Kakek Muhar kembali menambahkan dengan tegas, "Tuan Besar Ezra barusan datang ke sini, apalagi dia juga begitu sopan. Kalian pikir apa yang dia inginkan? Sudah pasti nggak ada hubungannya sama kita. Dia datang ke sini untuk menemui Tobi.""Ya, ya. Dia bilang dia datang menemui Tobi. Selain itu ...."Berbicara sampai di sana, mata Yesa tiba-tiba terbelalak. Dia membeku di tempat sambil memasang ekspresi tidak percaya.Melihat istrinya terdiam, Herman pun bertanya, "Selain itu apa?"Namun, Kakek Muhar juga tertegun dan berkata dengan tidak percaya, "Selain itu, dia bilang Tobi adalah keturunan Keluarga Yudistira. Dia datang ke sini untuk menjemput Tobi kembali ke Keluarga Yudistira. Kalau begitu, kemungkinan besar, Tobi adalah cucu dari Keluarga Yudistira.""Ah ....""Seharusnya nggak mungkin, 'kan?""Nggak mungkin. Bagaimana bisa jadi seperti ini?"Yesa benar-benar tercengang.Selesai berbicara, Kakek Muhar kembali memikirkannya. Setelah itu, dia bertambah yakin dan berkata, "Ya, pasti
"Jadi, bagaimana dengan Tuan Besar Ezra dan yang lainnya?" tanya Tobi. Meski Ezra adalah kakeknya, mereka sama sekali tidak dekat. Tobi juga tidak peduli dengannya.Terutama saat teringat ayahnya menghilang dan mereka diusir dari kediaman Yudistira. Jika bukan karena itu, mereka juga tidak akan diburu dan hampir mati beberapa kali."Saat ini, mereka berada di Hotel Havana di Jalan Hamka!""Mereka datang ke sini untuk mencariku, 'kan?" tanya Tobi."Benar!"Mendengar ini, ada kilatan dingin melintas di mata Tobi. Sepertinya kakek ini sudah mengetahui identitasnya, jadi dia sengaja datang menemuinya.Selain itu, Ezra juga membawa hadiah berharga dan begitu menoleransi Keluarga Lianto. Tampaknya dia ingin Tobi kembali dan membantu Keluarga Yudistira.Posisi Keluarga Yudistira saat ini sangat terancam. Rio bukan hanya digulingkan, bahkan Dewa Perang Albus juga sudah meninggal. Hal ini tentunya memberi pukulan besar bagi Keluarga Yudistira.Tuan Besar Ezra sendiri yang telah berusia lanjut i
"Ya, kekuatanku memang meningkat, tapi aku juga nggak tahu sudah sampai tingkat mana," jawab Tobi.Mendengar itu, Bahri terkejut. Dia bertanya dengan kaget, "Mungkinkah kamu sudah menerobos tingkat puncak Guru Besar dan memasuki Alam Dewa yang legendaris itu?"Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Masih belum. Entah kenapa, aku sudah mengembangkan keterampilan mentalku secara ekstrem, tapi aku masih belum bisa menerobosnya."Dia diam-diam curiga bahwa terobosan ini mungkin ada hubungannya dengan jiwa dan kekuatan spiritual. Kalau tidak, mana mungkin tidak bisa diterobos?"Sebenarnya wajar saja kalau kamu nggak bisa menerobosnya. Lagi pula, dalam ribuan tahun terakhir ini, belum pernah ada orang yang berhasil menerobosnya. Tapi kalau ada orang yang berhasil melakukannya, aku yakin orang itu pasti kamu," kata Bahri."Masih belum tentu. Jangan lupa, di Jatra masih ada Dewa Perang tiada tara," ucap Tobi sambil menggelengkan kepalanya."Benar juga. Bagaimana aku bisa melu
Setelah selesai mendiskusikan hal itu, Yesa dan lainnya langsung berjalan menuju kamarnya Widia. Setelah pintu kamar diketuk selama beberapa saat, barulah Widia membuka pintu.Widia sebenarnya juga ingin mencari mereka. Dia ingin meluruskan kesalahpahaman itu dan mengatakan kepada mereka bahwa Tobi memang Raja Naga dari Sekte Naga.Tak disangka, keluarganya akan lebih dulu mencarinya.Jangan-jangan mereka masih ingin memaksa dirinya untuk berpisah dengan Tobi?Widia buru-buru berkata, "Nggak perlu dibicarakan lagi. Pokoknya, aku nggak akan berpisah dengan Tobi. Aku sudah pastikan, seumur hidup ini, aku hanya ingin bersamanya. Nggak akan ada yang lainnya!"Kali ini, Widia sudah bertekad bulat. Sekalipun mati, keputusannya juga tidak akan berubah lagi.Meski ibunya mengancam dengan menggunakan nyawanya, Widia juga tidak peduli lagi.Kakek Muhar dan lainnya tertegun sejenak. Yesa segera tersenyum dan berkata dengan cepat, "Jangan khawatir. Kami bukan ingin memisahkanmu dengan Tobi. Sebali
