"Bukankah itu hanya rumor? Siapa yang tahu itu benar atau nggak?""Benar, kok. Coba kamu telusuri dulu, beritanya pasti akan keluar. Mungkin sebentar lagi hasilnya akan keluar. Lagi pula, masalah ini sudah sangat jelas."Sementara itu, seorang reporter juga mengetahui kabar ini dan segera bertanya, "Bu Widia, apa Pak Almer dari perusahaan kalian telah ditangkap?"Mendengar itu, Widia menggelengkan kepalanya.Semua orang terlihat heran. Jangan-jangan berita itu palsu? Seharusnya tidak mungkin."Kamu salah. Namanya Almer, tapi dia bukan lagi wakil direktur perusahaan kami lagi. Masalah dia tertangkap itu memang benar dan akulah yang melapor polisi.""Awalnya, aku berencana memberinya kesempatan, tapi tak disangka, dia akan menyewa netizen bayaran dana mengarang rumor-rumor aneh hingga membuat begitu banyak masalah!""Oh ya, netizen bayaran yang disewa oleh Almer, bersiap-siaplah, tak lama lagi, giliran kalian yang dihukum."Bisa dikatakan, ucapan itu telah mengkonfirmasi semuanya.Ini ju
Benar saja. Ada yang langsung berdiri dan berkata, "Bu Widia, bukannya aku nggak memercayai kalian, tapi ini juga untuk kalian sendiri. Bisakah kamu membiarkan para profesional untuk memeriksa luka Nona Fiona? Dengan begitu, semua orang juga nggak akan mempertanyakan masalah ini lagi.""Benar, diperiksa kebenarannya dulu. Kalau nggak, bagaimana kalian bisa meyakinkan kami?""Benar sekali. Aku dukung.""..."Melihat rentetan komentar di internet yang mencetus agar melakukan pemeriksaan, Tobi hanya menggelengkan kepalanya secara diam-diam. Hati orang-orang memang rumit.Untungnya, Fiona berinisiatif membiarkan mereka mengambil langkah ini.Jika tidak, mereka bakal repot lagi.Widia mendengus dingin. Meskipun hatinya kesal, dia hanya bisa berkata dengan nada dingin, "Orang-orang kami sudah memikirkan masalah yang kalian sebutkan tadi.""Demi ini, aku sengaja mengundang dokter terkemuka dari departemen dermatologi di empat rumah sakit besar di Kota Tawuna untuk memeriksa bekas luka Fiona d
"Tentu saja!"Wajah Widia terlihat yakin, tetapi sebenarnya hatinya merasa bersalah.Reporter itu lanjut bertanya, "Kalau begitu, butuh waktu berapa lama agar kami bisa melihat wajah Fiona pulih?"Widia telah membuat persiapan untuk menghadapi masalah ini sebelumnya. Hanya saja, dia khawatir tidak ada seorang pun yang akan memercayainya, tetapi dia tetap harus menjawabnya, "Satu hari!""Apa? Satu hari?""Bukankah ini nggak masuk akal?""Omong kosong! Bahkan, korban flek hitam sebelumnya juga nggak bisa disembuhkan dalam waktu satu hari, apalagi wajah Fiona yang begitu parah.""Beraninya kalian bilang hanya perlu satu hari? Mana boleh berbohong seperti ini.""Aku tahu kalian pasti nggak percaya. Sebenarnya, aku sendiri juga nggak percaya, tapi ahli di perusahaan kami sangat yakin. Hanya saja, dia juga mengatakan bahwa produk kosmetik yang akan diproduksi di kemudian hari memang memiliki efek yang sama, tapi juga nggak secepat ini.""Lantaran Fiona akan diobati oleh ahli kami secara khus
"Apa ini cukup? Apa kamu ingin lebih dalam lagi?" tanya Tobi sambil tersenyum nakal, tangannya juga mulai bergerak."Apa kamu bilang!"Wajah Widia memanas, lalu memarahinya, "Lepaskan aku.""Nggak mau!""Kalau kamu nggak mau lepas, aku akan marah," ucap Widia dengan emosi. Apa pria ini menganggapnya sebagai wanita murahan?Melihat Widia marah, Tobi bergegas melepaskan tangannya.Widia memelototi Tobi dengan tajam, "Tobi, jangan bertindak terlalu jauh. Aku nggak sama seperti wanita murahan yang kamu kenal itu."Kata-kata ini terdengar kasar hingga membuat Tobi sedikit mengernyit dan tidak mengatakan sepatah kata pun."Kalau kamu benar-benar menginginkanku, bekerja keraslah dan tingkatkan kemampuanmu agar suatu saat nanti kamu pantas bersanding denganku."Usai mengatakan hal itu, Widia langsung meninggalkannya.Namun, setelah pergi, hatinya tiba-tiba merasa gelisah. Dia baru menyadari kata-katanya barusan terlalu kasar.Jika Widia tidak mengatakannya, apa Tobi akan menganggapnya sebagai
