Beranda / Romansa / Rahim Pengganti / Ch.04 Kencan Bertiga

Share

Ch.04 Kencan Bertiga

Penulis: Rein_Angg
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-10 11:37:53

Ucapan ibu mertua Dyandra kali ini betul-betul sebuah pukulan telak untuk wanita itu. Seketika wajah Dyandra terasa panas dan tenggorokannya menjadi kering hingga susah berkata-kata.

Cersey di sisi lain, tersenyum simpul mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh ibunda Arka. “Ehm, terima kasih, Tante. Sudah memikirkan saya.”

Sebutan ibu mertua jahat sudah sering diucapkan oleh banyak wanita yang menggambarkan ketidakcocokan mereka dengan sang mertua.

Bagi Dyandra sosok ibu mertuanya ini memang menyebalkan. Sebagai seorang ibu, ia sering sekali bersikap tidak layak. Ucapannya terakhir ini menjadi bukti betapa kejamnya ia terhadap sang menantu.

“Mama, please stop this?” pinta Arka pada mamanya, berusaha menjaga perasaan Dyandra.

“Kenapa? Apa ada yang salah? Bukankah memang benar akhirnya yang berhasil hamil adalah Cersey, bukan istrimu?” tolak Moeryati semakin memperlihatkan wajah kesal pada menantunya.

“Tidak apa-apa, Say. Mama benar. Memang kondisiku seperti ini. Sudah, tidak perlu diperpanjang,” ucap Dyandra tersenyum getir karena berusaha menahan emosi dalam hatinya agar tidak meledak saat itu juga.

“Kenapa dengan Tiffany?” tanya Cersey memecah kekakuan suasana. Wanita muda yang hidupnya sebelum ini hanya berada di kamar kost berukuran 3x4 tentunya belum memahami katalog barang mewah.

“Perhiasan mahal. Puluhan bahkan bisa mencapai ratusan juta. Hanya untuk nyonya rumah tersayang,” jawab Arka menggenggam jemari Dyandra kemudian mengecupnya.

Kenapa kamu bisa setenang ini, Arka? Terus menerus membuai aku dengan berbagai keromantisan dan hadiah-hadiah mahal? Apakah kamu … merasa bersalah padaku? Lirih batin Dyandra menangis.

Ia mulai merasa sikap Arka yang penuh keromantisan ini sekadar untuk menebus perbuatan selingkuhnya. Mungkin juga hanya karena ia merasa kasihan dengan istrinya. Sudah tidak bisa memiliki anak, diselingkuhi pula? Maka dari itu ia menghujani sang istri dengan hadiah mewah dan peluk cium yang pura-pura. Paling tidak itulah yang ada dalam benak Dyandra saat ini.

“Oh, wow! Seandainya ada lelaki yang bisa memberikan kalung seindah dan semahal itu padaku. Betapa senangnya hati ini!” celetuk Cersey tersenyum lebar. Sesekali matanya melirik manja pada Arka.

Dyandra melihat lirikan itu. Detak jantungnya langsung terasa keras dan cepat. Ia kemudian mengambil napas panjang lalu mengehelanya pelan. Berusaha agar memiliki ketenangannya kembali.

“Boleh aku ikut? Aku bosan hanya di rumah terus,” pinta Cersey konyol dengan wajah memelas.

“Tidak bisa. Ini acara perayaan ulang tahun perkawinan kami. Bukan acara makan-makan biasa,” tolak Dyandra ketus dan cemberut.

“Biarkan dia ikut. Orang hamil tidak boleh stress, lho!” perintah Moeryati serius, melirik pada putranya.

Apa-apaan ini? Kalian saja pergi berdua. Aku biar di rumah sendiri! Oh, Mama, apakah aku begitu hina di hadapanmu sehingga harus kau siksa terus seperti ini? Jerit Dyandra dalam hati.

“Tapi ini acara spesial aku dan Mas Arka, Ma,” jelas Dyandra tetap menolak dengan sopan.

