Share

Bab 759

Penulis: Anak Ketiga
"Kak Tobi, apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kalau kita kabur saja?" tanya Jessi dengan panik. Dia tahu Kak Tobi sudah terjebak, apalagi Tetua Akmal bukanlah tandingan mereka.

Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada gunanya kita kabur."

Kali ini, dia hanya bisa menyalahkan diri sendiri karena terlalu percaya diri. Menurutnya, dengan kekuatannya yang dimilikinya sekarang, apalagi setelah mencapai tingkat puncak Guru Besar, dia sudah mampu menghancurkan seluruh Sekte Suganda.

Dia tidak terlalu khawatir dengan kekuatan Tetua Akmal. Lantaran dia tahu Tetua Akmal tidak hanya mengandalkan dirinya sendiri untuk menerobos, jadi kekuatan bertarungnya seharusnya tidak sekuat itu.

"Benar! Seperti yang diharapkan, Raja Naga memang sadar diri."

Begitu selesai berbicara, Tetua Akmal langsung berdiri. Saat ini, auranya terlihat begitu luar biasa, bahkan lebih dingin dan menakutkan dari sebelumnya.

Padahal dia baru saja menyerap energi sejatinya Evan, tetapi dia masih terlihat sepert
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 760

    Jessi juga cemas dan buru-buru berkata, "Kak Tobi, jangan pedulikan aku. Cepat kabur dari sini. Asalkan kamu selamat, kelak kamu pasti bisa menyelamatkanku.""Kabur? Kamu kira aku akan melepaskannya begitu saja?"Tetua Akmal berkata sambil mendengus dingin, "Tobi, apa kamu merasa dirimu paling pintar? Kamu kira aku nggak tahu kamu sedang mengulur waktu?"Mendengar itu, ekspresi Tobi langsung berubah, seolah-olah hal yang dia sembunyikan telah terbongkar sepenuhnya."Haha. Makin kamu melawannya, kamu akan makin terjerumus ke dalam, 'kan? Kalau tebakanku nggak salah, sekarang kamu bahkan bisa ditaklukkan oleh ahli bela diri tingkat Guru Besar biasa."Tetua Akmal memasang ekspresi bangga, apalagi saat melihat ekspresi Tobi yang berubah, dia makin yakin akan hal itu.Mendengar kata-kata itu, Jessi makin putus asa dan berkata, "Kak Tobi, maaf. Akulah yang mencelakaimu."Faid juga tampak putus asa.Harapan terakhir mereka sudah pupus. Meski harapan itu tadinya begitu tipis, setidaknya mereka

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 761

    Faid sempat mengira Tuan Tobi tidak memiliki kekuatan untuk bertarung lagi. Tak disangka, dia telah menetralkan Bubuk Penguras Energi dan diam-diam mengumpulkan kekuatan untuk meluncurkan serangan fatal ini.Strategi seperti ini sangatlah jitu.Harapan yang sempat terkubur itu seketika muncul kembali.Jessi juga terkejut saat melihat kejadian itu. Lantaran serangan Tobi kepada Tetua Akmal, tubuhnya kini sudah bisa bergerak seperti biasanya lagi.Ledakan kedua serangan barusan terlalu mengerikan. Untung saja, Faid membantu Jessi mengatasinya. Kalau tidak, wanita itu mungkin tidak akan sanggup menahannya.Meski begitu, keduanya terus mundur dan bersembunyi di sudut sana.Melihat ruang bawah tanah yang hampir runtuh ini, mereka juga mulai khawatir. Kekuatan bertarung dari dua orang itu begitu menakutkan, bahkan ruang rahasia bawah tanah yang tidak bisa diledakkan oleh bahan peledak pun bisa mengalami kerusakan parah.Tetua Akmal menatap Tobi dengan tajam. Dia tidak bisa memercayai apa yan

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 762

    Namun, ini bukan berarti Tobi telah aman dan selamat. Dia hanya menggunakan sisa kekuatannya untuk bergerak cepat dan dengan mudah melenyapkan serangan gila itu.Kemudian, dia membawa mereka berdua, mendobrak lantai paling atas, dan melompat keluar dari ruangan itu.Lantaran tempat itu sudah akan runtuh. Jika mereka masih tidak kabur, kemungkinan besar akan berakhir dikubur hidup-hidup.Sebaliknya, Tetua Akmal sudah menyadarinya saat dia mengalahkan lawan.Tetua Akmal sama sekali tidak mampu menahan kekuatan serangan mengerikan itu. Organ dalam tubuhnya mungkin sudah hancur sepenuhnya dan dia akan segera mengembuskan napas terakhirnya.Itu sebabnya, Tobi tidak peduli dengan Tetua Akmal lagi. Dia langsung membawa Faid dan Jessi keluar dari sana.Benar saja. Begitu mereka keluar, terjadi guncangan hebat, kemudian tempat itu langsung runtuh.Padahal, barusan Faid mengira dia akan terkubur di dalam sana, tetapi nyatanya, dia selamat.Semua hal yang terjadi hari ini benar-benar berada di lu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 763

    "Baiklah, lantaran kamu bersikeras, maka aku akan mengambil alih Sekte Suganda. Andai kelak Sekte Suganda menghadapi masalah yang nggak bisa diselesaikan, kamu bisa datang mencariku."Sekte Suganda termasuk salah satu kekuatan tertinggi di Negara Harlanda. Mengambil alih sekte sebesar itu hanya akan menguntungkannya dan tidak akan merugikannya. Lantaran itu permintaan mereka, Tobi pun menerimanya."Terima kasih, Tuan Tobi. Mulai sekarang, kamulah pemimpin sekte kami," ucap Faid dengan cepat. Dengan adanya Tuan Tobi yang melindungi mereka, setidaknya Sekte Suganda tidak akan goyah karena telah kehilangan Tetua Akmal dan pemimpin mereka."Aku nggak tertarik menjadi pemimpin sekte. Aku harap ke depannya, kamulah yang menjadi pemimpin Sekte Suganda. Aku juga nggak akan mencampuri keseharian Sekte Suganda, jadi kamu bisa memutuskan sendiri.""Ini ....""Kenapa? Aku sudah memberimu kendali sepenuhnya, bukankah itu hal baik?""Bagi Sekte Suganda, tentu saja ini hal baik, tapi ...."“Tapi kamu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 764

