Lagi pula, Rifin saat ini masih termasuk kepala Keluarga Sunaldi. Jika perlu, dia bisa langsung menyerahkan posisi kepala keluarga miliknya kepada Winson kapan saja.Terlebih lagi, di mata Rifin, Kamal sama sekali tidak berkemampuan, jadi dia masih turun tangan sendiri dalam menangani properti keluarga.Dulu, sempat tebersit di pikirannya untuk membiarkan Haris mengambil alih secara langsung.Sekarang, posisi itu hanya digantikan oleh Winson.Namun, begitu mendengar ucapan itu, semua orang tersentak.Satu demi satu mengunci mulut mereka rapat-rapat.Yang membuat Keluarga Sunaldi bisa mencapai posisi seperti saat ini adalah Rifin. Dia-lah yang paling berjasa dalam mendorong Keluarga Sunaldi hingga mencapai kejayaan.Itu sebabnya, saat ini tidak ada yang bisa menggoyahkan posisi Rifin di Keluarga Sunaldi.Namun, tidak ada yang menyangka bahwa Rifin bertekad untuk menyingkirkan cucu kesayangannya itu.Bahkan, mendukung Winson untuk menduduki posisi ahli waris.Wajah Haris memucat dan tata
Sebenarnya, banyak anggota keluarga yang mengetahui fakta ini, tetapi mereka hanya tidak peduli saja.Namun, dituding langsung seperti ini jelas-jelas membuat ibu dan anak itu tersinggung dan malu.Bagaimanapun juga, tanggapan Winson sangat sempurna, setidaknya Rifin sangat puas.Yang paling Rifin takuti adalah Winson terobsesi dengan balas dendam. Jika hal ini terjadi, bukankah kelak akan berbahaya? Apalagi, Winson mendapat dukungan dari Tuan.Untungnya, cucu yang satunya ini mempertimbangkan keseluruhan situasi, jadi dia sangat puas.Freya juga menghela napas lega. Yang lain mungkin tidak mengetahuinya, tetapi dia paling tahu penghinaan dan rasa sakit yang dialami putranya. Dia tahu selama ini putranya terus-menerus memikirkan cara untuk menggantikan Haris.Dia khawatir putranya tidak bisa menahan emosi dan membuat Rifin marah hingga menyia-nyiakan kesempatan besar itu.Winson tiba-tiba bertanya, "Tapi, Kakek, kalau masih ada orang yang menindas atau menganiayaku setelah hari ini, ap
Wajah Haris terlihat kusut, tetapi melihat sorot mata dingin kakeknya, dia terpaksa melepas cincin itu dengan patuh dan memberikannya kepada Winson.Melihat Winson saat ini, Haris merasa sangat menyesal.Selama ini, di matanya, Winson hanyalah pecundang yang bisa disingkirkan kapan saja.Haris hanya tidak ingin orang lain berpikir bahwa dia berdarah dingin, apalagi Winson itu pecundang yang hanya tahu bersenang-senang sepanjang hari dan tidak layak disebut sama sekali, itu sebabnya dia tidak pernah membunuhnya.Tak disangka, pecundang yang dia anggap remeh ini akan menjungkirbalikkan dunia.Haris tidak rela!Namun, apa yang bisa dia lakukan? Bahkan kakeknya pun memihak Winson.Dibandingkan dengan Haris, Winson tampak lebih tenang.Namun, itu hanya terlihat di wajahnya saja, jauh di lubuk hatinya dia sangat antusias.Lantaran, ini adalah hal yang telah dia tahan selama bertahun-tahun, menjalani kehidupan yang tercela demi hari ini.Winson berpikir hal itu tidak mungkin terjadi dalam hid
