Happy Reading Semuanya!Selama di perjalanan Irene hanya melamun memandang keluar jendela dan Rangga yang melihat itu hanya menghela napas pelan. Apakah sebegitu berat untuk menikah dengannya? Tangannya mengusap kepala Irene lembut, Rangga masih memikirkan cara agar Irene luluh pada dirinya walaupun kenyataannya sangat sulit untuk lelaki itu lakukan."Irene," panggil Rangga"Heumm..." "Irene, kamu ingin makan apa? Perjalanan ini akan panjang,"Istrinya tampak tidak menjawab. Pikirannya sudah terbang jauh dan menanggapi luka kakaknya yang tidak ia sadari.“Mas tahu apa yang menjadi awal mula terjadinya luka hati?” tanya IreneRangga menghela nafasnya pelan, “Mungkin karena sebuah perbedaan yang bisa menimbulkan gesekan dan gesekan itu menjadi konflik yang bisa menyakiti hati satu orang dan lainnya.” Tatapan mata Irene tidak lepas dari dirinya saat ini, tatapan sayu dari sang istri untuk dirinya.Tangannya mengusap lembut kepala sang istri di sebelahnya itu, Rangga sudah menduga jika
Happy Reading Semuanya! Rangga memberikan kecupan panas pada bahu Irene dan membuat bulu roma perempuan muda di depannya itu berdiri tegang, sebuah kecupan yang pertama kali Irene rasakan dalam hidupnya. Tangan Irene mencengkram erat pinggiran bathup saat kecupan panas dari sang suami tampak turun ke bawah dan berhenti pada punggu di bagian tengah. “M-mas,” desis Irene “Kenapa kamu seperti ular Irene ? Mendesis yang membuat saya semakin jatuh dan menginkan lebih,” bisik Rangga tepat di telinga Irene . Mungkin kalau ia menceritakan ini pada teman-temannya yang memiliki otak miring mereka akan membayangkannya, sumpah Irene saat ini merinding bercampur menjadi satu apalagi suara Rangga yang membuatnya seperti di hadang dosen killer dan tidak bisa kabur begitu saja. Sama seperti kehidupannya sebagai mahasiswa di Kampus. “Irene boleh saya menghisap bukit kembar kamu?” “Mas saya mengantuk, ayo kita selesaikan acara mandi kita.” Ajakan dari Irene membuat Rangga memasang wajah ke
Happy Reading semuanya! “Kalau saya minta hak saya sama kamu—kamu mau ngelakuinnya?” Wajah perempuan muda dengan nama Irene itu langsung merah merona mendengar perkataan dari lelak yang menjadi suaminya. Ayolah saat ini Irene harus menanggung malu karena Rangga mengatakannya tepat di depan resepsionis hotel tempat mereka akan honeymoon, walaupun pegawai hotel tidak mengerti perkataan mereka berdua tapi tetap saja. Rasa malu masih ada. “Mas bisa bicaranya nanti saja enggak? Walaupun si Mbak nya enggak bisa bahasa Indonesia tapi tetap saja itu urusan nanti,” sela Irene membuat Rangga terdiam. “Tapi Mbak nya bisa di jadikan bukti, kalau kamu menolak ya sudah dan kalau kamu menerima ada buktinya yang bisa saya tagih!” seru Rangga. Irene hampir saja ingin meninju lelaki di depannya itu. Bagaimana bisa ia di anugerahi takdir yang seperti ini? Sepertinya Irene akan mengalami hipertensi berkala nantinya. “Mas, saya cape loh! Dari Indonesia terus transit dulu dan terbang ke sini! Ta
Happy Reading Semuanya! Ini bukan Jakarta yang bisa Irene pergi seorang diri, tapi ini Korea Selatan dan ia sendiri belum begitu fasih berbahasa inggris ataupun Korea agar mudah berkomunikasi. Langkahnya berjalan mengikuti Rangga di depannya menyusuri jalanan penuh dengan bunga yang tengah mekar. Tubuh Rangga berbalik memperhatikan Irene menubruk punggung belakangnya, perempuan muda yang sudah sah jadi istrinya itu benar-benar seperti anak ayam yang mengikuti induknya kemana pun sang induk pergi. Tangan Rangga menarik lembut Irene dan menggandeng tangannya untuk berjalan beriringan. “Bagaimana? Pemandangannya cantik, ‘kan?” tanya Rangga “Iya, cantik.” “Mau foto?” tawar Rangga Iris mata Irene memperhatikan pemandangan sekitarnya yang tampak sangat cantik, sepertinya ia tidak boleh melewatkan hal ini. Meskipun hatinya tidak ada di sini dan berada bersama dengan sang kekasih, tetapi ia mencoba untuk memenuhi hati keinginan Rangga. Kepala Irene mengangguk dan mengeluarkan pons
