"Fiona, aku mencintaimu. Tak peduli wajahmu pulih atau nggak, aku akan selalu mendukungmu.""Kalau kamu nggak ingin kami melihat luka di wajahmu, pakailah cadar. Jangan khawatir, kami pasti akan mendukungmu.""..."Sampai di sini, ekspektasi semua orang terhadap Fiona telah mencapai puncak tertingginya.Para reporter sudah mulai sibuk menyampaikan informasi yang relevan, menuntut agar berita itu segera dipublikasikan secepatnya.Ini benar-benar berita hangat.Padahal baru saja dimulai, tetapi mereka telah menemukan sorotan yang begitu menarik. Selanjutnya, mereka akan makin menantikannya.Fiona yang didukung oleh begitu banyak orang tampak terharu. Dia tak kuasa menahan air matanya dan langsung menangis tersedu-sedu.Saat polisi muncul, Fiona sempat tertegun. Setelah mengetahui kedatangan mereka ada hubungannya dengannya, dia berpikir, 'Mungkinkah mereka ingin menjelaskan hal yang dibuat oleh Zira kepadaku?'Dugaannya benar. Sampai di sini, dia tidak mengalami banyak kesulitan, hanya s
Wanita yang satu tampak mengenakan gaun panjang berwarna putih.Sosoknya sangat anggun dan seluruh tubuhnya memancarkan aura murni dan elegan.Sayangnya, wajahnya tertutupi dengan syal berwarna hitam, jadi orang lain tidak bisa melihatnya dengan jelas.Di belakangnya, ada Prita, asistennya Fiona.Begitu mereka berdua muncul, semua orang di dalam langsung bersemangat dan mata mereka tak bisa lepas dari wanita bersyal hitam itu.Di saat bersamaan, kamera langsung menyorot ke arah yang berbeda. Semua netizen juga menjadi heboh."Dia muncul!""Itu Fiona. Tak perlu lihat wajahnya, aku juga mengenalinya. Itu idolaku, Fiona.""Fiona, aku mencintaimu!""Fiona, jangan takut, kami mendukungmu!""..."Dalam sekejap, layar kembali dibanjiri dengan berbagai macam komentar dukungan, yang menunjukkan betapa antusiasnya penggemar Fiona saat itu.Melihat semua orang tidak lagi memperlakukannya dengan acuh tak acuh seperti sebelumnya, bahkan menanyakan berbagai pertanyaan, Fiona baru merasa lega dan mer
"Bukankah itu hanya rumor? Siapa yang tahu itu benar atau nggak?""Benar, kok. Coba kamu telusuri dulu, beritanya pasti akan keluar. Mungkin sebentar lagi hasilnya akan keluar. Lagi pula, masalah ini sudah sangat jelas."Sementara itu, seorang reporter juga mengetahui kabar ini dan segera bertanya, "Bu Widia, apa Pak Almer dari perusahaan kalian telah ditangkap?"Mendengar itu, Widia menggelengkan kepalanya.Semua orang terlihat heran. Jangan-jangan berita itu palsu? Seharusnya tidak mungkin."Kamu salah. Namanya Almer, tapi dia bukan lagi wakil direktur perusahaan kami lagi. Masalah dia tertangkap itu memang benar dan akulah yang melapor polisi.""Awalnya, aku berencana memberinya kesempatan, tapi tak disangka, dia akan menyewa netizen bayaran dana mengarang rumor-rumor aneh hingga membuat begitu banyak masalah!""Oh ya, netizen bayaran yang disewa oleh Almer, bersiap-siaplah, tak lama lagi, giliran kalian yang dihukum."Bisa dikatakan, ucapan itu telah mengkonfirmasi semuanya.Ini ju
Benar saja. Ada yang langsung berdiri dan berkata, "Bu Widia, bukannya aku nggak memercayai kalian, tapi ini juga untuk kalian sendiri. Bisakah kamu membiarkan para profesional untuk memeriksa luka Nona Fiona? Dengan begitu, semua orang juga nggak akan mempertanyakan masalah ini lagi.""Benar, diperiksa kebenarannya dulu. Kalau nggak, bagaimana kalian bisa meyakinkan kami?""Benar sekali. Aku dukung.""..."Melihat rentetan komentar di internet yang mencetus agar melakukan pemeriksaan, Tobi hanya menggelengkan kepalanya secara diam-diam. Hati orang-orang memang rumit.Untungnya, Fiona berinisiatif membiarkan mereka mengambil langkah ini.Jika tidak, mereka bakal repot lagi.Widia mendengus dingin. Meskipun hatinya kesal, dia hanya bisa berkata dengan nada dingin, "Orang-orang kami sudah memikirkan masalah yang kalian sebutkan tadi.""Demi ini, aku sengaja mengundang dokter terkemuka dari departemen dermatologi di empat rumah sakit besar di Kota Tawuna untuk memeriksa bekas luka Fiona d
