Beranda / Fantasi / Raja Baru untuk Dunia Kegelapan / 211. Melepas Kebencian (2)

Share

211. Melepas Kebencian (2)

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-11 22:57:58

“Aku dan Yui akan memisahkan Ayah dari Nacht. Saat itu, jubah ini harus bisa melindungi tubuh Ayahanda,” bisik Yuan, suaranya lembut seperti desiran angin, samar-samar dan hanya Yuasa yang mendengarnya.

Yuasa tidak punya pilihan lain. Dia mengerti kenapa Yuan melakukan ini. Yuichi akan langsung terkontaminasi di dunia bawah. Tubuhnya sangat rentan, berbeda dengan Yuan yang telah bertransformasi menjadi raja kegelapan. Jubah Yuan didesain sedemikian rupa untuk bisa bertahan di dunia bawah. Setelah perubahan Yuan, dia tidak akan terpengaruh dengan kontaminasi dunia bawah, tetapi Yuichi berbeda, terpisah dengan Nacht dia akan kembali seperti semula.

“Kau harus bertahan, rasanya akan sangat menyakitkan,” bisik Yuasa, menahan air mata yang mengancam di sudut matanya, merasakan betapa beratnya keputusan ini.

Yuan mengangguk, berdiri di depan Yuasa untuk melepaskan jubahnya. Saat Yuasa menarik jubah tersebut, Yuan menahan rasa sakit luar biasa. Dia menggigit bibir bawahnya, menahan rasa saki
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   212. Melepas Kebencian (3)

    Yuasa melihat pergerakan di balik bayangan reruntuhan. Darah segar mengalir dari tangan pria itu, membentuk genangan kecil di tanah yang kering. Lukanya cukup parah, dia menggunakan tubuhnya untuk melindungi Rafael. Di balik jubah hitamnya, Rafael terkulai tak sadarkan diri. Yuasa menatap pria itu, kedua mata mereka terkunci dalam keheningan yang penuh harapan.“Tolonglah Rafael,” ucap pria itu tanpa suara, tetapi Yuasa bisa membaca gerak bibir pria itu dengan jelas.Yuasa berlari ke arah mereka. “Kau terluka,” balas Yuasa, mengangkat tangannya di atas luka Xavier, berusaha menyembuhkannya. Tangan dan kaki Xavier patah, tulang-tulangnya harus disambung kembali. Meskipun dia bisa melakukannya, dia tidak memiliki obat untuk mengurangi rasa sakit dalam proses penyambungan tulang. Mereka jauh dari tenaga medis.“Abaikan lukaku, tolonglah Rafael terlebih dahulu,” pinta Xavier, suaranya bergetar. Terlihat jelas rasa canggung dan tidak nyaman yang diperlihatkan Xavier. Dia tidak bisa bergera

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   213. Melepas Kebencian (4)

    “Katakan,” jawab Yuasa singkat, tidak ingin mengalihkan perhatian dari Rafael.“Maaf, saya hanya penasaran saja. Kenapa Anda melepaskan kekuatan naga lalu memilih kekuatan penyembuh?” Xavier menghela napas panjang sebelum kembali melanjutkan. Dia masih terlihat canggung, tetapi rasa penasarannya mengalahkan perasaannya itu. “Semua orang lebih menghargai orang yang kuat; mereka menganggap remeh penyembuh meskipun tugas mereka mulia.”Yuasa tersenyum lembut, dia mengerti maksud Xavier. “Kenapa waktu itu kau menginginkan darahku?” tanyanya, menatap Xavier dengan serius.Mata Xavier berkilat, dan dia langsung menyilangkan tangannya, menggerakkan seakan menepis apapun yang ada di benaknya. “Tidak, saya tidak akan melakukan itu lagi!” jawabnya cepat, wajahnya memerah.“Aku terlahir dengan kristal emas, kristal istimewa dengan kekuatan penyembuh terkuat. Mereka bahkan mengatakan tidak ada yang tidak bisa kusembuhkan,” Yuasa mulai mengatakan apa yang sudah lama ingin dia katakan. “Sayangnya,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   214. Pertarungan (1)

