Melihat ekspresi jijik Kristin, Emma tidak bisa menahan diri lagi dan berkata, "Kak Kristin, Tuan Adrian sebenarnya cukup baik dan keluarganya juga sangat berkuasa.""Aku dengar ada anggota keluarga mereka yang menjadi pejabat tinggi."Berbicara sampai di sini, Emma menyadari mata Kristin tampak berbinar. Emma tertegun. Dia pun bertanya, "Kenapa? Apa kamu tergoda? Ayo, kita ke sana lihat."Namun, Emma diam-diam mengumpat di dalam hatinya, 'Buat apa berpura-pura di sini? Mulutnya bilang Tuan Adrian menyebalkan, tapi nyatanya dia juga tergiur dengan kekayaannya.'Tampaknya, Kristin sangat jago berpura-pura. Pantas saja dia mampu menduduki posisi manajer di usia yang begitu muda. Emma bahkan dengar bahwa atasannya akan mempromosikannya lagi.Emma belum lama bekerja di Grup Transera. Ditambah lagi, Kristin sendiri juga rendah hati. Itu sebabnya, Emma tidak tahu bahwa Kristin memiliki latar belakang yang luar biasa di perusahaan itu.Apalagi, Tobi pernah datang khusus untuk membela Kristin
"Aku nggak tahu, tapi dilihat dari gaya berpakaiannya, dia pasti dari kalangan bawah. Bagaimana dia bisa dibandingkan dengan Tuan Adrian?""Kak Kristin, aku beri tahu kamu, Tuan Adrian ....""Sudahlah. Kamu diam saja!"Kristin benar-benar kesal. Dia pun berkata, "Pantas kamu terus membicarakan Tuan Adrian saja. Apa kamu menerima keuntungan darinya?""Nggak. Aku, aku hanya ....""Sudahlah. Aku nggak ingin dengar omong kosongmu lagi! Mulai sekarang, kamu dipecat," kata Kristin dengan dingin.Kristin tidak mempermasalahkan yang lainnya, tetapi bisa-bisanya dia memperlakukan Kak Tomi seperti ini? Kristin tidak bisa menoleransinya lagi.Tobi tertegun. Sudah lama tidak bertemu dengan Kristin, sekarang adiknya ini jauh lebih mendominasi dari sebelumnya. Dia jelas jauh lebih dewasa.Berdasarkan kepribadian Kristin sebelumnya, seharusnya dia tidak akan seperti ini.Emma langsung tertegun mendengar itu.Dia tidak menyangka Kristin akan memecatnya langsung. Apalagi, Kristin adalah atasan langsung
"Nggak mungkin. Memangnya dia tahu siapa Pak Lintang? Dia adalah sosok menakutkan yang punya pengaruh kuat di Kota Tawuna. Jangan coba-coba menakutiku." Adrian sama sekali tidak percaya.Justru karena tahu Pak Lintang sangat menakutkan, Adrian juga tidak terlalu berani memaksa Kristin. Sekalipun Kristin hanyalah pegawai Pak Lintang."Benar, jangan mencoba menakut-nakuti kami dengan Pak Lintang. Kalau memang seperti itu, Kristin pasti sudah menjadi bos dari dulu. Kenapa posisinya sekarang masih manajer saja?""Aku beri tahu kalian, Keluarga Cokro sangat berkuasa. Kalau kamu berani macam-macam pada Tuan Adrian, kamu pasti akan mati kali ini," ancam Emma lagi."Benar. Kamu bukan hanya terlalu percaya diri, tapi juga berani meremehkan Pak Lintang. Sekalipun otakku bermasalah, aku juga nggak mungkin memercayai omong kosongmu.""Bocah, sebaiknya kamu berlutut dan segera minta maaf padaku. Setelah itu, serahkan Kristin padaku. Kalau nggak, aku jamin kamu akan mati mengenaskan."Karena Emma be
"Baiklah. Dari perkataannya barusan, keluarganya sangat hebat. Tapi, orang dari keluarga hebat seperti ini malah hanya bisa mencelakai orang lain. Kamu mengerti maksudku, 'kan?"Nada bicara Tobi terdengar begitu datar. Pria ini berani merusak nama baik Kristin. Dia benar-benar tidak bisa menoleransi hal seperti ini."Aku mengerti. Jangan khawatir, Tuan. Setelah malam ini, Keluarga Cokro pasti akan hancur. Dia juga nggak berani macam-macam lagi," kata Lintang buru-buru."Baiklah. Kalau begitu, aku serahkan masalah ini padamu."Tobi kemudian menarik tangan Kristin dan berkata sambil tersenyum, "Ayo kita pergi. Aku bawa kamu pergi makan enak!""Ya!"Kristin mengangguk gembira. Dia tidak peduli dengan hal yang menimpa Emma dan Adrian. Lagi pula, Kak Tomi sudah mengurus semuanya. Kini dia jelas lebih dewasa dari sebelumnya."Tuan, aku tahu sebuah restoran enak yang baru saja dibuka. Apalagi, lokasinya nggak jauh. Aku akan atur semuanya untukmu," kata Lintang dengan cepat."Baiklah." Tobi me
