Begitu Tobi tiba di restoran, dia langsung disambut dengan suara manis. "Dokter Tobi!"Tobi pun menolehkan kepalanya ke sumber suara itu. Tampak seorang wanita cantik dalam balutan gaun hitam.Wajahnya begitu mulus dan indah. Hanya dengan riasan tipis saja telah membuat keseluruhan dirinya terlihat lebih cantik dan menawan. Sepasang bola matanya yang hitam dan jernih. Ditambah dengan tinggi badan yang menawan dan kaki jenjang putih. Wanita itu benar-benar sangat memikat.Tobi tidak begitu memperhatikannya saat berada di rumah sakit sebelumnya. Gadis kecil ini ternyata begitu memesona. Pasti ada banyak pria yang tergila-gila kepadanya.Moris buru-buru mendekati Tobi. Ditatap oleh Tobi seperti itu telah membuat wajah gadis itu memerah. Dia pun berkata dengan suara pelan, "Dokter Tobi, kamu lihat apa?""Aku melihatmu. Untuk sesaat, aku terpesona dengan kecantikanmu." Tobi juga tidak menyembunyikannya. Pria itu langsung berterus terang."Dokter Tobi, jangan mengolok-olokku."Detak jantung
Tobi tersenyum dan berkata, "Sebenarnya samar-samar masih ingat. Kalau nggak salah, Anda bahkan memberi manisan buah kepada saya saat itu."Tobi memang masih ingat, tetapi kesannya tidak terlalu dalam. Meski memiliki daya ingat yang tajam, dia hanya ingat dengan kejadian setelah dia berumur tiga tahun. Sebaliknya, ingatannya sebelum berumur tiga tahun sudah samar."Benar. Kamu punya ingatan yang bagus."Rangga sangat senang dan berkata, "Tapi aku mau berterima kasih atas bantuanmu kali ini. Kalau nggak, mungkin saat ini aku sudah berada di alam baka."Rangga sudah mengetahui masalah kematian Muhar. Padahal, kondisi Muhar tidak separah kondisinya. Dengar-dengar, pihak rumah sakit saat itu tidak berani mengoperasi Rangga dan hanya bisa menunggu ajal menjemput saja."Sama-sama, Kakek Rangga. Kami dulu bisa selamat juga berkat bantuanmu."Saat melihat kakeknya punya hubungan yang begitu baik dengan Tobi, Moris juga ikut senang. Dia buru-buru menuangkan anggur untuk mereka berdua. Kemudian,
Setelah itu, Haryo segera mengambil gelas anggur dan berkata dengan hormat, "Dokter Tobi, maafkan aku. Karena terlalu bodoh, aku membuatmu tersinggung sebelumnya. Aku minta maaf kepadamu di sini."Kavin juga mengikuti jejak ayahnya dan buru-buru meminta maaf.Meski Tobi bilang tidak keberatan, dia juga tidak terlalu menyukai mereka berdua. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Yang lalu biarlah berlalu saja. Aku harap kalian nggak menindas orang lain lagi kelak.""Nggak. Kami nggak akan melakukannya lagi!"Keduanya bergegas berjanji."Bagus. Kalau begitu, anggap saja masalah ini sudah berlalu." Setelah itu, Tobi berbalik, lalu mengambil gelas anggur dan bersulang kepada Rangga, "Kakek Rangga, aku bersulang untukmu. Terima kasih atas bantuanmu dulu."Mendengar itu, Rangga segera mengangkat gelasnya dan berkata, "Mengapa kamu membicarakan hal ini lagi? Kalau ingin berterima kasih, akulah yang seharusnya berterima kasih kepadamu.""Tapi berbicara tentang kejadian dulu, sebenarnya masi
Mungkin Tobi dan ibunya bisa bertahan hidup dan mencapai posisi seperti sekarang inilah yang dikatakan sebagai akhir yang baik."Padahal baru beberapa bulan aku nggak bertemu dengannya, tapi dia sudah tampak menua begitu cepat."Rangga menghela napas, "Tomi, aku nggak bermaksud mempersulitmu. Kalau kamu leluasa, bantulah kakekmu. Tapi kalau kamu keberatan, aku juga nggak berani memaksamu.""Lagi pula, memang Keluarga Yudistira-lah yang bersalah kepadamu lebih dulu."Rangga teringat dengan laporan yang dikatakan oleh Albus sebelumnya. Bisa dikatakan, Albus-lah pelaku utamanya.Jika bukan karena bantuan yang diberikan Revan kepadanya, bagaimana dia bisa menembus alam Guru Besar begitu cepat dan membuat kemajuan pesat, bahkan bisa menjadi salah satu dari empat dewa perang?Demi melindungi diri mereka sendiri, Keluarga Yudistira bahkan tega mengorbankan Revan, bahkan mengusir Tobi dan ibunya keluar.Semua kejadian ini tidak mungkin bisa dimaafkan begitu saja."Kakek Rangga, maaf. Sepertiny
