Bentakan Arka yang menuduh Skylar berselingkuh dengan istrinya di kamar hotel dibareangi dengan sebuah bogem mentah ke arah lelaki tersebut. Ia sudah kehilangan akal sehat.
Jeritan Dyandra terdengar nyaring ketika sekian detik kemudian baik Arka maupun Skylar telah saling mencengkeram kerah baju satu sama lain dan berusaha memukuli wajah musuh.Pukulan pertama dari Tuan Hasbyan berhasil dihindari oleh Tuan Kiersten. Kini, lelaki blasteran itu hendak balas memukul Arka, tetapi suami Dyandra tersebut sukses menghindar. Keduanya gagal menghantam wajah satu sama lain.Akhirnya, mereka saling mencekik kerah baju berbalut dasi. Mengguncang tubuh sama gagah. Kini, bahkan mereka sudah mulai saling menendangi kaki satu sama lain.“HENTIKAAAN!”Drupadi berteriak menggelegar. Ia yang dikabari oleh pihak security kini telah hadir di antara dua lelaki saling unjuk kekuatan dan kemarahan.Namun, baik Arka maupun Skylar tidak ada niatan untuk melepaskan cengkeramaDalam kepanikan, emosi serta harga diri yang runtuh karena ribut dengan Arka di depan umum, Dyandra mengirim pesan kepada Skylar tanpa pikir panjang. Menginginkan agar mereka berdua berhenti berhubungan. Akan tetapi, sang lelaki menanggapinya dingin.Bunyi satu notifikasi terdengar dari ponselnya. Skylar membalas detik itu juga.[Kalau kamu ijinkan, detik itu juga akan kubawa kamu pergi dari suamimu. Tapi bukankah ada bayi yang kamu tunggu? Kalau memang kamu ingin kita berakhir, katakan langsung kepadaku di saat sudah tidak ada lagi emosi dan air mata di wajahmu.]Dyandra makin sesak membaca itu semua. Skylar tidak ingin berpisah dengannya? Lalu, bagaimana dengan ini semua? Ah, kepala Dyandra rasanya makin berat dan ia tidak ingin memikirkan hal ini lagi.Dengan cepat mematikan ponsel, lalu menaruhnya di dalam lemari pembersih seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya. Setelah itu, kaki mulus yang dibalut rok span sepanjang lutut segera berlari menuju ruang kanto
Keesokan hari, Dyandra menelepon sebuah nama yang kemarin sempat ingin ia jauhi. Akan tetapi, tidak lagi. “Ya?” jawab Skylar datar. Lelaki itu semalaman tidak bisa tidur sama sekali. Tangannya sudah gatal ingin menghubungi Dyandra di nomor asli sang wanita, tetapi selalu menahan niat tersebut. Tidak mau membuat keadaan semakin rumit bagi kekasih gelapnya. “Maafkan aku, Sky ….”“Maaf kenapa?” Skylar menahan napas. Apakah Dyandra benar-benar ingin berpisah dengannya? Sampai sini sajakah hubungan mereka?“Maaf karena kemarin terlampau emosi dan menginginkan hubungan kita berakhir,” ucap Dyandra terdengar menyesal.Helaan napas lega terdengar dari bibir kemerahan alami sang lelaki. “Kamu tidak ingin kita berakhir?” Memastikan sekali lagi.“Ya, aku tidak ingin kita berakhir. Kemarin aku sangat takut dan merasa terintimidasi oleh Arka. Maafkan aku, ya?” “Tidak perlu minta maaf, aku tidak marah. Aku memahami semuanya. Kamu baik-baik saja? Kalian
Sampai di lobby apartemen mewah, Dyandra melangkah turun dari taksi. Menoleh ke kanan dan ke kiri hingga mendapati seorang lelaki sedang duduk santai di meja bar sebuah café, memandanginya. Ia terdiam, menahan tiap getaran di dalam syaraf yang menyebar di seluruh tubuh. Sudahlah, tatap tajam sekaligus syahdu lelaki itu selalu membuatnya lemah. Belum lagi senyumnya yang mampu melelehkan batu terkeras sekali pun. Tiap hentakan kaki Skylar terlihat sangat gagah. Berbalut jas resmi berwarna abu-abu muda yang satu warna dengan celana panjangnya, dan berpadu dengan hem berwarna hitam, dia terlihat ….‘Matilah aku, Skylar …. Apa yang akan terjadi dengan kita siang ini?” Napas Dyandra memburu, dan cepat berusaha ia atur agar terlihat tenang.Sampailah Skylar di depannya. “Hai,” sapa bibir seksi tersebut singkat. “Kita naik sekarang?”Dyandra menelan salivanya dengan kesulitan. Akan tetapi, ia berhasil melakukannya dan mengangguk.“Ayo,” ucap Skylar langsung m
Berdua di apartemen mewah Skylar, merasa demikian hangat dalam pelukan lengan kekar dan dada bidang sang lelaki. Keharuman parfum yang mencerminkan maskulinitas dan kegagahan membuat Dyandra mabuk kepayang.Saling menautkan bibir satu sama lain. Mencicipi sisa anggur, menikmati manisnya yang berada di pengecap masing-masing. Memagut, melumat, hingga Dyandra merasa ada tuntutan lebih dari Skylar. Tidak pasti bagaimana menggambarkan debaran di dalam dada masing-masing. Tidak akan ada yang menghentikan mereka untuk berbuat sesuatu yang lebih indah dari apa yang sudah ada sekarang.Lalu, ketika bibir hangat dari wajah tampan mulai menjalar di leher lembut, sang wanita mendesah tertahan. “Mmmhhh ….”Senyum terbit di wajah Skylar, menyukai apa yang baru saja ia dengar. Menjadikan niatnya semakin terpacu untuk menjadikan siang ini momen yang tidak terlupakan. Tangannya makin merengkuh erat tubuh sintal dan molek yang sudah tak berdaya di dalam dekapan. Mengusap p
