Share

Jejak Pengkhianatan #2

Author: Khomairoh
last update Last Updated: 2025-04-05 23:23:28

Sebuah pukulan keras mendarat di tengkuk Lie Feng, menjatuhkannya ke tanah tanpa kesadaran. Bayangan itu, yang ternyata adalah salah satu pembunuh bayangan Kelompok Naga Hitam, dengan cepat menarik Lie Feng ke dalam kegelapan penginapan. Zhao Li, dengan wajah yang penuh dengan ketakutan dan penyesalan, hanya bisa memandang dengan tak berdaya.

Ketika Lie Feng sadar, ia terikat kuat di sebuah kursi kayu yang keras dan dingin. Ruangan itu gelap dan lembap, hanya di terangi oleh sebuah lampu minyak kecil yang bergoyang perlahan. Ia bisa merasakan luka di tengkuknya berdenyut keras. Di hadapannya, duduk Zhao Li dengan wajah yang pucat dan mata yang penuh dengan air mata.

"Zhao Li," kata Lie Feng, suaranya masih lemah. "Jelaskan segalanya padaku. Mengapa kau melakukan ini?"

Zhao Li menangis sejadi-jadinya. "Aku tidak mau melakukan ini, Lie Feng. Aku benar-benar tidak mau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Keputusan Berat

    Alhirnya Lie Feng berhasil melarikan diri tanpa adanya pertarungan, yang seharus nya patut dihindari. " Akhir nya aku bisa keluar dari sana ". seru Lie feng dalam hati,Lie Feng melanjutkan langkah nya untuk kembali. Udara di dalam gua terasa berat, dipenuhi ketegangan yang mencekam. Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin duduk mengelilingi api unggun kecil, wajah Lie Feng dipenuhi luka dan kelelahan. Bayangan kejadian di penginapan masih berputar di benak Lie Feng. Pengkhianatan Zhao Li, serangan tiba-tiba, dan sosok misterius yang menyelamatkannya—semuanya membingungkan dan mengancam. "Kita harus membahas Zhao Li," kata Lie Feng, suaranya masih sedikit serak. "Aku tidak bisa menerima bahwa dia mengkhianati kita begitu saja. Ada sesuatu yang tidak beres." Master Jian mengangguk. "Aku setuju. Bukti menunjukkan bahwa dia memberikan informasi kepada Kelompok Naga Hitam, tetapi aku juga merasa ada sesuatu yang tidak jelas. Ada sesuatu yang tersembunyi di balik semua ini." Mei Lin men

    Last Updated : 2025-04-05
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bisikan Kecurigaan

    "Mundur!" teriak Lie Feng, pedangnya menyambar, membelah serangan pedang musuh yang hampir mengenai Mei Lin. Bau anyir darah memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah dan dedaunan yang hancur. Hutan telah berubah menjadi neraka yang bergemuruh. Setiap dedaunan bergetar karena dentuman pedang dan teriakan para prajurit yang mati atau sakarat. Lie Feng merasakan luka di lengannya berdenyut keras, tetapi ia tidak mempedulikannya. Ada sesuatu yang salah, sangat salah."Mereka tahu pergerakan kita!" Lie Feng mengerang, napasnya tersengal-sengal. Ia menghindar lagi dari serangan pedang yang sangat presisi, hampir mengenai dadanya. "Serangan mereka… terlalu akurat! Terlalu presisi! Mereka selalu tahu di mana kita akan bergerak! Ini tidak masuk akal! Ini bukan kebetulan!"Master Jian, yang sedang menciptakan tembok angin yang kuat untuk melindungi mereka dari hujan panah beracun,

    Last Updated : 2025-04-06
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Jejak yang Tersembunyi

    Lie Feng terbaring di tempat persembunyian darurat, bahunya masih terasa nyeri akibat panah beracun yang baru saja mengenai dirinya. Racunnya menyebar pelan, namun pasti, menimbulkan rasa ngilu yang menusuk tulang. Namun, rasa sakit fisik itu tak seberapa dibandingkan dengan rasa sakit yang lebih dalam—rasa sakit akibat pengkhianatan. Ia menatap langit senja yang memerah, bayangan pepohonan menari-nari di atasnya seperti hantu-hantu yang mengejek. Ia harus menemukan pengkhianat itu, sebelum semuanya terlambat.Mei Lin bergegas mendekat, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. "Lie Feng! Kau baik-baik saja?" tanyanya, suaranya penuh keprihatinan. Ia memeriksa luka Lie Feng dengan hati-hati, mencoba menilai parahnya keracunan."Racunnya… kuat," desah Lie Feng, suaranya lemah. "Tapi ini bukan masalah utama. Yang penting adalah menemukan pengkhianat itu."Master Jian muncul dari balik semak-semak, wajahnya tegang. "Aku sudah menarik perhatian musuh sejauh yang

