...Apa yang dia katakan?Dia mau membereskan tuan muda Keluarga Yudistira?Apa dia sudah gila?Tidak, tidak! Mungkin dia hanya sembarangan bicara saja.Banyak anggota Keluarga Lianto yang menganggap Tobi sudah gila.Bahkan, Martha pun tercengang. Kata-kata kakak iparnya sudah membuatnya berkeringat dingin. Saat ini, dia baru mengerti mengapa kakak sepupunya tidak ingin dia menceritakan kebenaran itu kepada pria itu.Kini dia mulai menyesal. Walau kakak iparnya terlihat sangat heroik, tetapi bagaimana kalau dia mati? Bukankah semua akan berakhir sia-sia?Kakek Muhar dan orang tuanya hampir tidak kuasa menahan tawa mereka. Tobi terlalu suka membual. Apa dia mengira dirinya sangat hebat? Mungkin dia tidak tahu Rio itu putra Keluarga Yudistira dari Jatra. Itu sebabnya, dia berani berbicara seperti itu.Lantaran hal ini melibatkan seluruh keluarga mereka, jadi Kakek Muhar dan lainnya tidak berani tertawa.Hanya saja, setelah hari ini, dia pasti akan berakhir tragis.Jangankan mereka, bahka
Kakek Muhar jelas tidak senang melihat Widia meragukannya. Dia pun berkata dengan marah, "Apa itu penting? Aku melakukan ini semua demi kamu!""Kalau begitu, aku sudah tahu!"Jawaban kakeknya makin membuat Widia yakin. Dia menoleh ke arah Tobi dan berkata, "Tobi, akulah yang mencelakaimu!""Tapi jangan khawatir, kalau kamu mati, aku pasti akan menemanimu. Kalau ada kehidupan berikutnya, kita akan tetap bersama lagi!"Saat ini, dia tidak peduli lagi dengan ancaman Keluarga Yudistira kepada Keluarga Lianto.Jelas-jelas ini hasil kerja sama keluarganya dengan orang luar untuk mengancamnya.Widia hanya ingin memberi tahu Tobi, dia akan selalu berada di sisi Tobi, baik itu hidup ataupun mati.Sekalipun jalan di depan mereka buntu, dia juga memutuskan untuk bersama Tobi.Entah kenapa, Widia menyadari dirinya merasa jauh lebih rileks, seolah-olah beban yang dipikulnya sirna sepenuhnya.Hanya saja, saat Kakek Muhar dan yang lainnya mendengar ini, mereka sudah hampir gila, apalagi melihat ekspr
Melihat adegan ini, semua orang langsung menggelengkan kepala.Lambat sekali!Seakan-akan postur dan gerakan Tobi tidak ada gunanya sama sekali.Tidak perlu diragukan lagi, dia sudah pasti akan mati!Candra yang melihat itu juga tampak cemas. 'Kak Tobi, bukankah seni bela dirimu sangat hebat? Kenapa masih diam saja? Cepat serang dia sekarang juga!'Namun detik berikutnya, semua orang terpana.Termasuk Okta sendiri. Lantaran di saat itu dia merasa gerakannya pasti akan mengenai lawan, Tobi tiba-tiba mengangkat tangan kanannya.Kemudian, memperlihatkan teknik mengunci lawan. Tobi segera menangkap tangan kanannya, yang bersiap untuk menyerang itu.Detik berikutnya, hanya terdengar bunyi 'krek' di telinganya. Okta seketika merasakan sakit yang menusuk. Ternyata tangan kanannya sudah dipatahkan oleh lawan.Karena kesakitan, Okta terpaksa menyerang dengan tangan yang satunya lagi.Namun, Tobi kembali mengambil tindakan. Kali ini, dia langsung menghancurkan tangan kiri Okta dengan kekuatan ba
"Huh! Pengawalku hanya ahli bela diri Kekuatan Gelap. Ahli bela diri Kekuatan Transformasi mana pun yang berada di tingkat menengah bisa melakukan serangan yang baru saja kamu keluarkan. Sekalipun berusaha mati-matian, kamu paling hanya bisa berada di tingkat akhir Kekuatan Transformasi.""Tapi kalau tebakannya nggak salah, kekuatanmu pasti berada di tingkat menengah Kekuatan Transformasi. Sebaliknya, aku sudah berada di tingkat puncak Kekuatan Transformasi. Hanya butuh selangkah lagi, aku sudah akan menerobos alam Guru Besar."Rio maju ke depan, menunjukkan sisi dominannya, dan berkata dengan bangga, "Dibandingkan denganku, kamu hanya pecundang lemah!"Dia tidak menyangka seni bela diri Tobi akan begitu hebat. Hanya saja, tidak peduli seberapa hebatnya Tob, dia masih tidak bisa dibandingkan dengannya.Biarlah semua orang melihat, siapa pria berbakat dan luar biasa yang sesungguhnya.Semua orang diam-diam menghela napas. Sesuai dugaan mereka, Tuan Rio masih lebih kuat.Tidak peduli seb
