Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang terkejut.Namun, mereka langsung menganggap Tobi bodoh. Meskipun banyak orang tidak mengetahui identitas Jessi, mereka semua kenal dengan Yanuar.Dia adalah putra sulung Keluarga Hartanto.Ayahnya adalah Hendro Hartanto, pemimpin nomor dua di Kota Tawuna.Ibunya juga berasal dari Keluarga Sanjaya, salah satu keluarga ternama di Kota Sawarna. Apalagi, satu-satunya putra kakeknya telah meninggal dan kini hanya tersisa putrinya seorang dan cucunya.Latar belakangnya sangatlah kuat. Bocah bodoh ini malah begitu sombong dan provokatif. Apa dia sudah bosan hidup?Bocah, tamatlah riwayatmu.Hampir semua orang berpikir seperti itu.Jessi juga tak kalah kagetnya, tetapi dia sudah bertekad tidak akan berpangku tangan. Meski harus mengorbankan nyawanya, dia akan menyuruh ayahnya menyelamatkan Tobi."Bagus. Bocah, kamu punya nyali. Kuharap kamu terus setangguh ini."Ekspresi wajah Yanuar makin gelap, lalu dia berbalik dan pergi. Di dalam hatinya, dia suda
Dasar pria berstatus rendah. Padahal aku hanya sembarang memainkan lagu, tetapi tampaknya kamu sudah tertinggal jauh.Yanuar merasa dirinya sangat hebat. Dia bahkan mengira Jessi telah ditaklukkan oleh permainan pianonya dan pengakuan romantisnya.Dia segera mengambil buket mawar, berjalan ke arah Jessi dan menatapnya penuh kasih sayang, "Jessi, sejak pertama kali bertemu denganmu, aku sudah jatuh cinta padamu.""Siang dan malam terus berganti, tapi aku merindukanmu sepanjang waktu. Jessi, maukah kamu jadi pacarku?"Semua orang menarik napas menyaksikan adegan ini. Tiba-tiba seseorang berteriak, "Terima!""Terima!""..."Dalam sekejap, makin banyak orang menyorakinya dan Yanuar makin bangga.Mana ada gadis yang tidak menyukai romansa dan menjadi pusat perhatian?Kali ini, dia pasti berhasil.Jessi tampak kesal. Dia tidak menyangka Yanuar begitu tidak tahu malu. Tadi hanya sedikit orang yang memperhatikannya, tetapi sekarang, dia harus menolak di depan umum.Yanuar seketika merasa malu.
Semua orang menatapnya tajam. Seketika Tobi meluruskan pinggangnya hingga postur tubuhnya kini tampak jauh lebih baik.Mata Jessi sekilas berbinar-binar. Dia merasa saat ini Tobi terlihat sangat berbeda dan membuatnya makin terlihat keren.Yanuar agak kaget, lalu mendengus dingin. Pasti Tobi hanya berpura-pura. Sebentar lagi, wujud aslinya pasti akan muncul.Jari Tobi menari-nari di tuts piano, menghasilkan melodi yang merdu dan menenangkan, senyaman semilir angin yang menerpa wajah.Melodi cinta itu begitu memesona, membuat hati yang gelisah menjadi tenang.Semua orang merasa terhipnosis. Melodi piano terus menghanyutkan pikiran mereka, seakan-akan mereka adalah tokoh utama di dalam cerita tersebut.Kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan tercakup seluruhnya di dalamnya.Butuh waktu lama bagi mereka untuk pulih.Semua orang mematung di tempat.Sempurna!Pertunjukan ini sangat sempurna!Setelah beberapa saat, tepuk tangan meriah mulai terdengar dari bawah panggung. Bahkan, ti
Dalam hatinya, Damar juga berharap putrinya bisa bersama Raja Naga. Akan lebih baik lagi kalau Raja Naga melepaskan Widia. Namun, dia merasa hal ini tidak mungkin terjadi."Pembohong!"Jessi tidak percaya sama sekali."Terserah kamu percaya atau nggak. Yang penting, aku jamin Kak Tobi-mu akan baik-baik saja, ok?" ucap Damar tak berdaya. Dia tidak mungkin mengungkapkan identitas Raja Naga."Baguslah kalau begitu!"Jessi baru merasa puas dan kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Dengan jaminan ayahnya, dia yakin Kak Tobi akan baik-baik saja.'Dasar gadis bodoh.'Damar hanya bisa tersenyum pahit.Hotel Padma!Setelah menenggak banyak anggur, pandangan Widia mulai kabur dan dia hampir tidak bisa duduk diam."Pak Mardi, aku sudah menghabiskan lima gelas anggur ini. Masalah pinjaman itu, kuserahkan padamu," kata Widia."Jangan khawatir!"Mardi Liman, pria berperut buncit itu terkekeh sambil berkata, "Bukankah hanya masalah pinjaman saja? Besok tinggal aku setujui saja dan pinjaman itu akan