    Last Updated : 2025-04-06
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Konfrontasi yang Menyakitkan

    Udara di dalam gua sempit itu terasa berat, dipenuhi ketegangan yang mencekik. Cahaya lilin yang redup menerangi wajah-wajah tegang Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin. Di tengah kegelapan, bayangan-bayangan menari-nari di dinding batu, seakan-akan mencerminkan keraguan dan kecemasan yang memenuhi hati mereka. Lie Feng, dengan luka di bahunya yang masih sedikit berdenyut, menatap kedua sahabatnya dengan tatapan yang berat."Saya telah menemukan bukti yang cukup," kata Lie Feng, suaranya berat dan penuh penyesalan. Ia mengeluarkan sebuah gulungan kecil dari balik bajunya, menyerahkannya kepada Master Jian. "Ini adalah peta rahasia yang menunjukkan lokasi pertemuan Zhao Li dengan musuh kita. Tanda di peta ini… hanya saya dan dia yang mengetahuinya."Master Jian membuka gulungan itu dengan tangan gemetar. Cahaya lilin memantul pada detail peta yang tergambar dengan sangat presisi. Ia membaca keterangan tempat pertemuan itu dengan seksama, wajahnya semakin pucat.

    Last Updated : 2025-04-06
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Dilema Moral Lie Feng

    Angin malam berdesir di antara pepohonan, membawa aroma tanah basah dan sedikit embun dingin. Lie Feng duduk di puncak bukit, memandang ke arah lembah di bawahnya. Cahaya bulan menerangi wajahnya yang dipenuhi kelelahan dan keraguan. Pertempuran melawan Kelompok Naga Hitam masih jauh dari selesai, tetapi pertempuran di dalam hatinya justru lebih mengerikan. Ia dihadapkan pada dilema moral yang berat: memaafkan Zhao Li atau menghukumnya.Zhao Li, sahabatnya sejak kecil, telah mengkhianati mereka. Buktinya tak terbantahkan. Namun, di balik pengkhianatan itu, tersimpan sebuah cerita yang lebih kompleks. Zhao Li telah dipaksa oleh Kelompok Naga Hitam untuk membocorkan informasi penting karena keluarganya terancam. Lie Feng telah mengetahui semua ini setelah percakapan panjang dan menyakitkan dengan Zhao Li.Lie Feng menghela napas panjang. "Aku tidak tahu harus berbuat apa," gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. "Aku tidak bisa mem

    Last Updated : 2025-04-06
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Serangan Balasan

    Kegelapan malam menyelimuti lembah, hanya diterangi cahaya bulan redup dan bintang berkelap-kelip. Di balik reruntuhan kuil kuno, Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin memimpin pasukan kecil pilihan mereka. Ketegangan mencekik; setiap hembusan angin membawa aroma tanah dan bau darah samar.Lie Feng, wajahnya dipenuhi tekad, menatap kedua sahabatnya. "Apakah semuanya siap?" tanyanya, suara rendah dan tegas.Master Jian mengangguk. "Semua pasukan di tempat. Siap melancarkan serangan." Ia mengusap pedangnya, memastikan senjata dalam kondisi prima.Mei Lin, tatapan tajam, menambahkan, "Informasi dari Zhao Li sudah kami pelajari. Kami telah mengidentifikasi kelemahan utama markas Kelompok Naga Hitam. Serangan kita akan sangat presisi."Lie Feng mengangguk. "Bagus. Ingat, kita akan menyerang dari tiga arah bersamaan. Master Jian, kau memimpin serangan dari timur. Targetmu gudang senjata dan ruang pertahanan terlemah.""Dimengerti," jawab Master Jian, suaranya tegas. "Pasukan saya siap mengha

    Last Updated : 2025-04-06
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan di Balik Kehancuran