    Tempat itu sunyi, hanya ada mereka bertiga. Langit semakin bergemuruh dengan petir dan guntur yang menggelegar, seolah-olah alam pun merasakan ketegangan yang melanda. Mereka yang menyaksikan dari kejauhan, bersembunyi di balik reruntuhan, menghindari serangan dari kedua belah pihak yang sedang bertarung.“Semoga saja Pangeran Yuan bisa mengalahkannya,” gumam seseorang yang berada di istana, suaranya penuh harapan. Para prajurit dari kedua sisi kini mendukung sang pangeran, berdoa dalam hati agar keajaiban terjadi.Langkah kaki kecil Yui mulai menari, gerakannya terlihat lincah dan gesit. Dia sedang menggambar di atas tanah, menciptakan sebuah lingkaran sihir yang mengurung musuhnya tepat di tengah-tengah. Setiap goresan yang ditorehkan di tanah seolah mengeluarkan cahaya, menandakan kekuatan yang akan segera terbangun.“Kau pikir bisa mengurungku!” seru Yuichi, marah, segera menghapus kembali coretan yang ditorehkan Yui dengan angin kencang yang berputar, seolah-olah mengabaikan usah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   1. Dongeng Istana Es

    Desing suara anak panah menembus angin bersamaan dengan salju yang turun. Para pemanah memburu tiga orang yang diduga memiliki harpa ajaib. Mereka ras yang berbeda di antara para kristal hitam. Ketiganya memiliki rambut seputih salju. Mereka tengah berlari menghindari hujan anak panah.“Eirlys, jangan menengok ke belakang, teruslah berlari!” teriak seorang pemuda kepada gadis di depannya.Pemuda yang jauh lebih tinggi dari gadis yang dipanggil Eirlys tersebut berhenti dan berbalik, merapalkan mantra membentuk bunga-bunga es yang menghambat laju anak panah tersebut.“Terus berlari!” teriak pemuda tersebut kepada dua orang perempuan yang bersamanya.Napas mereka tersengal-sengal, kepulan uap air seperti asap di setiap napas yang mereka hembuskan karena udara yang begitu dingin. Bernapas saja terasa begitu berat, sementara salju turun perlahan membuat rambut putih mereka semakin putih tertutup salju.“Kak Lixue!” Gadis yang bernama Eirlys menoleh dan memanggil pemuda tersebut.“Menuju ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   2. Menemukan Lixue

    Angin bertiup lembut membawa udara dingin yang menusuk hingga ke tulang. Para prajurit dengan baju tambahan berupa jubah tebal dari bulu binatang membungkus tubuh mereka. Namun, rasa dingin masih saja berhasil menyentuh kulit yang tak terlindung. Salah satu dari mereka melepaskan jubah tebal yang terbuat dari bulu binatang.“Yang benar saja, danau ini pasti dingin sekali,” protes prajurit yang dipaksa untuk masuk ke dalam danau oleh rekan-rekannya.Mereka melakukan undian untuk memutuskan siapa yang masuk ke dalam danau. Mereka mencari harpa ajaib yang kabarnya ada di sekitar tempat ini. Sebuah kisah dongeng tentang Istana Es yang tenggelam di danau tersebut membuat mereka dipaksa mencari keberadaannya. Mereka harus memeriksa dasar danau untuk melihat istana tersebut benar-benar ada, termasuk mencari keberadaan harpa.Kedua prajurit yang kalah saat melakukan undian dengan terpaksa masuk ke dalam air. Sebelumnya keduanya diberikan barrier pelindung untuk melindungi mereka dari dinginny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   3. Ragu

    Kedua bocah kembar semakin memperhatikan Rafael yang membacakan cerita hingga keduanya menoleh karena suara dehaman di belakang mereka.“Sudah malam, sebaiknya kalian tidur,” ucap Alden dengan lembut membelai puncak kepala kedua anak kembar itu.“Baik, Kek,” sahut kedunya segera bangkit dan berlari menuju kamarnya.Yui menoleh dan melihat Kakek Alden masih berbincang dengan Rafael. Pria jangkung yang lebih tua itu duduk di sebelah Rafael. Entah apa yang mereka bicarakan, paman dari gadis yang kini sedang memperhatikannya terlihat membuang muka seakan apa yang sedang mereka bicarakan bukanlah hal yang menyenangkan.“Yui, ayo!” ajak Yuan memanggil kembarannya untuk segera ke kamar.“Hei, menurutmu apa cerita itu benar?” tanya Yui menyusul Yuan dan mereka berjalan bersama menuju ke kamar mereka.“Aku tidak tahu, tapi ada yang aneh dengan cerita Istana Es. Kisahnya menggantung dengan akhir yang menimbulkan banyak pertanyaan. Mungkin saja itu kisah nyata atau hanya rekaan,” jawab Yuan.Mer

