Namun, kenyataannya, keesokan harinya dia sudah tidur dengan wanita lain. Kenapa Widia masih harus terus-terusan mendengar penjelasannya? Pokoknya, dia tidak akan menelepon pria itu lagi.Hanya saja, jika tidak meneleponnya, hatinya akan terus memikirkan hal ini. Jari-jarinya memegang erat ponselnya, sempat tebersit keinginan untuk menelepon pria itu dan meminta penjelasannya.Untungnya, dia masih menahan diri. Di saat itu juga, panggilan Tobi datang.Tanpa sadar, dia langsung mengangkat panggilan itu. Setelah diangkat, barulah dia menyesal. Mengapa dia begitu buru-buru menjawab telepon pria itu?Jelas-jelas Tobi yang melakukan kesalahan besar, kini malah seakan-akan Widia-lah yang memohon kepadanya.Tidak bisa, tidak bisa. Dia harus tetap tenang dan menahan diri."Widia!""Huh! Buat apa telepon aku? Bukannya kamu sedang tidur? Lanjutkan tidurmu sana. Oh ya, wanita di sebelahmu cantik, 'kan? Apa kamu sedang dilayaninya?"Saking marahnya, Widia langsung mengeluarkan rentetan pertanyaan.
Mendengar itu, Tobi sengaja menghindari pertanyaan terakhir itu dan menjawab, "Mana mungkin ada darah di sini? Kamu pasti salah lihat."Setelah itu, dia pun kembali menambahkan, "Ya sudah, aku akan sampai di rumah setengah jam lagi. Sesampainya di rumah nanti, aku akan memberitahumu pelan-pelan!""Nggak perlu buru-buru!""Jangan pulang ke rumah dulu, datanglah ke perusahaan dan temani aku menemui klien malam ini." Karena janjinya di malam hari, Widia tentu ingin Tobi menemaninya. Dengan begitu, dia akan merasa lebih aman.Namun, Tobi telah terluka parah dan tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Dia tidak mungkin bertemu Widia dengan kondisi menakutkan seperti ini. Dia pun berkata, "Ada masalah apa? Apa aku harus ikut?""Kamu nggak mau?"Widia tercengang. Padahal, kata-katanya semalam begitu manis, tetapi hari ini dia langsung berubah, bahkan tidak mau menemaninya menemui klien.Apa dia tidak mengkhawatirkan keselamatan Widia saat keluar menemui klien di malam hari?Biasanya, setelah seo
Dasar bajingan!Tobi, kamu bajingan!Namun, saat Jessi mengangkat teleponnya barusan dan mengatakan Tobi sedang tidur, dia tidak mendengar suara aneh lainnya lagi. Jangan-jangan dia terlalu banyak berpikir?Di saat itu, tiba-tiba ponselnya mendapat notifikasi pesan. Tobi mengiriminya pesan dan mengatakan dia akan segera ke perusahaan untuk menemaninya.Barulah suasana hati Widia agak membaik. Dia akan menanyakan hal ini kepadanya nanti. Lagi pula, Jessi telah menikah dengan putra dari keluarga terpandang.Mana mungkin Tobi berani menyentuhnya? Bagaimana kalau Sekte Suganda mengetahui hal itu? Bukankah dia akan celaka?Tak lama kemudian, Jessi pun sampai di rumahnya. Meski hatinya masih khawatir dengan Kak Tobi, setidaknya dia masih sangat senang lantaran bisa kembali ke rumahnya sendiri.Namun, begitu sampai di rumah, dia langsung disambut dengan tatapan dingin ayahnya.Dari kecil hingga dewasa, ayahnya sangat menyayanginya.Kali ini, dia begitu marah dan berkata, "Jessi, kamu masih be
"Apa!"Begitu mendengar kabar itu, Damar dan istrinya langsung tersentak. Mereka tidak bisa memercayai apa yang telah ditangkap oleh telinga mereka.Berita itu terlalu menakutkan dan juga tidak masuk akal.Kemudian, Jessi buru-buru menceritakan semuanya, tetapi dia tidak membeberkan kekuatan Tobi. Bagaimanapun juga, Kak Tobi sudah bilang, dia tidak ingin orang lain mengetahui identitasnya.Hanya dari cerita putrinya saja, kekuatan Tobi sudah terdengar begitu menakutkan. Namun, Damar sudah pernah melihatnya sendiri, karena dia ikut bersama Tobi saat menghadapi Guru Besar Keluarga Hutama sebelumnya.Hanya saja, dia tak menyangka akan sehebat itu."Kamu yakin semua itu benar?"Setelah mendengar penjelasannya, Damar merasa itu semua bagaikan sebuah fantasi. Namun, putrinya tidak mungkin membohonginya. Tak disangka, hanya dalam waktu sesingkat itu, telah terjadi begitu banyak hal."Selain itu, Kak Tobi bisa ke sana juga demi menyelamatkanku."Jessi memutuskan untuk menceritakan kejadian yan
