Dibandingkan dengan semua orang yang sibuk, Tobi sendiri tampak santai. Dia bahkan tidak menganggap masalah itu terlalu serius. Dia masih mengenakan pakaian kasual biasa dan berjalan-jalan dengan santai.Dia sendiri tidak terlalu memahami seluk-beluk kediaman Yudistira.Selain itu, dia juga tidak bersedia melakukan hal-hal seperti menyambut tamu. Kebetulan Tuan Besar Ezra dan yang lainnya telah menyelesaikan semuanya. Dia menunggu sampai semuanya hampir selesai, lalu turun tangan memberi pelajaran kepada mereka yang sebelumnya menindas keluarga mereka.Sudah saatnya mengakhiri semua ini. Oleh karena itu, dia sekarang terlihat begitu santai.Meski interaksi mereka sangat singkat, semua anggota Keluarga Yudistira sepertinya sudah terbiasa dengan gaya Tobi."Apakah ini manor Keluarga Yudistira? Lokasinya cukup bagus dan lingkungannya juga bagus sekali."Berdasarkan status mereka sebagai anggota Keluarga Maheswara dan Keluarga Lambardi, memasuki perjamuan ini tentu saja merupakan hal yang
Bukankah itu Dewa Perang Harita?Harita si Naga Hijau!Tokoh yang memiliki identitas yang menakjubkan.Di saat semua orang terkesima, pengawal Keluarga Yudistira segera berkata dengan suara lantang, "Selamat datang ke kediaman Yudistira, Dewa Perang Harita dan sang cucu, Fila. Sebuah kehormatan bagi Keluarga Yudistira!"Kali ini, Tuan Besar Ezra keluar khusus menyambut kedatangan Harita.Harita mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tetapi tidak melihat sosok Tobi. Dia tampak tidak puas. Hanya saja, dia tidak memperlihatkannya.Tujuan kedatangannya kali ini memang untuk Tobi.Tuan Besar Ezra juga tidak berdaya. Dia berharap Tobi, sebagai kepala keluarga mereka, bersedia menyambut kedatangan beberapa orang penting. Sayangnya, Tobi mengabaikannya begitu saja.Tuan Besar Ezra juga tahu kalau reputasi Tobi telah terbentuk. Banyak dari mereka yang datang ke sini hari ini demi bertemu dengan Tobi.Fila tidak berbicara dengan Tuan Besar Ezra. Dia hanya membungkuk sedikit dan mengangguk.Tuan
Tobi mengerutkan kening. Apa Trisna perlu bersikap dingin seperti itu? Dia pun berkata dengan tenang, "Ini aku, ada apa?""Ada apa? Huh! Jangan kira aku nggak tahu apa yang ada dalam pikiranmu. Aku sudah tahu tujuanmu sekarang," ucap Trisna dengan arogan.Meski dia tidak suka dengan pria di depannya dan juga meremehkannya, merupakan suatu kebanggaan tersendiri bisa membuat pria tertarik kepadanya.Apalagi, Trisna juga tidak terlalu cantik. Pria yang mengejarnya tidaklah banyak."Tujuanku?" Tobi kebingungan."Huh! Masih berpura-pura!"Trisna berkata dengan bangga, "Aku sudah tahu semaunya. Bukankah alasanmu mendekati Helen hanya untuk mengejarku dan mendapatkanku?""Tapi harus kuakui, kamu punya selera yang bagus!""Tunggu! Apa yang kamu bicarakan!"Tobi tercengang. Dia memandang Helen dan berkata, "Helen, kamu yang bilang padanya?""Nggak, aku ...."Helen juga tidak tahu harus bagaimana menanggapi pertanyaan itu. Jika dia berterus terang, dia khawatir Trisna akan sakit hati dan malu. M
Bahkan, bersedia menjadi menantu matrilokal Keluarga Handoko."Benar. Nona Fila, bocah ini hanyalah pecundang yang bersembunyi di balik wanita. Jangan-jangan ada kesalahpahaman di sini?" tanya Julian.Neo juga buru-buru berkata, "Benar. Bocah, cepat pergi dari sini. Atau kamu mau kami yang turun tangan? Kalau kami yang bertindak, kamu akan berakhir sengsara!"Tobi benar-benar tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. Apa dirinya seburuk itu?Fila juga tertegun. Dia merasa lucu. Dia tidak kuasa menahan senyum tipis di wajahnya, yang sudah jarang dia perlihatkan selama ini. Pria ini sungguh menarik.Sekelompok orang ini mungkin tidak mengetahui identitas aslinya. Jika tidak, mana mungkin mereka berani bertindak seperti ini?Hal ini terasa menyenangkan baginya.Fila penasaran dengan apa yang akan dilakukan Tobi selanjutnya.Melihat Tobi hanya berdiri di sana dan tidak bergerak sedikit pun, Trisna segera berkata dengan marah, "Tobi, kenapa kamu masih berdiri di sana? Cepat beri tahu Nona F
