Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab
Paginya, Tobi Yudistira terbangun.Merasakan sesuatu yang lembut di telapak tangannya, pria itu tidak kuasa meremasnya beberapa kali. Rasanya kenyal sekali.Ketika pria itu memalingkan wajahnya ke samping, terlihat seorang wanita cantik. Kulit wanita itu sangat halus dan lembut."Argh ...."Merasa seperti ada sesuatu yang mencubitnya, Widia Lianto langsung terbangun. Saat mendapati dirinya telanjang, dia berteriak dan mendorong pria itu menjauh.Wanita itu segera menarik selimut dengan satu tangannya dan melempar bantal dengan tangan yang satunya lagi."Dasar berengsek! Bajingan! Apa yang kamu lakukan kepadaku!""Sepertinya sudah kulakukan semuanya.""Kurang ajar! Dasar nggak tahu malu!" umpat Widia dengan geram sekaligus malu.Tobi merasa bersalah dan berkata, "Jangan bicara seperti itu. Lagian, tadi malam kamu yang berinisiatif duluan.""Ngawur, jelas-jelas ...."Widia ingin membantah, tetapi tidak jadi karena kejadian tadi malam tiba-tiba melintas di benaknya.Akibat menagih utang t
"Ini adalah kartu hitam Lawana, di dalamnya ada 2 triliun. Kamu bisa belanja di toko milik Serikat Dagang Lawana di Kota Tawuna ini.""Oh ya, karena baru sampai di sini, mungkin Anda masih belum punya tempat tinggal. Ini kunci vila di Distrik Terra 1. Mohon diterima."Mata Tobi seakan bisa melihat semua dengan jelas, lalu dia bertanya, "Murah hati sekali. Katakan, apa yang terjadi?""Raja Naga memang bijaksana. Putriku, Jessi, sekujur tubuhnya sering menggigil dalam enam bulan terakhir ini. Kami sudah mengunjungi banyak dokter terkenal, tapi nggak ada yang bisa menyembuhkannya," ujar Damar."Nggak apa-apa. Hanya masalah kecil. Kalau ada waktu, besok aku akan mengobatinya.""Syukurlah! Terima kasih, Raja Naga!" kata Damar. Dia telah mencari tahu masalah ini begitu lama dan akhirnya menemukan sebuah rahasia besar.Ternyata Raja Naga yang masih muda itu adalah Dewa Medis yang telah dia cari-cari selama ini. Dia benar-benar Dewa Medis yang misterius.Tidak bisa dipercaya. Siapa yang mengir
"Tobi, sejak menerima telepon dari dokter tua itu, aku sudah menunggumu. Akhirnya, hari ini kamu datang juga. Kenapa kamu berdiri di depan pintu?"Setelah Kakek Muhar tahu Tobi datang, dia telah menunggunya sejak tadi. Karena yang ditunggu-tunggu tidak muncul, kakek itu pun berjalan keluar untuk menemuinya.Ketika Tobi melihatnya, dia langsung tersenyum dan menyapanya, "Kakek Muhar!"Begitu Kakek Muhar melihat cucunya berada di samping Tobi, dia langsung bertanya dengan penasaran, "Kalian saling kenal?"Widia tiba-tiba merasa canggung."Kami bertemu tadi pagi," ujar Tobi sambil mengatasi kecanggungan itu."Kebetulan sekali. Kalian memang berjodoh. Oh ya, hari ini juga hari yang baik untuk menikah. Setelah makan siang, kalian pergi ke kantor sipil untuk membuat akta nikah saja," seru Kakek Muhar sambil tertawa. Senior Dewa Medis memiliki keterampilan medis yang hebat, muridnya pasti juga sama.Tobi tertegun sejenak. Pria itu baru menyadari wanita cantik ini adalah Widia Lianto, tunangan
