"Tentu saja. Restoran Sonaria ini bukan tempat biasa. Sekalipun punya uang, kamu juga mungkin nggak bisa masuk. Hari ini, aku akan membawa kamu datang ke sini agar menambah pengetahuanmu," kata pria berperut buncit itu dengan bangga.Tobi mengikuti pandangan Kristin dan menolehkan kepalanya untuk melihat.Penampilan gadis itu memang tidak secantik Kristin, tetapi masih di atas rata-rata. Apalagi, dia memiliki tubuh yang seksi dan memesona."Kristin?""Benaran. Kamu juga makan di sini?"Lena tampak kaget.Wajah Kristin seketika berubah. Di masa kuliah dulu, pria yang disukai oleh Lena sempat menyukai Kristin. Akibatnya, Lena tidak senang kepadanya dan sering menindasnya.Dia tidak menyangka akan bertemu Lena di sini. Entah karena sering ditindas dulu, kini dia merasa takut kepada gadis itu."Kenapa diam saja? Sepertinya kamu di sini bukan untuk makan, tapi untuk mencari pekerjaan.""Tapi tempat mewah seperti ini mungkin nggak membutuhkan gadis miskin yang nggak punya temperamen sepertim
Lena menganggukkan kepalanya.Sebenarnya, kedua gadis itu telah memperhatikan pergerakan mereka dari luar pintu. Namun, karena jaraknya agak jauh, mereka pun mengabaikannya. Saat melihat Tobi datang, mereka pun segera berkata, "Tuan, tolong tunjukkan kartu keanggotaan Anda!"Yang datang ke sini untuk makan semuanya adalah anggota Restoran Sonaria. Apalagi, mereka harus menyimpan deposit sebesar dua miliar. Itu sebabnya orang kaya biasa tidak akan datang ke sini untuk makan.Tobi langsung mengeluarkan kartu hitam Lawana. Tadi dia sempat melihat restoran ini memiliki logo Serikat Dagang Lawana. Selama toko di bawah naungan Serikat Dagang Lawana, dia bisa menggunakan kartu hitam Lawana.Saat melihat kartu hitam, gadis itu tampak terkejut dan berkata, "Tuan, apa kamu salah mengambil kartu?"Kak Lutfi yang berada di belakangnya langsung tertawa keras dan berkata dengan sinis, "Nak, kamu pikir kamu bisa masuk ke dalam tempat ini hanya dengan kartu belanja?""Haha! Lucu sekali!" seru Lena sam
Begitu pelayan mendengar itu, dia segera maju ke depan dan berkata, "Halo, Tuan, lokasi kami di luar nggak tetap. Bagaimana kalau saya mengatur ruang pribadi yang bagus untuk Anda?""Ruang pribadi apanya? Aku mau duduk di sini," kata Kak Lutfi dengan sombong."Tapi Tuan dan Nona ini duluan datang.""Memangnya kenapa kalau dia datang duluan? Pokoknya, aku mau duduk di sini. Aku nggak percaya, anggota level tiga sepertiku bahkan nggak punya hak untuk memilih tempat duduk!"Anggota level tiga. Bukan hanya perlu melakukan deposit, tetapi dia juga harus menghabiskan sejumlah uang agar bisa mencapai target.Tanpa menunggu pelayan itu menanggapinya, Kak Lutfi langsung membentaknya dengan nada angkuh, "Mana manajer kalian? Panggil Pak Sofyan ke sini!"Lena yang berada di sampingnya tampak tersenyum bangga. Dia memandang Kristin dengan tatapan sinis.Kamu pikir dirimu siapa? Beraninya kamu bersaing denganku. Hari ini, aku akan membuatmu kehilangan muka.Kebetulan, manajer berada di dekat mereka
"Oh ya, sekaligus gadis penyambut tamu di depan pintu itu. Dia berkomplot dengan bocah ini. Dia sengaja membiarkan pria ini masuk," ucap Kak Lutfi lagi.Manajer Sofyan makin memercayai kata-kata Kak Lutfi dan berkata dengan dingin, "Tuan, kalau Anda benar-benar memiliki kartu anggota, silakan keluarkan. Kalau nggak, saya nggak akan segan lagi.""Haha. Kamu nggak akan segan kepadaku?""Sepertinya kartu hitam Lawana nggak ada gunanya! Aku akan menelepon Damar dan menanyakan apa maksudnya."Selesai berbicara, Tobi melempar kartu hitam Lawana itu ke wajah Manajer Sofyan. Kartu itu pun terjatuh ke bawah.Kartu hitam Lawana yang nggak berguna?Dia berani memanggil Damar begitu saja?Bocah ini sungguh gila!Mereka yang mengetahui tentang kartu hitam Lawana dan Damar itu diam-diam merasa terkejut.Candra juga terkejut, tetapi memikirkan tingkah Tobi sebelumnya, pria itu selalu sombong dan merasa dirinya benar.Tapi itu kartu Hitam Lawana?Tidak mungkin!Ekspresi Manajer Sofyan sedikit berubah.