Happy Reading Semuanya! Mira berusaha untuk menyembuhkan lukanya sendiri setelah mendengar semua perkataan dari sang adik, setelah dipikir-pikir lagi. Irene tidak pernah berbohong soal apapun itu, adiknya selalu jujur tentang perasannya pada mereka dan tidak ada kebohongan. Mira tahu jika suaminya begitu mencintai Irene. Ia sangat tahu. Bahkan suaminya menolak panggilannya karena ia sudah bersama dengan orang tercintanya, membayangkannya saja sudah membuat hatinya mendadak sakit. Mira sibuk menggigiti kukunya menunggu kabar dari sang suami yang sampai saat ini belum menghubunginya, padahal Mira jamin kalau keduanya pasti sudah sampai di negara bulan madu mereka. adiknya juga tidak ada kabar ke orang tua mengenai keberadaan sang adik. “Ma, kenapa Irene belum kasih kabar? Enggak terjadi sesuatu kan sama mereka?” tanya Mira sembari duduk di hadapan sang ibu yang sedang membaca buku kebudayaan. “Mungkin mereka lagi istirahat karena penerbangan ini makanya belum kasih kabar, tunggu saj
Happy Reading Semuanya! “Kalian sudah melakukan itu,’kan?” Hampir saja Irene menyemburkan lemonade dari mulutnya keluar setelah mendengar perkataan dari Paman lelaki di sebelahnya yang kini menutup mulutnya. Mata Irene membulat saat kopi dingin pesanan dari Rangga menumpahi bajunya saat ini, rasanya kacau sekali saat ini. “Ya ampun Pa, jangan di tanya begitu dong! Kasihan kan jadi malu, sudah tahu Irene sifatnya sedikit pemalu lalu pembahasannya seperti ini. Jadi tumpah semuanya, ‘kan?” omel Rina membuat Andi hanya terkekeh. “Maaf ya Irene , Om Cuma mau nostalgia malam pertama kami. Apalagi saat honeymoon seperti ini, cepat ganti baju saja atau bersihkan di toilet. Mam belikan baju buat Irene di depan sana, tadi Papa lihat ada yang jualan baju di sana.” Rangga mengusap tangan Irene yang terkena kopi dan memperhatikan wajah sang istri berubah merah, tangannya memberikan kartu hitam ke tangan Irene membuat sang istri menatap dirinya bingung. “Minta Bibi antarkan beli baju, d
Happy Reading Semuanya!Sejauh ini selama hidup dengan Rangga berdekatan seperti sekarang tidak terlalu buruk, suaminya itu selalu menepati janjinya yang di buat dan banyak bersabar untuk menghadapinya. Irene belum memberikan hak lelaki itu terhadap dirinya, jujur Irene belum siap sekalipun sudah mendengar kabar tentang keadaan Ibu Rangga.Bibirnya melengkung membentuk senyuman lebar memperhatikan perempuan paruh baya tengah memegang kertas karton besar bertuliskan ucapan selamat datang kembali dan ditunggu kehadiran malaikat kecil.“Mami bagaimana kabarnya?” tanya Irene sembari memegang kemeja Rangga di sebelahnya agar tidak pergi dari sisinya.“Seperti yang kamu lihat, so—bagaimana dalam proses pembuatan bayi?” Irene mengeratkan cengkramannya pada pakaian milik Rangga sembari memperhatikan sang suami yang menahan sakit akibat kelakuan dari Irene.“Masih 70 persen Mami, kita hanya honeymoon selama tujuh hari dan Irene mengamuk karena hanya diam di kamar. Lain kali kasih honeymoon pal
Happy Reading Semuanya! Iris mata Rangga memperhatikan Irene yang hanya terdiam di depan koper milik mereka tanpa melakukan apapun, entah apa lagi dipikiran sang istri sampai seperti itu. Setelah percakapan keluarganya beberapa menit yang lalu. Bibirnya mengecup basah daun telinga milik Irene dan membuat sang istri terkejut melihat kelakuannya saat ini. “Mas, jangan mulai deh!” seru Irene “Suruh siapa kamu melamun? Kenapa?” “Bukannya Mas terlalu kejam sama Kak Mira?” tanya Irene sembari menatap sang suami di sebelahnya penuh tanya. Rangga menaikkan sebelah alisnya bingung, “Kejam? Bagian mana yang kamu maksud kejam? Bukan kah saya sudah adil? Lagian kakak kamu seharusnya tahu, Mas sudah lelah perjalanan. Jadi, jika mas terlihat seperti marah mas sedang dalam keadaan lelah.” Irene mengeluarkan barang-barang yang ada di kopernya tanpa menatap sang suami di sebelahnya. “Tapi tetap saja menurut saya itu Mas terlalu kejam menurut saya, Kak Mira itu juga istri Mas. Mas harus adil, say
