Home / CEO / Rahim Sewaan / Mempertegas kontrak

Share

Mempertegas kontrak

Author: Ombak Lautan
last update Last Updated: 2023-03-07 22:11:32

"Iya," jawab Eiwa asal, menahan kesal pada sahabat, yang juga saudara angkatnya itu. "Eh, tapi untuk apa? Dia sudah menanda tangani surat perjanjian!" sambung Eiwa, mengingat kertas yang tadi sempat ditanda tangani oleh Ivana.

Eiwa memberikan kertas itu dan disambut oleh Carlos dengan wajah datarnya, dan langsung membacanya dengan detail, padahal dirinya sendiri yang menyusun draft itu. Akan tetapi, Carlos merasa tidak puas dengan isinya. Apa lagi melihat ibu dan bibiknya terlalu memuji Ivana.

"Banyak yang perlu diperbaiki!" ketus Carlos dan hanya di tanggapi oleh Eiwa dengan decihan.

"Ribet amat, sih! Setahu aku, itu sudah sangat lengkap dan tidak butuh lagi perubahan!" ceplos Eiwa.

Wajah Carlos seketika kesal, mendengar ucapan dari Eiwa. Padahal dia hanya ingin melihat Ivana lebih dekat. Sepertinya wanita itu penurut dan tidak banyak membantah, dan dirinya akan dengan mudah mengendalikan situasi.

"Aku hanya ingin mempertegas isi kontrak saja!" balas Carlos.

"Baiklah," Eiwa mengalah, karena dirinya butuh tenaga untuk bertemu dengan kedua orang tua angkatnya dan juga Ivana untuk menyampaikan permintaan absurd Carlos.

Tiba-tiba saja, Eiwa tersenyum sendiri tanpa sebab, memikirkan Carlos yang akan hidup dengan Ivana. Pasangan yang sangat cocok untuknya saat ini. Meski pun terlihat lugu dan polos, gadis itu memiliki pemikiran yang luas dan imajinasi yang sulit ditebak. Seketika hatinya miris, membayangkan Ivana dalam dekapan Eiwa. 

"Jangan sakiti dia," ucap Eiwa lirih dan membuat Carlos tersentak.

Dia merasa Eiwa melindungi gadis itu, dan tidak rela melepas Ivana untuknya. Carlos memperhatikan perubahan raut wajah Eiwa, ketika membicarakan gadis yang akan dia sewa rahimnya.

"Sudahlah aku pergi ke rumah mama dulu," ujar Eiwa, meninggalkan Carlos yang masih diam terpaku.

****

"Kamu jangan berani menemui menantu mama, tanpa sepengetauan mama!" ujar Rianti tegas, ketika Eiwa duduk di kursi makan.

Eiwa melihat ke arah Ivana yang sepertinya selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang masih basah dan dibiarkan tergerai. Senyum di bibir gadis itu sungguh membuat Eiwa terpana, ini kali pertama dia melihatnya begitu cantik dan menawan sejak Eiwa bertemu dengannya.

"Sial!" umpatnya, ketika hatinya berdebar.

Kembali, Ranti menepuk pundak Eiwa dan mengingatkannyaa tentang Ivana. Tanpa ragu, Eiwa mengangguk patuh dengan tatapan matanya yang masih tertuju pada Ivana.

Ranti masih sibuk memasak bersama dengan adik iparnya, sedangkan Ivana hanya diminta duduk diam saja. Meski memaksa membantu, tapi Ranti langsung menolak dengan sangat tegas, hingga nyali Ivana sedikit ciut. 

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Eiwa untuk berbicara dengan Ivana. Dadanya benar-benar sesak saat ini, apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama, pikir Eiwa.

"Sebentar lagi, Carlos akan datang dan mengajak anda berbicara. Sebaiknya, anda katakan apa yang ingin anda katakan padanya, saat dia menyodorkan isi surat perjanjian kedua yang sedang dibuatnya." Eiwa berbicara lirih pada Ivana, tapi matanya pura-pura melihat ke arah ponsel.

Eiwa berharap Ivana akan membatalkan perjanjian ini dan meminta bantuan darinya saja, tapi Eiwa merasa uang yang dimilikinya belumlah sebanyak yang dimiliki oleh Carlos dan keluarganya, meski pun dirinya memiliki sedikit saham dari papa angkatnya dan juga dari usahanya sendiri.

