Beranda / Romansa / Rahim Sewaan / Istri kelima

Share

Istri kelima

Penulis: Ombak Lautan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-21 22:53:10

Saat Ivana hendak berkata, ponsel Carlos berdering dan lelaki itu langsung menerima panggilan itu. Tidak berapa lama, wajah Carlos berubah panik dan langsung meninggalkan Ivana seorang diri di ruangannya.

"Tuan, aku bagaimana?" tanya Ivana yang tidak lagi terdengar oleh Carlos.

Ivana tidak berani bergeser dari tempatnya berdiri, hanya mata dan ke[alanya yang leluasa bergerak untuk meliat sekitar. Gadis itu tidak mau menambah masalah dengan dirinya kabur atau melakukan tindakan yang bisa membaayakan nyawa ayahnya.

Sudah tiga jam Ivana berdiri, kakinya mulai gemetaran dan tubuhnya mulai berkeringat dingin. Gadis itu sudah melewatkan makan malam, sarapan dan makan siangnya. Sekuat-kuatnya Ivana, daya tahan tubuhnya tidak bisa lagi menolongnya untuk mampu berdiri tegak. Ivana ambruk seketika.

***

Setelah urusannya selesai, Carlos memutuskan untuk ke rumah sakit tempat ayah Ivana dirawat. Carlos ingin memastikan sendiri keadaan ayah Ivana yang sempat kritis, setidaknya supaya rencananya berjalan dengan mulus. Namun, tiba-tiba Carlos merasakan jantungnya berdebar mendadak dan dadanya terasa sesak. Dia pikir mempunyai penyakit baru, yaitu jantung. Dengan cepat Carlos meminta Eiwa membawanya ke dokter spesialis jantung, karena masih berada di rumah sakit.

 "Jika seperti ini terus, aku akan mati muda dan tidak memiliki seorang penerus!" gerutu Carlos dan hanya ditanggapi kekehen oleh Eiwa, karena hasil pemeriksaan semuanya normal.

"Apakah tuan akan langsung membawa gadis muda itu ke mansion utama?" tanya Eiwa yang membuat Carlos tiba-tiba mematung.

"Shitte!" pekik Carlos, dia langsung mengambil ponselnya dan melihat sesuatu di dalamnya. Di mana CCTV ruang kerja terhubung dengan ponselnya.

Eiwa terkejut karena Carlos tiba-tiba teriak, mengira dirinya salah berbicara sehingga membuat Carlos panik. Eiwa langsung bertanya pada Carlos ada apa dia berteriak dan menghentikan langkahnya secara mendadak.

"Gadis bodoh itu masuk rumah sakit!" Carlos terlihat panik, dia langsung menekan nomor di ponselnya dan meminta seorang pelayan untuk menyimpan berkas yang tadi dipegang oleh Ivana.

Dengan tergesa-gesa Carlos berbalik arah, tentu saja Eiwa mengikutinya dengan cepat. Mereka berdua jadi pusat perhatian, selain karena wajah mereka yang tampan, juga karena jalan mereka yang terlalu cepat.

"Enggak jadi bertemu dengan nona Helena, Tuan?" tanya Eiwa, mengingat tadi Carlos sempat memintanya untuk mengosongkan jadwal kerjanya hari ini, untuk menemui gadis yang akan dijodohkan oleh BIbik dari Carlos.

Carlos hanya berdecak kesal dan kembali fokus menatap jalanan, memikirkan kehidupannya yang akan datang seperti apa. Termasuk memikirkan penerusnya kelak dan apakah Ivana mau menerima semua keputusan yang sudah dia ajukan. Bukannya ingin berbuat kejam, Carlos hanya ingin menhindari masalah dikemudian hari.

Baru saja masuk ke lorong, Carlos membalikkan tubuhnya dan melangkah berbalik arah lagi. Tentu saja Eiwa menjadi bingung dengan tingkah bosnya ini.

"Loh, kita enggak jadi nemui Nona Ivana, Bos?" Eiwa mengerutkan dahinya.

"Temuilah dia, dan tanyakan tentang kontrak perjanjian itu. Aku tidak mau tau dia harus menyetujuinya dengan ikhlas!" ujar carlos dengan menekankan kata ikhlas di belakang kalimatnya.

"Aku curiga, bos jatuh cinta dengannya!" Eiwa memicingkan matanya, memindai Carlos dari kaki hingga ujung rambutnya.

