Saat mendengar nama itu, ekspresi semua orang berubah. Mereka juga bukan orang biasa, jadi mereka tahu identitas orang itu. Pak Hendro yang dia telepon itu pastilah orang paling berkuasa di Kota Tawuna.Bagaimanapun juga, dia adalah sosok hebat yang memiliki pengaruh besar. Bisa-bisanya Tobi meneleponnya. Semua orang tampak tercengang.Bahkan, ekspresi Nicky juga berubah. Dia baru saja mendengar ayahnya bilang Tuan Tobi sangat hebat, tetapi dia belum pernah melihat kekuatannya sebelumnya. Hanya dengan satu panggilan telepon, dia bisa menelepon sosok hebat. Bukankah sudah cukup memperlihatkan betapa menakutkan kekuatan yang dimilikinya itu?Mendengar itu, Hendro buru-buru menanyakan masalah apa yang telah terjadi.Lantaran masalah tidak begitu rumit, Tobi hanya butuh dua hingga tiga menit untuk menjelaskannya. Setelah Hendro mendengar semuanya, dia langsung berkata, "Jangan khawatir, Dokter Tobi. Saya pasti akan turun tangan sendiri dalam menyelidiki masalah ini dan memeriksa polisi lal
Setelah menyampaikan permintaan maaf, Pak Janu kemudian berkata, "Tuan Tobi, kami sudah membahas masalah kompensasi. Isabel akan bertanggung jawab dan menanggung semuanya. Kalau Anda punya persyaratan lainnya, silakan katakan."Jelas-jelas dia datang ke sini dengan membawa misi. Selain menyelesaikan persitegangan, akan lebih baik lagi kalau dia bisa membuat Nicky tidak terlalu menderita.Tobi sama sekali tidak peduli dengan masalah kompensasi. Dia kemudian berkata dengan datar, "Mengenai kompensasinya, selesaikan saja sebagaimana mestinya, tapi mereka berdua barusan terus-menerus menyindirku, jadi aku mau mereka menerima akibatnya."Mendengar itu, wajah Nicky berubah, tetapi dia tidak berani membantah. Dia hanya berkata dengan hati-hati, "Kalau Tuan Tobi punya permintaan, katakan saja langsung.""Sebenarnya nggak ada, sih. Hanya saja, bukankah kalian dari tadi menyuruh kami untuk merangkak melewati selangkangan?""Terus, aku juga bilang, aku ingin kalian berdua merangkak melewati selan
Martha tampak cemas, "Kak Tobi, sudah cukup. Kita nggak perlu berlagak seperti ini."Namun, yang lebih mengejutkan lagi, meski ekspresi Pak Janu agak berubah, dia juga tidak menunjukkan ketidaksenangan. Sebaliknya, dia langsung berkata dengan cepat, "Benar, benar, berdasarkan status Tuan Tobi, saya memang masih nggak pantas untuk Anda perhatikan.""Aku barusan sudah membuat kesalahan.""Aku nggak akan ikut campur lagi. Terserah Tuan Tobi mau bagaimana menangani Nicky."Kata-kata itu sekali lagi mengejutkan semua orang. Mereka tidak percaya dengan apa yang ditangkap telinga mereka, apa yang dilihat oleh mata mereka sendiri.Siapa Tuan Tobi ini? Apa dia begitu menakutkan?Mata Martha tampak berbinar-binar. Kak Tobi benar-benar luar biasa.Bisa-bisanya mereka mengusir Kak Tobi yang seperti ini? Bodoh sekali!Meski ada keengganan di mata Nicky, melihat ekspresi tak berdaya Pak Janu, dia tahu dia tidak punya pilihan lagi. Dia sudah sering mendengar kakeknya menceritakan masalah Raja Naga da
Kakek Muhar dan lainnya baru saja mendiskusikan cara menjebak Tobi agar bisa mengusirnya keluar dari kediaman mereka.Tba-tiba mereka menerima sebuah panggilan telepon. Si penelepon bernama Gibson. Dua puluh tahun yang lalu, saat Keluarga Lianto terlibat dalam real estat dan pembongkaran, mereka pernah mengalami konflik dengannya.Saat itu, rumah-rumah di kawasan itu sudah bobrok dan semuanya akan dibongkar. Warga lainnya yang mendapat ganti rugi dan dana pemukiman pun sudah pergi.Hanya Gibson dan ibunya yang terus meminta harga tinggi. Mereka ingin menjual rumah bobrok seluas 90 meter persegi yang sudah hampir runtuh itu dengan harga 40 miliar. Jika tidak, mereka tidak akan membiarkan pihak pembongkaran bekerja.Yang bertanggung jawab atas pembongkaran saat itu adalah Taufik, direktur pemasaran Grup Lianto, yang sebelumnya berkomplot dengan Almer. Taufik tidak hanya mengancam dan mengintimidasi mereka, tetapi dia juga memutus aliran air dan listrik.Sayangnya, Gibson itu seorang prem