“Mama ada benarnya, Yank. Cersey harus bahagia. Kita tunda saja acara kita, bagaimana?” usul Arka dengan nada mulai terdengar berbeda.

Kali ini ia membela wanita simpanannya. Sial! Umpat Dyandra membatin.

Dyandra sudah hafal, bila nada suara ini keluar, berarti suaminya tidak ingin di debat.

“Terserah kamu saja, Mas Arka,” sahutnya pelan menahan emosi yang berputar-putar sampai membuat perutnya merasa tidak enak.

Pergi bertiga dengan selingkuhan suaminya? Drama macam apa ini? Kegilaan apa yang sudah menanti di hadapan?

“Ya sudah, nanti kita pergi nonton bioskop saja bertiga. Bagaimana?” Arka membuat Dyandra semakin mual pagi ini.

“Aku suka bioskop!” ucap Cersey girang.

Dyandra tersenyum pahit sambil berusaha menguatkan dirinya sendiri dengan berucap dalam hati. Terserah kalian sajalah!  Bagiku, yang terpenting, anakku lahir dengan sehat. Setelah itu? Lihat saja nanti ….

***

Dyandra menaiki mobil bersama Cersey, menuju praktek dokter kandungan di sebuah rumah sakit yang dekat dengan rumah.

Ia memilih lebih banyak diam sepanjang perjalanan daripada harus bermuka manis kepada wanita perusak rumah tangganya.

“Mbak Dyandra dulu bagaimana ceritanya bertemu dengan Mas Arka?” Cersey berusaha memecah keheningan.

“Teman kuliah,” jawab Dyandra singkat.

“Yang suka duluan siapa?”

“Arka. Dia terus mengejar dan menungguku, padahal waktu itu aku sudah punya pacar.”

“Bahagia dong Mbak, dikejar-kejar oleh orang seperti Mas Arka.”

“Maksudmu?” Dyandra melirik sinis.

“Ganteng, baik, romantis, dan kaya raya,” jelas Cersey terkekeh.

“Aku tidak tahu kalau Arka kaya. Sejak pertama kenal di kampus, dia sederhana sekali,” kenang Dyandra tiba-tiba menimbulkan rasa perih yang lebih dalam. Ah, ternyata ia masih sangat mencintai suaminya.

“Untuk apa kamu menanyakan ceritaku dengan Arka?” Dyandra tidak ingin lagi mengingat masa indah bersama Arka yang dianggapnya telah usang.

“Eh, tidak ada apa-apa, Mbak. Saya Cuma kagum aja dengan kalian berdua.” Cersey tersenyum. Sekilas wajahnya yang polos seperti malaikat memang terlihat cantik sekali bila tersenyum.

Dyandra hanya bisa mengutuki nasib karena merasa ia kalah cantik dari wanita di sebelahnya. Kalah cantik dan kalah muda. Kalah sempurna juga karena dia tidak bisa memiliki anak, seperti Cersey.

“Kita sudah sampai, ayo turun,” ajak Dyandra ketus langsung membuka pintu mobil.

Cersey merasa ada yang berubah pada Dyandra hari ini. Sikap ramah dan perhatian yang biasa ia dapatkan benar-benar telah menguap hari ini. Sejak pagi hanya perilaku kasar dan sinis yang ia terima.

“Apakah aku ada salah denganmu, Mbak?” tanyanya khawatir, “sepertinya Mbak Dyandra kesal denganku?”

Dyandra menoleh kaget dan sadar bahwa ia sudah terlalu banyak memberikan sikap negatif pada wanita yang membawa bayinya.

“Tidak, Cersey. Aku hanya sedikit pusing sejak pagi. Maaf kalau aku terus membentakmu,” ucapnya kembali tersenyum dan bermain sandiwara.

***

“Selamat pagi Bu Cersey,” sapa Dokter Ruth menerima kedatangan Dyandra dan Cersey.

“Pagi, Dokter. Saya sejak semalam agak kurang enak badan. Rasanya lemas, dan pusing,” ungkap Cersey menjelaskan apa yang ia rasakan.