Carlos hanya berdecih dan meminta Eiwa segera mengurus Ivana sebelum keluarganya menemukan gadis itu dan menghancurkan semua rencana yang sudah dia rancang dengan sempurna.

-

Di kamar rawat sebuah rumah sakit besar di kota, Ivana hanya bisa menatap kosong. Ivana ragu dengan tawaran yang diberikan oleh lelaki yang bernama Carlos, tapi dia juga tidak bisa menghindar karena ibu tirinya sudah mendapatkan sebagian uang yang dijanjikan oleh Carlos untuk pengobatan ayahnya.

"Aaa!" teriaknya dengan suara tertahan dan bersamaan dengan seseorang yang masuk ke dalam kamar rawatnya.

"Permisi!" Seseorang mengetuk pintu dan langsung masuk ke dalam ruangan Ivana tanpa persetujuan dari gadis tersebut.

Ivana hanya menatap sekilas lelaki yang ada di depannya. Gadis itu tau maksud kedatangan Eiwa, pastinya akan membahas masalah perjanjian yang tadi belum selesai dibicarakan oleh Carlos.

"Baiklah, aku akan menandatanganinya!" ketus Ivana, tanpa mau mendengar penjelasan dari Eiwa.

Dengan emosi, Ivana melepas selang infus yang ada di tangannya dan melangkah mendekati Eiwa dan bertanya di mana berkas yang harus dia tanda tangani.

"Tunggu, berkas sedang dikirim ke sini," ujar Eiwa.

"Aku istri keberapa dari Tuan Carlos?" tanya Ivana dan Eiwa hanya berdeham keras, bingung dengan jawaban yang harus diberikan.

"Untuk apa kamu bertanya seperti itu?" Suara seseorang membuat Ivana diam dan menahan rasa kesalnya.

Eiwa menatap ke arah belakang, dan mendapati bosnya berdiri dengan tangan dilipat di dadanya. menatap tajam ke arah Ivana yang menekuk wajahnya dalam. Namun, Ivana tidak ada rasa takut, hanya rasa hutang budi.

"Di dalam perjanjian sudah tertulis jelas, jangan suka ikut campur dengan urusan pribadi saya!" ketus Carlos.

Kemudian Carlos duduk di kursi, tanpa dipersilahkan. Menyilangkan kaki, dan menatap pongah ke arah Ivana yang masih setia menunduk. Lelaki itu seakan tidak jemu memandang wajah ayu gadis yang terpaksa menerimanya, sebenarnya Carlos kesal dengan hal itu. Entah apa yang membuat dirinya memiliki perasaan itu.

"Kamu istri kelima saya, dan akan menjadi istri pertama yang sah di mata hukum. Hanya sebatas itu tidak lebih! Jangan pernah berharap untuk bisa mencuri perhatianku!" Meski tadi nada bicara menolak memberitahu Ivana, tapi kini Carlos menjelaskan sendiri apa yang Ivana tanyakan.

"Aku hanya bertanya, jadi santai saja menjawabnya!" ketus Ivana.

Ivana kembali duduk ke atas ranjangnya, menghadap ke arah Carlos dengan meniru kepongahan lelaki di depanya. Tentu saja membuat Carlos geram dengan tingkah gadis yang dalam kekuasaannya.

"Jika anda sudah empat kali menikah, tidak mungkin salah satu dari istri anda tidak bisa hamil kan?!" Ivana menjawab, tak kalah datar. "Bukankah anda hanya ingin keturunan saja!" sambung Ivana yang membuat Carlos makin meradang.

Mata Carlos membulat dan rahangnya mengeras, tidak menyangka Ivana berani menjawab ucapannya dengan sindiran yang telak. Carlos mendekati ivana dengan mengepalkan kedua tangannya, matanya sudah memerah menahan amarahnya sejak tadi.

"Karena aku tidak ingin menyentuh wanita-wanita matre seperti kalian! Dan mereka menikamku dari belakang secara diam-diam, maka kali ini aku harus memastikan sendiri, jika kamu tidak akan berbuat sembarangan dan menuruti isi dalam kontrak itu. Atau aku akan menghabisimu seperti mereka terdahulu!" Carlos memegang dagu Ivana dengan sangat erat, membuat gadis itu mengaduh, tapi matanya tidak menyiratkan ketakutan sama sekali.