Namun, energi sejatinya membantu menghilangkan semua racun dan memulihkan vitalitas. Kedua, dia juga memiliki tapal penyembuh luka yang sangat ajaib.Begitu dikombinasikan, barulah memperoleh efek yang menakjubkan.Setelah melakukan akupunktur selama dua puluh menit, Tobi pun perlahan mengoleskan tapal, lalu menutupinya dengan kain kasa.Tahap ini memakan waktu hampir setengah jam.Setelah menyelesaikan semuanya, Tobi menghela napas lega. Lantaran luka Fiona sangat parah, dia membutuhkan banyak usaha.Usai itu, Tobi tidak langsung membangunkan Fiona, melainkan memanggil Prita."Tuan Tobi, apa sudah sembuh?" tanya Prita sambil menahan ekspresi senang."Kita akan tahu besok pagi," jawab Tobi."Oh, terus kenapa Kak Fiona masih belum bangun?""Jangan bangunkan dia. Biarlah dia istirahat malam ini. Besok pagi sekitar jam sepuluh, lepaslah kain kasa di wajahnya, lalu bersihkan sisa obat di dalamnya," terang Tobi."Baik!""Kalau begitu, aku pamit dulu. Kalau butuh sesuatu, telepon aku kapan s
Melihat ekspresi syukur yang tersirat dari wajah Widia, ditambah dengan tatapan aneh saat melihat liontin giok, hati Gavin merasa puas.Dengan adanya bantuan Tania, cepat atau lambat, Widia akan jatuh ke pangkuannya.Bisa dikatakan, Tobi sangat beruntung. Setelah serangkaian masalah menimpa diri pria itu dan Jessi, Damar bahkan tidak mengambil tindakan kepadanya.Namun, tidak masalah. Jika Damar tidak mengambil tindakan, Gavin akan turun tangan sendiri. Hanya saja, Tobi tampaknya cukup mampu, yang membuat Widia juga tertarik kepadanya.Memikirkan hal ini, Gavin segera menelepon untuk menjalankan aksinya.Keesokan harinya. Jangankan netizen yang tak terhitung jumlahnya, bahkan Widia sendiri juga menantikan kondisi wajah Fiona.Lantaran mereka tidak yakin apa Tobi benar-benar bisa menyembuhkan bekas luka di wajah Fiona?Setelah dua puluh empat jam berlalu, Fiona masih belum berani melepas kain kasa, bahkan sengaja menunggu satu jam lagi. Dia tampak gugup, "Prita, tolong bantu aku.""Oke!
Ternyata satu jam yang lalu, berbagai komentar telah membanjiri internet dan meminta Fiona untuk melakukan siaran langsung."Bukankah mereka hanya butuh satu hari? Ini sudah seharian penuh. Kenapa Fiona nggak berani muncul?""Sepertinya pengobatannya nggak berhasil, jadi wajar saja mereka nggak berani muncul.""Nggak mungkin. Aku percaya sama Kak Fiona.""Kami percaya dengan Fiona, tapi mana mungkin kami percaya Grup Lianto punya kemampuan magis seperti itu? Jangan lupa, wajah Fiona telah divonis tak bisa sembuh oleh Dokter Irfan.""Benar, sekarang sudah lewat setengah jam, tapi masih belum ada pergerakan dari Grup Lianto. Kurasa, pengobatannya nggak berhasil.""Huh! Apa maksud Grup Lianto? Mereka memanfaatkan Fiona kami sebagai ajang cari sensasi? Kalau benar seperti itu, kami pasti akan memboikot mereka.""Jangan bilang begitu. Kalau bukan karena Grup Lianto, siapa yang tahu Fiona telah menderita selama ini?""Bagaimanapun juga, Grup Lianto nggak seharusnya membual seperti ini hanya
Begitu unggahan Twitter ini keluar, banyak orang mulai mengkritik habis-habisan Grup Lianto. Para netizen menyebut mereka penipu dan semua rangkaian kejadian ini merupakan naskah yang dibuat oleh perusahaan.Bahkan, ada beberapa yang berani mengatakan polisi juga ikut bekerja sama dalam masalah ini.Lantaran pernyataan seperti itu makin menyebar luas, ditambah dengan kesaksian seorang dokter ajaib terkenal, kredibilitasnya tentu melonjak tinggi hingga membuat posisi Grup Lianto tersudutkan.Jangankan mereka, bahkan banyak karyawan Grup Lianto mulai memercayainya.Hendro juga menelepon untuk memastikan situasinya. Lagi pula, dia sempat menyuruh sekretarisnya untuk menjamin masalah yang melibatkan korban flek hitam terakhir kali.Meski Widia memercayai Tobi, dia juga menanyakan situasinya untuk memahami lebih lanjut.Melihat semua ini, Tobi langsung marah. Dia menyuruh Widia mengunggah status di Twitter untuk membalas."Konon, Dokter Irfan memiliki keterampilan medis yang sangat tinggi d