"Nggak masalah. Asalkan bisa mengikuti Kak Tobi, aku nggak perlu status apa pun."Lantaran Jessi sudah mengatakan seperti itu, mereka hanya bisa memberinya kebebasan. Namun, setelah Energi Sembilan Bulan terserap habis, benarkah tidak akan menimbulkan bahaya?Damar mendadak teringat dengan kejadian di masa lalu. Menurut perkataan Raja Naga tua, berkat putrinya, barulah dia bisa memasuki Sekte Naga dan menerima ajaran seni bela diri.Mungkinkah Raja Naga tua menyelamatkan putrinya saat itu karena ingin muridnya memperoleh Energi Sembilan Bulan?Benar, benar!Pasti begitu.Setelah memahami segalanya, kebenaran mulai menjadi jelas.Jika demikian, itu juga bukanlah hal buruk bagi Keluarga Yusnuwa, apalagi putrinya begitu menyukai Raja Naga. Namun, dia masih mengkhawatirkan sesuatu. Setelah energi milik putrinya terserap, apa dia akan baik-baik saja?Ya sudahlah! Biarlah berjalan sebagaimana mestinya.Setelah kejadian ini, Damar telah memutuskan untuk tidak memaksakan kehendaknya kepada put
"Lihat perkataanmu itu? Kenapa bilang begitu? Kamu tentu saja istri tersayangku," ucap Tobi dengan penuh perhatian.Wajah Widia memerah dan langsung memarahinya, "Menjijikkan sekali!"Namun, kenyataannya, hatinya senang sekali. Senyum bahagia juga tanpa sadar muncul di wajahnya.Hanya saja, dia masih belum lupa dengan kejadian barusan. Dia kembali memasang wajah jutek dan berkata, "Huh! Jangan kira dengan begitu, aku nggak akan menanyakan kejadian barusan.""Baiklah, tanyakan saja, aku janji akan menceritakan semuanya kepadamu dengan jujur.""Kalau begitu, siapa wanita yang menyetir mobilmu itu?" tanya Widia.Mendengar pertanyaan itu, Tobi menebak Widia mungkin sudah tahu itu Jessi. Dia pun segera menjawab, "Kamu kenal dia, kok. Dia Jessi, putrinya Keluarga Yusnuwa.""Memang dia rupanya!"Walau hatinya tidak senang, tetapi menyadari Tobi tidak membohonginya dan berterus terang kepadanya, dia merasa jauh lebih baik. Dia kemudian bertanya lagi, "Kenapa kamu bisa bersamanya?""Ceritanya p
Begitu kata-kata itu dilontarkan, akhirnya Widia paham bagian mana yang aneh. Dia juga merasa ada yang janggal. Itu sebabnya, dia ingin Tobi menemaninya.Baik dilihat dari jabatan ataupun saham Grup Maharta, Tobi-lah orang yang paling berkuasa di sana. Bukankah seharusnya Grup Yasindo mencari Tobi langsung?Namun, mengapa mereka malah mencarinya? Mungkinkah mereka menargetkannya?Apalagi, mereka bukan hanya berjanji untuk bertemu di malam hari, tetapi juga di hotel.Tobi memandangnya dengan curiga, "Kenapa?""Mungkin memang ada masalah," ucap Widia mengungkapkan pikirannya."Kalau memang bermasalah, lebih baik tolak saja. Dengan begitu, kita bisa pulang awal untuk makan malam. Setelah itu, kita masih bisa melakukan hal yang tak kalah penting, 'kan?" ucap Tobi sambil menggodanya."Dasar. Kamu hanya tahu memikirkan hal itu saja."Widia kembali menambahkan, "Kalau mereka memang mengincarku, sekalipun berhasil lolos kali ini, mereka pasti akan menyusun rencana lain untuk membereskanku.""J
Widia sudah kehilangan akal sehat dan hanya bisa mengeluarkan deru napas yang tak karuan.Tobi juga bersemangat. Kali ini, akhirnya dia bisa memiliki gadis pujaannya ini, apalagi di tempat istimewa seperti ini.Namun, di saat itu juga, terdengar suara ketukan dari luar pintu.Ketukan pintu itu tidak terlalu keras, tetapi mampu menyadarkan Widia yang sudah terbuai. Untungnya, responsnya cepat. Dia tersadar kembali.Apa yang dia lakukan? Apalagi di ruangan kantornya sendiri?Memalukan sekali!Dia buru-buru mendorong Tobi menjauh.Tobi tampak tidak berdaya. Padahal, dia sudah bersiap untuk melepas celananya. Mengapa malah ada yang mengganggu mereka di saat seperti ini? Memikirkan hal ini, Tobi sudah hampir gila.Menyadari dirinya tampak berantakan, Widia buru-buru merapikannya.Tobi mengingatkannya dengan berbisik pelan, "Jangan gugup. Aku sudah mengunci pintunya."Mendengar itu, barulah Widia menghela napas lega. Namun, dia tetap memutar bola matanya ke arah Tobi dengan kesal. Ternyata,