Ternyata, kedua utusan itu tidak mengetahui bahwa Nyonya Naura memiliki seorang putra.Ekspresi Harita berubah dingin. Sudah bertahun-tahun berlalu, masih belum ada orang yang berani bersikap sombong di hadapannya. Meski didengar dari suara pemuda ini, dia kelihatannya kuat.Mungkin pemuda ini juga seorang ahli bela diri Guru Besar tingkat puncak.Walau Harita tidak tahu dari mana Guru Besar tingkat puncak ini muncul, tetapi pemuda ini berani berbicara seperti itu dengannya, maka jangan harap dia bisa keluar hidup-hidup dari sini.Namun, Harita juga penasaran, siapa yang berani begitu lancang di hadapannya?Gerakan Tobi sangatlah cepat. Hanya dalam waktu singkat, dia telah berdiri di tempat di mana semua orang berada. Dia berhenti tepat di sebelah Naura. Dari semua orang-orang yang hadir, hanya Naura yang paling cocok dengan sebutan 'Nyonya'.Semua orang langsung memusatkan pandangan mereka ke arah pemuda berusia dua puluhan itu. Dia memiliki sosok yang tampan dan momentum yang luar bi
Begitu kata-kata ini dilontarkan, semua orang langsung tercengang.Bocah ini masih berani begitu sombong di hadapan Harita?Khususnya, Naura. Wajahnya berubah drastis. Dia kemudian berkata dengan cemas, "Nggak perlu. Kamu pergi saja, cepat pergi. Aku nggak butuh kamu melindungiku!""Bu, jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Dia nggak akan bisa menyentuhku."Tobi kembali mengulangi kata-katanya lagi dan menatap Harita dengan dingin."Bocah, kamu masih muda, tapi sudah begitu sombong." Harita mendengus dingin. Sebenarnya, saat mengetahui Tobi yang masih muda itu memiliki kekuatan hebat, dia sempat terkesan.Tak disangka, ternyata dia hanya seorang pemuda yang tidak tahu apa-apa."Aku nggak sombong. Yang kukatakan memang benar!""Aku sering dengar orang bilang Harita adalah Dewa Perang yang paling kuat di dunia. Kalau begitu, aku juga mau lihat sampai di mana tingkat kekuatanmu. Apa benar kekuatannya sama seperti rumor yang beredar?"Begitu Tobi selesai berbicara, energi dalam tubuhny
Namun, Harita masih tetap kagum. Meski bocah ini dibimbing oleh Raja Naga Tua, sangat jarang ada orang yang begitu hebat di usia muda seperti ini."Benar!""Muridmu memang punya bakat luar biasa dan kekuatannya juga hebat, tapi dia kelewat percaya diri. Dia masih butuh lebih banyak pelatihan," ucap Harita sembari memberi nasihat."Haha. Bukankah ini yang seharusnya dimiliki anak muda sepertinya? Anak muda tentu harus berjiwa muda. Kalau nggak, apa bedanya mereka dengan lelaki tua sepertiku?"Raja Naga Tua tertawa, kemudian berkata, "Harita, anggap beri muka kepadaku. Biarlah masalah hari ini berlalu saja. Bagaimana?"Tak disangka, Harita menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Kalau ini masalah lain, aku tentu nggak punya alasan untuk menolakmu. Tapi, untuk masalah ini, aku sungguh nggak bisa melakukannya!""Apa kalian harus bertarung?""Ya, sebagai Raja Naga Tua, seharusnya kamu sudah tahu masalah Albus, 'kan?""Aku tahu, tapi dia memang pantas mati.""Oh? Kamu juga berpikir seperti it
Setelah mendengar kata-kata Harita, Naura bertambah panik.Mengapa putranya bisa begitu bodoh?Padahal semuanya sudah baik-baik saja, kenapa dia masih harus memprovokasi Harita?Namun dibandingkan sebelumnya, Naura kini jauh lebih tenang. Terutama karena Raja Naga Tua ada di sini. Dia yakin Raja Naga Tua tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada Tobi.Saat mendengar kata-kata Harita, Tobi langsung mendengus dingin dan berkata dengan dingin, "Haha. Tak disangka, Dewa Perang Harita yang terkenal ini juga suka membual.""Cari mati!"Harita terlihat marah. Pedang Bintang Tujuh di tangan kanannya seketika menyala. Daun-daun, batang, dan barang-barang lain di sekitar ruangan itu langsung tersapu.Semuanya bergabung dengan energi pedang yang kuat, membentuk sebuah momentum yang mengerikan.Laurin juga merasakan tekanan yang luar biasa menerpa dirinya. Dia langsung memuntahkan seteguk darah segar. Untungnya, tekanan ini menghilang dengan cepat karena Tobi telah menghentikannya.Raja Naga Tua