"Jika kamu keberatan, kamu bisa mundur dari perjanjian ini, dan aku akan membantumu!" imbuh Eiwa dan ditanggapi anggukan oleh Ivana.

Ada gelenyar aneh dalam dada Eiwa, melihat senyum dan tatapan sendu dari Ivana, tapi dia tidak bisa memaksa saat ini. Hanya bisa menuruti apapun keputusan yang akan Ivana buat.

"Jika seperti ini, aku harus segera mendirikan bisnisku sendiri. Aku benar-benar suka senyumnya," gumam Eiwa yang tidak sengaja di dengar Ranti.

"Syukurlah kalau kamu mau bangun bisnis sendiri, nanti papa kamu akan membantu," ujar Rianti senang, karena hanya itu yang dia dengar, sedangkan kata-kata yang lainnya terlewat, karena terlalu lirih suara Eiwa.

Rianti menghidangkan beberapa makanan favorite keluarga itu, dan pastinya ada juga makanan lokal yang menggugah selera. Wanita itu tau, jika Ivana belum terbiasa dengan keadaannya saat ini.

"Hei, kamu sudah datang," sapa Ranti, saat Carlos baru sampai.

Carlos menhampiri mamanya dan memeluknya hangat, kemudian duduk tepat di depan Ivana. Memberikan tatapan tajam dan penuh selidik. Entah kenapa dengan dirinya, sejak melihat wanita itu di rumahnya tadi, seakan-akan jantungnya mulai tidak aman.

Ranti memanggil suaminya yang sedang duduk di tepi kolam, hal ini menjadi kesempatan emas bagi Carlos untuk mengajak bicara Ivana.

"Setelah makan, temui aku di ruang kerja!" ketusnya dan diangguki oleh wanita di depannya.

Rasanya sangat kesal, karena Ivana tidak membalas dengan kata-kata, hanya dengan anggukkan kepala. Apa dia bisu, pikir Carlos. Tubuhnya dia condongkan ke arah Eiwa untuk bertanya mengenai Ivana, apakah benar dia bisu atau sedang sariawan.

"Dia normal bro!" jawab Carlos dingin.

"Lo kenapa?" tanya Carlos kesal, karena sikap Eiwa yang dia rasa beda.

"Gue mau makan dengan tenang, tapi tetap harus menghandle kerjaan!" kesah Eiwa.

Carlos memutar bola mata malas. "itu derita, lo!" 

Ranti mendekat dan menepuk pundak kedua putranya yang selalu membuatnya pusing. Terutama Carlos, yang hanya menikah beberapa bulan saja dengan keempat istri yang dia nikahai secara sirih.

"Sekarang kita makan dulu, hal yang lain kita teruskan lagi nanti!" tegas Ranti, yang tidak ingin makan malam mereka terganggu.

Makan malam pun berjalan dengan lancar, membuat semua orang yang hadir tersenyum. Terutama pada Ivana yang sangat mudah bergaul dan cepat beradaptasi.

"Mama suka sekali pilihanmu, Carlos!" ujar Ranti memuji anaknya. "Kali ini kamu harus menikah secara agama dan negara, mama yakin Ivana akan merubah hidup kamu yang kaku kayak kanebo!" imbuh Ranti dan disetujui oleh suaminya.

Carlos tidak ingin terjebak dengan penikahan konyol yang didambakan oleh mamanya, yang dia inginkan hanya anak dari Ivana tanpa adanya kontak fisik. Lelaki mapan itu tidak ingin terikat seumur hidupnya hanya dengan wanita, seperti kebanyakan orang.

"Mama selalu suka dengan semua orang!" ketus Carlos. "Ikut aku," pinta Carlos kemudian pada Ivana.

"Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Ranti dengan tatapan tajam.

"Melepas rindu!" jawab Carlos asal, dan langsung menarik Ivana tanpa meminta persetujuan gadis itu.

"Brengsek!"