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   4. Tanah Hitam

    “Kalian sudah siap?” Rafael sudah menunggu keduanya dan membukakan pintu kereta kuda. Sebuah kereta kuda dengan warna hitam pekat disertai ukiran naga berwarna keemasan.“Paman ikut?” sahut Yui menatap pria jangkung di depannya. Sebuah anggukan membuat gadis kecil itu tersenyum senang. Dia memasuki kereta kuda dan membuka sedikit tirai dari dalam, memperhatikan pria yang baru saja membantunya menaiki kereta. Rafael, di mata Yui terlihat begitu tampan. Sementara pemuda di sebelahnya berpikir hal lain. Yuan, dia hanya bisa menghela napas berat dan duduk di sebelah Yui. “Mau sampai kapan dia mencuri pandang seperti itu, kenapa tidak terus terang saja,” batin Yuan. Wajah memerah Yui cukup mengganggu pikirannya.“Yuan, apa Kak Razen tidak berlebihan?” ucap Yui melihat sekelompok orang datang di pimpin oleh Razen.Razen dengan pasukan di belakangnya telah siap mengantar Pangeran Yuan dan Putri Yui ke istana. Dia adalah salah satu jenderal di Kerajaan Kegelapan yang telah mendapatkan posisi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   5. Kandidat Raja

    “Dan kandidat lain untuk menjadi raja, aku mencalonkan diriku sendiri,” ucap Leiz dengan lantang.Sorakan pendukung Leiz terdengar riuh memenuhi ruangan, hanya sebagian kecil saja yang tetap diam. Mereka diam-diam memihak kubu yang lain.“Tuan Leiz, kita memilih raja bukan berdasarkan suara, tapi kepantasannya,” sela Razen hingga suara sorakan tiba-tiba menjadi hening.“Apa maksudmu, Jenderal Razen?” Mata Leiz menatap Razen seakan ingin menembus jantungnya dan menghakimi pria ini yang telah berani bersuara.Semua mata kini memandang Razen yang sengaja membuat perselisihan dengan Penasehat Kerajaan Leiz Schwarz. Mereka menunggu penjelasan dari Razen.“Pangeran Yuan, dia pantas menjadi raja, bukan Anda, Tuan Leiz Schwarz,” ucap Razen dengan berani mendekat ke arah podium supaya terlihat jelas oleh seluruh tamu undangan. “Karena dia memiliki kemampuan yang sudah kita tunggu selama ini, kekuatan pemurnian,” lanjut Razen dengan lantang sehingga semua orang mendengar dengan jelas ucapannya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   214. Pertarungan (1)

    Tempat itu sunyi, hanya ada mereka bertiga. Langit semakin bergemuruh dengan petir dan guntur yang menggelegar, seolah-olah alam pun merasakan ketegangan yang melanda. Mereka yang menyaksikan dari kejauhan, bersembunyi di balik reruntuhan, menghindari serangan dari kedua belah pihak yang sedang bertarung.“Semoga saja Pangeran Yuan bisa mengalahkannya,” gumam seseorang yang berada di istana, suaranya penuh harapan. Para prajurit dari kedua sisi kini mendukung sang pangeran, berdoa dalam hati agar keajaiban terjadi.Langkah kaki kecil Yui mulai menari, gerakannya terlihat lincah dan gesit. Dia sedang menggambar di atas tanah, menciptakan sebuah lingkaran sihir yang mengurung musuhnya tepat di tengah-tengah. Setiap goresan yang ditorehkan di tanah seolah mengeluarkan cahaya, menandakan kekuatan yang akan segera terbangun.“Kau pikir bisa mengurungku!” seru Yuichi, marah, segera menghapus kembali coretan yang ditorehkan Yui dengan angin kencang yang berputar, seolah-olah mengabaikan usah

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   213. Melepas Kebencian (4)

    “Katakan,” jawab Yuasa singkat, tidak ingin mengalihkan perhatian dari Rafael.“Maaf, saya hanya penasaran saja. Kenapa Anda melepaskan kekuatan naga lalu memilih kekuatan penyembuh?” Xavier menghela napas panjang sebelum kembali melanjutkan. Dia masih terlihat canggung, tetapi rasa penasarannya mengalahkan perasaannya itu. “Semua orang lebih menghargai orang yang kuat; mereka menganggap remeh penyembuh meskipun tugas mereka mulia.”Yuasa tersenyum lembut, dia mengerti maksud Xavier. “Kenapa waktu itu kau menginginkan darahku?” tanyanya, menatap Xavier dengan serius.Mata Xavier berkilat, dan dia langsung menyilangkan tangannya, menggerakkan seakan menepis apapun yang ada di benaknya. “Tidak, saya tidak akan melakukan itu lagi!” jawabnya cepat, wajahnya memerah.“Aku terlahir dengan kristal emas, kristal istimewa dengan kekuatan penyembuh terkuat. Mereka bahkan mengatakan tidak ada yang tidak bisa kusembuhkan,” Yuasa mulai mengatakan apa yang sudah lama ingin dia katakan. “Sayangnya,