    Udara masih dipenuhi aroma asap dan debu, sisa-sisa pertempuran dahsyat di markas Kelompok Naga Hitam. Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin memeriksa medan pertempuran, memeriksa korban dan memastikan tidak ada lagi ancaman yang tersisa. Kelelahan tampak jelas di wajah mereka, tetapi kebanggaan atas kemenangan masih terasa. Namun, keheningan yang menyelimuti mereka lebih menakutkan daripada gemuruh pertempuran sebelumnya."Semua sudah selesai," kata Master Jian, suaranya masih berat karena kelelahan. Ia mengusap pedangnya yang masih berlumuran darah kering. "Kelompok Naga Hitam telah hancur."Mei Lin mengangguk, tetapi tatapannya tetap waspada. "Jangan terlalu cepat merasa aman. Musuh yang kita hadapi mungkin lebih besar daripada yang kita bayangkan."Lie Feng, yang sedang memeriksa sebuah gulungan kuno yang ditemukan di reruntuhan, mengangkat kepalanya. "Kau benar. Gulungan ini... ini bukan milik Kelompok Naga Hitam." Ia membuka gulungan tersebut, menunjukkan huruf-hur

    Last Updated : 2025-04-07
  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Harga Kemenangan – Sebuah Pengorbanan

    Buku kuno itu tergeletak di antara mereka bertiga, Lie Feng, Master Jian, dan Mei Lin. Teks kuno yang rumit menggambarkan ritual untuk menyegel Raja Kegelapan, tetapi dengan harga yang sangat mahal. Udara di antara mereka berat, dipenuhi dengan ketakutan dan keraguan."Ritual ini membutuhkan pengorbanan besar," kata Lie Feng, suaranya berat. Ia menelusuri huruf-huruf kuno dengan jari telunjuknya. "Bukan nyawa, tapi… sesuatu yang lebih berharga."Master Jian mengerutkan dahi. "Lebih berharga dari nyawa? Apa maksudmu?"Lie Feng menatap kedua sahabatnya. "Energi dalam tubuh kita. Energi dalam inti kekuatan kita. Ritual ini memerlukan pengorbanan energi yang cukup untuk menyegel Raja Kegelapan. Energi yang cukup untuk menutup celah antara dunia kita dan dunia Raja Kegelapan."Mei Lin menarik napas dalam-dalam. "Jadi, kita harus mengorbankan kekuatan kita?""Tidak semua," jawab Lie Feng. "Tapi sebagian bes

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Pengungkapan Tersembunyi

    Mimpi-mimpi Lie Feng semakin intens, detailnya begitu nyata hingga terasa seperti kenangan. Ia melihat dirinya, masih kecil, berlatih di bawah bimbingan seorang wanita misterius di sebuah tempat terpencil yang diselimuti kabut. Bukan sekadar seni bela diri biasa yang diajarkan wanita itu, melainkan teknik-teknik yang mengendalikan energi dalam, kekuatan yang melampaui batas kemampuan manusia. Gerakan-gerakan wanita itu lincah, seperti tarian kematian yang mematikan. Lie Feng kecil menyerap setiap gerakan, setiap kata, setiap tatapan tajam dari sang guru misterius. Wanita itu, dengan rambut hitam panjang yang terurai, tersenyum lembut namun tatapannya menyimpan kekuatan yang luar biasa.“Fokus, Lie Feng,” suara wanita itu bergema di telinganya, lembut namun tegas. “Kekuatan sejati bukan terletak pada otot, melainkan pada kehendak hati.”Lie Feng berlatih keras, tubuh kecilnya berkeringat, namun semangatnya tak pernah padam. Malam demi malam, mimpi itu berulang, memperlihatkan kema

