Dia kemudian buru-buru berkata, "Kak Nova, bisa-bisanya Widia mencari orang untuk menyamar sebagai Pak Edward. Orang itu bahkan menyuruh Widia untuk menanganiku sesuka hatinya.""Saya barusan ingin menelepon Pak Edward dan melaporkan masalah ini kepadanya, tapi nggak diangkat. Saya ingin Anda membantu saya, lihat bagaimana cara menangani ...."Nova langsung mengumpat dengan marah, "Sialan! Siapa yang ingin kamu tangani?"Selama ini, Nova terkenal dengan keanggunannya. Dia tidak pernah menggunakan kata-kata kasar seperti itu.Bahkan, tanpa pengeras suara pun, kata-kata itu terdengar jelas di telinga semua orang.Terutama karena semua orang terdiam dan tidak sabar menunggu hasil pembicaraan mereka.Namun, siapa sangka, kalimat pertama dari Nona Nova langsung membuat orang terpana dan kaget."Kamu masih berani melapor hal ini kepada Pak Edward? Sepertinya kamu sudah bosan hidup!"Nova tampak begitu emosi. "Aku beri tahu kamu, bisa-bisanya kamu menyinggung manajer umum yang ditunjuk oleh p
Nova, nona ketiga Keluarga Byantara, sama sekali tidak pernah dipermalukan. Keluarga Byantara sendiri juga tidak pernah menerima perlakuan buruk seperti itu sebelumnya.Bahkan, sempat tebersit keinginan dalam hati Nova untuk melawan Grup Toranda sampai akhir dan membalikkan situasi sepenuhnya. Bukan demi Hafis, tetapi untuk melampiaskan emosinya itu.Namun pada akhirnya, dia terpaksa menahan kembali emosinya. Dia tahu Grup Toranda sangat menakutkan. Selain presdir, yang juga pemegang saham mayoritas, masih ada juga beberapa orang penting lainnya.Dia tidak berani menyinggung orang-orang hebat seperti itu.Terlebih lagi, karena sekarang adalah masa penting bagi Keluarga Byantara untuk mengungguli Keluarga Yudistira. Pokoknya, tidak boleh terjadi kesalahan apa pun dan jangan biarkan masalah sepele memengaruhi rencana besar mereka.Nova tidak perlu mempertaruhkan nasib keluarganya hanya demi Hafis.Suatu hari nanti, Nova pasti akan memulihkan harga dirinya dan juga martabat Keluarga Byant
"Maaf, aku sudah bersalah!""Bu Widia, saya masih harus menghidupi orang tua saya dan anak saya masih kecil. Saya mohon, tolong beri saya kesempatan lagi.""Jangan khawatir. Kami akan mengembalikan semua uang suap yang telah kami terima. Kalau Anda punya permintaan lainnya, silakan katakan saja.""Asalkan kamu berjanji melepaskan kami, nggak peduli apa pun itu, kami pasti akan melakukannya.""...."Singkatnya, mereka telah berlutut dan memohon pengampunan. Mereka bersedia menebus kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya.Karena masalah sekarang bukan hanya melibatkan perkara uang saja, tetapi juga bisa menjerumuskan mereka ke dalam penjara. Apalagi mengingat jumlahnya yang tidaklah sedikit.Terlebih lagi, kantor pusat sudah mengatakan akan menyerahkan semuanya kepada Bu Widia.Dengan kata lain, nasib mereka kini berada di tangan Bu Widia. Jika Widia mau melepaskan mereka, maka mereka masih tertolong. Sebaliknya, jika Widia ingin mereka mati, mereka juga tidak punya pilihan lagi.Itu s
"Sudahlah!"Tobi tidak ingin membuang-buang waktu lagi dan berkata dengan nada dingin, "Sudah kubilang sebelumnya, aku sama sekali nggak peduli dengan uang. Kesalahan terbesarmu adalah berani membuat istriku tersinggung.""Jadi, selain Hafis, kalian semua hanya perlu mengembalikan semua uang yang kalian terima dan keluar dari perusahaan sendiri. Kami nggak akan minta pertanggungjawaban lainnya!""Tapi, Hafis, nggak peduli seberapa hebat sandiwaramu, juga nggak ada gunanya bagiku. Cepat singkirkan air matamu yang nggak berharga itu.""Enyahlah. Siap-siap terima surat gugatan dari pengadilan saja!"Mendengar itu, rekan-rekannya Hafis langsung menitikkan air mata haru.Menghadapi orang yang begitu menakutkan, bisa selamat tanpa cedera sudah merupakan berkah yang harus disyukuri.Sebaliknya, Hafis tampak terkulai lemas. Dia tidak menyangka bahwa tamparannya yang membuat kedua pipinya membengkak parah itu pada akhirnya tidak akan berpengaruh sama sekali.Hafis melirik Widia lagi. Dia mendad