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   212. Melepas Kebencian (3)

    Yuasa melihat pergerakan di balik bayangan reruntuhan. Darah segar mengalir dari tangan pria itu, membentuk genangan kecil di tanah yang kering. Lukanya cukup parah, dia menggunakan tubuhnya untuk melindungi Rafael. Di balik jubah hitamnya, Rafael terkulai tak sadarkan diri. Yuasa menatap pria itu, kedua mata mereka terkunci dalam keheningan yang penuh harapan.“Tolonglah Rafael,” ucap pria itu tanpa suara, tetapi Yuasa bisa membaca gerak bibir pria itu dengan jelas.Yuasa berlari ke arah mereka. “Kau terluka,” balas Yuasa, mengangkat tangannya di atas luka Xavier, berusaha menyembuhkannya. Tangan dan kaki Xavier patah, tulang-tulangnya harus disambung kembali. Meskipun dia bisa melakukannya, dia tidak memiliki obat untuk mengurangi rasa sakit dalam proses penyambungan tulang. Mereka jauh dari tenaga medis.“Abaikan lukaku, tolonglah Rafael terlebih dahulu,” pinta Xavier, suaranya bergetar. Terlihat jelas rasa canggung dan tidak nyaman yang diperlihatkan Xavier. Dia tidak bisa bergera

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   211. Melepas Kebencian (2)

    “Aku dan Yui akan memisahkan Ayah dari Nacht. Saat itu, jubah ini harus bisa melindungi tubuh Ayahanda,” bisik Yuan, suaranya lembut seperti desiran angin, samar-samar dan hanya Yuasa yang mendengarnya.Yuasa tidak punya pilihan lain. Dia mengerti kenapa Yuan melakukan ini. Yuichi akan langsung terkontaminasi di dunia bawah. Tubuhnya sangat rentan, berbeda dengan Yuan yang telah bertransformasi menjadi raja kegelapan. Jubah Yuan didesain sedemikian rupa untuk bisa bertahan di dunia bawah. Setelah perubahan Yuan, dia tidak akan terpengaruh dengan kontaminasi dunia bawah, tetapi Yuichi berbeda, terpisah dengan Nacht dia akan kembali seperti semula.“Kau harus bertahan, rasanya akan sangat menyakitkan,” bisik Yuasa, menahan air mata yang mengancam di sudut matanya, merasakan betapa beratnya keputusan ini.Yuan mengangguk, berdiri di depan Yuasa untuk melepaskan jubahnya. Saat Yuasa menarik jubah tersebut, Yuan menahan rasa sakit luar biasa. Dia menggigit bibir bawahnya, menahan rasa saki

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   210. Melepas Kebencian (1)

    Dua bayangan Yuan meluncur keluar dari dalam gerbang dimensi, seolah-olah terlahir dari kegelapan itu sendiri. Di saat yang sama, Yuan mengangkat kedua tangannya, menciptakan dua lingkaran sihir hitam perak yang berputar di langit dunia bawah. Semua mata terangkat, menatap kedua lingkaran sihir yang bergetar dengan tekanan yang sangat kuat, seakan-akan langit pun menahan napas, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.Perlahan, semua orang merasakan sesuatu yang tak terelakkan ditarik paksa dari dalam hati mereka. Bagian paling kelam yang tersembunyi di dalam jiwa, kebencian, dendam, dan semua penyakit hati yang telah mengikat mereka dalam kegelapan, kini mulai terangkat. Seolah-olah ada tangan tak terlihat yang merobek luka lama, mengeluarkan semua racun yang telah mengendap di dalam jiwa mereka.Yuasa, yang berdiri di antara Yui dan Yuan, merasakan hal yang sama. Satu-satunya ganjalan dalam hatinya kini ditarik paksa, seolah-olah ada kekuatan yang menggerakkan jiwanya. Tangan Yua