Meski Pandu dan Sapta sangat cepat, Bahri juga tidak tertinggal jauh. Tak lama kemudian, mereka bertiga telah sampai di tempat kejadian.Saat melihat tiga ahli bela diri bertopeng tiba-tiba muncul di sana, ekspresi ahli bela diri dari Aula Varun seketika berubah.Apalagi, melihat Harita dan Tobi masih berada dalam pertarungan sengit dan sulit untuk dipisahkan. Raja Naga Tua seorang saja, mereka sudah kewalahan untuk menghadapinya. Mereka hanya berharap Dewa Perang Harita bisa menyadari hal itu.Jika muncul beberapa Guru Besar lagi, sudah pasti mereka tidak akan bisa berbuat apa-apaEkspresi Laurin dan yang lainnya juga berubah. Kecepatan dan kekuatan yang diperlihatkan oleh ketiga orang itu sangat menakutkan. Meski dilihat dari tingkat kekuatannya, mereka masih tidak sebaik mereka.Terutama Raja Naga Tua. Dalam sekejap, dia juga langsung mengagumi kehebatan Pandu."Kekuatan yang sangat menakutkan." Sapta yang hanya berdiri pun merasa takut.Pandu berdiri tidak jauh dari Bahri. Sembari
Begitu selesai berbicara, pedang panjang di tangan Harita langsung memancarkan cahaya terang dan menakjubkan. Bahkan, saat energi pedang itu melonjak dan berubah menjadi pedang raksasa, Harita seakan-akan menyatu dengan pedang tersebut.Tubuh yang telah menyatu dengan pedang itu langsung meluncur ke arah Tobi. Ruang yang dilewatinya tampak rusak parah dan terus-menerus hancur.Teknik Bintang Penghancur itu seakan-akan memadatkan hampir seluruh kekuatan di tubuhnya dan memberikan pukulan yang sangat mengerikan.Seharusnya tidak ada seorang pun yang bisa menahan serangan ini!Bahkan, ekspresi Raja Naga Tua juga berubah drastis. Dia sendiri juga tidak punya cara untuk menghadapi gerakan sebesar itu. Jika dia yang berhadapan dengan teknik sehebat ini, nyawanya pasti akan berakhir.Raja Naga Tua berteriak keras, "Mundur!" Dia langsung membawa Naura dan yang lainnya, yang masih terluka itu mundur.Sebenarnya, sebelum dia berteriak, semua Guru Besar yang menyaksikan adegan itu telah mundur de
Akhirnya, mereka bisa melihat dengan jelas.Tobi berdiri di sana dengan stabil. Meski pakaiannya berantakan, jelas-jelas kondisinya terlihat baik. Sebaliknya, Harita tampak begitu tertekan. Bahkan, dia tidak bisa berdiri dan posisinya kini tampak berlutut dengan satu kaki.Dia terlihat telah mengalami cedera parah.Sudah menang?Sorot mata mereka tampak berbinar-binar. Meski semuanya berharap Tobi bisa menang, beberapa di antara mereka masih tidak percaya dengan kejadian di depan mereka.Semua orang mengarahkan pandangan ke Raja Naga Tua.Raja Naga Tua juga terpana. Dia belum pernah tercengang seperti ini sebelumnya. Dia berkata dengan bingung, "Bocah ini benar-benar seperti monster?""Jangan-jangan Tobi sudah menang?" tanya Naura.Raja Naga Tua mengangguk. Berdasarkan kekuatannya, dia masih bisa dengan mudah menilai kondisi di dalam tubuh kedua orang itu. Setidaknya untuk saat ini, Tobi seharusnya lebih unggul.Mata Pandu dipenuhi dengan kekaguman. Tuannya memang hebat. Jika dia yang
Saat ini, ekspresi Harita kembali berubah. Dia awalnya mengira dirinya pasti bisa mengalahkan Tobi. Namun, siapa sangka, bocah itu masih menyimpan sisa kekuatan, yang bahkan mampu menghabisinya langsung.Dilihat dari sudut pandang ini, sepertinya Harita sudah kalah dalam pertarungan ini!Untuk sesaat, Harita kesulitan menerima hasil seperti ini."Tobi, apa kamu baik-baik saja?" Naura segera maju ke depan dan bertanya dengan khawatir. Setelah lewat beberapa saat, lukanya mulai membaik. Setidaknya dia masih bisa berdiri dan berjalan."Nggak apa-apa. Hanya menguras sedikit energi sejati saja."Tobi menggelengkan kepalanya dan melangkah mendekati Harita.Ekspresi Harita berubah. Apa bocah ini benar-benar ingin membunuhnya?Raja Naga Tua juga terkejut dan gugup. Tobi biasanya penurut, tetapi begitu mengambil keputusan, Raja Naga Tua juga tidak bisa menghentikannya."Tobi ....""Guru, jangan khawatir! Kalau aku sungguh ingin membunuhnya, dia pasti sudah jadi mayat sekarang," kata Tobi dengan