"Tentu saja!"Wajah Widia terlihat yakin, tetapi sebenarnya hatinya merasa bersalah.Reporter itu lanjut bertanya, "Kalau begitu, butuh waktu berapa lama agar kami bisa melihat wajah Fiona pulih?"Widia telah membuat persiapan untuk menghadapi masalah ini sebelumnya. Hanya saja, dia khawatir tidak ada seorang pun yang akan memercayainya, tetapi dia tetap harus menjawabnya, "Satu hari!""Apa? Satu hari?""Bukankah ini nggak masuk akal?""Omong kosong! Bahkan, korban flek hitam sebelumnya juga nggak bisa disembuhkan dalam waktu satu hari, apalagi wajah Fiona yang begitu parah.""Beraninya kalian bilang hanya perlu satu hari? Mana boleh berbohong seperti ini.""Aku tahu kalian pasti nggak percaya. Sebenarnya, aku sendiri juga nggak percaya, tapi ahli di perusahaan kami sangat yakin. Hanya saja, dia juga mengatakan bahwa produk kosmetik yang akan diproduksi di kemudian hari memang memiliki efek yang sama, tapi juga nggak secepat ini.""Lantaran Fiona akan diobati oleh ahli kami secara khus
"Apa ini cukup? Apa kamu ingin lebih dalam lagi?" tanya Tobi sambil tersenyum nakal, tangannya juga mulai bergerak."Apa kamu bilang!"Wajah Widia memanas, lalu memarahinya, "Lepaskan aku.""Nggak mau!""Kalau kamu nggak mau lepas, aku akan marah," ucap Widia dengan emosi. Apa pria ini menganggapnya sebagai wanita murahan?Melihat Widia marah, Tobi bergegas melepaskan tangannya.Widia memelototi Tobi dengan tajam, "Tobi, jangan bertindak terlalu jauh. Aku nggak sama seperti wanita murahan yang kamu kenal itu."Kata-kata ini terdengar kasar hingga membuat Tobi sedikit mengernyit dan tidak mengatakan sepatah kata pun."Kalau kamu benar-benar menginginkanku, bekerja keraslah dan tingkatkan kemampuanmu agar suatu saat nanti kamu pantas bersanding denganku."Usai mengatakan hal itu, Widia langsung meninggalkannya.Namun, setelah pergi, hatinya tiba-tiba merasa gelisah. Dia baru menyadari kata-katanya barusan terlalu kasar.Jika Widia tidak mengatakannya, apa Tobi akan menganggapnya sebagai
Namun, energi sejatinya membantu menghilangkan semua racun dan memulihkan vitalitas. Kedua, dia juga memiliki tapal penyembuh luka yang sangat ajaib.Begitu dikombinasikan, barulah memperoleh efek yang menakjubkan.Setelah melakukan akupunktur selama dua puluh menit, Tobi pun perlahan mengoleskan tapal, lalu menutupinya dengan kain kasa.Tahap ini memakan waktu hampir setengah jam.Setelah menyelesaikan semuanya, Tobi menghela napas lega. Lantaran luka Fiona sangat parah, dia membutuhkan banyak usaha.Usai itu, Tobi tidak langsung membangunkan Fiona, melainkan memanggil Prita."Tuan Tobi, apa sudah sembuh?" tanya Prita sambil menahan ekspresi senang."Kita akan tahu besok pagi," jawab Tobi."Oh, terus kenapa Kak Fiona masih belum bangun?""Jangan bangunkan dia. Biarlah dia istirahat malam ini. Besok pagi sekitar jam sepuluh, lepaslah kain kasa di wajahnya, lalu bersihkan sisa obat di dalamnya," terang Tobi."Baik!""Kalau begitu, aku pamit dulu. Kalau butuh sesuatu, telepon aku kapan s
Melihat ekspresi syukur yang tersirat dari wajah Widia, ditambah dengan tatapan aneh saat melihat liontin giok, hati Gavin merasa puas.Dengan adanya bantuan Tania, cepat atau lambat, Widia akan jatuh ke pangkuannya.Bisa dikatakan, Tobi sangat beruntung. Setelah serangkaian masalah menimpa diri pria itu dan Jessi, Damar bahkan tidak mengambil tindakan kepadanya.Namun, tidak masalah. Jika Damar tidak mengambil tindakan, Gavin akan turun tangan sendiri. Hanya saja, Tobi tampaknya cukup mampu, yang membuat Widia juga tertarik kepadanya.Memikirkan hal ini, Gavin segera menelepon untuk menjalankan aksinya.Keesokan harinya. Jangankan netizen yang tak terhitung jumlahnya, bahkan Widia sendiri juga menantikan kondisi wajah Fiona.Lantaran mereka tidak yakin apa Tobi benar-benar bisa menyembuhkan bekas luka di wajah Fiona?Setelah dua puluh empat jam berlalu, Fiona masih belum berani melepas kain kasa, bahkan sengaja menunggu satu jam lagi. Dia tampak gugup, "Prita, tolong bantu aku.""Oke!
Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab
Perkataan itu seketika membuat Yaldora gemetar tanpa alasan.Sebenarnya, sejak pertemuan pertama mereka, Yaldora telah memiliki kesan yang mendalam terhadap Tobi. Apalagi, itu adalah kesan yang sangat nyaman dan baik.Hanya saja, dia mengira mereka tidak mungkin punya kesempatan untuk bertemu lagi. Siapa sangka mereka akan bertemu lagi secepat ini. Apalagi, target dari misi yang diberikan gurunya juga pria itu.Jika bukan karena target kali ini adalah Tobi, Yaldora pasti akan langsung menolak 'jebakan wanita cantik' yang disarankan gurunya. Bahkan, lebih mustahil untuk turun gunung dengan tujuan seperti ini.Meski Yaldora berutang budi kepada gurunya, dia juga tidak bisa memenuhi permintaan seperti ini!Ekspresi wajah Yaldora kembali normal. Dia pun berkata dengan tenang, "Sudah kubilang, aku hanya fokus berkultivasi. Aku nggak tertarik dengan pria.""Aku nggak bisa memaksamu, tapi bukan hanya karena kamu nggak tertarik sama pria, kamu juga akan melarangku menyukaimu, 'kan?" kata Tobi
"Mempermainkanmu?"Tobi tertegun sejenak. Sebenarnya, itu hanya lelucon saja."Memangnya bukan?""Kalau kamu orang seperti itu, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Yaldora tampak kesal. Sebenarnya, dia menganggap Tobi sebagai orang baik.Jika tidak, mana mungkin dia akan mendatanginya dan masuk ke dalam untuk duduk.Namun, setelah dilihat sekarang, semua perkataan Tobi itu penuh dengan kebohongan. Dia tidak jujur seperti yang tampak dari tampangnya.Tanpa sadar, hal ini malah membuatnya marah. Dia bahkan melupakan tugas gurunya.Kali ini, Tobi benar-benar bingung. Padahal, dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Sekalipun dia berbohong, Yaldora juga tidak perlu marah seperti itu, 'kan?Mungkinkah tebakannya salah?Gadis ini mendekatinya tanpa tujuan apa pun? Murni hanya karena memiliki kesan baik terhadap dirinya?Jika bukan demikian, kenapa masalah sepele seperti itu bisa membuatnya marah?Apalagi, dilihat dari ekspresinya, Yaldora tidak terlihat seperti sedang berakting. Tobi se
Yaldora menghampiri Tobi. Dia tidak langsung duduk, tetapi bertanya dengan dingin, "Kamu mencariku?""Ya, duduklah."Tobi mengangguk dan tersenyum. Lantaran Laurin telah mengundangnya kemari, dia tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Yaldora melirik sekilas. Laurin duduk di bagian dalam, sedangkan Tobi tidak berniat berdiri untuk membiarkannya masuk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk berjalan melewati tempat duduk Tobi, tetapi dengan bokong mengarah kepada pria itu.Karena gurunya telah berpesan kepadanya agar mendekati Tobi. Jika dia bahkan tidak bisa melakukan hal kecil seperti ini, bagaimana dia bisa menyelesaikan tugas gurunya dan mendapatkan liontin giok?Sosok anggun itu melewatinya, apalagi bokong indahnya menghadap ke arahnya. Terutama, Tobi dalam posisi duduk, sedangkan Yaldora berdiri. Dari ketinggian dan jarak seperti itu, sulit untuk tidak melihat langsung.Namun, Yaldora bergegas duduk dan memandang Tobi, seakan bertanya mengapa dia memintanya datan
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama
Laurin tidak berani terlalu lancang karena takut perkataannya akan mencelakai dirinya sendiri. Dia tidak lagi berbicara sampai Tobi mengantarnya pulang dengan selamat.Dia tidak masuk ke dalam rumah. Meski dia bilang meninggalkan sebuah kamar untuk dirinya, dia tidak pernah tinggal di rumah itu sama sekali.Lantaran dia tahu Tuan Muda tidak ingin orang lain mengusik dunia milik berduanya dengan Kakak Ipar.Laurin memanggil Tobi dengan sebutan Tuan Muda, tetapi tidak memanggil Widia dengan sebutan Nyonya. Meski sebutan itu tidak terlalu tepat dan aneh, dia tidak peduli. Lantaran dia hanya punya satu Nyonya, yaitu Naura.Tobi kembali ke rumah. Dia sempat melakukan komunikasi yang lebih mendalam dengan Widia. Keesokan paginya, dia telah muncul di bandara.Widia juga datang. Meski pekerjaannya sangat sibuk, dia merasa perjalanan Tobi ke Jatra kali ini tidak biasa, jadi dia pun sengaja datang untuk mengantarnya.Begitu tiba di bandara dan menyadari semua ini, Laurin segera bersembunyi. Sete
Tobi berkata dengan jujur, "Apa kamu ingin membuat hati nuraniku merasa nggak tenang?""Bu ... bukan begitu!""Kalau begitu, sudah benar. Kalau kita memang berjodoh, pasti akan ada kesempatan." Selesai berbicara, Tobi memandang Shinta yang telah melepaskan rangkulan tangannya dan berdiri.Mendengar itu, Shinta tidak berani terus memaksakan keinginannya dan hanya berkata tak berdaya, "Baiklah. Aku dengar perkataan Kak Tobi saja."Setelah itu, Tobi buru-buru keluar dari kamar Shinta. Baru saja meninggalkan lobi hotel, siapa sangka ada mobil sport Ferrari yang berhenti di luar sana. Yang duduk di dalam mobil adalah seorang wanita cantik.Banyak pria yang terus memusatkan perhatian pada wanita itu. Karena gadis ini begitu cantik dan menawan. Mereka tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Andai mereka memiliki wanita seperti itu, mereka akan rela menanggung konsekuensi apa pun.Saat gadis itu melihat Tobi keluar, dia langsung berteriak, "Tuan Muda!"Tobi terkejut. Bukankah itu Laurin? Dia
Mendengar itu, Shinta diam-diam merasa sedih. Kak Tobi benar-benar orang yang baik. Dia pun berkata, "Terima kasih, Kak Tobi. Selain minta maaf, aku juga ingin berterima kasih untuk bantuanmu hari ini.""Kalau bukan berkat kamu, meski keluarga kami nggak akan berakhir, hidupku pasti sudah hancur."Membayangkan situasi barusan, jika bukan karena Kak Tobi, dia pasti harus mengikuti Steven dan menjadi wanitanya. Mengikuti orang seperti Steven, sudah pasti hidupnya akan hancur."Hmm, kita berteman. Sudah seharusnya kita saling membantu. Lagian, bukankah kamu juga membantuku sekarang?""Aku membantumu?" Shinta tidak paham."Kamu membantuku menangani Grup Bustan.""Itu namanya bukan membantumu. Kak Tobi-lah yang memberiku kesempatan. Membahas masalah ini, aku juga ingin mengucapkan terima kasih lagi kepada Kak Tobi," ucap Shinta dengan antusias."Oke, aku sudah menerima ucapan terima kasihmu. Kelak, jangan bahas masalah ini lagi," ucap Tobi tidak berdaya. Dia ingin segera mengakhiri obrolan
Padahal, Tobi telah menyusun rencana barusan, tetapi dia malah sulit untuk melakukannya. Sebenarnya, kelakuan ayahnya Shinta barusan sangat tidak sopan dan juga membuat orang merasa jijik.Namun, juga masih belum kelewat batas. Dia murni hanya ingin mencari aman dan menghindari masalah besar.Yang paling penting, Tobi bisa menyadari bahwa Shinta sangat menghormati ayahnya. Pasti karena ayahnya memperlakukannya dengan baik. Jika Tobi mengatakan ingin putus di saat ini juga, takutnya Shinta akan merasa tidak nyaman.Lupakan saja. Biarlah Shinta sendiri yang menjelaskan kepada ayahnya tentang mereka putus nantinya.Jika demikian, segalanya akan jauh lebih leluasa.Lagi pula, Tobi tidak punya waktu untuk datang ke sini dan berpura-pura menjadi pacar lagi.Lantaran masalah Steven telah terselesaikan, mereka sekeluarga pun makan dengan gembira. Apalagi, hidangan yang dipesan Tobi semuanya lezat-lezat. Tidak heran, harganya juga tidak biasa. Karena semuanya dibuat menggunakan bahan premium da