Erangan serta embusan napas bergulir sangat cepat dari bibir Dyandra. Kesadarannya sudah hampir hilang terbawa lembayung gairah yang kian memuncak. Sekujur tubuh digempur dengan rasa desiran panas.Ketika sebuah telapak tangan merayap masuk ke balik hem kerja dan terus naik ke atas, kemudian menyentuh payudara miliknya, Dyandra ingin berseru kencang akibat tekanan di dalam rongga jiwa. Bukan ia tidak menyukai apa yang sedang terjadi pada dirinya, tetapi … sekelumit perasaan salah dan tidak tepat masih terus bergulir, menangkis kenikmatan yang harusnya bisa ia nikmati. Namun demikian, Skylar tidak berhenti menggempurnya dengan berbagai siraman romantisme. Dengan kalimat-kalimat cintanya, dengan kecupan panas dan basahnya. Membuat wanita itu makin hilang tenggelam dalam penyatuan kasih mereka.Merasakan lembutnya gundukan di dada Dyandra, kelaki-lakian sang CEO bereaksi dengan cara yang sangat manusiawi. Ia tentu menginginkan sebuah penyelesaian. Ketuntasan dari
Dua anak manusia yang sedang mabuk kepayang dan dipenuhi dengan rasa kekecewaan pada pernikahan masing-masing menumpahkan semua deburan asa di atas ranjang berukuran para raja. Ditambah dengan suasana mendung di luar dan keharuman pinus segar makin membuatnya saling mendebarkan hati satu sama lain. Skylar ingin menaikkan level pergumulan mereka. Tidak hanya berkutat pada bagian atas raga indah sang jelita, tetapi juga mulai merasakan pusat kenikmatan di antara kedua kaki mulus tak bercela. Semua hasrat kelaki-lakiannya sudah bangkit tak terbendung.Perlahan, tangannya memasuki dalam rok span Dyandra. Mengusap bagian dalam paha wanita yang sudah menggelepar tak berdaya di atas ranjang. Terlihat pasrah dengan apa yang akan ia lakukan. Lalu, lelaki gagah dan berparas sangat tampan itu menggerakkan telapak tangannya ke atas. Terus naik, dan terus naik hingga hampir sampai di pangkal paha. Ia bisa merasakan aura panas yang lebih eksotis di banding yang terasa di antara d
Arka menatap dirinya yang memakai setelan jas mahal kualitas dari kain terbaik dengan harga puluhan juta. Bermerek Valentino seharga lima puluh jutaan, khusus didatangkan dari luar negeri untuk hari yang istimewa baginya.Senyum kecil disungging di ujung bibir, bukan sebuah senyum lebar memancarkan kebahagiaan. Sesekali melepas napas panjang. Sesekali pula menundukkan kepala, menahan hentakan tak nyaman yang menguar di dalam dada. Sekitar lima belas menit lagi ia harus keluar dari kamar ganti ini untuk menikahi seorang wanita yang sedang mengandung anaknya. Seorang wanita yang sekian bulan terakhir menghangatkan malam-malam terdingin dan terperih akibat penolakan yang didapat.Ini adalah hari yang bahagia, bukan? Ya, seharusnya ini hari yang bahagia untuk Arka!Seharusnya ….Namun, mengapa siratan gundah serta risau masih terbaca jelas ketika ia menatap pantulan dirinya sendiri di kaca tinggi itu? Mengapa rasa bersalah meraupi sebagian besar hati dan pikira
Bersamaan dengan pernikahan yang terjadi antara Arka dan Cersey, berangkat pula Dyandra dan Skylar menuju sebuah lokasi di tepi laut di mana mereka akan menghabiskan satu malam berdua di sana.Turun dari kendaraan mewah sang lelaki, tangan Dyandra langsung digenggam erat oleh Skylar. Seakan ia tidak ingin kehilangan momen berharga ini meski hanya satu detik saja.Jika Dyandra memakai short pants 20cm di atas lutut dan memamerkan paha mulus tak bercelanya, Skylar menutup bagian atas tubuhnya dengan sebuah kaos press body yang memamerkan kegagahan dada bidang nan gagah tersebut.Sama-sama memakai kacamata hitam dan senyum di bibir masing-masing, langsung menuju kamar termahal di hotel tersebut yang langsung berhadapan dengan indahnya laut biru. Membuka pintu kamar, membiarkan petugas meletakkan bawaan mereka yang tidak banyak, lalu saling menatap saat kembali hanya ada mereka berdua di kamar.“Suka kamarnya?” tanya Skylar langsung menarik tubuh molek ke dalam peluk