Gawat!Ini benar-benar kartu hitam Lawana!Apalagi, dia barusan mendengar Tobi memanggil nama Damar dengan begitu santai, seakan-akan tidak menganggap Damar sama sekali. Sepertinya identitasnya sangat menakutkan.Kedua tangannya terus bergetar memperlihatkan kegugupannya. Dia menyeka keringat dingin di dahinya dan berlari kembali dengan cepat.Semua orang kebingungan saat melihat tingkah Manajer Sofyan terlihat aneh. Tidak mungkin. Sepertinya dia memverifikasi keaslian kartu tersebut.Jangan-jangan itu benar-benar kartu hitam Lawana?Tidak mungkin!Siapa pun yang memahami kartu hitam Lawana itu akan menganggap hal ini tidak mungkin terjadi.Kak Lutfi dan Lena makin bertambah bingung. Mereka merasa Manajer Sofyan hanya membuang-buang waktu.Padahal, dia tidak perlu melihatnya lagi. Sudah pasti kartu itu palsu.Meskipun mereka tidak mengetahui apa itu kartu hitam Lawana dan apa guna kartu itu.Melihat Manajer Sofyan berlari kembali, Kak Lutfi langsung mendengus dingin, "Sofyan, kartu itu
Kecuali, dia tidak menghiraukan Damar sama sekali.Jika begitu, Tobi tidak sesederhana seperti yang terlihat?Meskipun Candra biasanya tidak melakukan apa-apa dan selalu mencari masalah, dia bukanlah bodoh.Setelah Manajer Sofyan memberi pelajaran kepada mereka berdua, dia pun mendekati Tobi dan berkata dengan hati-hati, "Tuan, saya benar-benar minta maaf atas kejadian hari ini. Mohon maafkan saya.""Dilihat dari sikapmu ini, sepertinya kartu ini asli, 'kan?" tanya Tobi sambil mengambil kartu itu."Ya, tentu saja. Itu pasti kartu hitam Lawana asli!" seru Manajer Sofyan dengan suara lantang dan tegas.Begitu kata-kata itu dilontarkan, mata semua tampak terbelalak.Kelihatannya, semua yang dikatakan pemuda ini benar."Jadi, kartu ini masih berguna?" tanya Tobi lagi."Tentu saja masih berguna!"Manajer Sofyan mengangguk berulang kali dan tersenyum dengan hati-hati."Baguslah kalau begitu. Karena masih berguna, aku nggak akan menelepon Damar." Melihat begitu banyak orang mengamati mereka,
Melihat adegan itu, Candra juga terkejut.Winson juga datang. Meski Candra tidak memiliki kemampuan, dia masih mengenali tuan muda kedua dari Keluarga Sunaldi, yang terkenal sebagai playboy, suka berjudi dan menghambur-hamburkan uang itu.Kali ini, sepertinya Tobi akan berakhir.Lagi pula, Keluarga Sunaldi termasuk salah satu dari empat keluarga besar di Kota Tawuna. Meski kekuatan mereka tidak bisa menandingi Keluarga Yusnuwa, perbedaan di antara keduanya juga tidak terlalu besar. Tobi yang hanya mengandalkan kekuatan keluarga Yusnuwa kali ini pasti mati.Wajah Winson berubah ketika dia mendengar kata-kata Kak Lutfi. Dua orang miskin? Jangan-jangan yang dia maksud adalah Tuan Tobi dan gadis cantik di sampingnya itu?Sebenarnya, Winson sangat yakin Tuan Tobi sangat menyayangi gadis cantik itu.Sebelumnya, Tuan Tobi bahkan menghabiskan 200 miliar untuk membelikannya sebuah vila. Awalnya, gadis cantik itu tidak menginginkannya, tetapi Tuan Tobi berusaha mencari akal dan berhasil membuat
"Tuan Tobi, aku minta maaf. Aku bodoh sekali dan mengenalimu. Aku bahkan menyinggungmu.""Maafkan aku, Tuan Tobi, tolong beri aku kesempatan lagi. Selama kamu mau memaafkanku, aku bisa melakukan apa pun yang kamu mau."Sembari berbicara, dia bahkan menampar dirinya sendiri beberapa kali.Melihat adegan itu, wajah Lena makin kusut. Akhirnya dia mengerti kekuatan pemuda di hadapannya jauh lebih hebat dari yang dia bayangkan."Kenapa kamu masih diam saja? Cepat berlutut dan tampar wajahmu sendiri."Melihat Lena masih berdiri bengong, Kak Lutfi langsung membentaknya, "Kuperingatkan, kalau terjadi sesuatu kepadaku, jangan harap kamu masih bisa hidup."Lena langsung ketakutan. Kedua kakinya terasa lemas. Dia segera berlutut, bersujud beberapa kali dan menampar dirinya sendiri seperti yang dilakukan Kak Lutfi.Dia tahu Kak Lutfi tidak main-main, apalagi tindakannya juga sangat kejam.Semua orang diam-diam menggelengkan kepala. Seperti pepatah, 'jangan menilai orang berdasarkan penampilannya'.
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K