Begitu pelayan mendengar itu, dia segera maju ke depan dan berkata, "Halo, Tuan, lokasi kami di luar nggak tetap. Bagaimana kalau saya mengatur ruang pribadi yang bagus untuk Anda?""Ruang pribadi apanya? Aku mau duduk di sini," kata Kak Lutfi dengan sombong."Tapi Tuan dan Nona ini duluan datang.""Memangnya kenapa kalau dia datang duluan? Pokoknya, aku mau duduk di sini. Aku nggak percaya, anggota level tiga sepertiku bahkan nggak punya hak untuk memilih tempat duduk!"Anggota level tiga. Bukan hanya perlu melakukan deposit, tetapi dia juga harus menghabiskan sejumlah uang agar bisa mencapai target.Tanpa menunggu pelayan itu menanggapinya, Kak Lutfi langsung membentaknya dengan nada angkuh, "Mana manajer kalian? Panggil Pak Sofyan ke sini!"Lena yang berada di sampingnya tampak tersenyum bangga. Dia memandang Kristin dengan tatapan sinis.Kamu pikir dirimu siapa? Beraninya kamu bersaing denganku. Hari ini, aku akan membuatmu kehilangan muka.Kebetulan, manajer berada di dekat mereka
"Oh ya, sekaligus gadis penyambut tamu di depan pintu itu. Dia berkomplot dengan bocah ini. Dia sengaja membiarkan pria ini masuk," ucap Kak Lutfi lagi.Manajer Sofyan makin memercayai kata-kata Kak Lutfi dan berkata dengan dingin, "Tuan, kalau Anda benar-benar memiliki kartu anggota, silakan keluarkan. Kalau nggak, saya nggak akan segan lagi.""Haha. Kamu nggak akan segan kepadaku?""Sepertinya kartu hitam Lawana nggak ada gunanya! Aku akan menelepon Damar dan menanyakan apa maksudnya."Selesai berbicara, Tobi melempar kartu hitam Lawana itu ke wajah Manajer Sofyan. Kartu itu pun terjatuh ke bawah.Kartu hitam Lawana yang nggak berguna?Dia berani memanggil Damar begitu saja?Bocah ini sungguh gila!Mereka yang mengetahui tentang kartu hitam Lawana dan Damar itu diam-diam merasa terkejut.Candra juga terkejut, tetapi memikirkan tingkah Tobi sebelumnya, pria itu selalu sombong dan merasa dirinya benar.Tapi itu kartu Hitam Lawana?Tidak mungkin!Ekspresi Manajer Sofyan sedikit berubah.
Gawat!Ini benar-benar kartu hitam Lawana!Apalagi, dia barusan mendengar Tobi memanggil nama Damar dengan begitu santai, seakan-akan tidak menganggap Damar sama sekali. Sepertinya identitasnya sangat menakutkan.Kedua tangannya terus bergetar memperlihatkan kegugupannya. Dia menyeka keringat dingin di dahinya dan berlari kembali dengan cepat.Semua orang kebingungan saat melihat tingkah Manajer Sofyan terlihat aneh. Tidak mungkin. Sepertinya dia memverifikasi keaslian kartu tersebut.Jangan-jangan itu benar-benar kartu hitam Lawana?Tidak mungkin!Siapa pun yang memahami kartu hitam Lawana itu akan menganggap hal ini tidak mungkin terjadi.Kak Lutfi dan Lena makin bertambah bingung. Mereka merasa Manajer Sofyan hanya membuang-buang waktu.Padahal, dia tidak perlu melihatnya lagi. Sudah pasti kartu itu palsu.Meskipun mereka tidak mengetahui apa itu kartu hitam Lawana dan apa guna kartu itu.Melihat Manajer Sofyan berlari kembali, Kak Lutfi langsung mendengus dingin, "Sofyan, kartu itu
Kecuali, dia tidak menghiraukan Damar sama sekali.Jika begitu, Tobi tidak sesederhana seperti yang terlihat?Meskipun Candra biasanya tidak melakukan apa-apa dan selalu mencari masalah, dia bukanlah bodoh.Setelah Manajer Sofyan memberi pelajaran kepada mereka berdua, dia pun mendekati Tobi dan berkata dengan hati-hati, "Tuan, saya benar-benar minta maaf atas kejadian hari ini. Mohon maafkan saya.""Dilihat dari sikapmu ini, sepertinya kartu ini asli, 'kan?" tanya Tobi sambil mengambil kartu itu."Ya, tentu saja. Itu pasti kartu hitam Lawana asli!" seru Manajer Sofyan dengan suara lantang dan tegas.Begitu kata-kata itu dilontarkan, mata semua tampak terbelalak.Kelihatannya, semua yang dikatakan pemuda ini benar."Jadi, kartu ini masih berguna?" tanya Tobi lagi."Tentu saja masih berguna!"Manajer Sofyan mengangguk berulang kali dan tersenyum dengan hati-hati."Baguslah kalau begitu. Karena masih berguna, aku nggak akan menelepon Damar." Melihat begitu banyak orang mengamati mereka,
