Setelah panggilan telepon itu, barulah Kakek Muhar memahami segalanya.Ternyata, yang membantu mereka membereskan Keluarga Capaldi itu bukanlah Tobi. Widia-lah yang diam-diam menelepon dan meminta bantuan Rio, tuan muda Keluarga Yudistira di Jatra.Kemudian, Widia sengaja mengatakan ini semua hasil kerja kerasnya Tobi.Selain itu, yang memberi tahu mereka bahwa Tobi itu Raja Naga juga Widia.Jika semua ini digabungkan, bukankah berarti Widia dan Tobi kompak menipu mereka?Setelah memikirkan semua ini, wajah Kakek Muhar berubah pucat. Saking emosi, serangan jantungnya hampir kambuh. Tak disangka, ini semua adalah tipuan yang dibuat oleh cucunya sendiri dan dia malah percaya.Saat ibunya Widia mendengar dari Kakek Muhar, dia juga tersentak. Saking menyesal, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Pantas saja, dia sering merasa putrinya aneh. Padahal, ini jelas-jelas sebuah hal bahagia bagi Widia, tetapi putrinya malah terlihat khawatir.Ternyata, ini semua rencana yang dipersiapkannya
Saat ini, Tobi sangat membutuhkan pemulihan diri. Jadi, begitu keluar dari vila Keluarga Lianto, dia tidak pergi ke kantor, melainkan kembali ke vila Distrik Terra 1.Di sanalah tempat yang paling cocok untuk memulihkan diri.Lantaran baru saja kembali tinggal di kediaman Lianto, dia juga segan untuk pindah keesokan harinya. Selain itu, dia juga ingin menemani Widia. Kalau tidak, dia pasti sudah pulang ke vila Distrik Terra 1 untuk memulihkan diri.Apalagi, akibat pertarungan tadi malam, cederanya bukan hanya tidak sembuh, tetapi malah bertambah parah. Jadi, dia belum bisa begitu cepat menggunakan energi sejatinya lagi.Setelah masuk ke dalam vila dan bersiap untuk memulihkan diri, dia menerima panggilan dari Widia."Tobi, kamu lagi sibuk? Bisakah kamu membantuku?" tanya Widia. Dia masih sibuk dengan kerjaannya dan tidak bisa meninggalkan kantor, apalagi orang tuanya juga ada kegiatan lain.Adik sepupu, yang hubungannya sangat dekat dengannya itu datang jauh-jauh mengunjungi mereka. Ma
Martha sengaja mendekati Tobi. Sembari berbicara, dia bahkan memegang tangan pria itu.Tobi tercengang. Adik sepupu ini terlalu antusias. Dia mendadak tidak harus bagaimana menghadapinya.Sikap itu tentu saja membuat pria yang berada di sampingnya tidak senang. Wajahnya berubah muram. Dia menatap tajam Tobi, lalu berkata sambil tersenyum, "Apa tampan ada gunanya bagi pria? Yang paling penting bagi pria adalah kemampuan.""Benar, yang dikatakan saudara ini benar sekali. Bagi pria, yang paling penting adalah kemampuan. Martha, kamu nggak perkenalkan?" Tobi segera mengganti topik pembicaraan."Kenalkan, dia Aron, pria yang terus mengejarku. Dia ngotot ikut datang ke Kota Tawuna agar bisa melindungiku. Oh ya, Kak Tobi, dengar-dengar, seni bela dirimu hebat. Tak ada yang bisa menandingimu, 'kan?" tanya Martha dengan penasaran.Padahal, Tobi sudah bersiap untuk menyangkal.Namun, Aron malah tersenyum sinis. "Tubuhnya kurus begitu, kamu bilang seni bela dirinya hebat? Mungkin lawan yang dia h
Di sepanjang jalan, Martha terus mengoceh, "Kalian boleh bertarung, tapi ingatlah untuk berhati-hati. Jangan sampai ada yang terluka, terutama kamu, Aron, jangan buat Kak Tobi terluka."Kata-kata itu makin membuat Aron bertambah panas.Tobi juga telah menyadarinya. Dilihat sekilas, gadis ini memang membantunya berbicara, tetapi nyatanya, sorot mata gadis itu terlihat senang, bukannya takut terjadi masalah besar. Dia makin bersemangat memanas-manasi kedua pria itu.Tak lama kemudian, mereka telah sampai di tempat yang sepi. Aron menghentikan langkahnya dan berkata dengan sombong, "Di sini saja. Lantaran kamu lebih tua dariku, biarlah kamu yang mengambil tindakan lebih dulu.""Kamu yakin?" tanya Tobi dengan tenang."Tentu saja!" jawab Aron dengan percaya diri."Kalau begitu, aku maju duluan!"Begitu selesai berbicara, Tobi pun berjalan mendekat, lalu mengangkat tangan kanannya untuk menyerang. Pukulannya sepertinya tidak terlalu kuat.Jangankan Aron, bahkan Martha sendiri pun tercengang.