Widia berkata dengan emosi, "Selain itu, kalau dia bukan Raja Naga, mana mungkin dia berani menipu begitu banyak tokoh besar?"Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang kembali mengingat kejadian hari itu. Ditambah lagi, dengan apa yang terjadi hari ini dan juga pembicaraan mereka dengan Candra melalui telepon barusan.Akhirnya, mereka mulai percaya bahwa Tobi adalah Raja Naga yang sesungguhnya.Astaga, Tobi bukan hanya tuan muda dari Keluarga Yudistira, tetapi dia juga Raja Naga dari Sekte Naga. Bukankah statusnya sangat luar biasa?Putrinya bisa menemukan pasangan yang begitu sempurna dan luar biasa. Membayangkan hal ini, Yesa kegirangan sekali.Kakek Muhar juga terkejut. Jika begitu masalahnya, maka cucu menantu ini tidak boleh lepas begitu saja."Widia, kami sudah salah. Kami salah paham kepadanya." Kakek Muhar berkata, "Bagaimana kalau kamu menelepon Tobi dan mengajaknya keluar? Biarlah kami minta maaf kepadanya?"Widia tampak ragu. Dia juga ingin keluarganya minta maaf kepada T
Widia bertanya dengan penasaran, "Apa yang terjadi sebenarnya?"Yesa terpaksa menceritakan semua kejadiannya kepada putrinya. Bagaimanapun, mereka telah mempermalukan Tuan Besar Ezra dan sekarang Yesa membutuhkan bantuan putrinya untuk menangani masalah ini.Jika tidak, menantu hebatnya bukan hanya tidak kembali, tetapi dia juga akan mendapat masalah besar."Kamu bilang kalian menganggap Tuan Besar Ezra sebagai penipu?""Kalian terus-terusan memarahinya, bahkan mengusirnya keluar dari rumah kita?"Saat mendengar itu, Widia makin terkejut. Hal ini bukan hanya akan menyebabkan bencana besar, tetapi juga akan membuat Keluarga Lianto hancur."Tapi jangan khawatir. Tuan Besar Ezra sepertinya sangat peduli kepada Tobi, jadi dia masih terus menahan diri. Jadi, asalkan kita menemukan Tobi dan meminta bantuannya. Semuanya pasti akan terselesaikan secara alami. Tuan Besar Ezra juga nggak akan menyalahkan kami lagi," ucap Yesa buru-buru.Segalanya seolah-olah berada di bawah kendalinya."Biar aku
"Ya, tapi sebenarnya nggak perlu. Kamu juga tahu sikap mereka. Mereka nggak punya ketulusan sama sekali. Mereka hanya berpura-pura. Lagi pula, aku juga nggak akan melakukan apa pun kepada mereka. Aku nggak peduli mereka minta maaf atau nggak," ucap Tobi sambil menggelengkan kepalanya.Mendengar kata-kata itu, Widia makin merasa bersalah. Dia seakan menyadari apa yang dirasakan oleh Tobi. Dia buru-buru berkata, "Aku minta maaf karena sudah membuat kamu menderita. Kelak, jangan menoleransi mereka lagi."Yesa mengerucutkan bibirnya. Dia tampak tidak senang dan ingin berbicara, tetapi dihentikan oleh Kakek Muhar. Yang paling penting sekarang adalah membuat Tobi berubah pikiran."Ya, kamu juga nggak perlu menyalahkan dirimu. Ini sama sekali nggak ada hubungannya denganmu," ujar Tobi."Terima kasih!""Sebenarnya, aku tahu mereka sudah mengetahui identitasmu. Oh ya, apa kamu benar-benar punya hubungan dengan Keluarga Yudistira?" tanya Widia."Tentu saja. Kalau kamu ingin menyembunyikan hal in
Otak Tobi berputar cepat. Kemudian, dia berkata dengan nada tegas, "Awasi pergerakan Harita dan terus selidiki dewa perang lainnya. Kita harus mencari tahu siapa orang di belakang Laurin.""Terus selidiki dari Sekte Bayangan dan periksa pergerakan pemimpin Sekte Bayangan dalam beberapa tahun terakhir ini.""Baik!"Tobi berpikir sejenak dan segera mengingatkan, "Berhati-hatilah, terutama saat menghadapi orang seperti Harita. Jangan dekati mereka dan carilah informasi dengan cara lain."Lagi pula, dengan kekuatan Dewa Perang Harita dan lainnya, jika ingin melacaknya, tindakan mereka pasti akan terungkap dalam hitungan menit."Aku mengerti."Setelah Tobi menutup telepon, ada kilatan tajam melintas di matanya. Alasan ibunya membunuh Dewa Perang Albus mungkin karena Dewa Perang Albus ada hubungannya dengan kejadian masa lalu.Kalau tidak, ibunya tidak mungkin mendadak membunuh Dewa Perang yang terkenal dan menakutkan, apalagi berasal dari Keluarga Yudistira.Jika begini masalahnya, pasti ak
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K