Beberapa pria yang menemaninya itu cepat-cepat mengambil alat di meja makan dan berjalan ke depan.Dengan mengandalkan kemampuan beberapa orang ini, bagaimana mereka bisa menjadi lawan Tobi?Selain itu, saat ini Tobi masih dipenuhi amarah dan tindakannya agak kejam. Dengan mudah, dia merebut alat dari tangan lawannya, memukul kepalanya dengan keras, lalu menendangnya keluar.Satu per satu dari mereka mulai tergeletak di lantai. Kepala mereka tampak retak dan mengeluarkan darah. Tangisan dan rintihan menggema di ruangan itu. Tampaknya mereka tidak sanggup menggerakkan tubuh lagi.Mardi tertegun. Dia tidak menyangka lawannya begitu kuat. Dia memandang Tobi yang berjalan selangkah demi selangkah mendekatinya itu, "Kamu, jangan macam-macam. Aku manajer bank. Apa kalian lupa soal pinjaman?"Tania bergegas menghalanginya, "Tobi, dia itu Pak Mardi, kamu nggak boleh memukulnya. Kalau nggak, kamu nggak bisa menanggung akibatnya.""Benar. Kalau kamu berani menyentuhku, kalian akan berakibat fata
Kini mereka sudah sampai di rumah. Dengan adanya Tania yang menjaga Widia, Tobi seharusnya bisa keluar.Jessi segera memberitahukan alamatnya, lalu berkata, "Aku akan segera ke sana. Kutunggu kamu di pintu masuk rumah sakit." Karena saat ini, orang tua itu sudah dibawa ke rumah sakit. ."Ok!"Tobi menutup teleponnya dan berkata, "Tania, tolong bawa Widia masuk, lalu pinjam aku mobilnya."Awalnya Tania hendak menolak, tetapi setelah berpikir sejenak, dia pun membawa Widia turun dari mobil.Tobi segera melaju ke rumah sakit. Bagaimanapun juga, menyelamatkan orang lebih penting. Ternyata, repot juga kalau tidak punya mobil. Kelihatannya, dia harus membeli sebuah skuter.Begitu dia tiba di depan pintu rumah sakit, Jessi langsung menyambutnya, "Kak Tobi!""Ya. Siapa orang tua yang kamu bilang tadi?" tanya Tobi."Dia ibunya wali kota kita. Ayah Pak Hendro sudah meninggal saat dia masih kecil. Dia dibesarkan oleh ibunya, jadi dia sangat peduli sama beliau," jelas Jessi kepada Tobi.Setelah me
Hendro segera mendekati istrinya, Juli Sanjaya, untuk menanyakan kondisi ibunya.Ketika mengetahui ibunya sakit kritis dan sudah lama dirawat di ICU, wajahnya seketika memucat.Orang yang paling dia kasihani sepanjang hidupnya adalah ibunya, wanita yang telah bersusah payah membesarkannya itu.Di paruh pertama kehidupannya, ibunya telah mengalami banyak kesulitan dan kini dia masih harus menderita di masa tuanya.Padahal putranya baru saja memiliki status yang cukup tinggi, tetapi ibunya justru tertimpa musibah.Bagaikan seorang anak yang ingin membalas budi orang tuanya, tetapi waktu tidak mengizinkan. Hati Hendro merasa tersiksa melihatnya.Yanuar mendekati ayahnya dan berkata, "Ayah, jangan khawatir. Setelah mengetahui kondisi Nenek, aku langsung menghubungi Dokter Darwin. Dia kebetulan lagi di Kota Tawuna. Asalkan dia mengobatinya, seharusnya nggak masalah.""Bagus, bagus sekali!"Hendro menepuk bahu putranya berulang kali sambil memujinya.Akibat dimanja keluarga ibunya sejak keci
"Ya. Kamu memikirkan begitu jauh. Yanuar makin lama kamu makin dewasa. Kamu memang kebanggaan ibu."Hendro mengerutkan kening dan tidak berkata apa-apa. Pertama, dia tidak begitu memercayai kata-kata putranya. Tidak mungkin dia diintimidasi oleh pria seperti itu.Kedua, saat ini dia lebih khawatir dengan kondisi ibunya, jadi dia tidak mampu memikirkan hal lain.Saat ini, pintu bangsal terbuka, Dokter Darwin keluar dari dalam. Dia melepas maskernya dan terlihat lesu, matanya tak berdaya."Dokter Darwin, bagaimana kondisi ibuku?" tanya Hendro dengan gugup.Dokter Darwin tersenyum pahit. Begitu banyak orang mempercayakan tugas-tugas penting kepadanya, tetapi dia terus gagal menanganinya. Reputasinya sebagai dokter ajaib telah hancur. "Maaf, aku sudah berusaha semaksimal mungkin," tuturnya dengan lesu."Apa!"Hendro tampak terguncang dan wajahnya menjadi pucat.Raut wajah yang lainnya masih tidak seburuk kondisinya."Sekarang kondisinya bagaimana? Sungguh nggak ada solusi lagi?"Mata Hendr