Widia berkata dengan marah, "Jangan harap! Meski di dunia ini nggak ada pria lagi, aku juga nggak akan menyukaimu!"Di luar sana ada begitu banyak pria yang jauh lebih baik dari Tobi, tetapi Widia juga tidak tertarik. Jadi, bagaimana dia bisa jatuh cinta kepadanya?"Widia!"Tiba-tiba seorang wanita cantik yang berpakaian seksi maju ke depan.Celana pendek dan kaus ketat yang dia kenakan itu tampak memperlihatkan pusarnya, bahkan pinggang ramping dan kaki panjangnya itu terekspos semuanya. Ditambah dengan kulit putihnya itu, dia makin menarik perhatian orang.Dengan santai, dia melirik Tobi yang berada di sampingnya itu.Meski hanya mengenakan pakaian biasa, wajah Tobi lumayan tampan. Namun, bagaimana orang desa ini bisa dijodohkan kepada Widia? Bagai pungguk merindukan bulan.Hanya tahu berangan-angan saja."Kamu sudah datang," sapa Widia.Kemudian, dia berkata kepada Tobi, "Ini teman baikku, Tania Suwitno."Tobi mengulurkan tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Halo!"Namun, Tania
Semua orang tertegun sejenak. Mereka tidak menyangka Tobi berani naik ke atas panggung. Seketika para penonton langsung mentertawakannya."Haha. Lucu sekali. Orang desa sepertimu masih berani membual.""..."Tobi tidak berniat meladeni mereka, dia langsung mengambil sebuah pedang dan mendesak lawannya, "Cepat mulai."Joni agak bingung. Setelah naik, dia bertanya, "Kamu nggak pakai alat pelindung?""Nggak perlu."Mendengar ucapan itu, Joni seketika marah. Dia tersenyum dingin sambil berkata, "Ya, jangan salahkan aku kalau kamu terluka nanti." Joni bahkan berpikir untuk mengambil kesempatan ini untuk melumpuhkan tangan dan kakinya.Tobi mengerutkan kening dan berseru, "Banyak omong kali."Bukan hanya Joni yang merasa marah, tetapi semua orang juga tidak bisa berkata-kata.Melihat postur Tobi memegang pedang, dia kelihatan seperti orang awam. Kenapa dia malah pamer seperti ini, bukankah dia cari mati?Widia juga merasa gugup. Meskipun dia tidak menyukai Tobi dan ingin mengusirnya, dia jug
"Oh?"Semua orang langsung tertarik untuk mendengarnya."Tahukah kalian, Pak Damar dari Serikat Dagang Lawana akan mengadakan jamuan makan untuk menyambut kedatangan orang penting malam ini?""Benarkah? Orang penting seperti apa yang membuat Pak Damar menyambutnya seperti itu?""Tentu saja orang penting yang sangat hebat. Saat ini, hanya keluarga yang telah bergabung dengan Serikat Dagang Lawana yang menerima pemberitahuan tersebut."Joni tersenyum dan berkata, "Widia, bukankah Keluarga Lianto sudah lama mendaftar untuk bergabung dengan Serikat Dagang Lawana? Malam ini kesempatanmu sudah datang."Hati Widia tergerak mendengarnya, lalu dia bertanya, "Bagaimana caranya?"Keluarga mereka memang telah mendaftar dan berhasil menempati posisi sepuluh besar, tetapi Serikat Dagang Lawana hanya menerima tiga kuota saja. Jadi, harapan mereka sangat tipis."Gampang, kok. Aku bisa ajak teman untuk jamuan malam ini. Kamu ikut saja denganku. Nanti aku akan memperkenalkan pejabat senior Serikat Dagan
Semua orang tampak terpengarah.Widia juga terkejut. Mungkinkah pria berpenampilan kolot ini adalah orang hebat?Namun, tiba-tiba Joni menerima sebuah berita dan tampak kaget, "Putri Keluarga Yusnuwa mendadak jatuh sakit. Dengar-dengar, penyakitnya sangat serius.""Apa? Ini masalah besar.""Ya. Aku dengar, Pak Damar sangat menyayangi putrinya dan selalu melindunginya. Selain kerabat dan teman-temannya, nggak ada orang yang tahu seperti apa rupanya.""Benar, tapi kudengar dia sangat cantik, bagaikan seorang dewi."Joni tiba-tiba sadar dan berseru, "Aku mengerti sekarang. Ternyata putri Pak Damar sakit, jadi dia membatalkan jamuan malam ini.""Benar, benar. Bukankah Pak Damar sangat menyayangi putrinya? Pasti itu alasannya!""Sudah kubilang, 'kan? Mana mungkin bocah ini bisa mengatur Pak Damar.""Benar. Hanya kebetulan saja. Hampir saja kita tertipu.""Dasar nggak tahu malu."Di saat itu juga, ponsel Tobi berdering. Sepertinya Damar meneleponnya untuk meminta bantuan.Tobi langsung menan
Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab
Perkataan itu seketika membuat Yaldora gemetar tanpa alasan.Sebenarnya, sejak pertemuan pertama mereka, Yaldora telah memiliki kesan yang mendalam terhadap Tobi. Apalagi, itu adalah kesan yang sangat nyaman dan baik.Hanya saja, dia mengira mereka tidak mungkin punya kesempatan untuk bertemu lagi. Siapa sangka mereka akan bertemu lagi secepat ini. Apalagi, target dari misi yang diberikan gurunya juga pria itu.Jika bukan karena target kali ini adalah Tobi, Yaldora pasti akan langsung menolak 'jebakan wanita cantik' yang disarankan gurunya. Bahkan, lebih mustahil untuk turun gunung dengan tujuan seperti ini.Meski Yaldora berutang budi kepada gurunya, dia juga tidak bisa memenuhi permintaan seperti ini!Ekspresi wajah Yaldora kembali normal. Dia pun berkata dengan tenang, "Sudah kubilang, aku hanya fokus berkultivasi. Aku nggak tertarik dengan pria.""Aku nggak bisa memaksamu, tapi bukan hanya karena kamu nggak tertarik sama pria, kamu juga akan melarangku menyukaimu, 'kan?" kata Tobi
"Mempermainkanmu?"Tobi tertegun sejenak. Sebenarnya, itu hanya lelucon saja."Memangnya bukan?""Kalau kamu orang seperti itu, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Yaldora tampak kesal. Sebenarnya, dia menganggap Tobi sebagai orang baik.Jika tidak, mana mungkin dia akan mendatanginya dan masuk ke dalam untuk duduk.Namun, setelah dilihat sekarang, semua perkataan Tobi itu penuh dengan kebohongan. Dia tidak jujur seperti yang tampak dari tampangnya.Tanpa sadar, hal ini malah membuatnya marah. Dia bahkan melupakan tugas gurunya.Kali ini, Tobi benar-benar bingung. Padahal, dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Sekalipun dia berbohong, Yaldora juga tidak perlu marah seperti itu, 'kan?Mungkinkah tebakannya salah?Gadis ini mendekatinya tanpa tujuan apa pun? Murni hanya karena memiliki kesan baik terhadap dirinya?Jika bukan demikian, kenapa masalah sepele seperti itu bisa membuatnya marah?Apalagi, dilihat dari ekspresinya, Yaldora tidak terlihat seperti sedang berakting. Tobi se
Yaldora menghampiri Tobi. Dia tidak langsung duduk, tetapi bertanya dengan dingin, "Kamu mencariku?""Ya, duduklah."Tobi mengangguk dan tersenyum. Lantaran Laurin telah mengundangnya kemari, dia tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Yaldora melirik sekilas. Laurin duduk di bagian dalam, sedangkan Tobi tidak berniat berdiri untuk membiarkannya masuk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk berjalan melewati tempat duduk Tobi, tetapi dengan bokong mengarah kepada pria itu.Karena gurunya telah berpesan kepadanya agar mendekati Tobi. Jika dia bahkan tidak bisa melakukan hal kecil seperti ini, bagaimana dia bisa menyelesaikan tugas gurunya dan mendapatkan liontin giok?Sosok anggun itu melewatinya, apalagi bokong indahnya menghadap ke arahnya. Terutama, Tobi dalam posisi duduk, sedangkan Yaldora berdiri. Dari ketinggian dan jarak seperti itu, sulit untuk tidak melihat langsung.Namun, Yaldora bergegas duduk dan memandang Tobi, seakan bertanya mengapa dia memintanya datan
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama
Laurin tidak berani terlalu lancang karena takut perkataannya akan mencelakai dirinya sendiri. Dia tidak lagi berbicara sampai Tobi mengantarnya pulang dengan selamat.Dia tidak masuk ke dalam rumah. Meski dia bilang meninggalkan sebuah kamar untuk dirinya, dia tidak pernah tinggal di rumah itu sama sekali.Lantaran dia tahu Tuan Muda tidak ingin orang lain mengusik dunia milik berduanya dengan Kakak Ipar.Laurin memanggil Tobi dengan sebutan Tuan Muda, tetapi tidak memanggil Widia dengan sebutan Nyonya. Meski sebutan itu tidak terlalu tepat dan aneh, dia tidak peduli. Lantaran dia hanya punya satu Nyonya, yaitu Naura.Tobi kembali ke rumah. Dia sempat melakukan komunikasi yang lebih mendalam dengan Widia. Keesokan paginya, dia telah muncul di bandara.Widia juga datang. Meski pekerjaannya sangat sibuk, dia merasa perjalanan Tobi ke Jatra kali ini tidak biasa, jadi dia pun sengaja datang untuk mengantarnya.Begitu tiba di bandara dan menyadari semua ini, Laurin segera bersembunyi. Sete
Tobi berkata dengan jujur, "Apa kamu ingin membuat hati nuraniku merasa nggak tenang?""Bu ... bukan begitu!""Kalau begitu, sudah benar. Kalau kita memang berjodoh, pasti akan ada kesempatan." Selesai berbicara, Tobi memandang Shinta yang telah melepaskan rangkulan tangannya dan berdiri.Mendengar itu, Shinta tidak berani terus memaksakan keinginannya dan hanya berkata tak berdaya, "Baiklah. Aku dengar perkataan Kak Tobi saja."Setelah itu, Tobi buru-buru keluar dari kamar Shinta. Baru saja meninggalkan lobi hotel, siapa sangka ada mobil sport Ferrari yang berhenti di luar sana. Yang duduk di dalam mobil adalah seorang wanita cantik.Banyak pria yang terus memusatkan perhatian pada wanita itu. Karena gadis ini begitu cantik dan menawan. Mereka tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Andai mereka memiliki wanita seperti itu, mereka akan rela menanggung konsekuensi apa pun.Saat gadis itu melihat Tobi keluar, dia langsung berteriak, "Tuan Muda!"Tobi terkejut. Bukankah itu Laurin? Dia
Mendengar itu, Shinta diam-diam merasa sedih. Kak Tobi benar-benar orang yang baik. Dia pun berkata, "Terima kasih, Kak Tobi. Selain minta maaf, aku juga ingin berterima kasih untuk bantuanmu hari ini.""Kalau bukan berkat kamu, meski keluarga kami nggak akan berakhir, hidupku pasti sudah hancur."Membayangkan situasi barusan, jika bukan karena Kak Tobi, dia pasti harus mengikuti Steven dan menjadi wanitanya. Mengikuti orang seperti Steven, sudah pasti hidupnya akan hancur."Hmm, kita berteman. Sudah seharusnya kita saling membantu. Lagian, bukankah kamu juga membantuku sekarang?""Aku membantumu?" Shinta tidak paham."Kamu membantuku menangani Grup Bustan.""Itu namanya bukan membantumu. Kak Tobi-lah yang memberiku kesempatan. Membahas masalah ini, aku juga ingin mengucapkan terima kasih lagi kepada Kak Tobi," ucap Shinta dengan antusias."Oke, aku sudah menerima ucapan terima kasihmu. Kelak, jangan bahas masalah ini lagi," ucap Tobi tidak berdaya. Dia ingin segera mengakhiri obrolan
Padahal, Tobi telah menyusun rencana barusan, tetapi dia malah sulit untuk melakukannya. Sebenarnya, kelakuan ayahnya Shinta barusan sangat tidak sopan dan juga membuat orang merasa jijik.Namun, juga masih belum kelewat batas. Dia murni hanya ingin mencari aman dan menghindari masalah besar.Yang paling penting, Tobi bisa menyadari bahwa Shinta sangat menghormati ayahnya. Pasti karena ayahnya memperlakukannya dengan baik. Jika Tobi mengatakan ingin putus di saat ini juga, takutnya Shinta akan merasa tidak nyaman.Lupakan saja. Biarlah Shinta sendiri yang menjelaskan kepada ayahnya tentang mereka putus nantinya.Jika demikian, segalanya akan jauh lebih leluasa.Lagi pula, Tobi tidak punya waktu untuk datang ke sini dan berpura-pura menjadi pacar lagi.Lantaran masalah Steven telah terselesaikan, mereka sekeluarga pun makan dengan gembira. Apalagi, hidangan yang dipesan Tobi semuanya lezat-lezat. Tidak heran, harganya juga tidak biasa. Karena semuanya dibuat menggunakan bahan premium da