"Berarti anda yang tidak normal!" ketus Ivana.

Tidak ada rasa takut mengatakan hal itu, membuat amarah Carlos berada di ubun-ubun. Tangan lelaki itu sudah terangkat ke atas, membuat Ivana memejamkan matanya.

Bab terkait

  • Rahim Sewaan   Lawan seimbang

    Saat tangan Carlos hampir menyentuh wajah Ivana, suara gemuruh dalam perut Ivana membuat lelaki di hadapannya tertawa secara tiba-tiba. Menghina keadaan Ivana yang tidak berdaya saat ini, yang tidak berdaya dan bergantung padanya. Carlos melepas Ivana dengan kasar, dan melangkah menjauh. Meminta pada Eiwa untuk mencarikan makanan untuk gadis itu dan Eiwa segera pergi menjalankan tugasnya, "Apa maksudnya ini?" tanya Carlos dengan nada tinggi. Saat Carlos menggeser tab milik Eiwa, lelaki itu menemukan secarik kertas dan menatap tajam ke arah Ivana, karena di awal kertas tertulis "TAMBAHAN ISI KONTRAK PERJANJIAN SEWA RAHIM!" "Aku hanya tidak ingin terlalu rugi dengan perjanjian yang anda ajukan!" ujar Ivana. Gadis itu berharap, setelah lepas dari Carlos dan ibu tirinya, dia bisa membangun impiannya dan hidup bahagia bersama ayahnya. Impian sederhana yang selalu diinginkan oleh gadis itu. Carlos kembali membaca tulisan tangan Ivana dengan lirih. "Membiarkan aku tetap bekerja, harus

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • Rahim Sewaan   Apes

    Eiwa mengabaikan Ivana, memilih melakukan panggilan telepon dengan bosnya, yang sudah tidak sabaran untuk menikah untuk kesekian kalinya. [Saya membawanya ke sana!] Sejenak Eiwa terdiam, mendengarkan lawan bicaranya di seberang telepon. [Oke, saya ke sana!] Ivana terkejut dengan ucapan orang yang ada di sampingnya, pikiran buruk pun mulai bergelayut. Karena lelaki itu menggunakan bahasa asing yang baru pertama kali didengarnya. Gadis itu berpikiran, jika Eiwa dan carlos adalah pedagang oran manusia "Berhenti!" teriak Ivana yang mengejutkan sang sopir, terlebih Eiwa. Mobil pun berhenti secara mendadak, dan membuat siapa saja yang di dalamnya mengaduh. "Ada apa?" tanya Eiwa kesal, karena ponselnya terjatuh saat mobil ngerem mendadak. "Kamu mau menjualku?" tanya Ivana, membuat Eiwa mengernyitkan dahinya. "Atau kalian mau menjual organ yang ada di dalam tubuhku?" imbuh Ivana dengan mata berkaca-kaca, dan kedua tangannya menyilang di depan dada. Eiwa tertawa melihat dan mendeng

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • Rahim Sewaan   Menantu terakhir

    "Kenapa diam?" tanya wanita cantik yang sudah berumur, di depan Eiwa."I--itu, Ma. Eiwa hanya menjalankan tugas dari bos," ucap Eiwa lirih, dengan menundukkan kepalanya.Suara bariton di depan Eiwa meminta lelaki bertubuh tinggi itu untuk duduk dan menjelaskan apa yang diperintahakan oleh anak mereka.Keempat orang itu diam, dan saling pandang. Eiwa saat ini seperti tertuduh, dia merasa terintimidasi hanya dengan tatapan tajam dari ketiga orang yang ada di hadapannya."Ulah apa lagi yang dibuat oleh dia?" tanya wanita yang sudah emosi."Ini hanya masalah pekerjaan Mama Ranti," ujar Eiwa dengan pasrah, meski harus tetap berbohong."Kamu pikir, mama akan percaya denganmu?" balas Ranti emosi. "Dia pasti lagi merencanakan sesuatu yang akan membuat perjodohannya gagal, kan?" sambung wanita yang saat ini sudah berdiri dengan berkacak pinggang, lalu menunjuk ke arah anaknya.Eiwa makin tertunduk, apalagi bosnya memberi kode untuk tidak mengatakan apapun pada orang tuanya. Dilema menjadi bawa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Rahim Sewaan   Mempertegas kontrak

