Nyali Taufik benar-benar menciut. Siapa sangka, Tobi yang diremehkan semua orang itu bukan hanya suaminya Bu Widia, tetapi dia juga Raja Naga dari Sekte Naga.Bagaimanapun juga, Sekte Naga yang legendaris itu terkenal memiliki kekuatan yang sangat menakutkan.Andai dia tahu Tobi memiliki identitas yang menakutkan, sudah pasti dia tidak akan bekerja sama dengan Almer dalam kejadian sebelumnya itu.Melihat tindakannya yang begitu kejam hari ini, dia merasa dirinya sangat beruntung lantaran bisa selamat terakhir kali.Kakek Muhar tidak berpikir terlalu banyak. Dia mengira Tobi hanya memperingatkan Taufik untuk tidak berbicara omong kosong. Apalagi, ada begitu banyak orang meninggal di sini. Seharusnya itu semua ulahnya Tobi.Dia langsung membawa Widia dan Taufik meninggalkan tempat itu dengan cepat. Dia tidak punya waktu untuk menebak apa yang akan dilakukan Tobi ataupun apa yang akan terjadi pada pria itu.Setelah duduk di dalam mobil, Kakek Muhar juga tidak terlalu peduli kepada Taufik.
"Tuan Rio punya latar belakang yang sangat hebat. Dia juga putra dari Keluarga Yudistira di Jatra. Hanya segelintir anak muda di Harlanda yang bisa menandingi statusnya."Ibunya Widia berkata dengan penuh semangat, "Kalau kakak sepupumu bisa menikah dengan putra Keluarga Yudistira, kelak Keluarga Lianto bukan hanya akan menjadi makmur, tapi kamu juga akan kebagian untungnya.""Ternyata begitu. Pantas kalian nggak menyukai Kak Tobi." Martha baru tahu Keluarga Lianto menganggap Tuan Rio lebih hebat dan itulah sebabnya mereka tidak menyukai Tobi. Hanya saja, mereka belum tahu seberapa hebat sosok Tobi yang sesungguhnya.Kalau memang demikian, daripada membiarkan Kak Tobi jatuh di tangan orang luar, bukankah lebih baik dia ambil untuk dirinya sendiri?Dengan begitu, dia dan Kak Tobi punya kesempatan untuk bersama, 'kan?Dalam sekejap, Martha merasa situasi telah memihak dirinya sepenuhnya.Jika dia bisa menikah dengan pria seperti Kak Tobi, bukankah dia akan sangat bahagia? Mana mungkin di
Begitu Devi mendekati area itu, dia segera memberi perintah agar rekan-rekannya mengeluarkan pistol, lalu berjalan masuk dengan hati-hati.Setelah masuk, mereka melihat ada beberapa orang yang tergeletak di tanah. Jelas-jelas di sana telah terjadi pertempuran habis-habisan. Ekspresinya seketika berubah. Dia juga tidak tahu entah apa yang sedang dia khawatirkan.Kemudian, Devi juga melihat Tobi terduduk di sudut sana. Apalagi, ada darah yang keluar dari sudut mulutnya dan tubuhnya juga penuh dengan bercak darah.Dia buru-buru mengamati sekelilingnya, kemudian segera berkata, "Kalian periksa sekitar sana dulu."Setelah itu, dia bergegas mendekati Tobi. Entah kenapa ada rasa khawatir yang menyusup dalam hatinya. Dia pun bertanya, "Tobi, sudah mati?"Tak disangka, dia akan mengeluarkan pertanyaan seperti itu.Wajah Tobi memperlihatkan senyum kecut. Dia pun menjawab tak berdaya, "Sudah mati! Kenapa? Apa kamu sudah bersiap jadi janda?""Cuih! Jangan bermimpi!""Orang sepertimu pantas menerim
"Mereka melarang kami lapor polisi. Itu Sebabnya, aku datang ke sini bersama Kakek Muhar untuk mentransfer uang sebesar satu triliun itu.""Siapa sangka, sebelum kami mentransfer uang, mereka mulai bertengkar sendiri, mungkin ribut karena pembagian uang tebusan yang nggak merata.""Kemudian, mereka saling membunuh. Bisa dikatakan, aku cukup beruntung kali ini dan bisa menyelamatkan istriku."Alasan ini keluar dengan mulus dari mulut Tobi, tetapi jelas-jelas tidak masuk akal sekali. Sekalipun mereka ingin membagi uang tebusan, setidaknya mereka harus mendapatkan uangnya lebih dulu, 'kan?Padahal uang belum sampai di tangan mereka, tetapi mereka sudah bertengkar?Itu sebabnya, Devi tidak percaya sedikit pun. Dia bertambah marah dan berkata, "Maksudmu, mereka mulai berkelahi sendiri bahkan sebelum mendapatkan uang. Menurutmu, itu masuk akal?""Nggak masuk akal," jawab Tobi dengan serius."Terus, kenapa kamu masih sembarangan bicara?""Aku nggak sembarangan. Meski kedengarannya nggak masuk