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Fragmen Masa Lalu

    Ruangan itu sunyi, hanya diselingi oleh suara napas Lie Feng yang tersengal-sengal. Luka-lukanya parah, kulitnya pucat pasi, dan keringat dingin membasahi dahinya. Pertempuran melawan Vashta yang telah berubah telah meninggalkan bekas yang dalam, bukan hanya pada tubuhnya, tetapi juga pada jiwanya. Lebih dari rasa sakit fisik, yang menghantuinya adalah serpihan-serpihan ingatan yang muncul dalam mimpi-mimpi yang intens dan kacau. Mimpi-mimpi yang bukan sekadar gambaran biasa, tetapi serangkaian adegan yang hidup, penuh simbolisme dan misteri yang mencekam.Lin Xue, Mei Lin, dan Jian berjaga di sampingnya. Kecemasan tampak jelas di wajah mereka. Wajah Lie Feng tampak menegang, tersiksa oleh sesuatu yang tak nampak."Dia masih belum sadar," bisik Mei Lin, suaranya penuh keprihatinan. Ia menatap Lie Feng dengan tatapan yang penuh simpati. "Mimpi-mimpinya… semakin intens sejak pertempuran itu.""Ya," jawab Jian, suaranya juga rendah dan hati-hat

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Meditasi dan Pengungkapan

    Gulungan kuno itu telah membuka sebuah jendela kecil ke dalam masa lalu Lie Feng, tetapi hanya sekilas. Banyak pertanyaan masih belum terjawab, dan rasa penasaran yang membara membakar jiwanya. Hubungannya dengan Vashta, wanita misterius dalam mimpinya, dan arti dari "anak yang dipilih," "kekuatan yang tertidur," dan "ikatan darah yang tak terputus"—semuanya masih menjadi teka-teki yang membingungkan.Lie Feng menyadari bahwa ia membutuhkan jawaban, dan ia tahu di mana harus mencarinya: di dalam dirinya sendiri. Ia memutuskan untuk melakukan meditasi mendalam, mencoba untuk menembus lapisan-lapisan ingatan yang terkubur dalam, untuk menemukan kebenaran yang telah lama tersembunyi.Ia mencari tempat yang tenang dan damai, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan perguruan. Di puncak gunung yang menjulang tinggi di belakang perguruan, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang, ia memulai meditasi. Ia duduk bersila, menutup matanya, dan membiarkan pikirannya melayang, me

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Gulungan Tersembunyi

    Petunjuk dari ukiran kuno itu, walau samar, menuntun Lie Feng ke jantung Perguruan Naga Teratai. Bukan ke ruang pelatihan, bukan ke tempat tinggal para murid, tetapi ke sebuah tempat yang tersembunyi, yang keberadaannya hanya diketahui oleh segelintir orang terpilih – perpustakaan rahasia. Selama bertahun-tahun, Lie Feng sendiri pun tak pernah mengetahuinya. Hanya sebuah intuisi yang kuat, didorong oleh sisa-sisa energi Vashta yang masih berdenyut di udara, yang membawanya ke sana.Lie Feng, didampingi Lin Xue dan Mei Lin, menemukan lorong sempit yang hampir tak terlihat, tersembunyi di balik tirai tanaman rambat lebat di taman belakang perguruan. Udara di dalam lorong terasa lembap dan berat, bau tanah dan kayu lapuk memenuhi hidung. Lin Xue menyinari lorong dengan obornya, mengungkapkan dinding batu yang kuno dan lembap."Ini… sangat berbeda dari bagian perguruan lainnya," kata Mei Lin, suaranya berbisik, seperti takut mengganggu kedamaian tempa

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Resonansi Energi

    Udara di Perguruan Naga Teratai masih bergetar, meski pertempuran dahsyat melawan makhluk dunia lain telah berakhir beberapa minggu lalu. Bekas luka masih terlihat jelas di dinding-dinding perguruan, tanda nyata dari pertempuran sengit yang telah mereka lalui. Lie Feng, yang tampak lebih kurus dan lelah daripada biasanya, duduk bersila di halaman belakang, matanya terpejam rapat. Bukan sekadar beristirahat, ini adalah meditasi yang mendalam, sebuah pencarian akan sesuatu yang tersembunyi, sesuatu yang hanya dia yang bisa merasakannya.Udara di sekitarnya berdenyut dengan energi yang samar, getaran halus yang terasa seperti bisikan di antara daun-daun. Ini bukan energi chi biasa yang mengalir di tubuh para pendekar, bukan pula energi gelap yang mengerikan dari makhluk dunia lain. Ini adalah sesuatu yang berbeda, sesuatu yang… mengenal. Sebuah resonansi energi yang unik, dingin, tajam, dan menyeramkan, namun juga… familiar.Setelah beberapa saat, Lie Feng membu