"Oke. Lakukan sesuai rencanamu."Rifin menyetujuinya dan menyerahkan masalah tersebut kepada Winson.Begitu Winson berlalu, Kamal dan Haris langsung masuk.Mereka tidak mengerti, jadi ingin mencari tahu kebenarannya.Melihat mereka masuk, Rifin tidak menunggu mereka bertanya dan langsung berkata, "Aku tahu apa yang ingin kalian tanyakan, tapi masalah ini hanya bisa diketahui olehmu dan putramu, nggak boleh ada orang lain yang tahu lagi, apa kalian mengerti?"Mereka berdua kaget. Ternyata dugaan mereka benar. Ada masalah di balik semua ini. Mereka pun mengangguk cepat."Kali ini, Haris telah membuat masalah dengan orang berkuasa. Kekuatannya di luar bayangan kalian. Baginya, Keluarga Sunaldi bisa dihancurkan dengan mudah.""Siapa orang yang begitu menakutkan itu?""Apa itu putra dari keluarga besar di Kota Jatra?" tanya Kamal dengan kaget.Haris pun berkata, "Nggak benar. Akhir-akhir ini aku nggak menangani masalah penting, aku juga nggak memprovokasi orang penting, apalagi tuan muda da
Kegembiraan terbesar Widia saat ini adalah membaca komentar sambil melihat apa yang dikatakan semua orang tentang kosmetik baru Grup Lianto.Hanya saja, dia juga tidak melupakan pekerjaannya.Saat ini, Tania masuk dan melaporkan, "Bu Widia, bos muda dari Grup Sunaldi datang untuk bertemu denganmu."Sejak kejadian terakhir, Tania kini menjadi sekretarisnya Widia. Dia menjalankan pekerjaannya dengan patuh dan sungguh-sungguh. Dia tidak berani macam-macam lagi.Bahkan dalam krisis besar kali ini, dia hanya memberikan semua informasi tentang Widia kepada Gavin. Selain itu, dia tidak melakukan hal lainnya.Saat ini, dia sedang fokus untuk membuat Widia dan Tobi berpisah. 'Pria yang nggak bisa aku dapatkan, jangan harap kamu bisa mendapatkannya!'"Grup Sunaldi?"Pasti itu Haris.Raut wajah Widia berubah, lalu berkata dengan dingin, "Ada apa dia mencariku?""Kurang tahu. Sepertinya dia juga membawa beberapa orang, tapi nggak tahu dia mau apa.""Oke. Bawa mereka ke ruang konferensi saja, aku a
"Terima kasih atas pengertiannya. Oh ya, Tuan Winson, ada keperluan apa datang ke sini hari ini?" tanya Widia buru-buru.Widia merasa ahli waris Keluarga Sunaldi yang baru diangkat itu terlalu sopan kepadanya.Saat ini, dia teringat dengan kata-kata Tobi yang mengatakan bahwa tuan muda kedua dari Keluarga Sunaldi berpura-pura lemah, padahal dia sangat kuat.Tobi juga sempat menyebut ahli waris Grup Sunaldi juga kemungkinan besar akan diganti.Saat itu, Widia tidak percaya sama sekali dan merasa hal itu tidak mungkin terjadi. Lagi pula, tuan muda kedua dari Keluarga Sunaldi dikabarkan sangat tidak berguna, bagaimana dia bisa menggantikan Tuan Haris yang begitu luar biasa?Tak disangka, semuanya terjadi begitu cepat dan berubah dalam sekejap.Lagi-lagi yang dikatakan Tobi benar.Pantas saja, Widia sempat mendapat nada aneh di telepon tadi. Tobi bahkan mengatakan dia tidak yakin. Padahal dia sudah tahu bahwa yang datang bukanlah Haris, melainkan Winson.'Pria jahat ini memang sok misteriu
