Dilihat dari situasi saat ini, Clara pasti akan punya masa depan yang menjanjikan.Mulai sekarang, mereka harus berhati-hati terhadap gadis ini.Setelah menyelesaikan masalah Hafis, Tobi pun tidak ingin tinggal di sana lebih lama lagi. Dia langsung berkata dengan nada tegas, "Aku rasa semuanya sudah melihat hal yang kurang menyenangkan hari ini.""Untung saja, hasilnya sangat bagus. Perusahaan akhirnya berhasil menyingkirkan para pengkhianat. Sekarang, semua orang sudah bisa bernapas lega dan memperlihatkan kemampuan yang sesungguhnya.""Selain mereka, aku tahu perusahaan masih punya banyak masalah. Entah itu masalah suap, korupsi, ataupun konflik lainnya. Dari awal, aku sudah bertekad nggak akan melepaskan satu pun dari mereka. Pokoknya, semuanya akan kubereskan.""Skenario terburuknya paling perusahaan akan terjebak dalam masa krisis dan terkena dampak.""Jangankan terjebak dalam masa krisis, sekalipun kehilangan triliunan, juga bukanlah apa-apa. Aku nggak perlu ambil pusing sama sek
Mendengar itu, semua orang kembali terkejut.Tobi bahkan tidak peduli dengan kebangkrutan perusahaan. Apalagi, dia juga tidak peduli sekalipun yang datang memohon pengampunan adalah presdirnya Grup Toranda!Betapa mendominasi dan protektifnya pemuda ini!Banyak orang diam-diam menebak latar belakang pemuda ini. Dia mungkin memiliki hubungan dekat dengan presdir mereka. Mungkin statusnya juga sangat luar biasa.Menyaksikan semua itu, mereka juga memandang Widia dengan tatapan iri.Khususnya, para wanita. Mereka mulai berangan-angan sendiri. Andai mereka memiliki pria seperti itu, mereka pasti akan sangat bahagia.Dilindungi oleh Tobi tanpa syarat seperti itu, tentu saja membuat hati Widia makin tersentuh.Pengorbanan Tobi untuk dirinya sudah terlalu banyak. Bahkan, pria itu juga mendedikasikan dirinya sepenuh hati kepada Widia.Memikirkan kejadian di masa lalu, Tobi juga selalu melindungi Widia secara diam-diam.Hanya saja, Widia yang terlalu bodoh sebelumnya dan tidak menyadari hal itu
"Karena dia bilang, apa pun yang terjadi, dia pasti akan menuruti kata-kataku!""Tanpa izinku, dia nggak akan berani melakukan apa pun kepada kalian.""Haha ...."Begitu mendengar kata-kata Widia, semua orang langsung tertawa. Mereka mendadak merasa Bu Widia sangat baik.Padahal Bu Widia memiliki pengaruh tinggi, tetapi sikapnya masih begitu lembut.Wajah Widia memerah saat mengulang perkataan Tobi barusan. Dia sengaja mengatakan seperti itu agar tidak membuat semua orang hanya fokus menyanjung dirinya dan tidak berjuang sebaik mungkin untuk perusahaan. Dia tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi.Tobi bisa mengabaikan keuntungan perusahaan, bahkan tidak peduli jika perusahaannya bangkrut. Namun, beda halnya dengan Widia. Lantaran dia sudah mengambil alih posisi itu, maka dia harus melakukannya dengan baik. Selain itu, dia juga akan membuat perusahaan berkembang makin baik.Jika tidak, bagaimana dia menjelaskan hal ini kepada calon ibu mertuanya?Melihat reaksi semua orang, Widia
Sebenarnya, kali ini bukan Tobi yang melakukannya, melainkan Naura yang menyiapkannya. Hanya saja, Naura jelas tidak akan mempermasalahkan hal ini. Lagi pula, dia juga sangat senang dengan hasil seperti ini.Kabar mengenai kantor cabang Grup Toranda di Doma dengan cepat sampai ke telinga Naura. Mendadak senyuman muncul di wajahnya.Meski Widia mendapat bantuan dari Tobi, penampilan calon menantunya itu benar-benar membuat Naura sangat puas.Lagi pula, secara keseluruhan, Grup Toranda sudah sangat bagus. Hanya saja, kantor cabang ini yang bermasalah. Naura hanya ingin melihat bagaimana Widia akan menangani semuanya dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.Tak disangka, masalah akan terselesaikan begitu cepat. Selain itu, masih bisa memicu semangat semua orang untuk bekerja keras.Tidak sia-sia Naura mengutus orang untuk menyiapkan informasi karyawan yang begitu mendetail untuk Widia.Setelah meninggalkan perusahaan, Tobi berpikir untuk mencari rumah yang cocok untuk Widia. Dia tidak mungk