    "Aku sudah hampir gila. Terakhir, aku nggak tahan lagi dan terpaksa meneleponmu.""Tak disangka, kamu akan mempertaruhkan nyawamu untuk menolongku. Aku juga nggak menduga kekuatanmu begitu hebat."Sentuhan fisik yang begitu dekat, apalagi dari seorang wanita yang begitu sempurna, tetapi saat ini, Tobi tidak berpikir aneh, karena dia jelas merasakan ketakutan dalam hati Jessi.Suaranya yang gemetar, begitu juga dengan tubuhnya, yang mengungkapkan ketakutan yang dia alami selama ini.Andai Damar mengetahui hal ini, apa dia akan menyesal karena sudah memaksa putrinya menikah dengan putra Keluarga Suganda? Hanya karena terlalu serakah kepada kekuasaan?Tobi menepuk pelan punggung Jessi dan berkata dengan lembut, "Semuanya sudah berakhir. Mulai sekarang, nggak ada yang menindasmu lagi.""Ya, nggak ada yang menindasku lagi. Lantaran ada Kak Tobi yang berkuasa di sini, siapa yang berani macam-macam kepadaku?""Gadis Bodoh, aku nggak bisa melindungimu selamanya.""Aku nggak peduli. Setelah kej

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 765

    Meski Tobi mengatakan dirinya baik-baik saja, Jessi masih khawatir. Dia pun berkata, "Kak Tobi, bagaimana kalau aku membawamu ke rumah sakit sekarang?""Nggak usah. Aku mengalami luka dalam, jadi rumah sakit nggak bisa mengobatinya."Tobi menggelengkan kepalanya dan menjelaskan, "Seperti yang barusan kamu lihat, kultivator seperti kami bukanlah orang biasa. Cedera seperti ini harus disembuhkan melalui kekuatan internal kami sendiri.""Ya, aku tahu. Bukankah dalam serial televisi juga seperti itu? Tapi, apa kamu sungguh baik-baik saja?""Ya, kamu menyetir saja. Aku mau istirahat sebentar.""Ya, ya!"Jessi mengangguk, kemudian lanjut menyetir dengan hati-hati. Dia belum pernah menyetir seperti itu seumur hidupnya. Dia bahkan takut mobilnya terbentur sedikit pun.Tak dipungkiri, kemampuan menyetirnya memang cukup bagus. Dia masih bisa menjaga kecepatan sambil berusaha menjaga kestabilan laju mobil.Sebenarnya Tobi masih mencoba mengatur napasnya, tetapi tidak berhasil sama sekali. Dalam k

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 766

    Namun, kenyataannya, keesokan harinya dia sudah tidur dengan wanita lain. Kenapa Widia masih harus terus-terusan mendengar penjelasannya? Pokoknya, dia tidak akan menelepon pria itu lagi.Hanya saja, jika tidak meneleponnya, hatinya akan terus memikirkan hal ini. Jari-jarinya memegang erat ponselnya, sempat tebersit keinginan untuk menelepon pria itu dan meminta penjelasannya.Untungnya, dia masih menahan diri. Di saat itu juga, panggilan Tobi datang.Tanpa sadar, dia langsung mengangkat panggilan itu. Setelah diangkat, barulah dia menyesal. Mengapa dia begitu buru-buru menjawab telepon pria itu?Jelas-jelas Tobi yang melakukan kesalahan besar, kini malah seakan-akan Widia-lah yang memohon kepadanya.Tidak bisa, tidak bisa. Dia harus tetap tenang dan menahan diri."Widia!""Huh! Buat apa telepon aku? Bukannya kamu sedang tidur? Lanjutkan tidurmu sana. Oh ya, wanita di sebelahmu cantik, 'kan? Apa kamu sedang dilayaninya?"Saking marahnya, Widia langsung mengeluarkan rentetan pertanyaan.

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 767

    Mendengar itu, Tobi sengaja menghindari pertanyaan terakhir itu dan menjawab, "Mana mungkin ada darah di sini? Kamu pasti salah lihat."Setelah itu, dia pun kembali menambahkan, "Ya sudah, aku akan sampai di rumah setengah jam lagi. Sesampainya di rumah nanti, aku akan memberitahumu pelan-pelan!""Nggak perlu buru-buru!""Jangan pulang ke rumah dulu, datanglah ke perusahaan dan temani aku menemui klien malam ini." Karena janjinya di malam hari, Widia tentu ingin Tobi menemaninya. Dengan begitu, dia akan merasa lebih aman.Namun, Tobi telah terluka parah dan tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Dia tidak mungkin bertemu Widia dengan kondisi menakutkan seperti ini. Dia pun berkata, "Ada masalah apa? Apa aku harus ikut?""Kamu nggak mau?"Widia tercengang. Padahal, kata-katanya semalam begitu manis, tetapi hari ini dia langsung berubah, bahkan tidak mau menemaninya menemui klien.Apa dia tidak mengkhawatirkan keselamatan Widia saat keluar menemui klien di malam hari?Biasanya, setelah seo

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1650

    Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1649

    "Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1648

    Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1647

    Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1646

    Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1645

    Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1644

    Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1643

    Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1642

    Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status