Happy Reading Semuanya! “Kalian sudah melakukan itu,’kan?” Hampir saja Irene menyemburkan lemonade dari mulutnya keluar setelah mendengar perkataan dari Paman lelaki di sebelahnya yang kini menutup mulutnya. Mata Irene membulat saat kopi dingin pesanan dari Rangga menumpahi bajunya saat ini, rasanya kacau sekali saat ini. “Ya ampun Pa, jangan di tanya begitu dong! Kasihan kan jadi malu, sudah tahu Irene sifatnya sedikit pemalu lalu pembahasannya seperti ini. Jadi tumpah semuanya, ‘kan?” omel Rina membuat Andi hanya terkekeh. “Maaf ya Irene , Om Cuma mau nostalgia malam pertama kami. Apalagi saat honeymoon seperti ini, cepat ganti baju saja atau bersihkan di toilet. Mam belikan baju buat Irene di depan sana, tadi Papa lihat ada yang jualan baju di sana.” Rangga mengusap tangan Irene yang terkena kopi dan memperhatikan wajah sang istri berubah merah, tangannya memberikan kartu hitam ke tangan Irene membuat sang istri menatap dirinya bingung. “Minta Bibi antarkan beli baju, d
Happy Reading Semuanya!Sejauh ini selama hidup dengan Rangga berdekatan seperti sekarang tidak terlalu buruk, suaminya itu selalu menepati janjinya yang di buat dan banyak bersabar untuk menghadapinya. Irene belum memberikan hak lelaki itu terhadap dirinya, jujur Irene belum siap sekalipun sudah mendengar kabar tentang keadaan Ibu Rangga.Bibirnya melengkung membentuk senyuman lebar memperhatikan perempuan paruh baya tengah memegang kertas karton besar bertuliskan ucapan selamat datang kembali dan ditunggu kehadiran malaikat kecil.“Mami bagaimana kabarnya?” tanya Irene sembari memegang kemeja Rangga di sebelahnya agar tidak pergi dari sisinya.“Seperti yang kamu lihat, so—bagaimana dalam proses pembuatan bayi?” Irene mengeratkan cengkramannya pada pakaian milik Rangga sembari memperhatikan sang suami yang menahan sakit akibat kelakuan dari Irene.“Masih 70 persen Mami, kita hanya honeymoon selama tujuh hari dan Irene mengamuk karena hanya diam di kamar. Lain kali kasih honeymoon pal
Happy Reading Semuanya! Iris mata Rangga memperhatikan Irene yang hanya terdiam di depan koper milik mereka tanpa melakukan apapun, entah apa lagi dipikiran sang istri sampai seperti itu. Setelah percakapan keluarganya beberapa menit yang lalu. Bibirnya mengecup basah daun telinga milik Irene dan membuat sang istri terkejut melihat kelakuannya saat ini. “Mas, jangan mulai deh!” seru Irene “Suruh siapa kamu melamun? Kenapa?” “Bukannya Mas terlalu kejam sama Kak Mira?” tanya Irene sembari menatap sang suami di sebelahnya penuh tanya. Rangga menaikkan sebelah alisnya bingung, “Kejam? Bagian mana yang kamu maksud kejam? Bukan kah saya sudah adil? Lagian kakak kamu seharusnya tahu, Mas sudah lelah perjalanan. Jadi, jika mas terlihat seperti marah mas sedang dalam keadaan lelah.” Irene mengeluarkan barang-barang yang ada di kopernya tanpa menatap sang suami di sebelahnya. “Tapi tetap saja menurut saya itu Mas terlalu kejam menurut saya, Kak Mira itu juga istri Mas. Mas harus adil, say
Happy Reading Semuanya! 'Mas enggak tega membangunkan kamu. Jadi, suami kamu yang tampan ini akan membiarkan nyonya Rangga tertidur dengan tenang dan nyenyak sampai kamu sadar kapan harus bekerja. Kemudian kamu jangan lupa ada meeting dengan klien dari Bandung, saya sudah menyiapkan bekal untuk kamu dan makan di perjalanan saja.' Irena menyumpah serapahi pesan yang Rangga tulis di depan pintu lemari pendingin rumah baru mereka. Kenapa ia harus menikah dengan lelaki menyebalkan seperti Rangga. Dirinya juga bangun kesiangan gara-gara membenahi barang pindahan mereka dan mengerjakan tugas deadline dari Rangga sendiri, memang sangat menyebalkan suaminya itu yang buat tugas dadakan saat mereka honeymoon kemarin. “MAS RANGGA GILA!” teriak Irene sembari berjalan keluar menunggu taksi pesanan onlinenya. Tatapannya menyipit menatap wanita paruh baya di depannya memasang wajah penuh tanya pada dirinya. Nasib buruk dua kali lipat datang pada dirinya. Apalagi sekarang. “Kok kamu berangkat k