"Baik, aku akan menunggunya di sini," ucap Winson buru-buru. Dia segera menegakkan postur tubuhnya, seolah-olah Tobi telah tiba.Widia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Tobi. Begitu tersambung, dia langsung bertanya, "Tobi, kamu lagi di kantor?""Ya!"Kebetulan Tobi datang ke kantor hari ini."Datanglah ke ruang konferensi sebentar.""Kenapa?" tanya Tobi."Bukan apa-apa. Kamu datang ke sini saja.""Oke!"Tobi pun berjalan ke ruangan Widia.Begitu melihat Tobi, Winson kembali menegakkan tubuhnya dan buru-buru bangkit, lalu menyapa dengan sopan, "Tuan Tobi!"Widia memandang Winson dengan tatapan heran. 'Apa yang sudah dilakukan oleh Tobi? Mengapa Winson begitu sopan kepadanya?'Tobi tersenyum dan berkata, "Bukankah ini Tuan Winson? Ada urusan apa?"Widia tidak peduli begitu banyak lagi, lalu buru-buru menceritakan pemikirannya.Setelah mendengarnya, Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Untuk apa aku mengambil saham itu? Lebih baik kamu simpan saja. Dengan begitu, bukanka
Dia kebingungan."..."Widia tampak terdiam, tetapi saat mengambil pena untuk menandatangani, dia berkata, "Aku nggak jadi tanda tangan, terlalu merepotkan. Tobi, kamu tangani masalah ini saja, aku masih punya urusan."Setelah mengucapkan kata-kata itu, Widia langsung keluar sendirian.Meninggalkan Winson terpaku di tempat.Tobi tersenyum pahit. Widia sengaja melakukan hal itu agar dirinya yang menerima saham itu. Tobi terpaksa mengambil kontrak, menandatangani namanya, kemudian menjalani prosedur yang relevan dengan bantuan pengacara.Setelah selesai, Winson menyuruh yang lainnya keluar, menyisakan dia bersama Tobi, lalu segera berlutut dan berkata, "Kak Tobi, aku nggak tahu harus bagaimana membalas kebaikanmu.""Tapi selama aku masih hidup, aku nggak akan melupakan kebaikanmu. Kelak, apa pun perintahmu, aku akan melaksanakannya.""Bukankah kamu sudah bilang di telepon?""Ya, tapi perasaanku nggak enak kalau nggak bilang langsung. Kalau bukan karena bantuanmu, mana mungkin aku bisa ja
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama
Laurin tidak berani terlalu lancang karena takut perkataannya akan mencelakai dirinya sendiri. Dia tidak lagi berbicara sampai Tobi mengantarnya pulang dengan selamat.Dia tidak masuk ke dalam rumah. Meski dia bilang meninggalkan sebuah kamar untuk dirinya, dia tidak pernah tinggal di rumah itu sama sekali.Lantaran dia tahu Tuan Muda tidak ingin orang lain mengusik dunia milik berduanya dengan Kakak Ipar.Laurin memanggil Tobi dengan sebutan Tuan Muda, tetapi tidak memanggil Widia dengan sebutan Nyonya. Meski sebutan itu tidak terlalu tepat dan aneh, dia tidak peduli. Lantaran dia hanya punya satu Nyonya, yaitu Naura.Tobi kembali ke rumah. Dia sempat melakukan komunikasi yang lebih mendalam dengan Widia. Keesokan paginya, dia telah muncul di bandara.Widia juga datang. Meski pekerjaannya sangat sibuk, dia merasa perjalanan Tobi ke Jatra kali ini tidak biasa, jadi dia pun sengaja datang untuk mengantarnya.Begitu tiba di bandara dan menyadari semua ini, Laurin segera bersembunyi. Sete
Tobi berkata dengan jujur, "Apa kamu ingin membuat hati nuraniku merasa nggak tenang?""Bu ... bukan begitu!""Kalau begitu, sudah benar. Kalau kita memang berjodoh, pasti akan ada kesempatan." Selesai berbicara, Tobi memandang Shinta yang telah melepaskan rangkulan tangannya dan berdiri.Mendengar itu, Shinta tidak berani terus memaksakan keinginannya dan hanya berkata tak berdaya, "Baiklah. Aku dengar perkataan Kak Tobi saja."Setelah itu, Tobi buru-buru keluar dari kamar Shinta. Baru saja meninggalkan lobi hotel, siapa sangka ada mobil sport Ferrari yang berhenti di luar sana. Yang duduk di dalam mobil adalah seorang wanita cantik.Banyak pria yang terus memusatkan perhatian pada wanita itu. Karena gadis ini begitu cantik dan menawan. Mereka tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Andai mereka memiliki wanita seperti itu, mereka akan rela menanggung konsekuensi apa pun.Saat gadis itu melihat Tobi keluar, dia langsung berteriak, "Tuan Muda!"Tobi terkejut. Bukankah itu Laurin? Dia
