Tobi mengerutkan kening dan berkata, "Sudahlah. Aku tahu kamu itu orang seperti apa. Nggak perlu berpura-pura lagi. Tapi untuk menyelesaikan masalahmu sepenuhnya, kamu harus menyerahkan Grup Lianto.""Apa? Aku harus menyerahkan Grup Lianto?" Ekspresi Yesa berubah. Grup Lianto termasuk fondasi Keluarga Lianto. Tanpa Grup Lianto, bagaimana dia bisa bertahan hidup kelak?"Kenapa? Kamu nggak mau? Berdasarkan situasi Grup Lianto saat ini, sekalipun diberikan pada orang lain, seharusnya nggak ada yang mau mengambil alih," ucap Tobi dengan dingin."Tapi bukankah kamu bisa menyelamatkannya?""Aku menyelamatkannya? Tahukah kamu berapa dana yang perlu aku investasikan untuk menyelamatkan Grup Lianto?" Jika bukan karena Damar dan yang lainnya bergabung membantunya, dia mungkin harus mengeluarkan dana minimal dua triliun untuk menyelamatkan Grup Lianto."Be ... begitu banyak orang yang ingin memberikan uang padamu. Seharusnya uang nggak seberapa itu nggak berpengaruh bagimu, 'kan?"Walau Grup Lian
Menantu Keluarga Lianto?Tobi menggelengkan kepalanya, lalu berdiri dan berjalan keluar. Namun, hatinya terasa sedikit tidak nyaman. Dia tidak menyangka asal-usul Widia akan seperti ini.Mungkin Kakek Muhar tidak mengetahui asal-usul Widia yang sesungguhnya. Jika tidak, mengapa dia begitu menyayangi cucunya itu?Namun, yang Yesa katakan memang benar. Tidak seharusnya menceritakan kenyataan ini kepada Widia.Itu sebabnya, Tobi tidak bermaksud untuk memberitahukan Widia. Setidaknya, fakta dari masalah ini harus ditemukan. Tidak boleh memercayai perkataan dari keluarganya Yesa sepihak saja.Jika benar seperti yang dikatakan Yesa, ibu kandungnya Widia menelantarkannya begitu saja, masalah ini tentu tidak boleh diketahui Widia.Melihat Tobi berjalan keluar, Yesa menatap punggungnya dengan tajam.Bajingan ini, jelas-jelas dia kaya raya, tetapi dia sengaja mempersulitnya. Hanya saja, statusnya begitu mulia. Jika bisa mengandalkannya, dia bisa menjadi pribadi yang dikagumi semua orang.Kenapa
"Tobi, maaf. Sudah membuatmu menderita," gumam Widia. Dia sangat tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Tobi. Dia bahkan merasa dia tidak bisa membalas kebaikan pria itu."Nggak, kok. Asalkan kamu bahagia, yang lainnya, nggak penting lagi."Tobi tersenyum dan berkata, "Meski aku setuju untuk menyelamatkannya, aku juga membuat persyaratan.""Persyaratan apa?" tanya Widia."Aku minta dia mentransfer semua saham Grup Lianto padamu.""Hah? Dia mau?" Widia juga tahu, tidak ada yang ingin mengambil alih Grup Lianto yang saat ini. Karena Grup Lianto sekarang terlilit utang besar dan juga berisiko kebangkrutan.Namun, seharusnya ibunya tahu bahwa Tobi bisa menyelamatkan perusahaan. Namun, apakah dia rela melepaskannya?"Ya, dia mau. Kalau kamu punya waktu dalam beberapa hari ini, datanglah ke Kota Tawuna.""Masih ada urusan yang harus aku selesaikan hari ini. Aku berencana pergi ke sana besok pagi," kata Widia dengan cepat.Widia belum mengunjungi ibunya sampai sekarang juga karena terus mem
Tobi mengerutkan kening. Hanya saja, dia tetap mengangguk."Ka ... kamu sudah bertemu dengan ibumu? Kondisinya sangat buruk sekarang," kata Herman buru-buru.Yang terlibat masalah bukan hanya Yesa saja, tetapi masalah yang menimpa Grup Lianto juga sangat serius. Memikirkan semua ini, dia juga tidak bisa tenang belakangan ini.Mereka bukan hanya harus menghadapi anggota Keluarga Lianto yang mengkritik mereka satu per satu, tetapi situasi di luar juga tidak menentu. Mereka sangat membutuhkan bantuan Tobi saat ini.Ibumu?Tobi mendengus dingin. Apa Yesa pantas dia panggil sebagai 'ibu'?Namun, dia tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Siapa tahu dia bisa menemukan petunjuk dari mulut Herman. Dia pun berkata dengan nada datar, "Aku sudah bertemu dengannya, tapi kalau ingin aku menyelamatkan kalian, kamu harus menjawab pertanyaanku dengan jujur.""Tanyakan saja. Asalkan bisa menyelamatkan ibumu, aku rela melakukan apa pun.""Widia sebenarnya putrinya siapa? Mengapa dia bisa muncul di Keluarga