Happy Reading Semuanya! Rangga terlalu bodoh karena tidak mengerti keadaan istrinya sendiri, istrinya harus dilarikan ke rumah sakit setelah acara meeting selesai dan bagian divisi dari Irene sendiri sudah menjelaskan review perfomancenya. Helaan napas terdengar dan membuatnya tidak bisa tenang sekarang ini. Suasana rumah sakit yang sedang mereka kunjungi tampak lenggang hanya ada beberapa orang saja dan didinya serta Irene sibuk memejamkan matanya. Wajah Irene yang merah merona berubah menjadi putih pucat menahan sakit, Rangga tidak mengerti kenapa sang istri tiba-tiba jatuh sakit seperti ini. “Ayo,” Terdengar decakan kesal dari perempuan di sebelahnya itu,“Mas, saya itu enggak bisa bangun! Perut saya itu kaya ada yang peras! Sakit banget! Ngerti enggak sih Mas!” keluh Irene. Rangga yang mendengar penuturan dari sang istri tanpa banyak alasan langsung menggendong Irene dan masuk ke dalam ruang perawatan setelah nama perempuan muda dalam gendongannya itu di panggil. Dokter yang
Happy Reading Semuanya! Lelaki dengan wajah tampan tampak memasuki ruangan besar kantor utama sang ayah dan memperhatikan lelaki paruh baya tengah sibuk berkutat dengan dokumen di tangannya, entah sampai kapan sang ayah menghentikan hal gilanya ini. “Papi,” panggil Rangga "Kamu akhirnya datang juga, gimana kondisi Irene? Apakah sudah jauh lebih baik? Maaf membuat kamu hadir kemari, Papi ingin kamu hadir keacara Bisnis Man in The World yang dilakukan oleh Pak Hanum. Beliau inverstor besar di perusahaan kita," Rangga menghela napas pelan, "Aku memiliki seseorang yang harus aku jaga, lagian aku juga kurang suka dengan Pak Hanum. Dia kerap kali menjodohkan anaknya ke aku, tanpa peduli aku sudah mempunyai istri atau belum. Lagian Pak Hanum hanya bekerja sama di perusahaan Papi bukan di perusahaan Rangga, untuk pertemuan itu..." Rangga memperhatikan ponselnya takut-takut sang istri menghubunginya. Tidak ada pesan sama sekali. Memang begitulah istri barunya. "Rangga enggak bisa, aku me
Happy Reading Semuanya!Sudah Irene bilang kan kalau perempuan muda itu, tidak ingin berbicara dengan tetangga depannya yang sudah seperti knalpot bajay yang lumayan mengganggu indera pendengarannya. Setelah Rangga pergi menuju kantor sang ayah mertua, Irene juga kabur menggunakan taksi ke apartemen milik Erika walau harus menahan sakit diperutnya.“Jadi lo belum pernah main itu kuda-kudaan sama Mas Rangga?”“Frontal banget ya omongan lo!” sela Zara“Bukan frontal tapi terus terang! Lo bisa enggak sih bedain yang mana namanya frontal sama terus terang?” tanya ErikaSisi menoyor kepala Erika pelan, “Bukan terus terang tapi lo tuh to the point. Jadi, lo selama seminggu menghilang karena honeymoon sama Mas Rangga?” tanya Sisi membuat kedua teman lainnya menatap dirinya penasaran.Kena lagi dirinya, padahal ia hanya mengatakan satu kata pendek yang mengatakan kalau ia sakit perut. Apakah ia selalu menjadi tranding topic dalam pencarian?“Gue enggak perlu jawab, 'kan?” Erika menepuk punggu
Happy Reading Semuanya! “Sudah saya bilang kalau mau pergi ke mana-mana kabari saya, apa susahnya untuk menghubungi saya? Kamu simpan nomor saya dan hanya perlu melakukan panggilan cepat dengan saya. Jangan mempersulit diri saya Irene, tadinya saya pikir kamu di ambil sama orang gila yang nyasar di depan komplek.” Irene hanya mempoutkan bibirnya mendengar perkataan dari lelaki di depannya itu. “Iya maaf, nanti di ulangin lagi.” Rangga yang sedang mengaduk minuman teh menatap Irene kini sudah berlari menuju ruang tengah meninggalkan dirinya seorang diri di dapur. Tangan Rangga memasukkan obat perangsang ke dalam minuman di depannya untuk Irene, sebuah kebetulan sekali saat sang istri melarikan diri darinya. Ingatan Rangga berputar saat dirinya membeli obat yang seperti ini dengan wajah merah menahan malu, rasanya seperti dirinya gagal untuk menaklukkan hati Irene. Mambayangkannya kembali saja sudah membuat dirinya malu. “Mas, saya mau bicara deh!” “Apa? Kamu sudah bosan tonton d
