Di kediaman Santoso. Begitu melihat Keluarga Jhonson berlalu, Lukman berniat untuk angkat bicara, tetapi Radit malah mendahuluinya.Dia langsung menjatuhkan kedua kakinya dan berlutut di hadapan Tobi sambi berkata dengan panik, "Raja Naga, saya minta maaf. Barusan saya terlalu ceroboh dan membuat Anda tersinggung. Mohon maafkan saya kali ini. Saya janji nggak akan mengulanginya lagi.""Aku juga, aku juga!"Dilan tidak tahu harus berkata apa, jadi dia pun mengikuti pamannya dan langsung berlutut.Tindakan itu tentu membuat Julia terkejut. Dia buru-buru bangkit dari tempat duduknya.Candra dan Widia juga segera beranjak. Bagaimanapun, Candra masih menganggap mereka sebagai keluarga wanita yang dicintainya. Widia juga memiliki pemikiran yang sama.Tobi tidak terburu-buru seperti mereka, tetapi dia juga bangkit dan berkata dengan tenang, "Sudahlah, kalian berdiri saja. Demi Julia, aku juga nggak berniat untuk mempermasalahkan perilaku kalian. Jadi, kalian juga nggak perlu berlutut seperti
Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sudah, jangan dibahas lagi. Lagian, aku sudah bilang mau memberikannya kepada kalian. Aku nggak akan menarik kembali perkataanku. Candra, terima saja. Tapi ingat, kamu harus mengelolanya dengan baik dan buat pencapaian besar sebagai balasan untukku, mengerti?""Ya! Aku pasti akan berusaha. Terima kasih Kak Tobi!" ucap Candra terharu.Sebenarnya, ada makna yang dalam di balik semua pengaturan Tobi ini. Para tamu Hotel Anvaya kebanyakan sangat luar biasa. Hal ini juga bisa memberi Candra kesempatan untuk melatih dirinya.Melihat adegan itu, Lukman makin paham kalau Tobi sangat menjaga Candra. Dia diam-diam merasa senang. Apa pun yang terjadi, kelak Lukman pasti akan memperlakukan menantunya dengan baik.Pandangannya terhadap Candra kini juga berubah. Makin dipandang, dia makin menyukai menantunya ini.Memang benar, Candra masih belum sehebat Raja Naga. Andai Raja Naga bisa menjadi menantunya .... Namun, Lukman juga hanya membayangkannya sejenak
Setelah selesai bergelut, pipi Widia langsung memerah. Dia kemudian berkata dengan malu, "Dasar pria jahat. Kenapa kamu nggak bisa sedikit lebih lembut? Saking kasarnya, kamu sampai merobek pakaian dalamku.""Hehe. Seingatku, barusan kamu nggak bilang begitu.""Apa-apaan!"Memikirkan kejadian barusan, Widia bertambah malu dan wajahnya juga memanas."Ya sudah. Kebetulan aku punya waktu, bagaimana kalau aku bawa kamu pergi beli yang baru?""Siapa yang mau pergi beli bersamamu?" ucap Widia dengan kesal. Wajahnya bertambah merah. Mana mungkin dia mengajak Tobi pergi memilih pakaian dalam? Bukankah itu akan membuatnya canggung?"Kamu yakin nggak mau pakai lagi? Benar juga. Dengan begitu, nanti kita bisa melakukannya lebih cepat, 'kan?""Sembarangan!"Widia malu sekali. Tobi makin lama makin berani.Namun, entah kenapa, Widia malah menikmatinya.Jarang-jarang mereka bisa menghabiskan waktu berduaan. Widia juga tidak terburu-buru untuk kembali ke Kota Tawuna.Waktu berlalu dengan cepat. Malam
Pada akhirnya, Bu Devi pun menceritakan segalanya kepada Yesa. Kejadiannya memang seperti itu.Apalagi, Devi adalah polisi yang bermartabat dan juga terlihat jujur. Tentu saja, perkataannya bisa dipercaya.Yang paling penting lagi, Yesa segera meminta ayah mertuanya, Muhar, mencari teman di Jatra untuk menanyakan informasi mengenai masalah itu.Mereka baru tahu kalau Dewa Perang Harita memang telah mengeluarkan peringatan untuk Keluarga Yudistira. Apa pun yang terjadi, Keluarga Yudistira tidak boleh mengambil tindakan terhadap Tobi dan melepaskan nyawanya kali ini.Lantas, kenapa ada begitu banyak tokoh besar datang mengunjungi kediaman Lianto mereka waktu itu? Bahkan, mereka juga membawa begitu banyak hadiah. Itu semua karena mereka salah mengenali Raja Naga. Mereka semua telah ditipu oleh Tobi, sama seperti dirinya.Mereka mengira Tobi adalah Raja Naga.Terlebih lagi, tidak ada yang tahu seperti apa rupa Raja Naga dari Sekte Naga.Dengan kata lain, Tobi hanyalah pria yang tidak bergu