    "Iya," jawab Eiwa asal, menahan kesal pada sahabat, yang juga saudara angkatnya itu. "Eh, tapi untuk apa? Dia sudah menanda tangani surat perjanjian!" sambung Eiwa, mengingat kertas yang tadi sempat ditanda tangani oleh Ivana. Eiwa memberikan kertas itu dan disambut oleh Carlos dengan wajah datarnya, dan langsung membacanya dengan detail, padahal dirinya sendiri yang menyusun draft itu. Akan tetapi, Carlos merasa tidak puas dengan isinya. Apa lagi melihat ibu dan bibiknya terlalu memuji Ivana. "Banyak yang perlu diperbaiki!" ketus Carlos dan hanya di tanggapi oleh Eiwa dengan decihan. "Ribet amat, sih! Setahu aku, itu sudah sangat lengkap dan tidak butuh lagi perubahan!" ceplos Eiwa. Wajah Carlos seketika kesal, mendengar ucapan dari Eiwa. Padahal dia hanya ingin melihat Ivana lebih dekat. Sepertinya wanita itu penurut dan tidak banyak membantah, dan dirinya akan dengan mudah mengendalikan situasi. "Aku hanya ingin mempertegas isi kontrak saja!" balas Carlos. "Baiklah," Eiwa men

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Rahim Sewaan   Sakit hati yang tertanam

    "Duduklah!" Dengan patuh, Ivana duduk dan menundukkan kepalanya. Carlos memindai tubu Ivana dengan teliti, dan menghela napas berkali-kali. Sebagai lelaki, tidak munafik baginya, jika dirinya terpukau oleh kemolekan tubuh Ivana, yang cukup memancing gairahnya. Ivana mengangkat kepalanya, karena sejak masuk ke dalam ruangan ini, tidak aa suara yang keluar dari lelaki yang akan menikahinya. Entah itu hanya untuk mendapatkan anak saja, atau pun untuk bersama hingga menua. Ivana tidak mau berharap lebih. "Kenapa melihat saya seperti itu?!" tanya Carlos dengan suara tinggi. Dengan cepat, Ivana menundukkan pandangannya dan memilin ujung kemeja yang dia kenakan. Berkali-kali, menggigit bibirnya untuk menahan rasa kesal dan tidak berdaya. Dalam pikirannya saat ini, keadaan sang ayah yang lebih penting dari pada dirinya sendiri. "Maaf," ucap Ivana lirih. Mendengar permintaan maaf Ivana, Carlos menjadi tidak senang. Lelaki itu dapat melihat, betapa penurutnya wanita yang ada di depannya i

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Rahim Sewaan   Persiapan pernikahan

    Mata Ivana melotot dan tanganya langsung memukul dada Carlos, membuat lelaki yang masih mengecup mesra bibir manis di depannya langsung terlepas. "Meski anda menyewa rahimku, bukan berarti anda bisa seenaknya saja memperlakukanku seperti ini!" ketus Ivana dan mengusap bibirnya yang sempat digigit oleh Carlos. Mendengar ucapan Ivana, Carlos makin merapatkan jarak antara mereka. Gadis yang tidak pernah dekat dengan laki-laki, tentu saja dibuat merinding. Berbeda dengan Carlos, yang sudah sering dekat dengan banyak wanita, termasuk mantan istri-istrinya. "Memperlakukan seperti apa maksudmu?' tanya Carlos dengan menyunggingkan senyuman smirk. Ivana memundurkan tubuhnya, agar hembusan napas Carlos tidak membuat bulu kuduknya meremang. Ini yang dia takutkan, jika ada sentuhan pisik dan juga kedekatan terjadi. Semua tidak bisa dia kontrol, maka dia memilih menyetujui syarat diperjanjian yang pertama. "Tuan! Apa perlu anda saya ingatkan tentang perjanjian yang sudah kita sepakati sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Rahim Sewaan   (Bukan) Pernikahan Impian

