Setelah mendengar kata-kata Harita, Naura bertambah panik.Mengapa putranya bisa begitu bodoh?Padahal semuanya sudah baik-baik saja, kenapa dia masih harus memprovokasi Harita?Namun dibandingkan sebelumnya, Naura kini jauh lebih tenang. Terutama karena Raja Naga Tua ada di sini. Dia yakin Raja Naga Tua tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada Tobi.Saat mendengar kata-kata Harita, Tobi langsung mendengus dingin dan berkata dengan dingin, "Haha. Tak disangka, Dewa Perang Harita yang terkenal ini juga suka membual.""Cari mati!"Harita terlihat marah. Pedang Bintang Tujuh di tangan kanannya seketika menyala. Daun-daun, batang, dan barang-barang lain di sekitar ruangan itu langsung tersapu.Semuanya bergabung dengan energi pedang yang kuat, membentuk sebuah momentum yang mengerikan.Laurin juga merasakan tekanan yang luar biasa menerpa dirinya. Dia langsung memuntahkan seteguk darah segar. Untungnya, tekanan ini menghilang dengan cepat karena Tobi telah menghentikannya.Raja Naga Tua
Meski Pandu dan Sapta sangat cepat, Bahri juga tidak tertinggal jauh. Tak lama kemudian, mereka bertiga telah sampai di tempat kejadian.Saat melihat tiga ahli bela diri bertopeng tiba-tiba muncul di sana, ekspresi ahli bela diri dari Aula Varun seketika berubah.Apalagi, melihat Harita dan Tobi masih berada dalam pertarungan sengit dan sulit untuk dipisahkan. Raja Naga Tua seorang saja, mereka sudah kewalahan untuk menghadapinya. Mereka hanya berharap Dewa Perang Harita bisa menyadari hal itu.Jika muncul beberapa Guru Besar lagi, sudah pasti mereka tidak akan bisa berbuat apa-apaEkspresi Laurin dan yang lainnya juga berubah. Kecepatan dan kekuatan yang diperlihatkan oleh ketiga orang itu sangat menakutkan. Meski dilihat dari tingkat kekuatannya, mereka masih tidak sebaik mereka.Terutama Raja Naga Tua. Dalam sekejap, dia juga langsung mengagumi kehebatan Pandu."Kekuatan yang sangat menakutkan." Sapta yang hanya berdiri pun merasa takut.Pandu berdiri tidak jauh dari Bahri. Sembari
Begitu selesai berbicara, pedang panjang di tangan Harita langsung memancarkan cahaya terang dan menakjubkan. Bahkan, saat energi pedang itu melonjak dan berubah menjadi pedang raksasa, Harita seakan-akan menyatu dengan pedang tersebut.Tubuh yang telah menyatu dengan pedang itu langsung meluncur ke arah Tobi. Ruang yang dilewatinya tampak rusak parah dan terus-menerus hancur.Teknik Bintang Penghancur itu seakan-akan memadatkan hampir seluruh kekuatan di tubuhnya dan memberikan pukulan yang sangat mengerikan.Seharusnya tidak ada seorang pun yang bisa menahan serangan ini!Bahkan, ekspresi Raja Naga Tua juga berubah drastis. Dia sendiri juga tidak punya cara untuk menghadapi gerakan sebesar itu. Jika dia yang berhadapan dengan teknik sehebat ini, nyawanya pasti akan berakhir.Raja Naga Tua berteriak keras, "Mundur!" Dia langsung membawa Naura dan yang lainnya, yang masih terluka itu mundur.Sebenarnya, sebelum dia berteriak, semua Guru Besar yang menyaksikan adegan itu telah mundur de
Akhirnya, mereka bisa melihat dengan jelas.Tobi berdiri di sana dengan stabil. Meski pakaiannya berantakan, jelas-jelas kondisinya terlihat baik. Sebaliknya, Harita tampak begitu tertekan. Bahkan, dia tidak bisa berdiri dan posisinya kini tampak berlutut dengan satu kaki.Dia terlihat telah mengalami cedera parah.Sudah menang?Sorot mata mereka tampak berbinar-binar. Meski semuanya berharap Tobi bisa menang, beberapa di antara mereka masih tidak percaya dengan kejadian di depan mereka.Semua orang mengarahkan pandangan ke Raja Naga Tua.Raja Naga Tua juga terpana. Dia belum pernah tercengang seperti ini sebelumnya. Dia berkata dengan bingung, "Bocah ini benar-benar seperti monster?""Jangan-jangan Tobi sudah menang?" tanya Naura.Raja Naga Tua mengangguk. Berdasarkan kekuatannya, dia masih bisa dengan mudah menilai kondisi di dalam tubuh kedua orang itu. Setidaknya untuk saat ini, Tobi seharusnya lebih unggul.Mata Pandu dipenuhi dengan kekaguman. Tuannya memang hebat. Jika dia yang