Naura juga sangat senang melihat Tobi kembali. Sejak mereka bertemu kembali, dia juga berharap bisa bersama putranya setiap hari.Hanya saja, karena kematian Muhar, putranya menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menemani Widia.Akhirnya, sekarang sudah terselesaikan semuanya.Namun kali ini, Tobi jelas kembali untuk menanyakan beberapa informasi. Dia juga memberi tahu ibunya mengenai apa yang dikatakan Rangga.Naura menghela napas dan berkata, "Dia mungkin nggak berbohong. Sebenarnya, aku juga sudah menemukan petunjuknya, tapi aku nggak pernah memastikannya.""Apa Ibu yang meminta Guru datang menjemputku saat itu?" tanya Tobi."Bukan!""Dulu aku nggak punya pilihan selain menyembunyikanmu di panti asuhan, termasuk liontin giok itu. Karena saat itu, aku benar-benar nggak yakin kalau diriku bisa selamat."Naura berkata, "Aku juga nggak tahu alasan Raja Naga Tua menerimamu sebagai muridnya. Aku bahkan butuh banyak usaha untuk menemukan identitasmu.""Kalau nggak, mana mungkin aku ngg
"Nggak ada!" jawab Tobi sambil menggelengkan kepalanya."Sepertinya kamu benar-benar berbakat, tapi kamu nggak boleh cepat berpuas diri. Kamu harus terus bekerja keras. Karena masih ada orang hebat di Jatra. Apalagi, kekuatannya juga nggak kalah dibandingkan Harita," ucap Raja Naga Tua mengingatkan."Apa!"Tobi terkejut. Setahunya, Harita-lah yang memegang posisi pertama di dunia selama ini. Tobi tidak percaya masih ada lawan lainnya. Dia pun bertanya, "Guru, bukankah Harita selalu dikenal sebagai ahli bela diri nomor satu di dunia?""Harita memang hebat. Dalam generasi setingkatnya, dia memang memegang posisi nomor satu di dunia. Dari segi kekuatan, nggak banyak yang bisa menandinginya, tapi juga bukannya nggak ada.""Setidaknya ahli hebat dari Jatra ini bisa mengalahkannya, tapi orang ini sudah lama nggak muncul. Bahkan, banyak orang yang sudah melupakan keberadaannya," ucap Raja Naga Tua."Siapa orang itu?" tanya Tobi dengan penasaran."Bahtiar, pendiri Aula Varun. Kalau aku nggak s
Jika Tobi ada di sana, dia mungkin akan terkejut saat mengetahui lelaki tua itu jauh lebih kuat darinya dan telah memasuki Alam Tanah Abadi.Yang lebih menakutkan lagi, momentum Raja Naga Tua itu juga meroket secara gila-gilaan dan kekuatannya terus meningkat. Dibandingkan dengan lelaki tua, dia juga tidak mengalah sedikit pun.Jelas sekali, kekuatan Raja Naga Tua juga telah berhasil memasuki Alam Tanah Abadi.Ternyata, masalah Revan yang menyerahkan liontin giok palsu itu sudah lama terbongkar oleh mereka. Berdasarkan kekuatan Bahtiar dan Raja Naga Tua, mereka sudah mengetahui kalau liontin giok itu palsu.Meski sudah menyadari liontin itu palsu, mereka sama sekali tidak membeberkan hal itu agar tidak ada orang lagi yang mengincarnya. Akhirnya, mereka berhasil menemukan keberadaan liontin giok yang asli.Liontin giok ternyata berada di tangan Meli. Mereka pun mengambil liontin giok itu.Kemudian, mereka menukarnya dengan liontin giok palsu. Bahkan, Meli sendiri juga tidak menyadarinya
Naura juga merasakan ketidakpuasan putranya, tetapi dia juga tidak peduli begitu banyak lagi."Aku mengerti." Tobi mengerti bahwa ibunya bisa mengatakan hal seperti itu juga demi dirinya. Hanya saja, guru telah menjaganya dengan baik selama ini, bahkan membiarkannya menjadi Raja Naga.Namun, berbicara tentang liontin giok, Tobi tidak kuasa menyembunyikan rasa penasarannya dan bertanya, "Apa liontin itu begitu ajaib? Apa ayahku berhasil menemukan rahasianya?""Hmm, sebenarnya ayahmu juga belum sepenuhnya memecahkan rahasianya. Hanya saja, dia sempat memperoleh manfaat dari liontin giok. Liontin giok itu memurnikan tubuhnya dan meningkatkan kekuatannya. Mengenai orang lain, dia juga nggak begitu memahaminya," terang Naura."Begitu ajaib?" Tobi mau tidak mau mengeluarkan liontin giok itu. Padahal, liontin itu terlihat sangat biasa. Meski Tobi telah mengedarkan energi sejati ataupun meneteskan darah, semuanya hanya sia-sia saja.Lupakan saja. Mungkin liontin ini bukanlah sesuatu yang panta
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K