Dilihat dari situasi saat ini, Clara pasti akan punya masa depan yang menjanjikan.Mulai sekarang, mereka harus berhati-hati terhadap gadis ini.Setelah menyelesaikan masalah Hafis, Tobi pun tidak ingin tinggal di sana lebih lama lagi. Dia langsung berkata dengan nada tegas, "Aku rasa semuanya sudah melihat hal yang kurang menyenangkan hari ini.""Untung saja, hasilnya sangat bagus. Perusahaan akhirnya berhasil menyingkirkan para pengkhianat. Sekarang, semua orang sudah bisa bernapas lega dan memperlihatkan kemampuan yang sesungguhnya.""Selain mereka, aku tahu perusahaan masih punya banyak masalah. Entah itu masalah suap, korupsi, ataupun konflik lainnya. Dari awal, aku sudah bertekad nggak akan melepaskan satu pun dari mereka. Pokoknya, semuanya akan kubereskan.""Skenario terburuknya paling perusahaan akan terjebak dalam masa krisis dan terkena dampak.""Jangankan terjebak dalam masa krisis, sekalipun kehilangan triliunan, juga bukanlah apa-apa. Aku nggak perlu ambil pusing sama sek
Mendengar itu, semua orang kembali terkejut.Tobi bahkan tidak peduli dengan kebangkrutan perusahaan. Apalagi, dia juga tidak peduli sekalipun yang datang memohon pengampunan adalah presdirnya Grup Toranda!Betapa mendominasi dan protektifnya pemuda ini!Banyak orang diam-diam menebak latar belakang pemuda ini. Dia mungkin memiliki hubungan dekat dengan presdir mereka. Mungkin statusnya juga sangat luar biasa.Menyaksikan semua itu, mereka juga memandang Widia dengan tatapan iri.Khususnya, para wanita. Mereka mulai berangan-angan sendiri. Andai mereka memiliki pria seperti itu, mereka pasti akan sangat bahagia.Dilindungi oleh Tobi tanpa syarat seperti itu, tentu saja membuat hati Widia makin tersentuh.Pengorbanan Tobi untuk dirinya sudah terlalu banyak. Bahkan, pria itu juga mendedikasikan dirinya sepenuh hati kepada Widia.Memikirkan kejadian di masa lalu, Tobi juga selalu melindungi Widia secara diam-diam.Hanya saja, Widia yang terlalu bodoh sebelumnya dan tidak menyadari hal itu
"Karena dia bilang, apa pun yang terjadi, dia pasti akan menuruti kata-kataku!""Tanpa izinku, dia nggak akan berani melakukan apa pun kepada kalian.""Haha ...."Begitu mendengar kata-kata Widia, semua orang langsung tertawa. Mereka mendadak merasa Bu Widia sangat baik.Padahal Bu Widia memiliki pengaruh tinggi, tetapi sikapnya masih begitu lembut.Wajah Widia memerah saat mengulang perkataan Tobi barusan. Dia sengaja mengatakan seperti itu agar tidak membuat semua orang hanya fokus menyanjung dirinya dan tidak berjuang sebaik mungkin untuk perusahaan. Dia tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi.Tobi bisa mengabaikan keuntungan perusahaan, bahkan tidak peduli jika perusahaannya bangkrut. Namun, beda halnya dengan Widia. Lantaran dia sudah mengambil alih posisi itu, maka dia harus melakukannya dengan baik. Selain itu, dia juga akan membuat perusahaan berkembang makin baik.Jika tidak, bagaimana dia menjelaskan hal ini kepada calon ibu mertuanya?Melihat reaksi semua orang, Widia
Sebenarnya, kali ini bukan Tobi yang melakukannya, melainkan Naura yang menyiapkannya. Hanya saja, Naura jelas tidak akan mempermasalahkan hal ini. Lagi pula, dia juga sangat senang dengan hasil seperti ini.Kabar mengenai kantor cabang Grup Toranda di Doma dengan cepat sampai ke telinga Naura. Mendadak senyuman muncul di wajahnya.Meski Widia mendapat bantuan dari Tobi, penampilan calon menantunya itu benar-benar membuat Naura sangat puas.Lagi pula, secara keseluruhan, Grup Toranda sudah sangat bagus. Hanya saja, kantor cabang ini yang bermasalah. Naura hanya ingin melihat bagaimana Widia akan menangani semuanya dan berapa lama waktu yang dibutuhkan.Tak disangka, masalah akan terselesaikan begitu cepat. Selain itu, masih bisa memicu semangat semua orang untuk bekerja keras.Tidak sia-sia Naura mengutus orang untuk menyiapkan informasi karyawan yang begitu mendetail untuk Widia.Setelah meninggalkan perusahaan, Tobi berpikir untuk mencari rumah yang cocok untuk Widia. Dia tidak mungk
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K