Related chapters

  • Rahim Sewaan   Sakit hati yang tertanam

    "Duduklah!" Dengan patuh, Ivana duduk dan menundukkan kepalanya. Carlos memindai tubu Ivana dengan teliti, dan menghela napas berkali-kali. Sebagai lelaki, tidak munafik baginya, jika dirinya terpukau oleh kemolekan tubuh Ivana, yang cukup memancing gairahnya. Ivana mengangkat kepalanya, karena sejak masuk ke dalam ruangan ini, tidak aa suara yang keluar dari lelaki yang akan menikahinya. Entah itu hanya untuk mendapatkan anak saja, atau pun untuk bersama hingga menua. Ivana tidak mau berharap lebih. "Kenapa melihat saya seperti itu?!" tanya Carlos dengan suara tinggi. Dengan cepat, Ivana menundukkan pandangannya dan memilin ujung kemeja yang dia kenakan. Berkali-kali, menggigit bibirnya untuk menahan rasa kesal dan tidak berdaya. Dalam pikirannya saat ini, keadaan sang ayah yang lebih penting dari pada dirinya sendiri. "Maaf," ucap Ivana lirih. Mendengar permintaan maaf Ivana, Carlos menjadi tidak senang. Lelaki itu dapat melihat, betapa penurutnya wanita yang ada di depannya i

    Last Updated : 2023-03-07
  • Rahim Sewaan   Persiapan pernikahan

    Mata Ivana melotot dan tanganya langsung memukul dada Carlos, membuat lelaki yang masih mengecup mesra bibir manis di depannya langsung terlepas. "Meski anda menyewa rahimku, bukan berarti anda bisa seenaknya saja memperlakukanku seperti ini!" ketus Ivana dan mengusap bibirnya yang sempat digigit oleh Carlos. Mendengar ucapan Ivana, Carlos makin merapatkan jarak antara mereka. Gadis yang tidak pernah dekat dengan laki-laki, tentu saja dibuat merinding. Berbeda dengan Carlos, yang sudah sering dekat dengan banyak wanita, termasuk mantan istri-istrinya. "Memperlakukan seperti apa maksudmu?' tanya Carlos dengan menyunggingkan senyuman smirk. Ivana memundurkan tubuhnya, agar hembusan napas Carlos tidak membuat bulu kuduknya meremang. Ini yang dia takutkan, jika ada sentuhan pisik dan juga kedekatan terjadi. Semua tidak bisa dia kontrol, maka dia memilih menyetujui syarat diperjanjian yang pertama. "Tuan! Apa perlu anda saya ingatkan tentang perjanjian yang sudah kita sepakati sebelum

    Last Updated : 2023-03-08
  • Rahim Sewaan   (Bukan) Pernikahan Impian

    Eiwa hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian berlalu karena suara Ranti yang memanggil namanya. Akan tetapi, lelaki muda itu masih mendengar gerutuan sang bos, yang teramat kesal dengan kejadian yang tidak disengaja ini. Semua rencana seakan-akan tidak lagi direstui oleh Tuhan, sehingga semua keluarga melihat Ivana terlebih dulu. Paling mengesankan, mereka menyukai Ivana dalam sekali pertemuan. Mungkin hal ini yang tidak disukai oleh Carlos.Hanya butuh beberapa jam untuk membuat pesta sederhana, dan juga mengundang sanak saudara yang terdekat, juga orang-orang penting yang sangat mereka segani. Semuanya berhubungan dengan Carlos, tidak ada yang datang dari keluarga Ivana, karena satu-satunya keluarga yang dia miliki sedang terbaring tidak berdaya.Pagi ini, kesibukan di masion milik Carlos terlihat sangat kentara, semua persiapan dicek langsung oleh Robert dan Ranti, mereka tidak ingin kecolongan. Apalagi mereka juga belum tahu alasan Carlos menikahi Ivana, dari kacamat