Mendengar itu, Shinta diam-diam merasa sedih. Kak Tobi benar-benar orang yang baik. Dia pun berkata, "Terima kasih, Kak Tobi. Selain minta maaf, aku juga ingin berterima kasih untuk bantuanmu hari ini.""Kalau bukan berkat kamu, meski keluarga kami nggak akan berakhir, hidupku pasti sudah hancur."Membayangkan situasi barusan, jika bukan karena Kak Tobi, dia pasti harus mengikuti Steven dan menjadi wanitanya. Mengikuti orang seperti Steven, sudah pasti hidupnya akan hancur."Hmm, kita berteman. Sudah seharusnya kita saling membantu. Lagian, bukankah kamu juga membantuku sekarang?""Aku membantumu?" Shinta tidak paham."Kamu membantuku menangani Grup Bustan.""Itu namanya bukan membantumu. Kak Tobi-lah yang memberiku kesempatan. Membahas masalah ini, aku juga ingin mengucapkan terima kasih lagi kepada Kak Tobi," ucap Shinta dengan antusias."Oke, aku sudah menerima ucapan terima kasihmu. Kelak, jangan bahas masalah ini lagi," ucap Tobi tidak berdaya. Dia ingin segera mengakhiri obrolan
Padahal, Tobi telah menyusun rencana barusan, tetapi dia malah sulit untuk melakukannya. Sebenarnya, kelakuan ayahnya Shinta barusan sangat tidak sopan dan juga membuat orang merasa jijik.Namun, juga masih belum kelewat batas. Dia murni hanya ingin mencari aman dan menghindari masalah besar.Yang paling penting, Tobi bisa menyadari bahwa Shinta sangat menghormati ayahnya. Pasti karena ayahnya memperlakukannya dengan baik. Jika Tobi mengatakan ingin putus di saat ini juga, takutnya Shinta akan merasa tidak nyaman.Lupakan saja. Biarlah Shinta sendiri yang menjelaskan kepada ayahnya tentang mereka putus nantinya.Jika demikian, segalanya akan jauh lebih leluasa.Lagi pula, Tobi tidak punya waktu untuk datang ke sini dan berpura-pura menjadi pacar lagi.Lantaran masalah Steven telah terselesaikan, mereka sekeluarga pun makan dengan gembira. Apalagi, hidangan yang dipesan Tobi semuanya lezat-lezat. Tidak heran, harganya juga tidak biasa. Karena semuanya dibuat menggunakan bahan premium da
Hah!Kata-kata Tobi langsung mengejutkan Bos Zafran. Wajahnya tampak syok. "Anda ...."Namun, dia berusaha menenangkan diri dan buru-buru berkata, "Baik! Aku akan segera melakukannya!"Kemudian, dia segera bangkit dan berjalan keluar.Dia tidak menyangka Raja Naga dari Sekte Naga akan memiliki identitas hebat lainnya. Ternyata dia itu tuan muda dari Keluarga Yudistira di Jatra.Dia hanya tahu Tobi adalah Raja Naga dari Sekte Naga. Namun, dia sama sekali tidak tahu Raja Naga ternyata putra dari Keluarga Yudistira di Jatra.Hanya ada satu keluarga Yudistira di Jatra. Mereka punya sejarah bertahun-tahun dan juga termasuk salah satu dari empat keluarga teratas terkuat di Jatra.Setelah Bos Zafran meninggalkan ruangan itu, ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa terkejut. Tuan Muda Keluarga Yudistira?Identitas menakutkan seperti apa lagi ini.Meski dia tidak tahu seberapa hebat Keluarga Yudistira di Jatra, hanya mendengar namanya saja sudah sangat menakutkan. Apalagi, setelah meli
