Share

Bab 342

Sebenarnya hati Widia berbunga-bunga, tetapi mulutnya justru berkata, "Terserah kamu saja. Lagian, aku nggak peduli denganmu lagi."

"Lantas, kamu nggak akan menyesal karena sudah membatalkan perceraian, 'kan?" tanya Tobi.

"Terserah kamu saja."

Setelah itu, Widia pun berjalan kembali.

Dalam hatinya, dia diam-diam mengumpat, 'Di saat ini, dia malah mengatakan hal yang nggak seharusnya dia tanyakan.'

'Bukankah perceraian telah dibatalkan? Kelak, nggak ada lagi perjanjian seperti itu, kenapa harus diungkit lagi?'

Senyum mengembang di wajah Tobi. Makin lama, dia makin yakin kalau Widia menyukainya. Hanya saja, wanita itu tidak mau mengakuinya, tetapi tidak masalah, lagian Tobi tidak peduli dengan hal itu.

Apalagi, saat teringat dengan masa kecilnya. Seandainya, Widia tidak membantunya, Tobi mungkin sudah meninggal.

Dia harus memiliki toleransi lebih terhadap bidadari di hatinya itu.

Begitu Widia kembali ke rumah, ibunya langsung bertanya, "Widia, katakan sejujurnya pada Ibu. Bagaimana pemik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status