    Eiwa hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian berlalu karena suara Ranti yang memanggil namanya. Akan tetapi, lelaki muda itu masih mendengar gerutuan sang bos, yang teramat kesal dengan kejadian yang tidak disengaja ini. Semua rencana seakan-akan tidak lagi direstui oleh Tuhan, sehingga semua keluarga melihat Ivana terlebih dulu. Paling mengesankan, mereka menyukai Ivana dalam sekali pertemuan. Mungkin hal ini yang tidak disukai oleh Carlos.Hanya butuh beberapa jam untuk membuat pesta sederhana, dan juga mengundang sanak saudara yang terdekat, juga orang-orang penting yang sangat mereka segani. Semuanya berhubungan dengan Carlos, tidak ada yang datang dari keluarga Ivana, karena satu-satunya keluarga yang dia miliki sedang terbaring tidak berdaya.Pagi ini, kesibukan di masion milik Carlos terlihat sangat kentara, semua persiapan dicek langsung oleh Robert dan Ranti, mereka tidak ingin kecolongan. Apalagi mereka juga belum tahu alasan Carlos menikahi Ivana, dari kacamat

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Rahim Sewaan   Hanya wanita biasa

    Setelah hari pernikahan yang berlangsung cukup melelahkan, Ivana dan Carlos masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah disiapkan oleh Ranti. Namun, jangan harap ada binar bahagia dari keduanya. Baik Carlos atau pun Ivana, mereka sudah memasang dinding yang menjulang tinggi diantara mereka."Jangan pernah bermimpi aku mau menyentuhmu!" cibir Carlos yang melihat ivana kesulitan melepaskan gaun yang dia kenakan. "Kamu hanya wanita biasa yang aku sewa!" Carlos kembali menambahkan kata yang membuat Ivana makin memendam rasa sakit hati yang dalam."Saya tahu itu, Tuan!" jawab Ivana santai.Tidak ada yang tahu isi hati masing-masing, di dalam ruangan yang cukup besar ini tidak ada lagi suara yang mereka keluarkan. Diam dan menyelami pikiran masing-masing, sekilas mereka berdua saling melirik. Beruntung tidak saling adu pandang, jika tidak akan menciptkan suasana yang awkward.Carlos lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, cukup lama lelaki itu berada di dalam sana. Tent

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-09

Bab terbaru

  • Rahim Sewaan   Tidak percaya

    Eiwa meminta si kembar untuk membuka ikatan di tangan dan kakainya dan meyakinkan dua gadis itu, jika dirinya tidak akan pergi dan menepati janjinya.Setelah saling melirik, untuk meyakinkan diri. Davina membuka ikatan yang ada pada tubuh Eiwa. Namun, untuk berjaga-jaga, gadis manis itu, tetap mengikat tangan Eiwa dan membuat lelaki itu berdecak kesal."Sudah kubilang! Aku tidak akan pergi atau pun kabur, sebelum memberitau kalian!" Nada bicara Eiwa nampak sekali kekesalan, tapi tidak membuat dua gadis itu mengubah keputusannya."Lebih aman dan nyaman!" seru Davida.Kembali, Eiwa berdecak dan akhirnya menhela napas beratnya. Mungkin saja tindakkan dua gadis ini demi menyelamatkan harga diri seorang wanita yang mereka sukai sejak pertama melihatnya. Sama halnya dengan dirinya, yang sempat terpana pada keluguan dan juga kejutekan Ivana."Ya, sudah!" Eiwa mengalah dan memenarkan posisi duduknya agar lebi nyaman. "Carlos hanya akan bersama Ivana selama dua tahun saja, dan setelah proram b

  • Rahim Sewaan   Pasrah

    Cukup lama Eiwa tertidur akibat obat yang diberikan oleh si kembar dalam minuman yang diberikan padanya, membuat si kembar merasa bosan. Beberapa kali mereka memainkan game, dan juga menonton banyak judul drama drakor, tapi tetap saja Eiwa masih pulas. "Apa harus kita siram saja?!" tanya Davida yang sudah sangat kesal dan juga bosan. "Jangan, kasurnya jadi basah dong!" larang Davina. "Dosis yang aku berikan sangat sedikit, loh! Kenapa bisa sampai berjam-jam efeknya?" keluh Davida, dengan menopang dagunya. Matanya menatap sayu ke arah Eiwa yang terbaring. "Lebih baik kita tinggal saja dulu, nanti kita kena omel kanjeng mami!" saran Davina. Davida menganggukkan kepalanya, mengiyakan ucapan kembarannya. Jika suda marah, mamanya itu sangat menakutkan. Seperti reog ponorogo, itulah yang didefinisikan oleh keduanya untuk sang mama. Namun, baru saja mereka akan meninggalkan kamar, suara bas Eiwa menahan langkah kaki mereka. Tentu saja, senyum manis tersunging lebar di wajah keduanya. Me

