengan mayat dan puing-puing pertempuran yang dahsyat. Kemenangan mereka atas Kelompok Naga Hitam telah diraih, tetapi dengan harga yang sangat mahal."Ini… ini adalah kemenangan yang mahal," kata Mei Lin, suaranya gemetar. Ia menatap tubuh Tuan Li yang terbaring tanpa nyawa di tengah lapangan pertempuran. Luka di perutnya masih mengalir darah walaupun Lie Feng telah mencoba menghentikan pendarahan tersebut."Ya," jawab Lie Feng, suaranya juga gemetar. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk mengendalikan emosi yang melanda dirinya. "Kita telah mengalahkan Kelompok Naga Hitam, tetapi kita juga telah kehilangan Tuan Li."Lin Xue berdiri

    Last Updated : 2025-03-23
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Rahasia Lord Vashta

    Angin dingin menerpa wajah Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue saat mereka mendekati reruntuhan istana kuno Lord Vashta. Istana itu, yang dulunya megah, kini hanya menyisakan puing-puing batu yang hancur. Namun, dari puing-puing itulah mereka mencari jawaban atas misteri kekuatan Lord Vashta yang mengerikan. Kekalahan Kelompok Naga Hitam telah membuka jalan untuk mengungkap rahasia yang terkubur selama berabad-abad."Menurut informasi yang kita dapatkan," kata Lie Feng, suaranya bergema di antara reruntuhan, "Lord Vashta bukanlah manusia biasa. Ia memiliki kekuatan yang jauh melebihi manusia biasa.""Ya," jawab Mei Lin. "Legenda mengatakan bahwa ia adalah makhluk gaib yang memiliki kekuatan sihir gelap yang menakutkan.""Kita harus berhati-hati," kata Lin Xue. "Kita tidak tahu apa yang menunggu kita di dalam reruntuhan ini."Mereka memasuki reruntuhan istana. Udara di dalam istana terasa dingin dan lembap.

    Last Updated : 2025-03-23
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Konfrontasi Terakhir

    Angin gunung yang membekukan menyapu puncak Gunung Tengkorak, membawa salju yang tebal dan menusuk. Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue berdiri tegak, menghadapi Lord Vashta. Sosoknya yang gelap menjulang, dikelilingi oleh pusaran energi gelap yang mencekam, menciptakan badai salju yang mengerikan. Nasib negeri mereka bergantung pada pertempuran ini, pertempuran terakhir yang akan menentukan takdir mereka. Lie Feng menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang berdebar kencang. "Ini akan menjadi pertempuran terberat yang pernah kita hadapi," katanya, suaranya hampir tenggelam oleh deru angin. Mei Lin mengangguk, matanya menatap tajam ke arah Lord Vashta. "Kekuatannya jauh melampaui apa pun yang pernah kita lihat. Kita harus bekerja sama dengan sempurna." Lin Xue, dengan tenang, memeriksa pedangnya. "Kita sudah mempersiapkan diri. Kita akan memanfaatkan setiap kesempatan." Lord Vashta tertawa, suaranya menggelegar seperti guntur. "Kalian berani menantangku? K

    Last Updated : 2025-03-23
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pengorbanan Agung

    (Bab 29: Pengorbanan Agung)Angin dingin menerpa puncak Gunung Tengkorak, membawa salju yang menusuk tulang. Lie Feng, Mei Lin, dan Lin Xue berdiri di antara reruntuhan pertempuran melawan Lord Vashta. Kemenangan terasa pahit. Lord Vashta telah dikalahkan, tetapi dengan harga yang sangat mahal. Lie Feng, pahlawan negeri ini, terluka parah. Ia bersandar pada sebuah batu, napasnya tersengal-sengal, wajahnya pucat pasi. Darah segar masih mengalir dari luka dalam di dadanya.Mei Lin, dengan wajah penuh kepanikan, menangani luka-luka Lie Feng. "Lie Feng," katanya, suaranya bergetar karena khawatir, "Lukamu sangat parah. Kita harus segera mendapatkan bantuan."Lie Feng tersenyum lemah, mencoba untuk meringankan kekhawatiran Mei Lin. "Jangan khawatir, Mei Lin. Kita telah menang. Negeri ini selamat. Itulah yang terpenting." Nyeri yang menusuk dadanya hampir membuatnya kehilangan kesadaran, namun ia berusaha untuk tetap tegar. Ia tahu, dalam lubuk hatinya, bahwa lukany

    Last Updated : 2025-03-23
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pengorbanan Agung #2