Berdasarkan pengaturan yang dibuat Lintang, Tobi pun membawa Kristin menuju Restoran Merdeka. Selain itu, dia juga telah menelepon Meli dan mengatakan bahwa dia akan menjemputnya untuk makan malam bersama.Hanya saja, Meli menolak ajakannya. Wanita itu bilang kebetulan dia lagi bersama teman. Sebenarnya, dia hanya ingin memberi ruang kepada mereka berdua.Kini, Meli juga telah mengerti. Di mata Kristin, hanya ada kakak Tomi-nya. Selain Tomi, tidak ada pria yang bisa membuat putrinya tertarik.Sayangnya, Tomi sudah menikah. Dia hanya berharap mereka bisa mendapatkan akhir yang baik.Meli tidak ingin ikut campur dalam masalah anak muda. Yang dia harapkan hanyalah Kristin bisa bahagia.Lantaran sudah lama tidak bertemu, Kristin jelas ingin menceritakan banyak hal. Apalagi, senyumannya terus mengambang di wajahnya.Sekitar satu jam kemudian, Lintang mengirim pesan bahwa dia telah sampai di luar restoran.Tobi memintanya masuk ke dalam.Lintang memandang Daim dan yang lainnya yang berada di
"Mengenai besarnya kompensasi, kamu urus sendiri saja. Sebaiknya, nggak melebihi 400 juta per orang.""Aku mengerti. Tuan nggak perlu khawatir. Besok pasti aku akan menanganinya," kata Lintang."Ya, lebih cepat lebih baik. Kalau bisa, selesaikan semuanya dalam besok. Jadi, lusa aku tinggal bantu mereka menangani masalah wajah saja," ucap Tobi.Walau masalahnya tidak kecil, tetapi berdasarkan kemampuan Lintang, dia pasti bisa menyelesaikannya dengan baik."Nggak masalah. Pasti akan selesai besok."Lintang langsung mengangguk. Dia tentunya tidak berani mengeluh. Jika dia berani mengeluh karena masalah sepele seperti itu, buat apa Tobi membutuhkan anak buah sepertinya?Jika di antara korban ada yang berani bersikeras, dia tentu punya cara tersendiri untuk menghadapinya.Tiba-tiba dia mendapat ide dan berkata, "Tuan, kalau ada satu orang yang membantuku, masalah ini pasti akan lebih mudah terselesaikan.""Siapa?" tanya Tobi."Pak Daim dari Grup Haeron karena dua korban paling penting adala
"Ba ... bagaimana? Apa yang Tuan Tobi katakan?" tanya Daim dengan gugup."Apa lagi yang bisa dia katakan? Demi membantumu berbicara kali ini, aku hampir dihukum oleh Tuan." Lintang berkata dengan nada dingin, "Tapi tuan bersedia memberimu kesempatan.""Benarkah? Terima kasih, Kak Lintang. Terima kasih banyak." Daim sangat bersemangat. Walau dia adalah pemegang saham terbesar kedua di Grup Haeron.Pemegang saham utama adalah kakaknya, Harsa, yang mana aset keluarganya mencapai puluhan triliun.Namun, menghadapi Tuan Tobi, dia sama sekali tidak punya kesempatan."Jangan senang terlalu cepat. Tuan hanya bilang dia akan memberimu kesempatan. Bisa mendapatkan pengampunan dari Tuan atau nggak, itu semua tergantung penampilanmu nanti. Aku harap kamu nggak mengecewakanku," ucap Lintang dengan sungguh-sungguh."Jangan khawatir, Kak. Apa pun konsekuensinya, aku pasti akan menerimanya," ucap Daim."Baguslah kalau begitu. Kalian ikut aku masuk."Lintang kemudian berjalan masuk dan Daim pun segera
Daim buru-buru menjelaskan."Jangan khawatir. Aku nggak menginginkan nyawanya dan juga nggak tertarik untuk memberi pelajaran padanya. Aku hanya punya satu permintaan. Maukah kamu menghabiskan 400 miliar setiap tahun untuk membiayai anak-anak yang nggak mampu selama lima tahun?"Daim tertegun sejenak. Hanya ini saja? Bukankah ini terlalu mudah? Sekalipun harus memberikan kompensasi sebesar dua triliun kepada Tuan Tobi sekarang, dia juga tidak keberatan.Apalagi, Tuan Tobi sama sekali tidak menginginkan uangnya. Hal ini tentu membuatnya kagum dengannya. Inilah tokoh besar Harlanda yang sesungguhnya.Melihat Daim tidak berbicara, Tobi mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa? Kamu nggak bersedia?""Ten ... tentu saja aku bersedia." Begitu tersadar, Daim langsung berkata, "Jangankan lima tahun, aku juga bisa beramal selama sepuluh tahun. Lantaran aku juga biasa melakukan hal-hal seperti ini.""Baguslah kalau begitu."Tobi mengangguk dan berkata, "Selain itu, masih ada satu permintaan lagi
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K