Tobi sungguh kehabisan kata-kata. Dia tidak menyangka sifat Rio akan berbalik sepenuhnya dengan bayangannya. Padahal, kalau dilihat dari apa yang dia katakan dan apa yang dia lakukan, jelas terlihat dia adalah orang yang sangat kejam.Rio juga selalu meremehkan semua orang. Tobi mengira dia pasti orang pintar yang berhati kejam.Namun, setelah dilihat sekarang, ternyata dia hanya seorang pria bodoh.Sebaliknya, Rio sama sekali tidak merasa dirinya bermasalah. Dia justru kembali mengancam, "Widia, aku akan beri kamu kesempatan terakhir.""Kemarilah, lalu berlutut dan minta maaf kepadaku. Mulai sekarang, layani aku dengan baik. Dengan begitu, aku akan memaafkan kesalahanmu hari ini.""Kalau nggak, kalian berdua, kakekmu, orang tuamu, adikmu, dan semua sanak keluargamu bersiap-siap mati saja."Sembari berbicara, Rio juga menunjuk semua orang. Setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya penuh dengan ancaman.Begitu mendengar kata-kata itu, ibunya Widia langsung ketakutan. Dia buru-buru berk
Tobi tersenyum sinis dan sengaja menyudutkan mereka berkali-kali, tanpa menunjukkan belas kasihan sedikit pun.Ibu dan ayahnya Widia kesal sekali. Wajah mereka terlihat kusut, seperti baru saja menelan ribuan lalat mati. Sayangnya, mereka sama sekali tidak bisa membantah perkataannya.Namun, yang membuat mereka makin tidak senang adalah semua orang malah menunjukkan ekspresi seakan-akan setuju dengan kata-kata Tobi.Walau mereka tahu seberapa kuat dan menakutkannya Rio, tetapi kelakuan ibunya Widia benar-benar mengejutkan mereka dan juga mulai mengubah pandangan mereka terhadapnya."Kalian! Kalian tahu apa!"Ibunya Widia terlihat emosi. Melihat semua orang diam-diam membenarkan perkataan Tobi, dia langsung membalas dengan suara keras, "Kalau kalian ada dalam posisi ini, apalagi putri kalian bisa menikah dengan tuan muda yang hebat, mungkin kelakuan kalian akan lebih buruk dariku."Lantaran di sana masih ada Rio, semua orang tidak berani berkomentar apa-apa. Namun, ekspresi mereka jelas
Rio tidak menyangka Tobi akan begitu lugas, tetapi dia sudah mengetahui alasannya. Dia mendengus dingin, lalu berkata dengan nada mengejek, "Kamu pikir kamu sengaja bersikap lugas seperti itu, aku sudah nggak tahu kamu ingin menunda waktu?""Bocah, dibandingkan denganku, kamu masih terlalu jauh!"" ...."Tobi tampak tidak berdaya. Dia pun berkata, "Lantas, apa lagi yang kamu tunggu? Bertindaklah!""Oke, ini permintaanmu sendiri. Hari ini, aku akan tunjukkan kepadamu teknik milik Keluarga Yudistira yang tiada taranya! Begitu aku mengeluarkan teknik ini, kamu bahkan nggak akan bisa menyentuh bayanganku, apalagi menyerangku."" ....""Sudah selesai bicara? Kalau sudah, cepat bertindaklah." Tobi kelihatan tidak sabar. Dia sungguh tidak ingin menghabiskan waktu untuk mendengarnya bertele-tele di sini."Cari mati!""Lantaran kamu pengin mati, aku akan mematahkan lengan dan kakimu dulu. Setelah itu ...."Rio masih ingin memamerkan kekuatannya lebih dulu, kemudian menunjukkan kehebatannya yang
Widia juga tercengang. Dia tidak bisa memercayai kejadian di depan matanya. Namun, dia juga tidak kuasa menyembunyikan kegembiraannya. Tidak peduli apa yang akan terjadi ke depannya, setidaknya Rio tidak akan bisa melakukan apa-apa kepada Tobi.Yang dikatakan Tobi memang benar. Widia selalu meremehkannya. Padahal, seni bela dirinya begitu luar biasa.Candra yang selalu mengagumi Tobi langsung bersemangat saat melihat kejadian itu. Begitu pula dengan Martha.Kakek Muhar, orang tuanya Widia, dan yang lainnya juga tercengang. Mereka tahu Tobi bisa seni bela diri, tetapi mereka tidak pernah menyangka akan begitu menakutkan. Bahkan Tuan Rio yang tidak tertandingi itu pun kalah telak.Namun, hal seperti ini tidak boleh terjadi. Dia hanya akan mendatangkan bencana besar.Kakek Muhar segera berkata dengan cemas, "Tobi, apa yang kamu lakukan? Cepat lepaskan Tuan Rio. Kalau kamu berani melukai Tuan Rio, Keluarga Yudistira nggak akan melepaskanmu."Mendengar itu, Tobi hanya tersenyum geli dan ber
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K