Saat ini, ekspresi Harita kembali berubah. Dia awalnya mengira dirinya pasti bisa mengalahkan Tobi. Namun, siapa sangka, bocah itu masih menyimpan sisa kekuatan, yang bahkan mampu menghabisinya langsung.Dilihat dari sudut pandang ini, sepertinya Harita sudah kalah dalam pertarungan ini!Untuk sesaat, Harita kesulitan menerima hasil seperti ini."Tobi, apa kamu baik-baik saja?" Naura segera maju ke depan dan bertanya dengan khawatir. Setelah lewat beberapa saat, lukanya mulai membaik. Setidaknya dia masih bisa berdiri dan berjalan."Nggak apa-apa. Hanya menguras sedikit energi sejati saja."Tobi menggelengkan kepalanya dan melangkah mendekati Harita.Ekspresi Harita berubah. Apa bocah ini benar-benar ingin membunuhnya?Raja Naga Tua juga terkejut dan gugup. Tobi biasanya penurut, tetapi begitu mengambil keputusan, Raja Naga Tua juga tidak bisa menghentikannya."Tobi ....""Guru, jangan khawatir! Kalau aku sungguh ingin membunuhnya, dia pasti sudah jadi mayat sekarang," kata Tobi dengan
Harita hanya mendengus dingin, kemudian berdiri dan langsung berseru, "Mundur!"Di saat bersamaan, dia segera memperingatkan semua orang bahwa kejadian hari ini tidak boleh disebarluaskan. Kalau tidak, mereka semua pasti akan mati.Setelah sekian lama menduduki posisi nomor satu di dunia, Harita memang tidak rela kehilangan kekuasaannya. Sebelum berhasil menerobos dan memasuki Alam Tanah Abadi, dia tidak ingin dijadikan bahan tertawaan bagi orang lain.Begitu dia berhasil menerobos, dia akan mendapatkan kembali harga dirinya.Mata Naura dipenuhi kelegaan dan kegembiraan. Dia tidak menyangka bahwa kekuatan putranya akan berkembang hingga kondisi mengerikan seperti ini.Utusan Pertama dan Utusan Kedua juga menatap Tobi dengan mata berbinar-binar.Hal ini tentunya membuat Tobi merasa sedikit gugup. Apa yang ingin dilakukan kedua wanita tua ini? Jangan-jangan mereka tertarik kepadanya?Tepat di saat ini, Pandu dan yang lainnya maju ke depan dan mendekati Tobi.Naura dan yang lainnya terkej
Menatap putranya yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu itu, Naura tidak bisa menahan diri lagi. Dia langsung memeluk putranya sambil menangis, "Tomi, Ibu nggak berguna, Ibu bersalah kepadamu. Sudah membuatmu menderita selama ini."Bahkan, di saat-saat kritis pun, Naura masih tidak ingin membeberkan identitas Tobi yang sebenarnya. Itu sebabnya, dia tidak memanggil putranya dengan Tomi, nama panggilannya sewaktu kecil dulu, melainkan langsung memanggilnya Tobi."Bu, jangan begitu. Aku ingat dengan jelas apa yang terjadi sewaktu kecil dulu. Kita dikejar oleh para pemburu sejauh ribuan mil. Terakhir, kamu sendiri yang menghadapi semua ini. Lantaran ingin menyelamatkanku, kamu terpaksa meninggalkanku. Bagaimana aku bisa menyalahkanmu?""Kalau bukan karena Ibu, aku mungkin sudah mati.""Jangan bilang begitu. Kamu nggak akan mati."Naura buru-buru menghentikan kata-katanya."Ya, aku nggak akan mati, Ibu juga sama. Kita semua baik-baik saja sekarang, kelak juga akan begitu. Siapa yang berani
Kekuatannya benar-benar jauh melampaui imajinasi mereka.Jika energi sejati di dalam tubuh mereka bagaikan sungai besar, maka energi sejati putra Bu Naura bagaikan lautan luas. Pantas saja dia bisa mengalahkan Harita. Padahal Harita sebelumnya sempat menekan mereka.Dengan adanya calon ketua sekte yang begitu muda ini, tidak ada lagi yang perlu mereka khawatirkan.Apalagi, akhir-akhir ini mereka dihadapkan pada sebuah masalah penting, yang membuat mereka kesulitan untuk menentukan pilihan. Kebetulan putranya Bu Naura mereka kembali. Posisi ketua Sekte Suci sudah pasti akan menjadi miliknya.Terlebih lagi, hanya Tobi-lah yang bisa membawa Sekte Suci kembali ke masa kejayaan.Setelah luka mereka pulih semuanya, mereka segera meninggalkan tempat itu. Namun, kali ini ibunya, Naura, dan yang lainnya langsung dibawa Tobi menuju Distrik Terra 1.Lagi pula, kediaman di sana besar dan juga termasuk tempat yang cocok untuk berkultivasi. Membiarkan mereka tinggal di Distrik Terra 1 juga merupakan