"Benar, sekarang mari kita lihat bagaimana mereka mundur dari masalah ini!""Ya, para kapitalis ini sungguh nggak manusiawi. Beraninya mereka menipu Kak Fiona, pujaan hati kita.""Demi pujaan hatiku, aku akan melawan mereka sampai akhir.""Ayo kita boikot Grup Lianto agar mereka bangkrut!""..."Dalam sekejap, banyak orang mulai memaki-maki Grup Lianto.Saat ini, Widia dan Tobi masuk ke dalam kamar Fiona. Melihat Twitter Irfan dan komentar di bawahnya, Widia mendengus dingin, "Irfan ini mengaku sebagai dokter terkenal, kupikir dia orang yang patut dihormati, tak disangka, dia begitu percaya diri dan sombong.""Bukan dia sombong, tapi ada dalang di belakangnya.""Apa maksudmu? Ada dalang di belakangnya?" tanya Widia dengan heran."Ya!""Siapa?" tanya Widia lagi."Gavin!" jawab Tobi ringan. Sejak awal, dia sudah tahu mengenai hal ini.Gavin masih berpikir tidak ada orang yang mengetahuinya, tetapi mana mungkin masalah sepele bisa lolos dari jaringan informasi Tobi?Jika tidak, statusnya
Atas permintaan Widia, Fiona pun mengunggah status Twitter miliknya sendiri."Siapa bilang produk Grup Lianto nggak efektif? Hanya saja, aku sendiri masih syok dengan hasilnya. Saking senangnya, aku sampai lupa mengunggahnya di Twitter.""Mengenai Dokter Irfan, aku sungguh berterima kasih atas kebaikanmu dulu, meski kamu sendiri nggak bisa menyembuhkan bekas lukaku saat itu.""Hanya saja, demi menyerang penyelamatku, kamu memanfaatkanku dan keahlianmu untuk berbicara omong kosong di sini. Menyedihkan sekali!"Kata-kata seperti itu kembali meledakkan kolom komentar."Kak Fiona, benarkah yang kamu katakan itu? Wajahmu sudah pulih?""Tentu saja. Kalau nggak, mana mungkin aku terkejut dan bahagia hingga lupa mengunggah di Twitter.""Benarkah? Kak Fiona sudah sembuh, syukurlah.""Kak Fiona, kamu yakin nggak berbohong kepada semua orang? Sekalipun wajahmu nggak bisa pulih, kami akan terus mendukungmu, jadi kamu nggak perlu berpura-pura di sini.""Menurutku, ini hanyalah trik yang dilakukan o
"Kenapa aku nggak begitu percaya? Tapi direktur Grup Lianto sendiri yang mengumumkannya, mana mungkin itu palsu?""Stasiun Televisi Tawuna, 'kan? Demi melihatnya, aku bahkan rela melewatkan serial TV idola favoritku""Aku juga. Aku juga akan melewatkan drama populer malam ini, aku hanya menonton Stasiun Televisi Tawuna.""..."Dalam sekejap, banyak orang membanjiri kolom komentar dan mengatakan akan menonton siaran malam ini demi Fiona."Di saat bersamaan, banyak orang mulai menyerang Twitter milik Irfan dengan menulis: "Mereka sudah mengambil tindakan dan akan menyiarkannya langsung di stasiun TV malam ini, kamu sendiri? Cepat tanggapi masalah ini."Kebanyakan dari mereka adalah penggemarnya Fiona.Sebenarnya, Irfan juga tengah melihat semua ini. Dia sedang menganalisis foto milik Fiona. Dengan keahliannya dan bantuan teman-temannya, akhirnya dia menemukan kebenarannya.Ini adalah foto asli yang belum pernah diubah. Bisa dikatakan, ini menunjukkan bahwa wajah Fiona sudah pulih.Sekali
Barusan, Widia sangat senang dengan kinerja Fiona. Dia banyak mempromosikan produk perawatan kulit Dermavita milik perusahaan, sekaligus mengubah citra perusahaan sepenuhnya.Tiba-tiba Tania datang melaporkan bahwa ada orang yang mengirimkan paket kecil tanpa nama. Hanya tertulis nama penerimanya, Bu Widia. Pasti ada kejutan di dalamnya.Awalnya, Tania khawatir ada sesuatu yang berbahaya, jadi dia berinisiatif membantu membukanya. Lagi pula, tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam paket itu.Setelah paket dibuka, ternyata ada tumpukan foto di dalamnya.Melihat foto itu, Tania tampak kaget dan terpana, seolah-olah baru saja mengetahuinya.Widia langsung mengambil foto-foto itu. Begitu dilihat, wajahnya menjadi pucatFoto itu jelas-jelas foto mesra Tobi dan Jessi dari berbagai sudut.Jessi mabuk malam itu. Akibatnya, dia berinisiatif menyerahkan tubuhnya kepada Tobi. Jadi, dia terlihat proaktif dan mereka berdua juga sangat dekat.Terutama, foto di mana Tobi menggendong Jessi, yang mem