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   209. Permintaan Maaf

    Yuasa kebingungan saat melihat tanduk di kepala Yuan memudar dan tiba-tiba menghilang, seolah diserap oleh kegelapan. Dia segera memeriksa pergelangan tangan Yuan, mencari denyut nadinya. Helaan napas lega terlihat jelas saat dia merasakan kondisi Yuan tidak memburuk meskipun tanduknya menghilang. Perlahan, kedua mata Yuan mulai terbuka, seperti fajar yang menyingsing di ufuk timur.“Yuan!” panggil Yuasa kepada adiknya, berharap mendapatkan respons.“Kak Yuasa?” Yuan akhirnya terbangun setelah usaha keras Yuasa menyembuhkannya. Dia melihat Eirlys menatap dirinya dengan kedua mata yang indah, seakan menyelam dalam birunya mata itu. “Eirlys,” gumam Yuan, tersenyum ke arah gadis itu, senyumnya lembut seperti sinar matahari pagi.Yuan mengangkat tangannya, membuat tanah bergetar hebat bagaikan gempa dahsyat. Dari dalam tanah, muncul satu lagi gerbang dimensi, gerbang yang tertuju pada dunia manusia.“Yuan, untuk apa gerbang itu?” tanya Yui, tidak mengerti. Mereka tidak membuat perjanjian

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   208. Bertahan (2)

    Yui masih menahan Yuichi di tempatnya, memastikan agar ayahnya tidak mendekati Yuan. Rafael memperkuat segel yang dibuat Yui, sehingga Yuichi tidak bisa berpindah tempat. Keduanya seperti patung, berdiri di tempatnya masing-masing, terjebak dalam ketegangan yang mencekam, seolah waktu berhenti di antara mereka.Nacht yang menatap Yui kini beralih ke arah Rafael. Senyuman liciknya mulai terkembang, seolah merencanakan sesuatu yang jahat. “Putri Yui, bagaimana kalau aku membuat penawaran?” ucapnya, berusaha membujuk dengan nada menggoda, suaranya mengalir seperti racun yang merayap.“Tidak ada tawar-menawar,” balas Yui singkat dan cepat, suaranya tegas, penuh keberanian. Dia masih menggunakan kekuatan segelnya untuk menahan Nacht. Di saat yang sama, matanya menatap ke arah Yuan. Dia melihat kembarannya sudah mulai pulih secara perlahan, setidaknya dia harus bertahan hingga Yuan sadar.“Yui, lepaskan segelmu, biar kutahan!” teriak Rafael, yang tahu kelemahan Yui. Gadis itu tidak akan ber

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   207. Bertahan (1)

    Langkah kaki Yuichi terhenti, merasakan tekanan yang sangat berat, seolah dunia di sekelilingnya menekan tubuhnya ke tanah. Dia juga tidak sanggup mengayunkan lagi pedangnya ke arah Yuan. Matanya menatap ke bawah kakinya, di mana sebuah lingkaran segel telah terbentuk, berkilau dengan aura misterius.“Sejak kapan!” seru Yuichi dalam benaknya, kebingungan melanda. Dia menoleh ke belakang dan melihat putri cantiknya sedang mengendalikan segel. “Yui? Sejak kapan dia bisa membuat segel?”Di saat yang bersamaan, Yuasa yang menoleh ke belakang melihat Yuan terjatuh di tangan ayahnya sendiri. Kebingungan pun melanda dirinya, antara panik dan tidak mengerti mengapa ayahnya melukai adiknya. Dengan segenap tenaga, Yuasa berlari menuju tubuh Yuan yang tergeletak. Menggunakan kekuatannya, sehingga cahaya kemilau keemasan menyelubungi Yuan, seolah alam semesta berusaha menyelamatkannya.“Bertahanlah, Yuan!” teriak Yuasa, suaranya penuh kecemasan. Dia bisa merasakan jantung adiknya terluka oleh ped

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   206. Bukan Yuichi

    “Yui, di mana Yui?” gumam Yuan, berusaha mencari kembarannya di atas langit. Tubuh Yuan yang sudah kelelahan membuat sayapnya timbul tenggelam, hingga dia sempat tergelincir dan jatuh, lalu terbang kembali. Dalam kepanikan mencari Yui, dia justru melihat sosok lain yang keluar dari gerbang dimensi.“Ayahanda?!” Yuan mengucek matanya, berusaha melihat lebih jelas sosok tersebut. Tubuh tinggi ramping dengan sebuah pedang hijau zamrud mengkilat di tangannya. Mata hijau yang indah dan rambut kehijauan panjangnya terlihat seperti tumbuhan hijau di tengah kegelapan tanah tandus yang gersang.Yuan kembali terbang, mempercepat terbangnya. Senyumnya merekah saat dia tahu sosok itu memang Yuichi, ayahnya. Rindu yang terpendam dalam hatinya seolah meledak, mengalir seperti sungai yang tak terhentikan.“Ayahanda!” teriak Yuan, memanggil sosok tersebut. Sayangnya, sosok itu seakan tidak mendengar panggilannya dan terus berjalan ke depan, menuju ke istana kegelapan. Di tengah-tengah kekacauan terse

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status