    Beberapa bulan telah berlalu sejak pertempuran dahsyat di Gunung Tengkorak. Lie Feng, yang telah pulih sepenuhnya berkat campur tangan Guru Agung, duduk di meja kerjanya di markas besar Aliansi Pelindung. Ia memeriksa laporan-laporan terbaru, wajahnya serius. Mei Lin dan Lin Xue masuk ke ruangan, wajah mereka tampak sedikit cemas."Lie Feng," kata Mei Lin, "Ada laporan baru dari perbatasan timur. Aktivitas mencurigakan terdeteksi. Sepertinya ada kelompok pemberontak yang sedang mempersiapkan sesuatu."Lie Feng meletakkan laporan yang sedang ia baca. "Kelompok pemberontak? Seberapa besar ancamannya?""Belum bisa dipastikan," jawab Lin Xue, "Tapi jumlah mereka cukup besar, dan mereka tampaknya memiliki persenjataan yang cukup canggih."Lie Feng menghela napas. "Ini tidak mengejutkan. Dengan tumbangnya Lord Vashta, kekuatan-kekuatan gelap lainnya mulai muncul dari bayangan. Mereka mencoba untuk memanfaatkan kekosongan kekuasaan.""Apa yang harus kita lakukan?" tanya

    Last Updated : 2025-03-23
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Damai yang Rapuh

    Mentari pagi menyinari ibukota, cahaya keemasannya menerpa tembok-tembok istana yang kokoh. Di dalam sebuah taman yang tenang, Lie Feng dan Lin Xue duduk di bawah pohon sakura yang sedang bermekaran. Kelopak-kelopak bunga merah muda berjatuhan perlahan, menghiasi tanah di sekitar mereka. Suasana damai menyelimuti mereka, namun kedamaian ini terasa rapuh, seperti kelopak sakura yang mudah diterbangkan angin."Lihatlah," kata Lin Xue, suaranya lembut, menunjuk ke arah kelopak sakura yang berterbangan. "Seperti kehidupan, indah tetapi singkat."Lie Feng tersenyum tipis. "Ya," katanya, "Seperti kedamaian yang kita nikmati sekarang. Ia indah, tetapi rapuh. Ancaman selalu mengintai di balik bayangan."Lin Xue mengangguk. "Kita tidak boleh lengah. Kita harus selalu waspada.""Kau benar," kata Lie Feng, "Kita telah melalui banyak pertempuran. Kita telah melihat banyak hal. Kita tahu bahwa kedamaian tidak pernah datang dengan mudah."Hening sejenak menyelimuti mereka.

    Last Updated : 2025-03-23
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Damai yang Rapuh #2

    Setelah pertempuran sengit di perbatasan utara, Lie Feng, Lin Xue, dan tokoh misterius yang telah membantu mereka—yang memperkenalkan dirinya sebagai Master Jian—berkumpul di sebuah tenda sederhana. Api unggun berkobar, menghangatkan mereka dari dinginnya malam. Aroma daging panggang dan teh herbal memenuhi udara. "Aku masih belum percaya dengan kekuatan yang kau miliki, Master Jian," kata Lie Feng, suaranya dipenuhi kekaguman. "Kecepatan dan kekuatanmu melampaui apa pun yang pernah kulihat." Master Jian tersenyum, sebuah senyum yang penuh misteri. "Kekuatan bukanlah segalanya, Lie Feng. Strategi dan kebijaksanaan juga penting. Kau telah menunjukkan keduanya dalam pertempuran tadi." Lin Xue mengangguk setuju. "Benar. Strategi serangan mendadakmu sangat efektif. Kita berhasil mengejutkan musuh dan memanfaatkan kelemahan mereka." "Tapi musuh kita kali ini berbeda," kata Lie Feng, "Mereka lebih kuat dan lebih terorganisir daripada kelompok pemberontak sebelumnya. Kita harus memper

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Meditasi dan Pengungkapan

    Gulungan kuno itu telah membuka sebuah jendela kecil ke dalam masa lalu Lie Feng, tetapi hanya sekilas. Banyak pertanyaan masih belum terjawab, dan rasa penasaran yang membara membakar jiwanya. Hubungannya dengan Vashta, wanita misterius dalam mimpinya, dan arti dari "anak yang dipilih," "kekuatan yang tertidur," dan "ikatan darah yang tak terputus"—semuanya masih menjadi teka-teki yang membingungkan.Lie Feng menyadari bahwa ia membutuhkan jawaban, dan ia tahu di mana harus mencarinya: di dalam dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk melakukan meditasi mendalam, mencoba untuk menembus lapisan-lapisan ingatan yang terkubur dalam, untuk menemukan kebenaran yang telah lama tersembunyi.Ia mencari tempat yang tenang dan damai, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perguruan. Di puncak gunung yang menjulang tinggi di belakang perguruan, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang, ia memulai meditasi. Ia duduk bersila, menutup matanya, dan membiarkan pikirannya melayang, me