"Tentu saja karena kami dengar kamu kembali. Sudah lama sekali Kak Tobi nggak meneleponku." Jessi sama sekali tidak malu-malu dengan Tobi. Meski ayahnya ada di sana, dia masih tetap mengeluh dengan manja.Tobi tidak berdaya. Bukannya dia tidak merindukan Jessi, tetapi dia takut gadis itu akan salah paham. Jadi, dia pun berkata, "Belakangan ini, aku memang sibuk sampai nggak ada waktu."Setelah itu, Tobi segera mengganti topik pembicaraan. "Oh ya, Pak Damar datang ke sini ada urusan apa?""Begini. Aku dengar Raja Naga kembali untuk Keluarga Lianto. Jadi aku datang ke sini untuk melihat, siapa tahu Raja Naga punya instruksi?" tanya Damar dengan hati-hati.Hanya saja, dia diam-diam merasa bangga dengan dirinya sendiri. Untunglah, dia pintar dan mengajak putrinya ke sini. Melihat Raja Naga tersenyum, seharusnya dia tidak akan menyalahkannya.Sayangnya, putrinya tidak bisa menikah dengan Raja Naga. Jika tidak, Keluarga Yusnuwa mereka pasti akan dikagumi oleh semua orang.Hanya melihat ekspr
"Baiklah. Kamu harus datang mencariku kalau nggak sibuk lagi," kata Jessi."Baiklah," jawab Tobi tidak berdaya. Setelah mengantar kepergian mereka, Tobi segera menyalakan mobil dan melaju menuju kompleks. Dia sudah lama tidak kembali ke Kota Tawuna. Jadi, dia ingin bertemu dengan Meli, mantan dekan panti asuhan.Begitu tiba di kompleks, Tobi mengambil beberapa barang dan langsung masuk ke dalam.Kebetulan Meli juga ada di rumah. Saat melihat Tobi datang, dia tentu saja sangat senang.Bagaimanapun, mereka sudah lama tidak bertemu. Kristin juga merindukan Tobi dan mengungkitnya setiap hari. Mengatakan Kak Tomi sudah lama tidak datang menemuinya.Tampaknya Tomi sudah melupakannya.Tobi mengobrol cukup lama dengan Meli. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan jam empat sore. Tobi pun berkata dia akan pergi menjemput Kristin pulang kerja dan makan malam bersama nantinya.Meli mengangguk dengan senang. Jika demikian, Kristin pasti akan sangat senang. Putrinya juga sangat merindukan Tobi.Kali in
Melihat ekspresi jijik Kristin, Emma tidak bisa menahan diri lagi dan berkata, "Kak Kristin, Tuan Adrian sebenarnya cukup baik dan keluarganya juga sangat berkuasa.""Aku dengar ada anggota keluarga mereka yang menjadi pejabat tinggi."Berbicara sampai di sini, Emma menyadari mata Kristin tampak berbinar. Emma tertegun. Dia pun bertanya, "Kenapa? Apa kamu tergoda? Ayo, kita ke sana lihat."Namun, Emma diam-diam mengumpat di dalam hatinya, 'Buat apa berpura-pura di sini? Mulutnya bilang Tuan Adrian menyebalkan, tapi nyatanya dia juga tergiur dengan kekayaannya.'Tampaknya, Kristin sangat jago berpura-pura. Pantas saja dia mampu menduduki posisi manajer di usia yang begitu muda. Emma bahkan dengar bahwa atasannya akan mempromosikannya lagi.Emma belum lama bekerja di Grup Transera. Ditambah lagi, Kristin sendiri juga rendah hati. Itu sebabnya, Emma tidak tahu bahwa Kristin memiliki latar belakang yang luar biasa di perusahaan itu.Apalagi, Tobi pernah datang khusus untuk membela Kristin
"Aku nggak tahu, tapi dilihat dari gaya berpakaiannya, dia pasti dari kalangan bawah. Bagaimana dia bisa dibandingkan dengan Tuan Adrian?""Kak Kristin, aku beri tahu kamu, Tuan Adrian ....""Sudahlah. Kamu diam saja!"Kristin benar-benar kesal. Dia pun berkata, "Pantas kamu terus membicarakan Tuan Adrian saja. Apa kamu menerima keuntungan darinya?""Nggak. Aku, aku hanya ....""Sudahlah. Aku nggak ingin dengar omong kosongmu lagi! Mulai sekarang, kamu dipecat," kata Kristin dengan dingin.Kristin tidak mempermasalahkan yang lainnya, tetapi bisa-bisanya dia memperlakukan Kak Tomi seperti ini? Kristin tidak bisa menoleransinya lagi.Tobi tertegun. Sudah lama tidak bertemu dengan Kristin, sekarang adiknya ini jauh lebih mendominasi dari sebelumnya. Dia jelas jauh lebih dewasa.Berdasarkan kepribadian Kristin sebelumnya, seharusnya dia tidak akan seperti ini.Emma langsung tertegun mendengar itu.Dia tidak menyangka Kristin akan memecatnya langsung. Apalagi, Kristin adalah atasan langsung
Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b
"Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi
Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad
Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang
Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa
Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman
Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar
Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut
Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp