Bukankah ini namanya cari mati?Benar saja. Shivam belum pernah dihina di depan umum seperti ini sebelumnya. Dia langsung marah dan berkata dengan geram, "Bocah, beraninya kamu memarahiku? Lihat bagaimana aku memberimu pelajaran hari ini. Cepat beri tahu namamu!""Namaku Tobi Yudistira!""Kebetulan aku juga nggak sembarangan membunuh orang, jadi kenapa kamu nggak memberi tahu namamu juga?" balas Tobi dengan dingin.Tobi merasa orang-orang di depannya ini pasti sangat mulia. Bagaimanapun juga, negara membutuhkan perlindungan mereka.Namun, hari ini, lawan mengutus begitu banyak orang untuk menanganinya hanya karena perintah Tuan Rio. Orang seperti ini tidak layak dihormati sama sekali."Kamu cari mati!"Shivam bertambah marah, tetapi dia segera bereaksi dan berkata dengan geram, "Oh, kamulah Tobi? Apa kamu kembali untuk cari mati? Kebetulan sekali. Kami akan menangkapnya hari ini, jadi aku nggak perlu buang-buang waktu untuk mencarimu lagi."Shivam berani mengatakan hal seperti ini kare
Begitu mendengar pertanyaan Tobi, wajah Shivam seketika berubah.Alasan mengapa dia mengambil tindakan ini karena dia takut dirinya tidak bisa menaklukkan Tobi. Apalagi, Dewa Perang Albus kebetulan sedang bertugas ke luar negeri dan dia juga tidak akan kembali dalam beberapa hari kemudian.Kalau tidak, mereka juga tidak akan bertindak secepat itu. Shivam juga tidak perlu turun tangan sendiri dalam menangani masalah ini.Jika tidak, sudah pasti Dewa Perang Albus yang akan mengambil tindakan. Begitu Dewa Perang Albus turun tangan, semuanya akan ditaklukkan dengan mudah.Hanya saja, reaksi Shivam cepat juga. Dia langsung berkata dengan dingin, "Omong kosong! Kami datang ke sini karena menerima perintah dari atasan kami. Ada buronan yang sangat berbahaya di kediaman Lianto. Dia mungkin akan membahayakan keselamatan Harlanda kapan saja.""Haha. Kamu barusan bilang alasan kamu menangkapku karena aku secara terang-terangan menyerang dan melukai orang lain. Sekarang kamu bilang akan membahayak
"Hmm, menurutku peluang untuk menang seharusnya masih tinggi. Bahkan, bisa mencapai seratus persen," jawab Tobi dengan ringan dan percaya diri.Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam saat mendengar ucapan itu.Apa yang dikatakan bocah ini barusan? Beraninya dia mengatakan peluang dirinya bisa mengalahkan Dewa Perang Albus itu mencapai seratus persen? Dia pikir dia itu siapa?Shivam juga terkejut. Untuk sesaat, dia bahkan tidak tahu harus bagaimana merespons pernyataan Tobi. Bocah ini pasti sudah gila. Sepertinya dia belum pernah melihat betapa menakutkan kekuatan ahli bela diri Guru Besar tingkat akhir.Belum lagi tingkat puncak Guru Besar, tampaknya dia bahkan tidak tahu ada keberadaan yang menakutkan seperti itu.Kalau tidak, bagaimana dia bisa begitu bodoh?"Bagaimana kalau kamu minta Dewa Perang Albus datang ke sini? Biarlah aku berduel dengannya," kata Tobi dengan tenang."Lancang sekali! Tobi, beraninya kamu meremehkan Dewa Perang Albus seperti ini. Aku rasa kamu sedang meng
Semua orang tertegun sejenak. Padahal, Tobi sudah dikelilingi oleh begitu banyak orang bersenjata lengkap, tetapi pria itu masih berani begitu sombong.Tidak peduli seberapa bagus pun seni bela dirinya, dia juga tidak mungkin bisa menghentikan peluru itu.Hanya saja, token apa yang dia keluarkan itu? Apa itu mewakili identitas yang sangat kuat?Namun, apa itu mungkin?Shivam sangat marah saat Tobi menyebutnya sebagai antek Keluarga Yudistira. Namun, kesombongan lawan membuatnya merasa gugup, apalagi saat dia memperlihatkan sebuah token.Dia pun berusaha melihat lebih dekat lagi. Sepertinya itu Token Raja Naga dari Sekte Naga.Kebanyakan orang mungkin tidak mengetahui tentang Token Raja Naga. Namun, terlahir dalam keluarga hebat seperti Keluarga Yudistira, mana mungkin Shivam tidak bisa membedakannya.Terlebih lagi, orang biasa tidak mungkin bisa memalsukan Token Raja Naga. Meski ada yang bisa meniru token itu, mereka juga tidak punya nyali. Bagaimanapun juga, Sekte Naga termasuk organi
Widia tertegun sejenak. Tobi sungguh Raja Naga dari Sekte Naga? Padahal, sebelumnya dia hanya asal menyebut Tobi sebagai Raja Naga. Tak disangka, malah menjadi kenyataan.Apa ini semua benar-benar nyata?Kalau memang demikian, Widia sudah terlalu sering salah paham dengan Tobi sebelumnya. Terlebih lagi, pria itu memiliki status yang begitu terhormat, tetapi malah terus-menerus dipermalukan oleh orang tuanya.Martha makin bersemangat. Dia sudah tahu kalau kakak iparnya bukanlah orang biasa. Kalau tidak, mana mungkin lawan-lawan sebelumnya bisa begitu takut kepadanya?Fakta membuktikan bahwa kakak iparnya sangat luar biasa.Tobi menatap Shivam dengan dingin sambil berkata, "Huh! Jadi, maksudmu, kalau aku bukan Raja Naga, kamu sudah bisa bertindak semena-mena?""Bukan seperti itu. Aku, aku hanya mengikuti perintah," ucap Shivam buru-buru."Mengikuti perintah?""Siapa yang memberimu perintah? Keluarga Yudistira?" tanya Tobi.Shivam terdiam. Dia tentu saja tidak boleh mengatakan kalau dia m
Lantaran ibunya Widia ingin menjodohkan kembali mereka berdua, dia tidak berpikir panjang lagi. Seakan-akan tidak ingin menunggu sedetik pun, dia segera melangkah maju dan berkata, "Tobi, Ibu sudah bersalah kepadamu sebelumnya. Apalagi itu kesalahan besar.""Ibu selalu salah paham kepadamu. Kamu boleh pukul atau memarahiku, tapi kamu nggak boleh menyalahkan Widia. Kamu juga tahu Widia dipaksa oleh kami, 'kan?""Ya, ya, Widia menyukaimu. Hanya saja, kami sebagai orang tuanya terlalu banyak berpikir dan selalu salah paham kepadamu. Ayah mau minta maaf kepadamu."Herman juga buru-buru menimpali.Mendengar itu, Tobi tertegun sejenak. Pasangan suami istri sungguh luar biasa. Bisa-bisanya sikap mereka berubah secepat itu. Mereka sekarang malah menyebut diri mereka sendiri sebagai mertuanya. Pemandangan ini sepertinya tidak asing sama sekali.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Pertama, dari awal sampai akhir, aku nggak pernah menyalahkan Widia.""Bagus, baguslah kalau be
Jika ini pertama kalinya, Tobi mungkin tidak mempermasalahkannya. Namun, setelah berulang kali terjadi, dia kini tampak tenang dan berkata dengan datar, "Nggak apa-apa. Lagian aku sudah terbiasa.""Kamu masih menyalahkanku?"Kakek Muhar tersenyum pahit dan berkata, "Kalau begitu, aku akan perlihatkan ketulusan hatiku. Aku bersumpah akan sepenuhnya mendukungmu dan Widia mulai dari sekarang.""Aku juga, aku juga," ucap ibunya Widia.Herman juga ikut menimpali, "Begitu juga aku!"Widia tersenyum pahit, tetapi hatinya merasa bahagia.Karena akhirnya, tidak ada lagi yang bisa menghalanginya bersama dengan Tobi.Tobi diam-diam menggelengkan kepalanya. Tepat di saat itu, ponselnya berdering. Begitu diangkat dan mendengar kata-kata si penelepon, wajahnya berubah muram.Setelah menutup telepon, dia tiba-tiba berseru, "Jessi!"Ternyata Jessi sudah muncul sejak tadi. Dia mengkhawatirkan keselamatan Tobi. Mengandalkan seni bela dirinya, dia pun bersembunyi di sudut dan bersiap untuk membantu pria
Ibunya Widia terpaku di tempat. Dia tampak kebingungan. Bagaimana bisa jadi seperti ini? Apa dia rela menantu yang begitu hebat itu lepas dari genggamannya begitu saja?Apalagi, gadis barusan memiliki fitur wajah yang elok dan sempurna. Aura di seluruh tubuhnya begitu polos dan parasnya juga secantik bidadari. Kecantikan gadis itu bahkan tidak jauh berbeda dengan putrinya sendiri.Pria mana yang bisa menolak pesona yang begitu memikat seperti itu?Selain itu, dia juga putri Keluarga Yusnuwa, keluarga paling kaya di Kota Tawuna. Benar-benar pasangan yang sempurna.Kakek Muhar juga menyadari semua itu. Jika itu gadis lain, mungkin beliau juga tidak begitu peduli. Namun, kualifikasi yang dimiliki oleh Jessi terlalu bagus. Apalagi, kekayaan Keluarga Yusnuwa bukanlah tandingan Keluarga Lianto."Ayah, bagaimana ini?""Bagaimana kalau aku menyusulnya dan minta maaf kepadanya? Aku yakin dia masih menyukai Widia. Dia pasti masih marah kepada kita," kata ibunya Widia dengan cemas.Sekalipun dimi
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K