Happy Reading Semuanya! Dress warna pink dan rambut yang sudah di tata dengan rapih membuat Irene terlihat sangat cantik. Bibirnya tersenyum memandang lelaki di belakangnya tampak sibuk menggendong anak bayi berusia delapan bulan, mereka benar-benar bahagia. Mulai dari tumbuh kembang anak mereka berdua sampai MPASI untuk anak mereka berdua yang semakin pandai. "Sayang sudah belum?" tanya Rangga "Okay! Sebentar Mas, " Irene menggendong anak laki-lakinya dan menggandeng tangan sang suami yang kini tersenyum manis dan mengecup keningnya lembut. "Mama, ayo pergi!" ajak Irene Rangga tampak bahagia saat ini dan menatap hadiah yang diberikannya untuk Risky sebagai kado pernikahan, ia tidak menyangka jika perubahan hati Risky begitu cepat berubah dan mampu menarik seorang dokter cantik yang membantu Irene melahirkan. "Aku enggak sangka kalau mas Risky akan mendapatkan pasangan yang lebih baik," ungkap Irene. "Ya... dia pantas mendapatkannya." Tatapan matanya mengarah pada sang suami
Happy reading semuanya! Irene menyaksikan semuanya. Suami tampannya yang penuh di berita televisi dan surat kabar, serta sang kakak yang di kabarkan harus memasuki rumah sakit jiwa sampai sang ayah mendapatkan hukuman penjara seumur hidup. Irene melihat semua itu tanpa tahu harus bersikap seperti apa. Pandangannya berdalih pada Risky yang menatapnya lembut dan bayi dipangkuannya, lelaki itu menjadi tidak banyak bicara. “Aku akan menyerahkan diri karena aku turut serta membantu kakak kamu dalam kejahatan ini,” ucap Risky. Kepala Irene menggeleng, “Enggak, mas Risky enggak perlu melakukan itu. Mas disini menjagaku, mas turut andil dalam menjaga aku. Mas Rangga juga pasti akan melakukan hal yang sama, mas harus menjalani kehidupan yang baru. Dan harus berbahagia juga,” Irene memalingkan pandangannya pada Shofie yang sejak tadi hanya memasang wajah bingung. Risky sendiri hanya menghela napas pelan melihat apa yang dilakukan oleh Irene saat ini. Perempuan itu selalu saja menjodohkanny
Happy Reading semuanya!Heru menyaksikan semua dimana anak sulungnya yang ia banggakan melakukan rencana besar dan kini Irene yang menghilang. Heru tidak tahu istri dari Rangga itu di bawa kemana dan meninggalkan kesedihan pilu untuk Rangga yang tanpa henti mencari keberadaan Irene.Ini adalah salahnya. Jika ia tidak mendidik Mira dengan egois maka tidak akan menjadi seperti ini, keluarganya berantakan dan orang tercintanya kini sudah menjadi milik orang lain. Heru tidak ada harapan lagi.Langkahnya berjalan menuju kantor kepolisian di depannya itu, sudah tidak ada barang lagi yang ia bawa. Sudah saatnya ia mengakui semuanya, kejahatannya hanya untuk membela anak sulungnya.“Hallo pak, selamat siang. Apa ada yang bisa kami bantu?” tanya lelaki yang ia ketahui dulu berteman dengan anak bungsunya. Hubungan yang sulit di jelaskan.“Kamu teman Risky?” tanya Heru“Benar, beliau atasan saya. Kebetulan mas Risky sudah di pindah tugas ke Lebanon karena sesuatu yang sulit untuk di jelaskan, ad
Happy Reading Semuanya!Setidaknya Rangga lega saat mengetahui kalau istrinya baik-baik saja setelah seminggu menghilang tanpa jejak, ia tahu jika mantan kekasih istrinya yang membawa Irene dan menceritakan semua rencana jahat Mira yang ingin membuat hidupnya semakin berantakan. Rangga akan bersama dengan anaknya serta Irene sebentar lagi sampai urusan nya selesai, sudah sepantasnya jika Mira harus dipenjara atau mendapatkan karena yang sesuai dengan perilaku yang dilakukan.Rangga tetap berpura-pura menjadi seseorang yang merasa linglung untuk membuat Mira merasa jika ia menang."Sudah mengaku saja, ini semua ulah kamu!!" marah RanggaBibir Mira tampak mengerucut, “Mas, enggak baik menuduh orang lain begitu. Memangnya Mas ada bukti kalau aku yang melakukannya? Irene menghilang karena dia bosan dengan Mas,” Rangga mengepalkan tangannya mendengar perkataan dari perempuan di depannya itu. Sumpah demi a