Tobi sama sekali tidak mengetahui hal ini. Begitu mendengar Widia mengatakan mungkin terjadi sesuatu kepada ibunya, dia pun mengikutinya kembali ke kediaman Lianto.Tak lama kemudian, mereka pun sampai di depan kompleks. Sebenarnya, Widia sangat gugup.Meski Tobi dan dirinya sudah berbaikan, mereka masih belum memberi tahu hal itu kepada yang lainnya.Tobi juga tidak pernah mengatakan dirinya mau kembali ke kediaman Lianto. Namun, siapa sangka, di saat ini, Tobi langsung mengemudikan mobilnya memasuki kompleks, bahkan memarkirnya di depan kediaman Lianto.Adegan ini benar-benar menyentuh hati Widia.Andai dirinya adalah Tobi, apalagi setelah menghadapi begitu banyak kejadian, dia tidak mungkin bisa bermurah hati seperti pria itu. Widia meremas tangan Tobi dan berkata dengan lembut, "Tobi, terima kasih!"Tobi hanya tersenyum. Keluarga Lianto memang membuatnya tidak nyaman, tetapi yang dia sukai itu Widia, bukan Keluarga Lianto.Widia terus menggandeng tangan Tobi. Melihat kakeknya dan y
"Benar saja. Tobi, akhirnya kamu mengakui perbuatanmu."Yesa langsung menyindirnya, "Keluarga Lianto kami paling benci pembohong sepertimu. Menurutmu, apa yang harus kami lakukan?""Kalian mau mengusirku aku lagi?" tanya Tobi dengan nada menghina."Bukankah seharusnya begitu? Kalau nggak mengusir pembohong sepertimu, apa kami masih harus membiarkanmu tinggal di sini dan menipu seluruh aset Keluarga Lianto? Jangan kira kami nggak tahu apa yang kamu pikirkan. Bukankah kamu tinggal di kediaman Lianto hanya demi properti keluarga kami?" ucap Yesa sambil mendengus dingin."Bu, kamu sudah salah paham!"Widia yang berada di samping terlihat panik dan berkata dengan lantang, "Tobi punya aset yang nggak terhitung jumlahnya, buat apa dia peduli dengan properti Keluarga Lianto? Dia baru saja memberikan sebuah hotel bernilai triliunan kepada Candra!""Haha. Nggak masuk akal sekali!""Widia, kamu terlalu naif. Dia bisa sembarangan memberikan hotel senilai triliunan? Kamu kira kami akan percaya?""K
Selesai berbicara, Tobi menoleh dan memandang Widia. Dia diam-diam menghela napas. "Widia, maaf, aku pergi dulu!"Begitu meninggalkan kata-kata itu, dia pun melangkah keluar.Tempat ini bukanlah tempat yang layak dia tinggali."Tobi!"Widia merasa cemas. Dia barusan telah berusaha menghentikan mereka, tetapi sudah terlambat. Dia langsung memarahi keluarganya, "Kalian benar-benar gila. Entah apa yang sebenarnya kalian inginkan."Selesai berbicara, dia langsung pergi mengejar Tobi.Namun, ibunya langsung maju ke depan, lalu meraih tangan putrinya sambil membentaknya, "Kamu mau ke mana? Setelah punya pacar, kamu nggak menginginkan keluargamu lagi? Widia, kalau kamu berani keluar dari rumah hari ini, aku pasti akan mati di hadapanmu.""Terserah kamu saja!"Widia sudah tidak peduli lagi. Dia bersikeras menepis tangan ibunya dan bersiap untuk mengejar Tobi.Dia merasa keluarganya sangat keterlaluan. Apalagi, ini sudah bukan pertama kalinya."Oke. Kamu ingin aku mati, 'kan? Kalau begitu, aku
Yesa merasa Tobi benar-benar tidak tahu malu. Padahal pria itu baru saja pergi belum lama, tetapi dia sudah mengatur kepala Keluarga Yudistira yang palsu ke sini. Mungkin kepala keluarga palsu ini juga datang untuk mencari Tobi.Kenapa dia tidak langsung mengatakan Tobi adalah putra dari Keluarga Yudistira saja?Kali ini, Kakek Muhar dan Yesa malah memiliki pemikiran yang sama.Tuan Besar Ezra tersenyum pahit. Tak disangka, mereka akan meragukan identitasnya. Dia pun berkata tak berdaya, "Aku rasa kalian sepertinya salah paham. Aku memang ....""Sudahlah!""Kamu sudah terbongkar. Buat apa berpura-pura lagi?"Yesa langsung tersenyum sinis, "Kalau nggak ada hal lain, silakan keluar dari sini. Kalau bukan karena memandang usiamu sudah tua, aku pasti sudah mengusirmu dengan sapu."Ekspresi wajah Tuan Besar Ezra langsung berubah. Dia hampir tidak sanggup menahan emosinya. Bayangkan, dirinya, Ezra, telah menjadi pemimpin Jatra selama bertahun-tahun, apalagi setiap orang yang bertemu denganny
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K