Jika lawan mereka setingkat Guru Besar, Tobi terpaksa harus turun tangan sendiri untuk melindungi Widia. Apalagi, ahli bela diri wanita yang hebat sangat sulit ditemukan.Pada umumnya, ahli bela diri Guru Besar yang bermartabat juga tidak akan melakukan hal kotor seperti itu."Kak Tobi, kamu keren sekali. Bagaimana kamu bisa begitu hebat? Sungguh mengejutkan sekali." Setelah duduk di dalam mobil, Martha makin antusias.Saking antusiasnya, bahkan membuat dadanya juga ikut bergetar.Tobi hanya meliriknya sekilas, lalu segera memalingkan wajahnya. Gadis ini pasti punya kelainan hormon. Kalau tidak, bagaimana ukuran dadanya bisa begitu dahsyat?"Kak Tobi, kenapa kamu diam saja? Sebenarnya kamu itu siapa, sih?""Aku hanya orang biasa," kata Tobi dengan nada datar."Mana mungkin. Kalau kamu orang biasa, lantas aku ini apa? Kak Tobi, cepat beri tahu aku, siapa kamu sebenarnya?"Sembari berbicara, Martha bahkan meraih tangan kirinya Tobi, lantaran tangan kanan pria itu sedang memegang setir mo
Tobi begitu cemas. Setelah turun dari mobil, dia segera berjalan cepat menuju pintu kediaman Lianto.Saat ini, Kakek Muhar dan yang lainnya juga sudah menunggunya di depan pintu gerbang. Melihat Tobi sampai, wajah mereka langsung berubah, bagaikan bertemu dengan penyelamat. Mereka buru-buru memanggilnya dan berkata dengan nada cemas, "Tobi, akhirnya kamu sampai juga."Saat ini, mereka sudah melupakan rencana awal mereka.Tepat sebelum menerima telepon dari Gibson, mereka masih sibuk mendiskusikan cara menjebak Tobi agar Widia membencinya dan menceraikannya."Tobi, Widia itu istrimu, kamu harus menyelamatkannya." Ibunya Widia langsung mengingatkan Tobi sambil memasang ekspresi penuh harapan. Dia takut Tobi tidak mau pergi."Jangan khawatir, aku pasti akan berusaha semaksimal mungkin."Tobi tidak menghiraukan ibunya Widia lagi dan langsung bertanya kepada Kakek Muhar, "Kakek Muhar, beri tahu aku kejadian spesifiknya."Kakek Muhar juga tidak berpikir panjang lagi. Dia segera menceritakan
Saat Gibson mendengar nama baru, dia sudah hampir marah, apalagi kalimat selanjutnya yang mengatakan suaminya Widia. Dia langsung berkata dengan nada dingin, "Siapa kamu? Memangnya kamu pantas berbicara denganku? Biarlah Muhar yang berbicara denganku.""Maaf, nggak bisa!""Karena mulai sekarang, akulah yang akan mewakili Kakek Muhar berbicara kepadamu." Tobi berkata dengan nada dingin, "Tapi kalau kamu nggak menginginkan uang, kamu juga bisa mengabaikanku."Gibson tampak emosi dan langsung berkata dengan suara keras, "Kamu mengancamku? Muhar, bicaralah! Apa kamu sungguh nggak menginginkan nyawa cucumu lagi?"Dahi Kakek Muhar penuh dengan keringat dingin. Dia bersiap-siap untuk mengangkat telepon kembali agar bisa mencairkan suasana yang sudah memanas itu.Namun, Tobi sekali lagi memperingatkannya dengan dingin, "Kamu nggak perlu memanggilnya. Mulai sekarang, dia nggak akan menghiraukanmu. Kalau kamu punya sesuatu, katakan saja kepadaku.""Oh ya, aku akan peringatkan kamu sebelumnya, ka
"Nggak masalah, tapi kami harus menemuimu di mana?" Inilah jawaban yang paling dinanti Tobi. Jika dia bisa mengetahui lokasi penculik itu lebih dulu, dia mungkin bisa membuat banyak pengaturan.Sayangnya, Gibson juga tidak sebodoh itu. Dia hanya menjawab, "Ikuti saja instruksiku pelan-pelan. Saat itu, kalian pasti akan menemukan lokasinya.""Tapi ingat, aku nggak ingin melihat ada orang ketiga yang muncul selain kalian, sekalipun hanya mengikuti dari belakang.""Kalau terjadi hal seperti itu, aku pasti akan membatalkan semua ini. Pak Muhar seharusnya tahu cara kerjaku yang sangat kejam. Aku juga selalu menepati janjiku.""Nggak masalah. Tenang saja, nggak akan ada orang ketiga yang mengikuti kami," kata Tobi. Tampaknya, mereka sudah memiliki persiapan, jadi sebaiknya lupakan saja. Lagi pula, Tobi sendiri juga bisa menaklukkan mereka.Jika dia bisa menggunakan energi sejatinya, tentunya tidak membutuhkan bantuan orang lain. Namun, kini tubuhnya terus-menerus menerima pukulan keras, yang