Hanya saja, itu akan sedikit merepotkan saja.Ekspresi Kakek Muhar berubah drastis. Dia langsung berkata dengan geram, "Aku bisa memberi kalian uang, tapi mengapa kalian harus melakukan hal seperti ini?""Huh! Tentu saja karena cucumu cantik sekali. Kami semua tertarik kepadanya."Mirza juga tidak ingin berbasa-basi lagi. Dia langsung memberi perintah, "Gibson, cepat habisi bocah itu! Yang tua biarkan dia hidup dulu!"Lagi pula, masalah sudah menjadi seperti ini. Dia juga tidak perlu omong kosong di sini lagi. Ketika Gibson mendengar perintah itu, dia langsung menjilat bibirnya dan berkata dengan kejam, "Nak, kamu sendiri yang cari mati.""Oh ya, asal kamu tahu, akulah yang menampar wanita di sampingmu itu. Selain itu, tahukah kamu mengapa pakaiannya berantakan? Itu juga karena aku ingin bermain-main dengannya secara paksa."Begitu mendengar kata-kata itu, suhu di sekitar Tobi mendadak menjadi dingin. Awalnya, Tobi masih ingin meningkatkan kekuatannya secara perlahan untuk menghadapi M
Ternyata, di saat menghadapi gerakan Gibson yang menakutkan, Tobi masih begitu terampil dan bisa dengan mudah menghindari serangannya. Dia kemudian berbalik memukul bagian dada Gibson dengan telapak tangannya.Ekspresi Gibson seketika berubah. Dia baru sadar dirinya tidak sempat mengelak lagi. Dalam sekejap, dia hanya merasakan sakit menusuk di bagian dadanya. Tanpa sadar, tubuhnya juga terpental ke belakang.Serangan dahsyat yang dia keluarkan itu sama sekali tidak bisa mengenai Tobi.Meski Tobi telah berhasil membuat lawan mundur dengan satu telapak tangannya, dia masih belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Tubuhnya meluncur dengan gesit. Dalam sekejap, dia sudah berdiri di samping Gibson dan menodongkan sebuah pisau ke leher pria itu.Gerakannya begitu gesit dan perubahannya juga terlalu cepat.Bahkan, Mirza juga tercengang. Saat dia terhenyak, dia sudah kehilangan waktu yang tepat untuk menyelamatkan Gibson.Wajah Gibson berubah pucat. Dia merasa kaget sekaligus kesal. Dia kemudi
"Selain itu, dia saja nggak bisa mengalahkanku, kamu masih merasa dirimu mampu?"Meski Gibson begitu tersiksa dan putus asa, dia jelas-jelas masih berharap Kak Mirza bisa menyelamatkannya. Namun, saat mendengar kata-kata Tobi, dia makin putus asa.Apalagi, rasa sakit itu makin lama makin menjadi-jadi. Dia begitu menderita, bahkan merasa dirinya sudah di ambang kematian. Hanya dalam dua menit saja, dia sudah tidak tahan lagi dan langsung memohon."Bunuhlah aku. Bunuhlah aku."Padahal, kemampuan menahan rasa sakit Gibson sangatlah hebat. Kini dia malah meminta Mirza membunuhnya agar dia terlepas dari penderitaan ini.Taktik mengerikan seperti apa yang telah digunakan bocah ini?Mirza mulai merasa panik. Bahkan, dua rekan yang berada di sampingnya mulai ketakutan, terutama sopir yang membawa Tobi dan Kakek Muhar ke sini.Tak disangka, kekuatan dan teknik Tobi begitu menakutkan. Bisa-bisanya dia memandang remeh bocah itu.Walau mereka adalah pembunuh, tetapi saat ini, mereka juga mulai gug
Buam!Terdengar suara ledakan keras. Mirza hanya merasa ada kekuatan mengerikan yang meluncur ke arahnya, membuat pisau di tangannya hancur berkeping-keping.Selanjutnya, kekuatan menakutkan itu pun menerpa tubuhnya. Tangan kanannya langsung lumpuh di tempat. Diikuti dengan jeritan kesakitan, tubuhnya pun terhempas ke belakang, kemudian tergeletak di tanah.Saat ini, meski dia masih bisa berdiri dengan stabil, dia sudah sangat panik dan ketakutan.Kedua rekan yang berdiri di sampingnya juga terlihat pucat pasi dan ketakutan.Yang lebih menakutkan lagi, kekuatan yang dikerahkannya itu bukan hanya tidak bisa melukai lawannya, tetapi bahkan wanita di sampingnya itu juga sepertinya tidak terpengaruh sedikit pun.Mirza bertanya dengan ekspresi ngeri, "Se ... sebenarnya kekuatan seperti apa yang kamu miliki?""Haha. Kamu baru mau menanyakan hal ini sekarang? Bukankah sudah terlambat?"Tobi mendengus dingin, kemudian selangkah demi selangkah berjalan mendekati Mirza.Jangan harap ada satu pun
