Ditolak langsung di depan umum seperti itu tentu saja membuat ekspresi wajah Darius berubah kesal. Harga dirinya jelas-jelas terluka.Namun, sebelum dia berbicara, para penggemar itu sudah tidak tahan lagi."Apa yang dia katakan? Dia kira siapa dirinya? Beraninya dia bilang dia bukan penggemar Darius?""Benar. Kalau kamu bukan penggemar Darius, buat apa kamu ikut berkerumun di sini?""Aku tahu. Dia pasti berpura-pura sok jual mahal agar bisa membuat Darius terkesan. Dasar nggak tahu malu.""Aku sering bertemu sama orang yang nggak tahu malu, tapi aku belum pernah bertemu yang parah seperti ini. Andai di sini nggak ada begitu banyak orang, dia pasti akan langsung naik ke tempat tidurnya Kak Darius.""Nggak tahu malu!""Wanita licik! Menjijikkan sekali!"Widia tertegun sejenak. Padahal, dia tidak melakukan apa pun, tetapi malah dihujat habis-habisan. Apalagi, kata-kata yang mereka ucapkan itu begitu tidak enak didengar.Tobi juga emosi. Kebetulan, penggemar yang paling banyak memarahi Wi
Penampilan Tobi yang galak dan mendominasi membuat semua orang langsung terdiam. Namun, apa yang dia katakan selanjutnya membuat semua orang makin gila.Satu demi satu dari mereka bersiap untuk mencakarnya habis-habisan.Hal ini juga menyebabkan suasana bertambah kacau, bahkan membuat Darius sedikit gugup.Lantaran posisi Darius kini juga tidak terlalu menguntungkan, apalagi dia juga ikut terpukul. Dia tidak peduli para penggemar bodohnya terluka. Lagi pula, mereka memang pantas mendapatkannya. Hanya saja, mereka tentu tidak boleh membuat dirinya terlibat."Semuanya, tenanglah!""Tenang dulu!" teriak Darius."Kak Darius sudah bicara. Kita harus dengar kata-kata Kak Darius.""Semuanya, hentikan dan dengarkan apa yang dikatakan Kak Darius. Kak Darius pasti nggak akan melepaskan penjahat ini begitu saja.""..."Tak disangka, perkataan itu justru membuat para penggemar gila itu terdiam. Ternyata, cara ini berguna juga.Darius tampak puas dan memandang Widia dengan ekspresi bangga, seolah m
Sayangnya, Tobi hanya memperlihatkan ekspresi geli. Gerakannya begitu gesit. Dalam sekejap, dia telah menjatuhkan mereka dengan tiga pukulan dan dua tendangan. Tindakan itu tentu membuat semua orang tercengang."Ayo, lanjutkan!"Tobi memandang Darius sambil tersenyum sinis."Hei, ucapanmu sama sekali nggak masuk akal. Kamu pria barbar yang hanya bisa bertarung dan main kekerasaan!" umpat Darius dengan kesal."Kamu bilang aku barbar?" tanya Tobi sambil tersenyum sinis."Memangnya bukan? Kami berbaik hati datang ke Negara Harlanda untuk tampil dan menyebarkan musik yang bagus, dan menampilkan karya yang luar biasa untuk kalian. Tapi, kalian malah memperlakukan kami dengan kasar. Aku mau menuntutmu. Aku akan pergi ke pengadilan untuk menuntut kalian!" ucap Darius dengan suara lantang.Tidak disangka, banyak penggemar yang menganggap perkatan Darius benar. "Dia bukan hanya memukul orang di depan umum, tapi dia juga nggak mau bertobat dan berkelahi dengan para pengawal. Dia hanya mencoreng
Setelah mereka masuk ke dalam lift, Tobi menyadari wajah Widia yang terlihat tidak begitu senang. Dia langsung menghiburnya, "Jangan pedulikan orang-orang itu. Mereka hanyalah sekelompok penggemar yang nggak punya otak.""Bukan begitu. Aku sama sekali nggak peduli dengan perkataan mereka, tapi aku khawatir mereka nggak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja. Masalah ini pasti akan berdampak buruk bagimu," kata Widia dengan cemas.Mendengar itu, Clara juga ikut menimpali, "Benar, orang-orang ini sungguh gila. Mereka nggak akan melepaskan masalah ini begitu saja.""Hehe. Baguslah kalau begitu."Tobi mendengus dingin dan berkata, "Jangan khawatir. Aku punya banyak cara untuk menghadapi orang-orang seperti ini."Widia hanya mengangguk, lalu tidak berbicara lagi.Masalah sudah jadi seperti ini. Mereka hanya bisa menghadapinya bersama saja.Clara memandang Tobi dengan heran. Dia tampak ragu sejenak, tetapi dia kemudian berkata, "Aku barusan lihat ada orang yang merekam video. Entah