    Last Updated : 2023-03-08
  • Rahim Sewaan   Hanya wanita biasa

    Setelah hari pernikahan yang berlangsung cukup melelahkan, Ivana dan Carlos masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah disiapkan oleh Ranti. Namun, jangan harap ada binar bahagia dari keduanya. Baik Carlos atau pun Ivana, mereka sudah memasang dinding yang menjulang tinggi diantara mereka."Jangan pernah bermimpi aku mau menyentuhmu!" cibir Carlos yang melihat ivana kesulitan melepaskan gaun yang dia kenakan. "Kamu hanya wanita biasa yang aku sewa!" Carlos kembali menambahkan kata yang membuat Ivana makin memendam rasa sakit hati yang dalam."Saya tahu itu, Tuan!" jawab Ivana santai.Tidak ada yang tahu isi hati masing-masing, di dalam ruangan yang cukup besar ini tidak ada lagi suara yang mereka keluarkan. Diam dan menyelami pikiran masing-masing, sekilas mereka berdua saling melirik. Beruntung tidak saling adu pandang, jika tidak akan menciptkan suasana yang awkward.Carlos lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, cukup lama lelaki itu berada di dalam sana. Tent

    Last Updated : 2023-03-09
  • Rahim Sewaan   Bersiaplah

    "Wanita itu sangat hebat, bisa mencuri perhatianmu. Pasti kamu sangat bahagia," ujar Robert."Cinta tidak arus memiliki, Tuan," ujar Eiwa lirih.Robert mengira, Eiwa sedang pata hati karena ditinggal wanita yang dia cintai hanya bisa berdecak. Memikirkan solusi, agar lelaki muda yang sudah dia anggap anaknya itu, bisa menikah dan bahagia seperti Carlos."Kamu tenang saja! Satu wanita hilang, akan ada wanita lain yang menggantikannya dan pastinya wanita yang lebih baik dari dia." Robert memberikan semangat untuk Eiwa. "Aku akan membantumu mencari wanita yang lebih baik," Robert menggerakan tangannya, dan memposisikan jarinya seperti sebuah senjata."Terima kasih, Tuan. Dengan senang hati saya akan menerimanya," ujar Eiwa dengan senyumnya yang merekah, kemudian dia kembali melangkan menuju ke dapur.Di dapur, Eiwa menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Kemudian menyugar rambutnya, memilih duduk di tepi kolam yang ada di dekatnya. Memikirkan langkah apa yang harus d

    Last Updated : 2023-03-09
  • Rahim Sewaan   Hadiah

    Sarapan kali ini, cukup ramai. Semua anggota berkumpul dengan lengkap, termasuk tante Arleta. Hati Ivana menghangat dengan sambutan yang diberikan oleh keluarga Carlos, tapi dengan melihat suaminya ingin sekali dia meremat mulut lelaki itu. Setiap ucapan yang keluar dari mulut lelaki itu, terasa sangat menusuk ke dalam hati."Sudah ada planning apa kamu dan istri, Carlos?" tanya tante Arleta.Carlos yang hendak menyendokkan makanan ke mulut di urungkan, dari pada dia semburkan saat mendengar pertanyaan-pertanyaan konyol dari keluarganya. Hanya melirik sang tante dengan ekor matanya yang tajam, lalu berdeham. Tanpa ada niat menjawab pertanyaan dari tantenya.Ranti berdecak kesal, wanita itu mengepalkan tangan dan menggigit bibirnya. Menaan rasa kesal yang membuncah, anaknya yang satu ini sungguh menguras emosinya. Ingin sekali dia menjewer telinga Carlos. yang begitu dingin dan tidak berperasaan. Bahkan sikapnya ini ditujukan kesemua orang, tidak asal pilih."Kamu itu, kalau diajak bi

    Last Updated : 2023-03-10
  • Rahim Sewaan   Tiket bulan madu

    "Apa yang kamu katakan?!" hardik Ranti kesal, dan tangannya makin kuat menarik telinga anaknya yang sudah sangat keterlaluan, menurutnya.Carlos hanya bisa mengaduh, dan memijat telinga yang tadi di tarik oleh Ranti--ibunya dan rasa kesal itu kembali hadir. Carlos berpikir, karena Ivana-lah dirinya ditindas oleh keluarga yang selama ini tidak ada yang berani masuk ke ranah pribadinya. Ingin rasanya dia menguliti Ivana dan menelannya hidup-hidup, tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini. Keputusannya bertolak belakang dengan semua rencana yang dia susun dengan baik."Rasakan! Semua ini karma untukmu, Kak!" bisik Davina.Carlos langsung mendelik, kesal dengan ucapan adiknya. Namun, dalam sudut hatinya terdalam memikirkan apa yang tadi dibisikkan ke telinganya. Apa benar ini karma, bukankah dia mengganti rugi sesuai dengan nominal yang diminta oleh mereka yang pernah dekat dengannya. Lalu, salahnya dimana?Selesai sarapan, Ivana kembali ke kamar dan membereskannya dengan perlahan