Lantaran kekuatannya dikeluarkan secara paksa, jadi kondisinya sekarang sudah mulai melemah.Setelah kekuatannya mencapai puncak, maka juga akan menurun dengan cepat. Itu sebabnya, dia tidak punya banyak waktu untuk bertele-tele dengannya lagi.Dua rekan lainnya yang melihat adegan ini tampak memucat. Mereka bergegas melarikan diri. Padahal, biasanya saat mereka berkelahi, mereka semuanya tidak takut mati.Namun, saat kematian benar-benar sudah dekat, mereka malah tidak berpikir seperti itu lagi.Sayangnya, Mirza sendiri sudah disingkirkan Tobi hanya dalam satu gerakan. Mana mungkin mereka berdua bisa lolos dari tangan Tobi?Sejak mereka berani memperlakukan Widia seperti itu, mereka sudah ditakdirkan untuk mati.Argh!Keduanya langsung mengerang kesakitan, terjatuh ke tanah dan langsung mengembuskan napas terakhir.Sebaliknya, Tobi yang mengambil tindakan itu bahkan tidak perlu menggerakkan kakinya sedikit pun. Hanya dengan bantuan patahan pisau di lantai, ditambah dengan ayunan tanga
Nyali Taufik benar-benar menciut. Siapa sangka, Tobi yang diremehkan semua orang itu bukan hanya suaminya Bu Widia, tetapi dia juga Raja Naga dari Sekte Naga.Bagaimanapun juga, Sekte Naga yang legendaris itu terkenal memiliki kekuatan yang sangat menakutkan.Andai dia tahu Tobi memiliki identitas yang menakutkan, sudah pasti dia tidak akan bekerja sama dengan Almer dalam kejadian sebelumnya itu.Melihat tindakannya yang begitu kejam hari ini, dia merasa dirinya sangat beruntung lantaran bisa selamat terakhir kali.Kakek Muhar tidak berpikir terlalu banyak. Dia mengira Tobi hanya memperingatkan Taufik untuk tidak berbicara omong kosong. Apalagi, ada begitu banyak orang meninggal di sini. Seharusnya itu semua ulahnya Tobi.Dia langsung membawa Widia dan Taufik meninggalkan tempat itu dengan cepat. Dia tidak punya waktu untuk menebak apa yang akan dilakukan Tobi ataupun apa yang akan terjadi pada pria itu.Setelah duduk di dalam mobil, Kakek Muhar juga tidak terlalu peduli kepada Taufik.
"Tuan Rio punya latar belakang yang sangat hebat. Dia juga putra dari Keluarga Yudistira di Jatra. Hanya segelintir anak muda di Harlanda yang bisa menandingi statusnya."Ibunya Widia berkata dengan penuh semangat, "Kalau kakak sepupumu bisa menikah dengan putra Keluarga Yudistira, kelak Keluarga Lianto bukan hanya akan menjadi makmur, tapi kamu juga akan kebagian untungnya.""Ternyata begitu. Pantas kalian nggak menyukai Kak Tobi." Martha baru tahu Keluarga Lianto menganggap Tuan Rio lebih hebat dan itulah sebabnya mereka tidak menyukai Tobi. Hanya saja, mereka belum tahu seberapa hebat sosok Tobi yang sesungguhnya.Kalau memang demikian, daripada membiarkan Kak Tobi jatuh di tangan orang luar, bukankah lebih baik dia ambil untuk dirinya sendiri?Dengan begitu, dia dan Kak Tobi punya kesempatan untuk bersama, 'kan?Dalam sekejap, Martha merasa situasi telah memihak dirinya sepenuhnya.Jika dia bisa menikah dengan pria seperti Kak Tobi, bukankah dia akan sangat bahagia? Mana mungkin di
Begitu Devi mendekati area itu, dia segera memberi perintah agar rekan-rekannya mengeluarkan pistol, lalu berjalan masuk dengan hati-hati.Setelah masuk, mereka melihat ada beberapa orang yang tergeletak di tanah. Jelas-jelas di sana telah terjadi pertempuran habis-habisan. Ekspresinya seketika berubah. Dia juga tidak tahu entah apa yang sedang dia khawatirkan.Kemudian, Devi juga melihat Tobi terduduk di sudut sana. Apalagi, ada darah yang keluar dari sudut mulutnya dan tubuhnya juga penuh dengan bercak darah.Dia buru-buru mengamati sekelilingnya, kemudian segera berkata, "Kalian periksa sekitar sana dulu."Setelah itu, dia bergegas mendekati Tobi. Entah kenapa ada rasa khawatir yang menyusup dalam hatinya. Dia pun bertanya, "Tobi, sudah mati?"Tak disangka, dia akan mengeluarkan pertanyaan seperti itu.Wajah Tobi memperlihatkan senyum kecut. Dia pun menjawab tak berdaya, "Sudah mati! Kenapa? Apa kamu sudah bersiap jadi janda?""Cuih! Jangan bermimpi!""Orang sepertimu pantas menerim