Melihat adegan itu, Candra juga terkejut.Winson juga datang. Meski Candra tidak memiliki kemampuan, dia masih mengenali tuan muda kedua dari Keluarga Sunaldi, yang terkenal sebagai playboy, suka berjudi dan menghambur-hamburkan uang itu.Kali ini, sepertinya Tobi akan berakhir.Lagi pula, Keluarga Sunaldi termasuk salah satu dari empat keluarga besar di Kota Tawuna. Meski kekuatan mereka tidak bisa menandingi Keluarga Yusnuwa, perbedaan di antara keduanya juga tidak terlalu besar. Tobi yang hanya mengandalkan kekuatan keluarga Yusnuwa kali ini pasti mati.Wajah Winson berubah ketika dia mendengar kata-kata Kak Lutfi. Dua orang miskin? Jangan-jangan yang dia maksud adalah Tuan Tobi dan gadis cantik di sampingnya itu?Sebenarnya, Winson sangat yakin Tuan Tobi sangat menyayangi gadis cantik itu.Sebelumnya, Tuan Tobi bahkan menghabiskan 200 miliar untuk membelikannya sebuah vila. Awalnya, gadis cantik itu tidak menginginkannya, tetapi Tuan Tobi berusaha mencari akal dan berhasil membuat
"Tuan Tobi, aku minta maaf. Aku bodoh sekali dan mengenalimu. Aku bahkan menyinggungmu.""Maafkan aku, Tuan Tobi, tolong beri aku kesempatan lagi. Selama kamu mau memaafkanku, aku bisa melakukan apa pun yang kamu mau."Sembari berbicara, dia bahkan menampar dirinya sendiri beberapa kali.Melihat adegan itu, wajah Lena makin kusut. Akhirnya dia mengerti kekuatan pemuda di hadapannya jauh lebih hebat dari yang dia bayangkan."Kenapa kamu masih diam saja? Cepat berlutut dan tampar wajahmu sendiri."Melihat Lena masih berdiri bengong, Kak Lutfi langsung membentaknya, "Kuperingatkan, kalau terjadi sesuatu kepadaku, jangan harap kamu masih bisa hidup."Lena langsung ketakutan. Kedua kakinya terasa lemas. Dia segera berlutut, bersujud beberapa kali dan menampar dirinya sendiri seperti yang dilakukan Kak Lutfi.Dia tahu Kak Lutfi tidak main-main, apalagi tindakannya juga sangat kejam.Semua orang diam-diam menggelengkan kepala. Seperti pepatah, 'jangan menilai orang berdasarkan penampilannya'.
Wajah Kak Lutfi dan Lena langsung pucat pasi. Mereka kembali bersujud, "Nona Kristin, kami telah bersalah. Tolong beri kami kesempatan lagi.""Kumohon. Berbelas kasihanlah kepada kami.""Nona Kristin, mengingat kita dulunya teman sekelas, tolong lepaskan aku. Aku sudah tahu kesalahanku. Mulai sekarang, aku akan memperlakukanmu dengan sopan."Saking takutnya, Lena sampai tidak bisa mengendalikan keinginan buang air kecilnya.Sebenarnya, Kristin juga kaget. Ucapan Kak Tobi selalu membuat orang bergidik. Kristin pun buru-buru berkata, "Sudahlah. Lagian, kalian sudah dihukum. Lupakan saja masalah ini."Mendengar kalimat itu, Lutfi dan Lena langsung menghela napas lega. Seluruh tubuh mereka baru rileks kembali.Barusan, lantaran ketakutan, hati mereka sampai berdebar kencang.Manajer Sofyan pun menghela napas lega. Untung saja, dia tidak melakukan kesalahan besar. Kalau tidak, nyawanya akan berakhir hari ini.Melihat masalah telah selesai, Tuan Winson segera bertanya, "Kak Tobi, bolehkah ak
"Haha ...."Bima terlihat marah, lalu dia berkata sambil tergelak, "Tak kusangka, tuan muda dari Keluarga Yusnuwa sepertiku akan dipermalukan oleh bocah tak dikenal ini.""Bocah, nggak peduli siapa kamu, tapi hari ini kamu pasti mati."Begitu kata-kata itu keluar, semua orang langsung terkejut.Tunggu! Tadi dia bilang apa? Tuan muda dari Keluarga Yusnuwa?Siapa yang berani menyebut dirinya sebagai tuan muda dari Keluarga Yusnuwa di Kota Tawuna ini? Selain anggota Keluarga Yusnuwa, orang terkaya di Kota Tawuna, siapa lagi yang berani menyebut dirinya demikian?Apalagi, orang terkaya di Kota Tawuna hanya memiliki putra satu-satunya.Ekspresi Candra berubah. Belakangan ini, mereka banyak berinteraksi dengan Keluarga Yusnuwa, tetapi dia sama sekali tidak mengenal Bima.Semua orang yang berada di sana juga kaget.Astaga!Padahal mereka barusan mendengar gosip besar, mengapa sekarang muncul gosip lainnya lagi?Ada apa dengan restoran hari ini? Barusan ada Tuan Winson, lalu Tuan Tobi dan seka