Happy Reading Semuanya! Dress warna pink dan rambut yang sudah di tata dengan rapih membuat Irene terlihat sangat cantik. Bibirnya tersenyum memandang lelaki di belakangnya tampak sibuk menggendong anak bayi berusia delapan bulan, mereka benar-benar bahagia. Mulai dari tumbuh kembang anak mereka berdua sampai MPASI untuk anak mereka berdua yang semakin pandai. "Sayang sudah belum?" tanya Rangga "Okay! Sebentar Mas, " Irene menggendong anak laki-lakinya dan menggandeng tangan sang suami yang kini tersenyum manis dan mengecup keningnya lembut. "Mama, ayo pergi!" ajak Irene Rangga tampak bahagia saat ini dan menatap hadiah yang diberikannya untuk Risky sebagai kado pernikahan, ia tidak menyangka jika perubahan hati Risky begitu cepat berubah dan mampu menarik seorang dokter cantik yang membantu Irene melahirkan. "Aku enggak sangka kalau mas Risky akan mendapatkan pasangan yang lebih baik," ungkap Irene. "Ya... dia pantas mendapatkannya." Tatapan matanya mengarah pada sang suami
Happy reading semuanya! Irene menyaksikan semuanya. Suami tampannya yang penuh di berita televisi dan surat kabar, serta sang kakak yang di kabarkan harus memasuki rumah sakit jiwa sampai sang ayah mendapatkan hukuman penjara seumur hidup. Irene melihat semua itu tanpa tahu harus bersikap seperti apa. Pandangannya berdalih pada Risky yang menatapnya lembut dan bayi dipangkuannya, lelaki itu menjadi tidak banyak bicara. “Aku akan menyerahkan diri karena aku turut serta membantu kakak kamu dalam kejahatan ini,” ucap Risky. Kepala Irene menggeleng, “Enggak, mas Risky enggak perlu melakukan itu. Mas disini menjagaku, mas turut andil dalam menjaga aku. Mas Rangga juga pasti akan melakukan hal yang sama, mas harus menjalani kehidupan yang baru. Dan harus berbahagia juga,” Irene memalingkan pandangannya pada Shofie yang sejak tadi hanya memasang wajah bingung. Risky sendiri hanya menghela napas pelan melihat apa yang dilakukan oleh Irene saat ini. Perempuan itu selalu saja menjodohkanny
Happy Reading semuanya!Heru menyaksikan semua dimana anak sulungnya yang ia banggakan melakukan rencana besar dan kini Irene yang menghilang. Heru tidak tahu istri dari Rangga itu di bawa kemana dan meninggalkan kesedihan pilu untuk Rangga yang tanpa henti mencari keberadaan Irene.Ini adalah salahnya. Jika ia tidak mendidik Mira dengan egois maka tidak akan menjadi seperti ini, keluarganya berantakan dan orang tercintanya kini sudah menjadi milik orang lain. Heru tidak ada harapan lagi.Langkahnya berjalan menuju kantor kepolisian di depannya itu, sudah tidak ada barang lagi yang ia bawa. Sudah saatnya ia mengakui semuanya, kejahatannya hanya untuk membela anak sulungnya.“Hallo pak, selamat siang. Apa ada yang bisa kami bantu?” tanya lelaki yang ia ketahui dulu berteman dengan anak bungsunya. Hubungan yang sulit di jelaskan.“Kamu teman Risky?” tanya Heru“Benar, beliau atasan saya. Kebetulan mas Risky sudah di pindah tugas ke Lebanon karena sesuatu yang sulit untuk di jelaskan, ad
Happy Reading Semuanya!Setidaknya Rangga lega saat mengetahui kalau istrinya baik-baik saja setelah seminggu menghilang tanpa jejak, ia tahu jika mantan kekasih istrinya yang membawa Irene dan menceritakan semua rencana jahat Mira yang ingin membuat hidupnya semakin berantakan. Rangga akan bersama dengan anaknya serta Irene sebentar lagi sampai urusan nya selesai, sudah sepantasnya jika Mira harus dipenjara atau mendapatkan karena yang sesuai dengan perilaku yang dilakukan.Rangga tetap berpura-pura menjadi seseorang yang merasa linglung untuk membuat Mira merasa jika ia menang."Sudah mengaku saja, ini semua ulah kamu!!" marah RanggaBibir Mira tampak mengerucut, “Mas, enggak baik menuduh orang lain begitu. Memangnya Mas ada bukti kalau aku yang melakukannya? Irene menghilang karena dia bosan dengan Mas,” Rangga mengepalkan tangannya mendengar perkataan dari perempuan di depannya itu. Sumpah demi a