"Mana mungkin, ini baru permulaan. Hanya saja, kali ini aku merasa lebih baik daripada saat aku berada di puncak dulu. Tentu saja, semua ini berkat Kak Tobi.""Lagi-lagi bicara seperti itu lagi.""Itu kenyataannya. Kalau bukan Kak Tobi, mungkin saat ini aku masih menyembunyikan diri. Singkatnya, apa pun yang diminta Kak Tobi kelak, aku pasti akan melakukannya, sekalipun kamu ingin menjualku.""Gadis bodoh, buat apa aku menjualmu?"Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tapi karena kamu, dalang di balik masalah ini pasti akan bernasib nahas. Aku takut mereka akan mencelakaimu, jadi aku sengaja mengutus pengawal untukmu."Sembari berbicara, dia menunjuk ke dua pria di kejauhan. Mereka berdua cukup terampil. Meski tidak mampu melawan ahli bela diri yang kuat, mereka bisa menaklukkan ahli bela diri biasa."Oh!""Aku ikut apa kata Kak Tobi saja."Sebenarnya, Fiona enggan, tetapi dia tidak berani menolak, lalu berkata, "Tapi Kak Tobi harus mengantarku pulang malam ini.""Oke!"Tobi berpi
"Cuma itu saja?""Benar, cuma ini saja." Hanya itu yang dikatakan Tobi, lagi pula semua fotonya telah terlihat jelas.Namun, dari kata-kata itu, Widia merasa Tobi tidak ingin menjelaskan. Itu sebabnya, emosinya makin meledak, "Itu saja, tanpa penjelasan lainnya? Tobi, apa kamu masih pria? Kamu menganggapku sebagai apa?"Tobi agak terkejut dan menghela napas, "Tentu saja kamu istriku. Kalau nggak, mengapa aku selalu berusaha sebaik mungkin untuk membantumu?""Membantuku?""Benar, kamu membantuku, tapi sebenarnya kamu juga sedang membantu dirimu sendiri.""Meski kamu pintar, kamu juga nggak punya kekuatan dan kekuasaan, jadi nggak ada gunanya. Jangan mengira aku nggak bisa menangani semuanya tanpa dirimu," ujar Widia dengan marah."Oh, yang katakan kamu benar," ucap Tobi.Sikap Tobi yang acuh tak acuh itu membuat Widia tidak nyaman. Dia sudah hampir gila.Sebenarnya, dia sangat menyesali apa yang baru saja dia katakan.Lantaran dia sadar ucapan itu sangat menyakitkan.Apalagi, Tobi telah
Namun, suasana hatinya sedang buruk sekarang, apalagi memikirkan hal yang dilakukan Irfan, dia makin kesal, "Dokter Irfan, kamu itu dokter ajaib yang terkenal, aku nggak berani menerima permintaan maaf darimu. Aku takut kamu mempersulitku nantinya.""Bu Widia, jangan bercanda. Anda punya orang hebat yang mendukung dari belakang, saya mana berani.""Jangan khawatir, sebentar lagi saya akan minta maaf secara terbuka di internet. Saya juga akan berusaha mempromosikan produk perusahaan Anda. Mohon Anda berbelas kasihan, maafkan saya kali ini," ujar Irfan buru-buru.Widia tampak tercengang. Ada orang hebat di belakangnya? Tampaknya, Irfan telah diperingatkan oleh orang itu. "Siapa orang hebat yang kamu bicarakan?" tanya Widia dengan cepat.Irfan tampak kaget, "Rektor Universitas Gandar, pemimpin Asosiasi Pengobatan Tradisional. Anda nggak tahu?"Universitas Gandar dan Universitas Harmeda atau dikenal juga dengan Universitas Jatra, merupakan dua universitas terkenal di Harlanda, termasuk sur
Mendengar itu, Widia langsung percaya.Sempat tebersit pemikiran kalau itu mungkin perbuatannya Tobi. Siapa tahu dia menyuruh orang lain membantunya.Kalau bukan karena pertengkaran tadi, dia pasti sudah menanyakannya.Namun, saat ini pemikiran itu mendadak lenyap."Terima kasih atas bantuanmu kali ini, Tuan Gavin," ucap Widia."Sama-sama. Lagian, kita teman, 'kan? Jadi, nggak perlu segan-segan." Gavin berkata sambil tersenyum, "Apalagi, Bu Widia mengingatkanku dengan gadis kecil yang pernah aku jumpa di masa kecil. Kamu kerap membuatku merasa tak asing. Bagiku, membantumu juga termasuk sebuah kebahagian."Widia terkejut dan bertanya, "Tuan Gavin masih mengingat gadis kecil di masa lalu?""Tentu saja!'Gavin terlihat penuh perhatian, begitu juga dengan nada bicaranya. "Sayangnya, aku nggak tahu namanya. Aku hanya ingat aku memanggilnya Gadis Manis dan dia memanggilku Pengemis Kecil.""Mungkin kami nggak akan punya kesempatan untuk bertemu lagi. Kalau nggak, aku pasti akan menikahinya."
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K