Inikah rencana Langit yang ingin menghancurkan Keluarga Gumilar? Mengapa Keluarga Gumilar bisa bertemu dengan pembawa sial seperti ini?Jelas-jelas dia tidak tahu Tobi telah mencapai tingkat puncak Guru Besar. Hanya saja, ini termasuk kartu truf Tobi. Jika bukan situasi terdesak, dia juga tidak mengungkapkannya dengan mudah.Ridwan mendadak teringat dengan sesuatu.Dia masih belum tahu siapa yang begitu ingin menghancurkan Keluarga Gumilar? Siapa yang begitu berkemampuan dan mampu melakukan hal seperti itu?Dari awal, dia tidak pernah mencurigai Tobi sedikit pun. Dia menganggap pria itu tidak mungkin punya kemampuan sehebat itu, tetapi sekarang tidak demikian lagi."Keluarga Gumilar diburu oleh Aula Varun, apa itu ulahmu?" tanya Ridwan dengan gemetar.Tobi agak kaget, tetapi dia tidak menyembunyikannya dan berkata, "Ya! Salahkan cucumu terlalu banyak bertingkah. Dia terus-terusan menipu dan menyentuh istriku.""Begitu rupanya!""Gavin, kamu benar-benar cucuku yang baik."Ridwan tampak
Gavin benar-benar ketakutan, apalagi Keluarga Gumilar kini telah menjadi sasaran Aula Varun, bahkan kakeknya juga sudah meninggal. Pria yang berada di hadapannya ini bukan hanya menakutkan, tetapi dia juga telah menyinggungnya.Dia sangat menyesal. Seandainya, dia tahu Tobi begitu menakutkan, dia juga tidak akan berani memprovokasi Widia ataupun Tobi.Namun, penyesalan selalu datang terlambat.Saat ini, selain berlutut dan memohon pengampunan, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi."Kamu berlutut? Kamu lupa apa yang kamu katakan sebelumnya?""Bukankah kamu mau aku berlutut di hadapanmu, bersujud, dan memohon pengampunan?" ejek Tobi."Bu, bukan seperti itu! Status Anda begitu mulia, seharusnya saya yang berlutut dan bersujud kepada Anda!""Oh, statusku sekarang mulia? Bukan lagi orang desa?""Maaf, maafkan saya. Sebelumnya saya nggak tahu diri, bodoh dan nggak tahu apa-apa. Berbelas kasihanlah, tolong lepaskan saya kali ini saja.""Asalkan Anda mau melepaskan saya, saya bisa
Widia kebingungan saat mendengar permohonan maaf yang begitu menyedihkan itu.Bisa-bisanya Gavin tidak peduli dengan harga dirinya hingga berlutut dan bersujud memohon pengampunan?Benar-benar hal yang sulit diterima!Namun, itu memang suara Gavin.Dia pun bertanya, "Benarkah ini Gavin? Kamu nggak memalsukan rekaman audio untuk menipuku, 'kan?"Tobi tersenyum pahit. Istrinya benar-benar memiliki imajinasi yang luar biasa.Sebelum Tobi menanggapinya, Gavin sudah buru-buru menjawab, "Ini bukan rekaman. Kalau rekaman, mana mungkin aku bisa bicara denganmu.""Tuan Tobi terlalu hebat, kami bukanlah tandingannya. Bu Widia, saya bersalah. Tolong bantu selamatkan saya."Mendengar kata-kata itu, barulah Widia percaya Tobi benar-benar telah menangkap Gavin. Jika tidak, Gavin tidak mungkin akan ketakutan seperti itu.Demi melindungi Keluarga Lianto, Tobi bahkan pergi sendirian menghadapi Keluarga Gumilar . Dia mempertaruhkan nyawanya untuk Keluarga Lianto, tetapi kakeknya dan keluarganya sama sek
Tobi sama sekali tidak tahu apa yang dipikirkan Widia. Setelah meletakkan ponselnya, dia pun berkata dengan tenang, "Gavin, aku sudah beri kamu kesempatan, tapi bahkan orang yang baik hati seperti Widia pun nggak mau menolongmu.""Kalau begitu, jangan salahkan aku lagi. Jadilah orang baik di kehidupan selanjutnya.""Jangan, jangan ....""Saya mohon, saya mohon, saya bisa memberi Anda segalanya.""Asalkan Anda sudi melepaskan saya, segala sesuatu yang ada di Keluarga Gumilar akan menjadi milik Anda."Gavin benar-benar panik mendengar kata-kata Tobi.Detik berikutnya, Tobi menekan tangan kanannya dengan ringan, lalu berkata dengan nada datar, "Sejak Aula Varun muncul, Keluarga Gumilar sudah ditakdirkan lenyap. Jadi, kamu nggak perlu bernegosiasi denganku.""Jangan! Argh!"Gavin mengerang kesakitan. Dia merasakan sebuah kekuatan menerpa organ dalamnya, tepatnya di bagian jantung. Detik berikutnya, mulutnya menganga lebar.Kemudian, tubuhnya pun ambruk ke bawah.Di saat-saat terakhirnya, d