    Last Updated : 2023-03-10
  • Rahim Sewaan   Ingin mencekik

    Carlos dan Eiwa masih asik membahas tentang proses bayi tabung, tanpa disadari oleh keduanya ada dua pasang telinga sedang mendengarkan rencana kepergian Carlos, berkedok bulan madu. "Brengsek," gumam salah satu orang yang sedang menguping. "Huust! Jangan bicara, atau mereka akan mendengar dan kita tidak bisa mengagalkan ide gila lelaki tidak punya otak itu!" geram yang lainnya. "Kakakmu itu!" sindir Davina. "Kamu!" sahut Davida sengit. Keduanya kemudian terkekeh geli, karena mereka berdua kembar dan Carlos adalah kakak mereka berdua. Meski geram, kembar D tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini. Agar bisa melawan kakaknya, mereka harus mempunyai strategi yang mumpuni. Memberitahu orang tua mereka memang cara terbaik, tapi lebih baik mereka maju terlebih dulu, jika mereka tidak sanggup, maka mereka akan melambaikan tangan dan meminta pertolongan pada orang tuanya. "Padahal meminta pertolongan mama dan papa, semua akan beres," ujar Davina lirih. "tapi enggak ada seninya!" seruny

    Last Updated : 2023-03-16

Latest chapter

  • Rahim Sewaan   Tidak percaya

    Eiwa meminta si kembar untuk membuka ikatan di tangan dan kakainya dan meyakinkan dua gadis itu, jika dirinya tidak akan pergi dan menepati janjinya.Setelah saling melirik, untuk meyakinkan diri. Davina membuka ikatan yang ada pada tubuh Eiwa. Namun, untuk berjaga-jaga, gadis manis itu, tetap mengikat tangan Eiwa dan membuat lelaki itu berdecak kesal."Sudah kubilang! Aku tidak akan pergi atau pun kabur, sebelum memberitau kalian!" Nada bicara Eiwa nampak sekali kekesalan, tapi tidak membuat dua gadis itu mengubah keputusannya."Lebih aman dan nyaman!" seru Davida.Kembali, Eiwa berdecak dan akhirnya menhela napas beratnya. Mungkin saja tindakkan dua gadis ini demi menyelamatkan harga diri seorang wanita yang mereka sukai sejak pertama melihatnya. Sama halnya dengan dirinya, yang sempat terpana pada keluguan dan juga kejutekan Ivana."Ya, sudah!" Eiwa mengalah dan memenarkan posisi duduknya agar lebi nyaman. "Carlos hanya akan bersama Ivana selama dua tahun saja, dan setelah proram b

  • Rahim Sewaan   Pasrah

    Cukup lama Eiwa tertidur akibat obat yang diberikan oleh si kembar dalam minuman yang diberikan padanya, membuat si kembar merasa bosan. Beberapa kali mereka memainkan game, dan juga menonton banyak judul drama drakor, tapi tetap saja Eiwa masih pulas. "Apa harus kita siram saja?!" tanya Davida yang sudah sangat kesal dan juga bosan. "Jangan, kasurnya jadi basah dong!" larang Davina. "Dosis yang aku berikan sangat sedikit, loh! Kenapa bisa sampai berjam-jam efeknya?" keluh Davida, dengan menopang dagunya. Matanya menatap sayu ke arah Eiwa yang terbaring. "Lebih baik kita tinggal saja dulu, nanti kita kena omel kanjeng mami!" saran Davina. Davida menganggukkan kepalanya, mengiyakan ucapan kembarannya. Jika suda marah, mamanya itu sangat menakutkan. Seperti reog ponorogo, itulah yang didefinisikan oleh keduanya untuk sang mama. Namun, baru saja mereka akan meninggalkan kamar, suara bas Eiwa menahan langkah kaki mereka. Tentu saja, senyum manis tersunging lebar di wajah keduanya. Me