  • Rahim Sewaan   Menculik Eiwa

    Ivana melihat ke arah kembar dan memberikan senyuman manisnya pada dua gadis yang mulai mengisi hari-harinya, mungkin tanpa mereka berdua, Ivana akan benar-benar terpuruk. Meskipun dia berusaha untuk tegar, kenyataannya, dia tidak sekuat yang terliat oleh orang sekitar. "Aku pergi dulu," ujar Ivana dengan lirih. Kembar D membalas senyum Ivana, dan pandangan mereka terus tertuju pada wanita yang sudah resmi menjadi kakak ipar mereka. Raut wajah mereka berubah sendu, saat pintu kamar tertutup. Memikirkan cara, agar kakak mereka --Carlos bisa merubah sikapnya yang angkuh menjadi bucin pada Ivana dan mereka butuh tenaga dan kerjasama yang ekstra. "Aku tetap pada pendirianku, untuk menculik Kak Eiwa yang sama menyebalkannya dengan Kak Carlos!!" ujar Davina dengan nada kesal yang sangat kentara. "Biar Kak Eiwa tidak sembarangan mengikuti perintah Kak Carlos!" tambah Davida, yang juga merasakan kekesalan saudari kembarnya. Davina memberikan dua jempol di depan wajah Davida, kemudian mere

  • Rahim Sewaan   Akses pembatalan bulan madu

    "Ayo!" ajak Davina, menarik tangan kembarannya. Mereka menuju ke kamar, untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang tertunda, karena sedang menguping pembicaraan kakaknya dan sang asisten. Takut rencana mereka bocor, membuat mereka berhati-hati dalam bersikap dan berkata untuk menentukan rencana apa yang akan di jalankan selanjutnya. "Kita susun rencananya sekarang saja, ya. Kita buat beberapa option, agar ada rencana cadangan ke depannya, jika rencana sebelumnya gagal!" ujar Davida, dengan mengambil alat tulis. Dengan teliti, dua kembar itu beradu pikiran, membuat rencana yang terbaik menurut mereka. Tentu tidak ada yang membantu mereka, hanya cukup mendapatkan dukungan orang tuanya dan juga Tante Arleta yang akan dengan senang hati membantu apapun yang mereka butuhkan. Di ruangan lain, Carlos sedang memandangi wajah istri pertamanya yang terbingkai indah di dinding berwarna cream, wanita itu pergi meninggalkan Carlos di saat cinta dalam hatinya sedang bersemi sangat indah, bahkan

  • Rahim Sewaan   Ingin mencekik

    Carlos dan Eiwa masih asik membahas tentang proses bayi tabung, tanpa disadari oleh keduanya ada dua pasang telinga sedang mendengarkan rencana kepergian Carlos, berkedok bulan madu. "Brengsek," gumam salah satu orang yang sedang menguping. "Huust! Jangan bicara, atau mereka akan mendengar dan kita tidak bisa mengagalkan ide gila lelaki tidak punya otak itu!" geram yang lainnya. "Kakakmu itu!" sindir Davina. "Kamu!" sahut Davida sengit. Keduanya kemudian terkekeh geli, karena mereka berdua kembar dan Carlos adalah kakak mereka berdua. Meski geram, kembar D tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini. Agar bisa melawan kakaknya, mereka harus mempunyai strategi yang mumpuni. Memberitahu orang tua mereka memang cara terbaik, tapi lebih baik mereka maju terlebih dulu, jika mereka tidak sanggup, maka mereka akan melambaikan tangan dan meminta pertolongan pada orang tuanya. "Padahal meminta pertolongan mama dan papa, semua akan beres," ujar Davina lirih. "tapi enggak ada seninya!" seruny

  • Rahim Sewaan   Tiket bulan madu

    "Apa yang kamu katakan?!" hardik Ranti kesal, dan tangannya makin kuat menarik telinga anaknya yang sudah sangat keterlaluan, menurutnya.Carlos hanya bisa mengaduh, dan memijat telinga yang tadi di tarik oleh Ranti--ibunya dan rasa kesal itu kembali hadir. Carlos berpikir, karena Ivana-lah dirinya ditindas oleh keluarga yang selama ini tidak ada yang berani masuk ke ranah pribadinya. Ingin rasanya dia menguliti Ivana dan menelannya hidup-hidup, tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini. Keputusannya bertolak belakang dengan semua rencana yang dia susun dengan baik."Rasakan! Semua ini karma untukmu, Kak!" bisik Davina.Carlos langsung mendelik, kesal dengan ucapan adiknya. Namun, dalam sudut hatinya terdalam memikirkan apa yang tadi dibisikkan ke telinganya. Apa benar ini karma, bukankah dia mengganti rugi sesuai dengan nominal yang diminta oleh mereka yang pernah dekat dengannya. Lalu, salahnya dimana?Selesai sarapan, Ivana kembali ke kamar dan membereskannya dengan perlahan

  • Rahim Sewaan   Hadiah

    Sarapan kali ini, cukup ramai. Semua anggota berkumpul dengan lengkap, termasuk tante Arleta. Hati Ivana menghangat dengan sambutan yang diberikan oleh keluarga Carlos, tapi dengan melihat suaminya ingin sekali dia meremat mulut lelaki itu. Setiap ucapan yang keluar dari mulut lelaki itu, terasa sangat menusuk ke dalam hati."Sudah ada planning apa kamu dan istri, Carlos?" tanya tante Arleta.Carlos yang hendak menyendokkan makanan ke mulut di urungkan, dari pada dia semburkan saat mendengar pertanyaan-pertanyaan konyol dari keluarganya. Hanya melirik sang tante dengan ekor matanya yang tajam, lalu berdeham. Tanpa ada niat menjawab pertanyaan dari tantenya.Ranti berdecak kesal, wanita itu mengepalkan tangan dan menggigit bibirnya. Menaan rasa kesal yang membuncah, anaknya yang satu ini sungguh menguras emosinya. Ingin sekali dia menjewer telinga Carlos. yang begitu dingin dan tidak berperasaan. Bahkan sikapnya ini ditujukan kesemua orang, tidak asal pilih."Kamu itu, kalau diajak bi

  • Rahim Sewaan   Bersiaplah

    "Wanita itu sangat hebat, bisa mencuri perhatianmu. Pasti kamu sangat bahagia," ujar Robert."Cinta tidak arus memiliki, Tuan," ujar Eiwa lirih.Robert mengira, Eiwa sedang pata hati karena ditinggal wanita yang dia cintai hanya bisa berdecak. Memikirkan solusi, agar lelaki muda yang sudah dia anggap anaknya itu, bisa menikah dan bahagia seperti Carlos."Kamu tenang saja! Satu wanita hilang, akan ada wanita lain yang menggantikannya dan pastinya wanita yang lebih baik dari dia." Robert memberikan semangat untuk Eiwa. "Aku akan membantumu mencari wanita yang lebih baik," Robert menggerakan tangannya, dan memposisikan jarinya seperti sebuah senjata."Terima kasih, Tuan. Dengan senang hati saya akan menerimanya," ujar Eiwa dengan senyumnya yang merekah, kemudian dia kembali melangkan menuju ke dapur.Di dapur, Eiwa menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Kemudian menyugar rambutnya, memilih duduk di tepi kolam yang ada di dekatnya. Memikirkan langkah apa yang harus d

  • Rahim Sewaan   Hanya wanita biasa

    Setelah hari pernikahan yang berlangsung cukup melelahkan, Ivana dan Carlos masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah disiapkan oleh Ranti. Namun, jangan harap ada binar bahagia dari keduanya. Baik Carlos atau pun Ivana, mereka sudah memasang dinding yang menjulang tinggi diantara mereka."Jangan pernah bermimpi aku mau menyentuhmu!" cibir Carlos yang melihat ivana kesulitan melepaskan gaun yang dia kenakan. "Kamu hanya wanita biasa yang aku sewa!" Carlos kembali menambahkan kata yang membuat Ivana makin memendam rasa sakit hati yang dalam."Saya tahu itu, Tuan!" jawab Ivana santai.Tidak ada yang tahu isi hati masing-masing, di dalam ruangan yang cukup besar ini tidak ada lagi suara yang mereka keluarkan. Diam dan menyelami pikiran masing-masing, sekilas mereka berdua saling melirik. Beruntung tidak saling adu pandang, jika tidak akan menciptkan suasana yang awkward.Carlos lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, cukup lama lelaki itu berada di dalam sana. Tent

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status