Begitu ditemukan, mereka bergegas menuju lokasi. Sayangnya, ketika sampai di sana, mereka menemukan Ridwan dan Gavin telah meninggal, sedangkan yang lainnya menghilang tanpa jejak.Dia tertegun sejenak, lalu segera memeriksa seluruh ruangan itu. Sayangnya, mereka tidak menemukan petunjuk apa pun.Dilihat dari kondisi Gavin dan kakeknya, seperti orang yang menghabisi mereka sangatlah kuat. Mungkin saja dia itu ahli bela diri yang kekuatannya mendekati Guru Besar.Tak disangka, di Kota Tawuna ini masih ada ahli bela diri yang kekuatannya mendekati Guru Besar.Meski Gavin dan kakeknya sudah meninggal, toh jenazah mereka sekarang masih ada di sini. Jadi, nanti Rio akan mengatakan dirinya-lah yang menaklukkan mereka.Lagi pula, orang-orang yang ikut bersamanya itu semuanya berpihak kepadanya. Mana mungkin mereka berani melawan perintahnya.Di sisi lain, Tobi mengantar empat ahli bela diri ke tempat yang aman. Setelah menurunkan mereka, barulah dia pergi.Mereka berempat menatap punggung Tob
"Apa? Widia, kamu tahu apa yang kamu bicarakan?""Kamu pikir orang seperti Tobi bisa mengalahkan kepala Keluarga Gumilar?""Jangankan kepala Keluarga Gumilar, asalkan dia bisa menahan salah satu pengikut mereka, aku juga nggak begitu meremehkannya!" ucap Kakek Muhar dengan kesal.Apa cucunya telah terobsesi dengan Tobi? Bisa-bisanya dia mengucapkan omong kosong yang begitu tidak masuk akal.Namun, setelah dipikir-pikir lagi, wajar saja. Lagi pula cucunya sama sekali tidak memahami dunia bela diri, jadi mana mungkin dia tahu status apa yang telah dicapai oleh ahli bela diri seperti Ridwan.Hanya saja, Widia tidak terima begitu saja dan langsung berkata, "Yang kubilang itu semua benar. Aku barusan telepon Tobi dan dia bilang dia sudah menangani Ridwan dan lainnya.""Dia sudah menanganinya?"Mata Kakek Muhar dipenuhi dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan."Benar, Tobi bilang seni bela diri yang dimiliki Keluarga Gumilar itu bukanlah apa-apa. Mereka sama sekali bukan tandingannya. Jadi,
Namun, memikirkan kejadian sebelumnya, dia selalu salah paham kepada Tobi. Itu sebabnya, kali ini, dia memutuskan untuk percaya kepada pria itu.Widia pun bertanya, "Tuan Rio, benarkah Anda telah menangani mereka? Anda sendiri yang turun tangan membunuhnya?"Mendengar pertanyaan itu, Rio langsung menjawab dengan tegas, "Tentu saja, Nona Widia nggak percaya?""Bukan begitu!"Widia buru-buru menjelaskan, "Aku hanya ingin memastikan. Bagaimanapun, Keluarga Gumilar terlalu berbahaya.""Memang benar. Bagiku, Keluarga Gumilar hanyalah pecundang kecil, tapi bagi Keluarga Lianto, mereka sangatlah hebat."Rio sengaja memamerkan kekuatan Keluarga Yudistira, kemudian bertanya, "Nona Widia, apa kamu tertarik untuk mengembangkan bisnis di Jatra? Aku pasti akan memberimu banyak bantuan di sana."Tentu saja, Widia mengerti maksud dari ucapan itu. Dia pun menjawab dengan cepat, "Terima kasih Tuan Rio. Saat ini, bisnis keluarga masih relatif kecil dan kami juga nggak punya rencana seperti itu!""Baikla
"Memohon ampun? Kamu melihatnya dengan mata kepalamu sendiri?" tanya Kakek Muhar."Nggak!"Kakek Muhar balik bertanya, "Dia pasti mengambil rekaman untuk menipumu. Kalau kamu begitu percaya kepadanya, mengapa kamu tadi nggak bertanya kepada Tuan Rio? Bandingkan ucapan mereka berdua, dengan begitu, bukankah kebenarannya akan terungkap?""Aku sudah memikirkan hal ini, tapi Tuan Rio jelas-jelas berbohong. Kalau aku membeberkannya, bukankah dia akan kehilangan harga dirinya?" tanya Widia.Sebenarnya, dia masih punya alasan lain. Padahal Tobi telah menyuruhnya merahasiakan masalah ini, tetapi dia malah memberitahukan keluarganya.Jika dia memberi tahu masalah ini kepada Tuan Rio, entah masalah apa lagi yang akan menimpa Tobi. Selain itu, jika Tuan Rio ketahuan berbohong, dia pasti akan emosi dan juga tidak tahu apa yang akan dia lakukan.Kakek Muhar tampak kesal. Cucunya ini benar-benar telah ditipu oleh Tobi. Hanya saja, seni bela diri bocah itu sangat hebat. Dia juga kesulitan menemukan o
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K