  • Rahim Sewaan   Menculik Eiwa

    Ivana melihat ke arah kembar dan memberikan senyuman manisnya pada dua gadis yang mulai mengisi hari-harinya, mungkin tanpa mereka berdua, Ivana akan benar-benar terpuruk. Meskipun dia berusaha untuk tegar, kenyataannya, dia tidak sekuat yang terliat oleh orang sekitar. "Aku pergi dulu," ujar Ivana dengan lirih. Kembar D membalas senyum Ivana, dan pandangan mereka terus tertuju pada wanita yang sudah resmi menjadi kakak ipar mereka. Raut wajah mereka berubah sendu, saat pintu kamar tertutup. Memikirkan cara, agar kakak mereka --Carlos bisa merubah sikapnya yang angkuh menjadi bucin pada Ivana dan mereka butuh tenaga dan kerjasama yang ekstra. "Aku tetap pada pendirianku, untuk menculik Kak Eiwa yang sama menyebalkannya dengan Kak Carlos!!" ujar Davina dengan nada kesal yang sangat kentara. "Biar Kak Eiwa tidak sembarangan mengikuti perintah Kak Carlos!" tambah Davida, yang juga merasakan kekesalan saudari kembarnya. Davina memberikan dua jempol di depan wajah Davida, kemudian mere

  • Rahim Sewaan   Akses pembatalan bulan madu

    "Ayo!" ajak Davina, menarik tangan kembarannya. Mereka menuju ke kamar, untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang tertunda, karena sedang menguping pembicaraan kakaknya dan sang asisten. Takut rencana mereka bocor, membuat mereka berhati-hati dalam bersikap dan berkata untuk menentukan rencana apa yang akan di jalankan selanjutnya. "Kita susun rencananya sekarang saja, ya. Kita buat beberapa option, agar ada rencana cadangan ke depannya, jika rencana sebelumnya gagal!" ujar Davida, dengan mengambil alat tulis. Dengan teliti, dua kembar itu beradu pikiran, membuat rencana yang terbaik menurut mereka. Tentu tidak ada yang membantu mereka, hanya cukup mendapatkan dukungan orang tuanya dan juga Tante Arleta yang akan dengan senang hati membantu apapun yang mereka butuhkan. Di ruangan lain, Carlos sedang memandangi wajah istri pertamanya yang terbingkai indah di dinding berwarna cream, wanita itu pergi meninggalkan Carlos di saat cinta dalam hatinya sedang bersemi sangat indah, bahkan

  • Rahim Sewaan   Ingin mencekik

    Carlos dan Eiwa masih asik membahas tentang proses bayi tabung, tanpa disadari oleh keduanya ada dua pasang telinga sedang mendengarkan rencana kepergian Carlos, berkedok bulan madu. "Brengsek," gumam salah satu orang yang sedang menguping. "Huust! Jangan bicara, atau mereka akan mendengar dan kita tidak bisa mengagalkan ide gila lelaki tidak punya otak itu!" geram yang lainnya. "Kakakmu itu!" sindir Davina. "Kamu!" sahut Davida sengit. Keduanya kemudian terkekeh geli, karena mereka berdua kembar dan Carlos adalah kakak mereka berdua. Meski geram, kembar D tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini. Agar bisa melawan kakaknya, mereka harus mempunyai strategi yang mumpuni. Memberitahu orang tua mereka memang cara terbaik, tapi lebih baik mereka maju terlebih dulu, jika mereka tidak sanggup, maka mereka akan melambaikan tangan dan meminta pertolongan pada orang tuanya. "Padahal meminta pertolongan mama dan papa, semua akan beres," ujar Davina lirih. "tapi enggak ada seninya!" seruny

  • Rahim Sewaan   Tiket bulan madu

    "Apa yang kamu katakan?!" hardik Ranti kesal, dan tangannya makin kuat menarik telinga anaknya yang sudah sangat keterlaluan, menurutnya.Carlos hanya bisa mengaduh, dan memijat telinga yang tadi di tarik oleh Ranti--ibunya dan rasa kesal itu kembali hadir. Carlos berpikir, karena Ivana-lah dirinya ditindas oleh keluarga yang selama ini tidak ada yang berani masuk ke ranah pribadinya. Ingin rasanya dia menguliti Ivana dan menelannya hidup-hidup, tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini. Keputusannya bertolak belakang dengan semua rencana yang dia susun dengan baik."Rasakan! Semua ini karma untukmu, Kak!" bisik Davina.Carlos langsung mendelik, kesal dengan ucapan adiknya. Namun, dalam sudut hatinya terdalam memikirkan apa yang tadi dibisikkan ke telinganya. Apa benar ini karma, bukankah dia mengganti rugi sesuai dengan nominal yang diminta oleh mereka yang pernah dekat dengannya. Lalu, salahnya dimana?Selesai sarapan, Ivana kembali ke kamar dan membereskannya dengan perlahan