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Gulungan Tersembunyi

    Petunjuk dari ukiran kuno itu, walau samar, menuntun Lie Feng ke jantung Perguruan Naga Teratai. Bukan ke ruang pelatihan, bukan ke tempat tinggal para murid, tetapi ke sebuah tempat yang tersembunyi, yang keberadaannya hanya diketahui oleh segelintir orang terpilih – perpustakaan rahasia. Selama bertahun-tahun, Lie Feng sendiri pun tak pernah mengetahuinya. Hanya sebuah intuisi yang kuat, didorong oleh sisa-sisa energi Vashta yang masih berdenyut di udara, yang membawanya ke sana.Lie Feng, didampingi Lin Xue dan Mei Lin, menemukan lorong sempit yang hampir tak terlihat, tersembunyi di balik tirai tanaman rambat lebat di taman belakang perguruan. Udara di dalam lorong terasa lembap dan berat, bau tanah dan kayu lapuk memenuhi hidung. Lin Xue menyinari lorong dengan obornya, mengungkapkan dinding batu yang kuno dan lembap."Ini… sangat berbeda dari bagian perguruan lainnya," kata Mei Lin, suaranya berbisik, seperti takut mengganggu kedamaian tempa

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Resonansi Energi

    Udara di Perguruan Naga Teratai masih bergetar, meski pertempuran dahsyat melawan makhluk dunia lain telah berakhir beberapa minggu lalu. Bekas luka masih terlihat jelas di dinding-dinding perguruan, tanda nyata dari pertempuran sengit yang telah mereka lalui. Lie Feng, yang tampak lebih kurus dan lelah daripada biasanya, duduk bersila di halaman belakang, matanya terpejam rapat. Bukan sekadar beristirahat, ini adalah meditasi yang mendalam, sebuah pencarian akan sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang hanya dia yang bisa merasakannya.Udara di sekitarnya berdenyut dengan energi yang samar, getaran halus yang terasa seperti bisikan di antara daun-daun. Ini bukan energi chi biasa yang mengalir di tubuh para pendekar, bukan pula energi gelap yang mengerikan dari makhluk dunia lain. Ini adalah sesuatu yang berbeda, sesuatu yang… mengenal. Sebuah resonansi energi yang unik, dingin, tajam, dan menyeramkan, namun juga… familiar.Setelah beberapa saat, Lie Feng membu

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #3

    Tim pengintai Jian berangkat menuju pegunungan barat. Mereka terdiri dari Jian sendiri, dua murid senior yang terampil dalam pertempuran jarak dekat, dan seorang ahli dalam penyamaran dan pengintaian. Perjalanan mereka berbahaya dan penuh tantangan. Mereka harus melewati hutan lebat, tebing curam, dan sungai deras. Mereka juga harus menghindari patroli musuh dan jebakan yang tersembunyi.Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah terpencil. Di tengah lembah, terdapat sebuah bangunan kuno yang memancarkan energi misterius yang kuat. Energi itu sama dengan energi yang terdeteksi di berbagai tempat di dunia."Ini dia," kata Jian, suaranya berbisik. "Sumber energi misterius itu."Mereka mendekati bangunan tersebut dengan hati-hati. Mereka memasuki bangunan tersebut dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan banyak ruangan yang penuh dengan artefak kuno dan gulungan kuno. Mereka juga menemukan beberapa makhluk misterius ya

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #2

    Di sisi lain lapangan, Mei Lin melatih kelompoknya dalam meningkatkan intuisi dan kesadaran energi. "Tutup matamu," perintahnya. "Rasakan energi di sekitarmu. Rasakan getaran terkecil pun. Itu adalah kunci untuk memperkirakan gerakan lawan dan menghindari bahaya.""Sangat sulit, Tuan Mei Lin," keluh seorang murid. "Saya tidak bisa merasakan apa pun.""Sabar," jawab Mei Lin. "Ini membutuhkan latihan dan konsentrasi. Jangan menyerah. Kemampuan ini akan menyelamatkan hidupmu di lapangan pertempuran."Jian, dengan kelompoknya yang terdiri dari murid senior, berlatih dalam mengembangkan strategi pertempuran yang baru. "Kita harus mempelajari kelemahan musuh kita yang lalu," katanya. "Kita harus mengetahui bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka menyerang, dan bagaimana mereka berpikir.""Tapi bagaimana kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan?" tanya seorang murid."Ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan

    Sinar matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, mengusir bayang-bayang kegelapan yang masih melekat setelah pertempuran dahsyat melawan makhluk energi gelap. Udara sejuk pagi membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru saja terkena embun. Di halaman perguruan, yang masih menunjukkan bekas-bekas pertempuran, Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin berdiri berdampingan, memandang para murid mereka yang berkumpul. Wajah-wajah mereka, meski lelah, mencerminkan tekad yang baru. Mereka telah melewati ujian api, dan telah keluar sebagai pemenang, tetapi kemenangan ini hanyalah awal dari perjalanan baru yang lebih panjang dan lebih menantang.Lie Feng memulai, suaranya tenang namun berwibawa, "Kita telah melewati banyak hal bersama. Kita telah menghadapi kematian, kehilangan, dan keputusasaan. Namun, kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah mengukir ikatan persahabatan yang lebih kuat dari baja."Lin Xue mengangguk, "Ya, Lie Feng. Pertempuran itu telah menempa ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan di Ufuk Baru

    Ketegangan menyelimuti Perguruan Naga Teratai. Getaran yang terasa beberapa hari lalu semakin kuat, mengindikasikan bahwa ancaman itu semakin dekat. Para petarung, di bawah kepemimpinan Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin, terus memperkuat pertahanan dan meningkatkan kewaspadaan. Mereka berlatih dengan tekun, menajamkan intuisi dan memperkuat kerja sama tim mereka.Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, getaran itu mencapai puncaknya. Tanah berguncang hebat, dan suara gemuruh menggelegar di udara. Para petarung siaga penuh, pedang mereka terhunus, siap menghadapi apa pun yang akan datang."Itu dia!" teriak Jian, matanya melihat sesuatu di ujung hutan di dekat perguruan. "Ada sesuatu yang sedang mendekati!"Semua petarung menatap ke arah ujung hutan. Di tengah kegelapan, mereka melihat sesosok bayangan besar bergerak mendekati perguruan. Bayangan itu memancarkan aura yang sangat mengancam, aura yang beg

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kekuatan Baru #2

    Matahari terbit di ufuk timur, mewarnai langit dengan warna jingga keemasan. Udara pagi masih sejuk, membawa kesegaran yang menenangkan. Di halaman Perguruan Naga Teratai, para petarung berkumpul untuk latihan rutin. Namun, latihan kali ini berbeda. Lie Feng telah memperkenalkan metode pelatihan baru yang menekankan pada pengembangan kekuatan batin dan kerja sama tim yang lebih efektif."Hari ini, kita akan fokus pada intuisi," kata Lie Feng, suaranya tenang tetapi tegas. "Kemampuan untuk merasakan bahaya sebelum ia datang adalah senjata paling ampuh yang kita miliki.""Bagaimana kita melatih intuisi kita?" tanya Jian, salah satu petarung muda, dengan penasaran. "Apakah kita harus berlatih merasakan getaran di tanah seperti yang terjadi sebelumnya?""Itu salah satu caranya," jawab Lin Xue. "Tetapi intuisi itu lebih dari sekadar merasakan getaran fisik. Itu adalah kemampuan untuk merasakan energi di sekitar kita, untuk merasakan bah

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Kekuatan Baru

    Matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, cahaya keemasannya menerangi wajah-wajah para petarung yang berkumpul di halaman luas. Suasana berbeda dari beberapa minggu lalu. Ketegangan dan ketakutan telah sirna, diganti oleh suasana yang tenang tetapi penuh dengan kekuatan baru. Mereka telah melewati ujian api, dan dari uji itu, mereka muncul lebih kuat dan lebih bijak.Lie Feng berdiri di depan mereka, senyum tersungging di bibirnya. "Teman-teman," katanya, suaranya bergema di seluruh halaman, "kita telah melewati masa yang sangat sulit. Kita telah menghadapi pengkhianatan, kehilangan, dan ancaman yang sangat besar. Tetapi kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah membangun kembali kepercayaan kita, dan dari abu kehancuran, kita telah menemukan kekuatan baru.""Kekuatan baru itu bukan hanya tentang kemampuan bertarung kita," lanjutnya, "tetapi juga tentang kebijaksanaan dan kekuatan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status