Sebenarnya, ini semua sengaja disebarkan oleh Andreas.Sesuai permintaan Tobi, Tuan Besar Ezra telah memberitahukan segalanya kepada Andreas. Beliau juga mengatakan Tobi tidak ingin orang lain tahu mengenai identitas Raja Naga-nya dan kekuatan tingkat Guru Besar-nya.Dia ingin menguji kesetiaan semua anggota Keluarga Yudistira.Jika demikian, Andreas mengira dia bisa memanfaatkannya. Dia akan menyebarkan masalah ini, seolah-olah Tuan Besar Ezra-lah yang mengkhianati Tobi. Sekaligus mencemarkan nama baik Tobi.Selanjutnya, Andreas akan menyingkirkan ayahnya. Lalu, membuat semua orang berpikir Tuan Besar Ezra meninggal karena sakit. Setelah itu, dia baru bisa mengambil alih posisi kepala Keluarga Yudistira.Setelah Andreas berhasil menjadi kepala Keluarga Yudistira, dia baru akan menyingkirkan Tobi. Saat itu, tidak ada lagi yang bisa mengancamnya. Mengenai empat keluarga besar, dia tidak keberatan menyerahkan posisi itu kepada Keluarga Byantara.Lagi pula, keluarga mereka sekarang juga t
Ayahnya Shinta dan yang lainnya syok bukan main.Bahkan, Shinta sendiri juga terkejut. Dia tahu Kak Tobi sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka akan begitu hebat.Melihat beberapa orang ini, mereka jelas adalah pemimpin kota. Terutama Kamran, yang merupakan tokoh berkuasa di Kota Doma. Dia masih begitu sopan kepada anak buahnya Kak Tobi.Lantaran mereka begitu sopan, Bos Zafran tentu tidak lagi menunjukkan emosi apa pun. Dia samar-samar menebak bahwa orang-orang ini mungkin datang karena memandang wajah Raja Naga.Jadi, Bos Zafran segera berkata, "Baiklah. Karena kesalahpahaman sudah terselesaikan, lupakan saja apa yang baru saja terjadi. Oh ya, tadi aku juga sedikit impulsif dan kurang sopan, jadi aku minta maaf kepada semua orang di sini.""Jangan segan begitu. Kami-lah yang nggak melakukannya dengan baik!" kata Kamran dan yang lainnya dengan cepat. Hati mereka baru merasa lega.Sikap seperti ini baru benar. Kelak, mereka masih harus saling kerja sama."Jadi, bagaimana dengan masal
Setelah Bos Zafran mengakhiri pembicaraan mereka, dia segera berkata, "Raja Naga, bagaimana dengan Steven? Perlukah aku menanganinya?""Ya!""Termasuk Keluarga Ravindra. Aku serahkan semuanya kepadamu.""Hukum mereka yang sepantasnya menerima hukuman. Terima aset yang mereka berikan, lalu berikan kepada orang yang membutuhkannya. Bagi mereka yang nggak melakukan kejahatan, kamu nggak perlu menghukumnya!"Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi kalau orang yang bermasalah, kita nggak boleh menoleransinya begitu saja!""Raja Naga bijaksana. Aku mengerti."Bos Zafran mengangguk.Awalnya, Steven mengira dirinya masih bisa tertolong. Namun, saat mendengar kalimat selanjutnya, wajahnya langsung berubah pucat.Bisa dikatakan, Raja Naga masih tidak berkenan melepaskan mereka.Ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa kagum. Jelas sekali, satu kalimat dari Tobi bisa menentukan masa depan Keluarga Ravindra.Tepat di saat ini, pintu terbuka. Yang datang adalah Kamran dan yang lainnya. Mereka