Tidak akan berani tidak puas?Fila tertegun sejenak, lalu tertawa dan berkata, "Tuan Tobi sangat percaya diri. Aku sering dengar Devi bilang kamu sangat narsis, tapi aku nggak begitu percaya. Hari ini aku baru merasakannya sendiri."Setahunya, Aula Varun berada langsung di bawah kepemimpinan Radiya. Bahkan kakeknya, Dewa Perang Harita, yang memiliki status yang luar biasa pun tidak terlalu berani menyombongkan diri. Sebaliknya, nyali Tobi ini sungguh besar."Ini bukan narsis namanya, tapi kepercayaan diri." Tobi akhirnya mengerti mengapa Fila tertarik padanya. Mungkin ada hubungannya dengan Devi."Baiklah. Kalau begitu, aku akan lihat penampilan Tuan Tobi hari ini," kata Fila."Nona Fila datang mencariku hanya untuk membicarakan hal ini?""Nggak boleh?""Tentu saja boleh!""Sebenarnya aku mencarimu juga bukan karena ingin membicarakan hal ini. Aku hanya ingin melihat orang seperti apa yang bisa membuat Devi begitu peduli, bahkan sampai minta bantuanku waktu itu."Tebakan Tobi memang be
Tobi sama sekali tidak mengetahui semua ini. Saat dia bersiap pergi, Julian dan yang lainnya muncul lagi. Mereka menatapnya dengan tajam.Trisna terlihat marah dan berkata dengan dingin, "Tobi, ternyata kamu pandai menggoda wanita juga. Bahkan, Nona Fila pun tertipu. Kalau kakeknya tahu, entah akhir tragis seperti apa yang akan kamu hadapi?""Nggak tahu."Tobi tidak berniat menghiraukannya. Setelah meninggalkan kata-kata itu, dia pun berlalu. Acara sudah akan dimulai. Apalagi, orang-orang yang dia tunggu juga pada dasarnya sudah datang.Saat ini, semua orang penting termasuk Keluarga Maheswara, Keluarga Lambardi, Keluarga Handoko, dan lainnya sudah tiba. Perjamuan akan segera dimulai.Bahkan, Tuan Besar Ezra mulai berjalan menuju tengah panggung yang telah disiapkan. Di atas panggung juga ada mikrofon. Terlihat jelas bahwa jamuan makan hari ini akan segera dimulai."Berhenti!"Julian, Neo, dan yang lainnya berhenti tepat di depan Tobi. Kemudian, berkata dengan dingin, "Siapa yang mengi
"Bodoh!"Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Laurin, ayo pergi. Nanti baru bereskan sampah ini."Usai mengucapkan kata-kata itu, dia langsung berbalik dan pergi.Laurin mengangguk dan segera mengikuti dengan cepat.Julian dan yang lainnya sangat marah dan ingin segera mengambil tindakan. Namun, melihat Tuan Besar Ezra telah berdiri di atas panggung, semuanya langsung berhenti di tempat.Hanya saja, mereka masih sangat cemburu. Barusan Fila berinisiatif untuk berbicara dengan Tobi. Sekarang, bocah itu masih punya pelayan wanita yang begitu cantik.Apa wanita-wanita ini semuanya sudah buta?Sebaiknya bocah ini berdoa agar tidak bertemu mereka di luar lagi kelak. Jika tidak, dia pasti akan mati mengenaskan.Sebaliknya, Trisna mengerutkan kening dan berkata, "Bocah ini juga bermarga Yudistira. Jangan-jangan dia punya hubungan dengan Keluarga Yudistira?"Julian langsung berkata dengan bangga, "Mana mungkin. Aku paling mengenal Keluarga Yudistira. Nggak ada tuan muda yang bernama Tobi
Identitas Kak Tobi sangat menakutkan!Benar saja. Kebenarannya persis seperti yang dia pikirkan. Saat ini, seorang pemuda perlahan berjalan ke tengah panggung. Helen bisa dengan jelas melihat bahwa itu adalah Kak Tobi yang diremehkan oleh Julian dan yang lainnya.Wajah Julian dan yang lainnya berubah pucat. Terutama saat memikirkan kata-kata arogan yang barusan mereka ucapkan. Apalagi, perilaku mereka tadi malam. Satu per satu dari mereka mulai gemetar.Kalau dipikir-pikir lagi, baik itu tadi malam ataupun sekarang, sikap Tobi selalu tenang. Tidak ada kepanikan di wajahnya. Bahkan, mereka tidak menemukan petunjuk apa pun.Benar-benar bodoh sekali.Namun, bukankah katanya putranya Revan? Putra Revan namanya Tomi Yudistira, 'kan?Tidak peduli apa pun itu, faktanya sudah terpampang jelas di depan mereka. Apalagi, mereka barusan berani bertindak sembarangan di depan pemimpin baru Keluarga Yudistira. Selain itu, Tobi juga mengatakan bahwa dia akan membereskan mereka nanti.Barusan mereka sa
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K