  • Rahim Sewaan   Hadiah

    Sarapan kali ini, cukup ramai. Semua anggota berkumpul dengan lengkap, termasuk tante Arleta. Hati Ivana menghangat dengan sambutan yang diberikan oleh keluarga Carlos, tapi dengan melihat suaminya ingin sekali dia meremat mulut lelaki itu. Setiap ucapan yang keluar dari mulut lelaki itu, terasa sangat menusuk ke dalam hati."Sudah ada planning apa kamu dan istri, Carlos?" tanya tante Arleta.Carlos yang hendak menyendokkan makanan ke mulut di urungkan, dari pada dia semburkan saat mendengar pertanyaan-pertanyaan konyol dari keluarganya. Hanya melirik sang tante dengan ekor matanya yang tajam, lalu berdeham. Tanpa ada niat menjawab pertanyaan dari tantenya.Ranti berdecak kesal, wanita itu mengepalkan tangan dan menggigit bibirnya. Menaan rasa kesal yang membuncah, anaknya yang satu ini sungguh menguras emosinya. Ingin sekali dia menjewer telinga Carlos. yang begitu dingin dan tidak berperasaan. Bahkan sikapnya ini ditujukan kesemua orang, tidak asal pilih."Kamu itu, kalau diajak bi

  • Rahim Sewaan   Bersiaplah

    "Wanita itu sangat hebat, bisa mencuri perhatianmu. Pasti kamu sangat bahagia," ujar Robert."Cinta tidak arus memiliki, Tuan," ujar Eiwa lirih.Robert mengira, Eiwa sedang pata hati karena ditinggal wanita yang dia cintai hanya bisa berdecak. Memikirkan solusi, agar lelaki muda yang sudah dia anggap anaknya itu, bisa menikah dan bahagia seperti Carlos."Kamu tenang saja! Satu wanita hilang, akan ada wanita lain yang menggantikannya dan pastinya wanita yang lebih baik dari dia." Robert memberikan semangat untuk Eiwa. "Aku akan membantumu mencari wanita yang lebih baik," Robert menggerakan tangannya, dan memposisikan jarinya seperti sebuah senjata."Terima kasih, Tuan. Dengan senang hati saya akan menerimanya," ujar Eiwa dengan senyumnya yang merekah, kemudian dia kembali melangkan menuju ke dapur.Di dapur, Eiwa menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Kemudian menyugar rambutnya, memilih duduk di tepi kolam yang ada di dekatnya. Memikirkan langkah apa yang harus d

  • Rahim Sewaan   Hanya wanita biasa

    Setelah hari pernikahan yang berlangsung cukup melelahkan, Ivana dan Carlos masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah disiapkan oleh Ranti. Namun, jangan harap ada binar bahagia dari keduanya. Baik Carlos atau pun Ivana, mereka sudah memasang dinding yang menjulang tinggi diantara mereka."Jangan pernah bermimpi aku mau menyentuhmu!" cibir Carlos yang melihat ivana kesulitan melepaskan gaun yang dia kenakan. "Kamu hanya wanita biasa yang aku sewa!" Carlos kembali menambahkan kata yang membuat Ivana makin memendam rasa sakit hati yang dalam."Saya tahu itu, Tuan!" jawab Ivana santai.Tidak ada yang tahu isi hati masing-masing, di dalam ruangan yang cukup besar ini tidak ada lagi suara yang mereka keluarkan. Diam dan menyelami pikiran masing-masing, sekilas mereka berdua saling melirik. Beruntung tidak saling adu pandang, jika tidak akan menciptkan suasana yang awkward.Carlos lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, cukup lama lelaki itu berada di dalam sana. Tent

DMCA.com Protection Status