Happy Reading Semuanya!Tatapan matanya terlihat kosong, kepalanya berdenyut kencang. Bagaimana bisa ia memiliki masalah yang begitu banyak dan pelik tanpa henti, ia tidak mengerti dosa apa yang telah dilakukannya. Ini murni kesalahannya, andai ia tidak selemah itu mungkin tidak akan terjadi seperti ini dan membuat semua orang disekitarnya menjadi terluka dan dirinya tidak bisa bertemu dengan Rangga.Irene benar-benar jatuh cinta pada Rangga dan mungkin saat ini suaminya masih mencarinya."Kamu melamun lagi? Apa kamu masih menyalahkan diri kamu sendiri karena melahirkan bayi sekecil itu? Jika itu yang kamu pikirkan sepertinya tidak perlu. Ini adalah takdir yang tidak bisa kamu hindari dan tidak bisa kamu salahkan," Irene memperhatikan dokter yang merawat dirinya dan anaknya tampak terduduk di sebelahnya sembari menggenggam erat tangannya.“Bukan itu, tapi aku tidak mau menyalahka
Happy Reading Semuanya!Seharusnya saat ini Rangga yang melihat bayi yang ada di inkubator itu, bukan dirinya. Risky hanya orang lain yang mengikuti rencana busuk dari kakak Irene, bibirnya tersenyum tipis saat melihat bayi yang ada di inkubator itu bergerak. Bayi mungil yang kemungkinan besar kata dokter akan meninggal di dalam kandungan.Langkahnya berjalan kembali menuju ruang rawat Irene, perempuan yang menjadi ibu muda itu masih terlelap dalam tidurnya setelah di berikan obat bius untuk melahirkan.“Irene, bayi kamu sudah lahir dan mereka sangat menggemaskan. Meskipun lahir prematur akan di usahakan mereka tetap hidup, jadi ayo bangun karena kamu harus menyusui mereka dan melihat betapa cantik dan tampannya mereka.”Tidak ada respon dar
Happy Reading Semuanya!Semua sesuai yang dianjurkan oleh ibu mertuanya sudah ia lakukan, kini Rangga menjadi kembali hidup. Ia sudah rapi dan harum seperti citranya selama ini, bahkan kini bibirnya bisa tersenyum dengan lebar sembari berjalan menuju ruangan di mana istrinya berada.Perlahan senyum dari Rangga tampak pudar saat ruangan itu hanya menampilkan sang mertua tengah menangis dengan tangan gemetar seperti mencoba menghubungi seseorang, sekarang yang lebih mengejutkannya lagi adalah kalau ia tidak melihat keberadaan dari sang istri. Padahal beberapa waktu lalu bahkan tidak sampai 2 jam ia masih melihat Irene tidur dengan lelap di sana dan kini ia tidak melihatnya lagi.“Ma... Irene di mana?”tanya Rangga .“Maaf Rangga ,”
Happy Reading Semuanya!“Rangga , kamu istirahat saja terlebih dahulu. Kamu pulang makan, mandi, lalu tidur biar mama yang menjaga Irene. Sudah 4 hari kamu enggak makan dan istirahat dengan layak, kamu hanya menatap Irene setiap hari.” Mana bisa ia meninggalkan Irene. Kepala Rangga menggeleng mendengar perkataan dari ibu mertuanya itu, ia tidak ingin merepotkan perempuan paruh baya di sebelahnya. Biar dirinya saja yang mengalami kelelahan itu dan jangan orang lain.“Enggak apa-apa Ma, Rangga mau ada di sini. Rangga khawatir kalau terjadi sesuatu dengan Irene,” ungkap Rangga dengan nada khawatir.“Tapi setidaknya kamu makan yang banyak Rangga ,”ucap Ira.“Bagaimana bisa Rangga&n
Happy Reading Semuanya!Sisi dan Zara tampak terdiam memikirkan sesuatu, kepala Mereka mendadak pening dan mereka masih sangat terkejut mendengar kabar Kalau Irene mendadak jatuh koma seperti saat ini. Padahal sebelumnya mereka bertemu Irene masih dalam keadaan baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu.“Kenapa? Muka kalian kelihatan banyak beban sekali? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Erika.Zara menatap Erika yang ada di hadapannya itu dan rekan lainnya,“Nggak bisa ya kalau kita berdamai lagi kayak dulu? Gue rindu sama Irene dan merasa bersalah karena kita memusuhi dia dan meninggalkan dia sendirian,”ungkap Zara pelan.“Bukan Irene itu merusak rumah tangga kakaknya sendiri? Dia hanyalah orang jahat jadi untuk apa kita berdamai dengan orang ya