"Ya, dia benar-benar nggak masuk akal sekali dan sembarangan pukul orang. Pak Polisi, lihatlah. Kami semua dipukul olehnya."Semua orang langsung mengeluh"Siapa yang memukul orang? Cepat maju ke depan," ucap Pak Bahran dengan tegas."Pak Polisi, dia sudah pergi. Tapi dia tinggal di hotel ini. Oh ya, kami punya bukti rekamannya," jawab Darius segera mengeluarkan video yang baru saja mereka rekam.Video itu dimulai dari aksi Tobi menampar penggemar, kemudian pengawalnya Darius. Tidak peduli dilihat dari segi mana pun, yang dilakukan Tobi sudah termasuk kekerasan fisik yang tidak masuk akal.Sayangnya, kata-kata kasar yang diucapkan Darius kepada Tobi tidak bisa terdengar dengan jelas. Sebaliknya, aksi Darius yang melindungi para penggemarnya malah terekam dengan jelas. Jadi, Darius merasa ini semua harusnya tidak akan menjadi masalah besar baginya.Setelah Pak Bahran selesai menonton rekaman itu dan meminta salinan bukti, dia kemudian bertanya, "Mengapa bisa terjadi perkelahian?""Seben
Pak Bahran mengetuk pintu kamar.Tobi membuka pintu dan langsung menemukan sosok Pak Bahran. Bukankah dia sudah menelepon Pak Cahyo? Apa dia tidak memberitahukan masalah ini?Pak Cahyo bukan orang lain, melainkan pemimpin tertinggi di Provinsi Novara. Berdasarkan kemampuannya, seharusnya tidak ada masalah untuk menunda masalah ini selama satu sampai dua hari."Halo ...."Pak Bahran baru saja berbicara, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering. Dia mengeluarkan ponselnya dan menyadari itu panggilan dari atasannya. Jadi, dia segera menjawab panggilan itu.Si penelepon langsung berkata, "Pak Bahran, kamu nggak perlu khawatirkan masalah hotel lagi. Cepat kembalilah.""Ah? Banyak orang terlibat dalam masalah ini, apalagi ada artis terkenal dari Negara Bareya, Darius. Dia juga punya banyak penggemar di Negara Harlanda kita.""Nggak perlu pedulikan dia. Katakan saja kamu sudah selidiki dan tengah mengumpulkan bukti. Biarkan mereka menunggu. Nanti, kamu pasti akan memberi mereka penjelasan.""Hmm,
Bisa-bisanya Tobi tidak dibawa ke kantor polisi hingga saat ini. Jelas-jelas bocah itu punya kekuatan. Hanya saja, beraninya Tobi melawannya hanya karena punya kekuatan kecil seperti itu. Darius pasti akan membiarkan dia melihat kemampuan yang sesungguhnya.Wanita di sebelahnya pun mengingatkannya, "Tapi Kak Darius, kamu barusan mengancamnya seperti itu, kamu nggak takut dia merekamnya?""Apa yang perlu ditakutkan? Sekalipun dia merekam, siapa yang bisa membuktikan kalau dia adalah pelayan yang aku utus? Aku juga bisa berdalih dan mengatakan itu semua sandiwaranya sendiri," ucap Darius sambil tersenyum sinis."Kak Darius memang pintar. Kamu hebat sekali.""Tentu saja. Kalau nggak, bagaimana kalian berdua bisa melayaniku dengan sukarela?" kata Darius dengan bangga. Ternyata, gadis yang berada di sampingnya itu adalah gadis yang ditampar oleh Tobi sebelumnya."Benar. Kak Darius tampan, keren, dan mendominasi. Kami sangat mencintaimu. Demi Kak Darius, aku bahkan sudah mengajukan permohona
Mata Tobi tampak menyala-nyala. Dia langsung membuat beberapa panggilan telepon berturut-turut. Dia terus menggali sejarah kelam milik Darius, kemudian mencari bukti dan video pendukung.Kali ini, dia akan membuat Darius membayar harga mahal.Darius jelas tidak mengetahui semua ini. Dia bahkan sangat bangga dengan apa yang dia perbuat. Saat makan malam, barulah dia bertanya dan mengetahui bahwa Tobi dan Widia tidak keluar.Dia berkata sambil tersenyum sinis, "Sudah lewat berapa lama, kenapa masih belum ada yang menangkapnya? Tak disangka, pendukung bocah ini cukup kuat juga."Tepat di saat itu, dia menerima sebuah pesan yang memberitahunya bahwa Widia adalah manajer umum baru Grup Toranda.Begitu rupanya. Pantas saja pihak berwenang tidak berani menangkap mereka. Ternyata mereka punya latar belakang sehebat itu.Namun, Darius hanya memiliki ijazah SD dan tidak tahu banyak mengenai Grup Toranda. Sekalipun dia memiliki gelar pendidikan tinggi, dia juga masih belum tentu memahami Grup Tor