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #3

    Tim pengintai Jian berangkat menuju pegunungan barat. Mereka terdiri dari Jian sendiri, dua murid senior yang terampil dalam pertempuran jarak dekat, dan seorang ahli dalam penyamaran dan pengintaian. Perjalanan mereka berbahaya dan penuh tantangan. Mereka harus melewati hutan lebat, tebing curam, dan sungai deras. Mereka juga harus menghindari patroli musuh dan jebakan yang tersembunyi.Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah terpencil. Di tengah lembah, terdapat sebuah bangunan kuno yang memancarkan energi misterius yang kuat. Energi itu sama dengan energi yang terdeteksi di berbagai tempat di dunia."Ini dia," kata Jian, suaranya berbisik. "Sumber energi misterius itu."Mereka mendekati bangunan tersebut dengan hati-hati. Mereka memasuki bangunan tersebut dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan banyak ruangan yang penuh dengan artefak kuno dan gulungan kuno. Mereka juga menemukan beberapa makhluk misterius ya

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan #2

    Di sisi lain lapangan, Mei Lin melatih kelompoknya dalam meningkatkan intuisi dan kesadaran energi. "Tutup matamu," perintahnya. "Rasakan energi di sekitarmu. Rasakan getaran terkecil pun. Itu adalah kunci untuk memperkirakan gerakan lawan dan menghindari bahaya.""Sangat sulit, Tuan Mei Lin," keluh seorang murid. "Saya tidak bisa merasakan apa pun.""Sabar," jawab Mei Lin. "Ini membutuhkan latihan dan konsentrasi. Jangan menyerah. Kemampuan ini akan menyelamatkan hidupmu di lapangan pertempuran."Jian, dengan kelompoknya yang terdiri dari murid senior, berlatih dalam mengembangkan strategi pertempuran yang baru. "Kita harus mempelajari kelemahan musuh kita yang lalu," katanya. "Kita harus mengetahui bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka menyerang, dan bagaimana mereka berpikir.""Tapi bagaimana kita bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan?" tanya seorang murid."Ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Menuju Masa Depan

    Sinar matahari pagi menyinari Perguruan Naga Teratai, mengusir bayang-bayang kegelapan yang masih melekat setelah pertempuran dahsyat melawan makhluk energi gelap. Udara sejuk pagi membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang baru saja terkena embun. Di halaman perguruan, yang masih menunjukkan bekas-bekas pertempuran, Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin berdiri berdampingan, memandang para murid mereka yang berkumpul. Wajah-wajah mereka, meski lelah, mencerminkan tekad yang baru. Mereka telah melewati ujian api, dan telah keluar sebagai pemenang, tetapi kemenangan ini hanyalah awal dari perjalanan baru yang lebih panjang dan lebih menantang.Lie Feng memulai, suaranya tenang namun berwibawa, "Kita telah melewati banyak hal bersama. Kita telah menghadapi kematian, kehilangan, dan keputusasaan. Namun, kita telah melewatinya bersama-sama. Kita telah mengukir ikatan persahabatan yang lebih kuat dari baja."Lin Xue mengangguk, "Ya, Lie Feng. Pertempuran itu telah menempa ki

  • Raja Persilatan: Pendekar Tapak Dewa   Bayangan di Ufuk Baru

    Ketegangan menyelimuti Perguruan Naga Teratai. Getaran yang terasa beberapa hari lalu semakin kuat, mengindikasikan bahwa ancaman itu semakin dekat. Para petarung, di bawah kepemimpinan Lie Feng, Lin Xue, dan Mei Lin, terus memperkuat pertahanan dan meningkatkan kewaspadaan. Mereka berlatih dengan tekun, menajamkan intuisi dan memperkuat kerja sama tim mereka.Suatu malam, saat bulan purnama bersinar terang, getaran itu mencapai puncaknya. Tanah berguncang hebat, dan suara gemuruh menggelegar di udara. Para petarung siaga penuh, pedang mereka terhunus, siap menghadapi apa pun yang akan datang."Itu dia!" teriak Jian, matanya melihat sesuatu di ujung hutan di dekat perguruan. "Ada sesuatu yang sedang mendekati!"Semua petarung menatap ke arah ujung hutan. Di tengah kegelapan, mereka melihat sesosok bayangan besar bergerak mendekati perguruan. Bayangan itu memancarkan aura yang sangat mengancam, aura yang beg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status