Martha terkejut. Ternyata, Kak Tobi yang dikatakan tidak tahu malu ini cukup pintar juga. Bisa-bisanya dia menemukan alasannya hanya dari beberapa kata saja.Martha langsung berkata, "Benar sekali. Ini semua berkat bantuan Kak Tobi. Aku sungguh berterima kasih. Kelak, kalau Kak Tobi perlu aku melakukan sesuatu, katakan saja.""Nggak perlu. Kamu adiknya Widia, jadi sudah seharusnya aku membantumu," kata Tobi."Kak Tobi, kamu baik sekali."Martha langsung memujinya.Tobi menggelengkan kepalanya. Mulut gadis ini manis juga. Dia pun menyalakan mesin dan mulai menyetir. Mereka bergegas menuju vila kediaman Lianto.Suasana di sepanjang jalan sangat bersahabat, tetapi di saat mobil melewati persimpangan dan Tobi masih terus mengambil jalan lurus, ada orang yang mendadak keluar dari jalan samping.Mobil itu sudah hampir menabrak bagian depan mobil Tobi.Ekspresi Tobi seketika berubah. Dia langsung mengerem secepat mungkin.Bisa dikatakan, reaksinya sangat cepat. Asalkan mobil itu melaju kembal
Martha agak tertekan saat mendengar ancaman itu. Dia mulai gugup. Namun, dia teringat keluarga bibinya juga punya pengaruh, jadi dia pun berkata, "Apa yang kamu pamerkan? Kamu kira hanya pacarmu satu-satunya yang berkuasa di dunia ini?""Kamu bilang aku pamer? Martha, sepertinya kamu masih belum sadar diri. Tahukah kamu siapa pacarku? Tuan Nicky dari Keluarga Tandiono. Apalagi, Keluarga Tandiono termasuk salah satu dari empat keluarga hebat di Kota Tawuna. Aku rasa hanya segelintir orang di Kota Tawuna yang berani memprovokasinya," ucap Isabel dengan kesal.Begitu tahu latar belakang pacarnya Isabel begitu hebat, wajah Martha seketika berubah drastis.Meski dia tidak tinggal di Kota Tawuna, dia sering mendengar dari keluarga bibinya. Jadi, dia cukup paham dengan keluarga hebat di Kota Tawuna, terutama empat keluarga besar, yang semuanya sangat menakutkan.Bahkan keluarga bibinya juga tidak mampu menghadapi salah satu dari empat keluarga besar. Keluarga mereka pasti akan ditaklukkan dal
Kata-kata ini langsung memancing emosi Isabel. Dia pun berkata dengan marah, "Ka ... kamu!""Baiklah, aku akan perhitungan dengan kalian soal itu nanti. Kalian sudah menabrak mobilku barusan, apalagi itu mobil mewah yang harganya lebih dari dua miliar. Jadi, kalian harus ganti rugi.""Cepat bayar satu miliar. Kalau nggak, jangan harap kalian bisa pergi dari sini."Tobi tersenyum, lalu berkata dengan tenang, "Mau ganti rugi berapa banyak, siapa yang mengganti rugi, ini semua bukan hal yang bisa kamu putuskan sendiri. Kita panggil polisi lalu lintas ke sini saja, lalu dengar apa kata mereka.""Polisi lalu lintas?""Haha. Kamu kira polisi akan datang membantumu?""Asal kamu tahu, Pak Janu dari tim polisi lalu lintas berasal dari Keluarga Tandiono. Mereka sangat dekat denganku. Menurutmu, siapa yang akan mereka bantu saat mereka datang ke sini?" ejek Isabel."Aku nggak tahu. Aku rasa polisi seharusnya bersikap adil. Mereka pasti akan membantu menegakkan keadilan," kata Tobi dengan tenang.
Isabel segera menelepon. Kali ini dia langsung menelepon Nicky Tandiono, putra kedua dari Keluarga Tandiono.Tuan muda kedua Keluarga Tandiono sangat menyukainya. Dia selalu menuruti segala permintaannya. Dia bahkan sempat berdiskusi dengan keluarganya dan mengatakan ingin menikah dengan Isabel.Jika Tobi mengetahui hal ini, dia pasti akan menggelengkan kepalanya. Entah apa yang dipikirkan tuan muda kedua ini? Bisa-bisanya dia tertarik dengan wanita seperti ini? Apalagi, Keluarga Tandiono juga ingin wanita itu menjadi menantu mereka?Belum sepuluh menit setelah dia menelepon, tampak beberapa mobil mewah melaju mendekati mereka. Kemudian, pintu mobil terbuka dan sekelompok pemuda turun.Terutama, pemuda yang memimpin itu. Dia tampak mengenakan pakaian bermerek Versace, memakai jam tangan bermerek, bahkan ada anting di telinganya, memamerkan penampilannya yang mendominasi.Isabel segera mendekatinya dan meraih tangannya sambil bersikap manja, "Kak Nicky, akhirnya kamu datang juga. Aku su