Happy Reading Semuanya!Tatapan matanya terlihat kosong, kepalanya berdenyut kencang. Bagaimana bisa ia memiliki masalah yang begitu banyak dan pelik tanpa henti, ia tidak mengerti dosa apa yang telah dilakukannya. Ini murni kesalahannya, andai ia tidak selemah itu mungkin tidak akan terjadi seperti ini dan membuat semua orang disekitarnya menjadi terluka dan dirinya tidak bisa bertemu dengan Rangga.Irene benar-benar jatuh cinta pada Rangga dan mungkin saat ini suaminya masih mencarinya."Kamu melamun lagi? Apa kamu masih menyalahkan diri kamu sendiri karena melahirkan bayi sekecil itu? Jika itu yang kamu pikirkan sepertinya tidak perlu. Ini adalah takdir yang tidak bisa kamu hindari dan tidak bisa kamu salahkan," Irene memperhatikan dokter yang merawat dirinya dan anaknya tampak terduduk di sebelahnya sembari menggenggam erat tangannya.“Bukan itu, tapi aku tidak mau menyalahka
Happy Reading Semuanya!Seharusnya saat ini Rangga yang melihat bayi yang ada di inkubator itu, bukan dirinya. Risky hanya orang lain yang mengikuti rencana busuk dari kakak Irene, bibirnya tersenyum tipis saat melihat bayi yang ada di inkubator itu bergerak. Bayi mungil yang kemungkinan besar kata dokter akan meninggal di dalam kandungan.Langkahnya berjalan kembali menuju ruang rawat Irene, perempuan yang menjadi ibu muda itu masih terlelap dalam tidurnya setelah di berikan obat bius untuk melahirkan.“Irene, bayi kamu sudah lahir dan mereka sangat menggemaskan. Meskipun lahir prematur akan di usahakan mereka tetap hidup, jadi ayo bangun karena kamu harus menyusui mereka dan melihat betapa cantik dan tampannya mereka.”Tidak ada respon dar
Happy Reading Semuanya!Semua sesuai yang dianjurkan oleh ibu mertuanya sudah ia lakukan, kini Rangga menjadi kembali hidup. Ia sudah rapi dan harum seperti citranya selama ini, bahkan kini bibirnya bisa tersenyum dengan lebar sembari berjalan menuju ruangan di mana istrinya berada.Perlahan senyum dari Rangga tampak pudar saat ruangan itu hanya menampilkan sang mertua tengah menangis dengan tangan gemetar seperti mencoba menghubungi seseorang, sekarang yang lebih mengejutkannya lagi adalah kalau ia tidak melihat keberadaan dari sang istri. Padahal beberapa waktu lalu bahkan tidak sampai 2 jam ia masih melihat Irene tidur dengan lelap di sana dan kini ia tidak melihatnya lagi.“Ma... Irene di mana?”tanya Rangga .“Maaf Rangga ,”
Happy Reading Semuanya!“Rangga , kamu istirahat saja terlebih dahulu. Kamu pulang makan, mandi, lalu tidur biar mama yang menjaga Irene. Sudah 4 hari kamu enggak makan dan istirahat dengan layak, kamu hanya menatap Irene setiap hari.” Mana bisa ia meninggalkan Irene. Kepala Rangga menggeleng mendengar perkataan dari ibu mertuanya itu, ia tidak ingin merepotkan perempuan paruh baya di sebelahnya. Biar dirinya saja yang mengalami kelelahan itu dan jangan orang lain.“Enggak apa-apa Ma, Rangga mau ada di sini. Rangga khawatir kalau terjadi sesuatu dengan Irene,” ungkap Rangga dengan nada khawatir.“Tapi setidaknya kamu makan yang banyak Rangga ,”ucap Ira.“Bagaimana bisa Rangga&n
Happy Reading Semuanya!Sisi dan Zara tampak terdiam memikirkan sesuatu, kepala Mereka mendadak pening dan mereka masih sangat terkejut mendengar kabar Kalau Irene mendadak jatuh koma seperti saat ini. Padahal sebelumnya mereka bertemu Irene masih dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu.“Kenapa? Muka kalian kelihatan banyak beban sekali? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Erika.Zara menatap Erika yang ada di hadapannya itu dan rekan lainnya,“Nggak bisa ya kalau kita berdamai lagi kayak dulu? Gue rindu sama Irene dan merasa bersalah karena kita memusuhi dia dan meninggalkan dia sendirian,”ungkap Zara pelan.“Bukan Irene itu merusak rumah tangga kakaknya sendiri? Dia hanyalah orang jahat jadi untuk apa kita berdamai dengan orang ya