Jika terus lanjut seperti ini, mungkin Laurin juga akan kehilangan kesempatan untuk mengikuti Tobi lagi. Jadi, dia memutuskan untuk mengambil inisiatif.Sekalipun tidak bisa menjadi istrinya Tobi, jika Laurin bisa berhubungan badan dengan Tobi, bukankah dia bisa dianggap sebagai wanitanya Tobi? Setidaknya, dia bisa tinggal bersama pria itu seumur hidupnya.Jika tidak, cepat atau lambat, Laurin akan makin menjauh dari Tobi.Oleh karena itu, Laurin memutuskan untuk menaruh obat. Obat ini tidak sederhana. Bukan hanya tidak berwarna, tetapi juga tidak berbau, apalagi jarang ditemukan. Hanya saja, khasiatnya juga tidak terlalu kuat.Tidak masalah. Dengan begitu, bukankah akan sulit terbongkar? Ditambah lagi dengan pesonanya yang begitu sempurna.Demi meningkatkan pesonanya, Laurin telah berlatih keras akhir-akhir ini. Dia melakukan semua itu agar bisa memikat Tobi dan membuat pria itu tertarik kepadanya.Hari ini, Laurin mengenakan gaun hitam dengan belahan yang sedikit lebih rendah dan mem
Tobi tertegun. Dia jelas tidak menyangka Laurin akan agresif seperti itu. Gadis itu memeluknya erat dan langsung mencium bibirnya.Meski agak kikuk, Tobi juga menikmati ciuman itu.Sebenarnya, berdasarkan kekuatan Tobi, ini bukan karena dia kehilangan akal sehat sepenuhnya, tetapi lebih karena pesona Laurin yang begitu memikat.Perasaan Tobi kepada Jessi dan Laurin sebenarnya sama saja. Dia menghargai keduanya, memiliki kesan yang baik, dan juga menyukai mereka.Namun, sekadar itu saja, tidak lebih. Pada akhirnya, yang paling dia cintai hanya Widia seorang. Itu sebabnya, dia tidak berani melangkah lebih jauh lagi.Hanya saja, baik dari penampilan Laurin saat ini, daya tariknya ataupun khasiat obat, semuanya membangkitkan gairah Tobi.Pria itu bahkan refleks membuka mulutnya. Tangannya mulai bergerak menjelajahi tubuh Laurin. Sentuhan dan sensasi itu sangatlah menarik.Sempurna sekali!Tidak dimungkiri, dalam hal memikat pria, Laurin tidak kalah menariknya dengan Widia. Apalagi, perasaa
"Ya, aku tahu. Kamu bahkan membuat unggahan di Twitter untuk mendukung kami," kata Tobi sambil tersenyum.Tak disangka, Kak Tobi tahu masalah ini. Fiona terlihat senang dan buru-buru berkata, "Bukan apa-apa. Lagian, nggak ada pengaruhnya sama sekali.""Siapa bilang? Ada pengaruhnya, kok. Kamu saja yang nggak menyadarinya.""Benarkah? Terima kasih pujianmu, Kak Tobi. Sebenarnya aku meneleponmu kali ini juga karena tahu kamu lagi di Doma. Jadi, aku ingin mengundangmu datang ke konserku.""Kamu mengadakan konser di Doma, ya? Kapan?" tanya Tobi. Dia pasti akan meluangkan waktu. Namun, jika bertepatan dengan pertemuan Sekte Suci, mungkin dia tidak akan sempat."Malam ini jam 7.30, di stadion. Apa kamu punya waktu?" tanya Fiona penuh harap, dia sangat ingin Tobi hadir di konsernya.Jika bukan karena masalah Darius, Fiona pasti sudah mengundangnya dari awal. Setelah melihat semuanya sudah selesai, dia baru berani mengundang Tobi."Ada, kok!"Tanpa perlu berpikir panjang, Tobi langsung menyetu
Laurin tidak henti-hentinya berbicara. Dia sendiri bahkan tidak tahu apa yang dia ocehkan di sana. Dia hanya berusaha menjelaskan apa yang dia rasakan.Tobi tidak menyela ataupun menghentikannya. Pria itu hanya mendengar dari samping dengan tenang.Dia tidak menyangka Laurin akan memiliki perasaan yang begitu dalam kepadanya. Kenyataan itu tentu membuat Tobi merasa bersalah dan juga risih.Sama halnya dengan Jessi. Hanya saja, Tobi telah melakukan banyak hal untuk Jessi dan sering membantunya. Jadi, setidaknya hati Tobi merasa jauh lebih baik.Selain membantu Laurin menerobos alam Guru Besar, Tobi tidak pernah melakukan apa pun lagi untuk gadis itu. Sebaliknya, Laurin malah sering membantu dirinya dan juga ibunya dalam menemukan keberadaannya.Yang paling penting lagi, Tobi tidak tahu harus bagaimana menghadapi dan menghibur Laurin.Memang benar, membiarkan Laurin menjadi wanitanya bukanlah hal sulit. Apalagi, ini mungkin hal yang paling diinginkan oleh pria mana pun.Namun, Tobi sudah