"Tapi faktanya bukan seperti itu. Terlebih lagi, mereka berasal dari organisasi pembunuh, kalau masih ada orang lain di belakang mereka, orang biasa sepertiku berani membunuh mereka, bukankah mereka akan balas dendam?"Tobi tampak tak berdaya."Kalau begitu, ikut aku ke kantor polisi dulu. Cepat bawa dia pergi."Devi segera berdiri dan tidak ingin menghabiskan waktu untuk berdebat kepada Tobi lagi.Tepat di saat itu, Pandu juga tiba. Dia datang bersama Sapta, tak ketinggalan Tetua Bahri, ahli bela diri Sekte Suganda yang tengah melatih mereka.Dari nada bicara Tobi, Pandu mendengar sepertinya Tobi dalam masalah serius, jadi dia langsung membawa Sapta dan Bahri. Ditambah dengan permintaan Tobi, dia harus berhati-hati agar masalah ini tidak tersebar ke luar.Jadi, selain mereka bertiga, tidak ada orang lain yang tahu. Lagi pula, berdasarkan kekuatan mereka bertiga, sekalipun kekuatan lawan setingkat Guru Besar, mereka juga tidak perlu takut.Itu sebabnya, dia juga tidak mengajak yang lai
"Melindungi Tuan?""Ada kami di sini, memangnya dia bisa terjadi apa?" Devi mendengus dingin, "Selain itu, kamu sebut pria lemah seperti dia sebagai tuanmu?"Dia sengaja memanas-manasi Pandu. Lantaran dia tidak bisa menemukan kebenaran dari mulut Tobi, siapa tahu Pandu bisa jatuh dalam jebakannya?Benar saja. Melihat Devi berani meremehkan tuannya, Pandu langsung marah dan berkata dengan suara tegas, "Kamu berani memandang rendah kemampuan tuanku ....""Pandu!""Sudahlah!"Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Buat apa kamu berdebat dengan seorang wanita?"Pandu begitu patuh dengan perintah Tobi. Dia langsung menutup mulutnya rapat-rapat.Baginya, kata-kata Tobi adalah perintah yang harus dia laksanakan.Hal ini tentunya membuat Devi bertambah marah. Buat apa berdebat dengan seorang wanita? Apa maksudnya? Apa dia mau bilang Devi keterlaluan dan tidak kompeten?Nggak, aku nggak boleh marah. Kalau aku makin marah, dia akan makin senang,' pikir Devi dalam hati. Dia pun berkata dengan
Pak Zainal menggelengkan kepalanya, lalu menjawab, "Bukannya aku nggak mau memberitahumu, tapi aku juga nggak tahu siapa dia. Aku hanya tahu, dia punya pengaruh yang sangat hebat.""Seberapa hebat?" tanya Devi dengan penasaran. Paman Zainal pasti punya sedikit informasi tentang Tobi, jadi dia masih berusaha mengorek informasi itu darinya.Pak Zainal bertanya balik, "Seberapa hebat, ya? Hmm, kamu masih ingat Keluarga Hutama, salah satu dari empat keluarga besar di Kota Tawuna?""Tentu saja. Demi menjatuhkan Keluarga Hutama, Paman Zainal sudah membuat rencana dari dulu.""Aku memang sudah merencanakannya dari dulu, tapi Keluarga Hutama bukanlah keluarga yang bisa aku taklukkan dengan mudah, bahkan Pak Hendro sendiri pun nggak bisa mengatasinya. Semua ini berkat bantuan Tuan Tobi.""Masa? Memangnya apa yang telah dia lakukan?""Kamu nggak perlu tahu masalah ini. Pokoknya, ingat saja. Jangankan aku, bahkan kalau Pak Hendro bertemu dengannya, Pak Hendro juga harus bersikap sopan, bahkan hor
"Baiklah kalau begitu!"Devi tidak bertanya lebih lanjut lagi dan langsung melepaskannya.Lantaran dia tahu pria ini sangat pintar bersilat lidah. Dia juga menyembunyikan rahasianya rapat-rapat, jadi jangan harap Devi bisa mengorek informasi darinya.Sesampainya di luar, Pandu sudah menunggunya. Dia pun segera mengantar Tobi pulang."Tuan, sekarang mau ke mana?" tanya Pandu."Vila Distrik Terra 1 saja!"Sembari berbicara, Tobi segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Widia. Seharusnya wanita itu sudah sadar, apalagi setelah ditunda lama oleh Devi di sini.Benar saja. Tak butuh waktu lama, Widia sudah mengangkat teleponnya."Widia, bagaimana kondisimu? Baik-baik saja, 'kan?" tanya Tobi dengan khawatir."Aku baik-baik saja. Kamu nggak perlu khawatir.""Baguslah. Kalau begitu, aku nggak pulang hari ini, ya." Tobi merasa tubuhnya telah terluka parah, jadi dia harus menemukan cara agar bisa pulih secepat mungkin."Kamu nggak datang menjengukkku?" Nada suara Widia dipenuhi dengan
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K