“Sejak kapan merasa begitu?” tanya Dokter Ruth.

“Sejak satu minggu yang lalu.”

Pantas kamu lemas, Cersey!  Sudah satu minggu ini, tiap malam kamu tidak tidur karena bercinta dengan Arka! Kalian memang gila! Gerutu Dyandra mencibir dalam hati.

“Sepertinya ibu agak kurang darah. Apa banyak tidur yang terlalu malam?”

Pertanyaan Dokter Ruth betul-betul senada seirama dengan cibiran Dyandra dalam hati barusan.

“Tidak, dokter. Saya tidur maksimal jam sepuluh malam.”

Jam sepuluh malam, sampai kemudian Arka membangunkanmu jam satu pagi. Cuih! Dasar wanita murahan! Sahut Dyandra tanpa suara.

“Siapa tahu, suami sedang pulang dari tugas berlayar. Jadi Ibu Cersey sering terjaga di malam hari?” canda Dokter Ruth menggoda.

Sejak dinyatakan sukses dan positif hamil mereka sudah mengarang cerita bahwa suami Cersey sedang pergi dalam tugasnya berlayar sebagai seorang tentara. Sementara itu, Dyandra dijadikan kakak dari Cersey yang selalu menemaninya memeriksakan kehamilan.

“Tidak, dokter! Suaminya tidak ada disini,” celetuk Dyandra menahan geram.

Yang ada suami saya, dokter! Lama kelamaan istri Arka itu merasa gila karena terus berbicara dengan dirinya sendiri.

“Ayo saya cek kandungannya. Silahkan tiduran di ranjang sebelah,” perintah Dokter Ruth.

Cersey dan Dyandra berjalan pelan mengikuti langkah dokter berkacamata itu menuju ranjang periksa.

Hati Dyandra selalu berdegup lebih kencang, setiap berada pada sesi USG empat dimensi seperti ini. Ia sangat antusias, melihat calon bayi miliknya, yang berada di dalam rahim Cersey.

“Usia kandungan Bu Cersey sudah memasuki empat belas minggu. Detak jantungnya normal dan terdengar sangat sehat.”

Tanpa dirasa, senyum Dyandra mengembang indah di wajah cantik miliknya. Ia dan Cersey saling bertatapan dengan rasa senang. Sejenak perihnya luka hati terlupakan dan berganti dengan antusiasme menunggu kelahiran sang buah hati.

“Saya berikan vitamin penambah darah. Usahakan banyak istirahat. Ibu yang sehat, melahirkan anak yang sehat pula,” tutup Dokter Ruth mempersilahkan Cersey bangun dari ranjang periksa.

Dyandra segera memasukkan foto hasil USG ke dalam tasnya. Biasanya nanti dia akan memberikan foto itu kepada Arka sesampainya di rumah. Lalu mereka akan saling berbahagia, tidak sabar menunggu sampai anak mereka lahir.

Namun kali ini, Dyandra tidak memiliki keinginan untuk berbagi dengan suaminya. Ia ingin menikmati momen ini sendirian.

“Antar Cersey pulang. Saya ke kantor naik taksi saja, Pak Gito,” perintah Dyandra pada supir pribadinya.

“Terima kasih, Mbak, sudah menemani aku,” ucap Cersey hangat dan menggenggam tangan Dyandra.

Wanita berambut hitam panjang itu hanya tersenyum datar lalu mengangguk. Matanya tak berkedip melihat kendaraan yang membawa Cersey kembali ke rumah. Pulang ke tempat yang dulu membuatnya bahagia. Pulang ke tempat di mana wanita itu akan ditiduri lagi oleh suaminya.

***

Sebuah toko pakaian bernama Stylish Hits, terlihat memamerkan ragam koleksi baju baik laki-laki maupun perempuan. Sebuah toko yang cukup besar. Kadang orang menyebutnya sebagai Fashion Outlet.

Toko pakaian ini adalah milik keluarga Dyandra. Setelah ayahnya memasuki usia lanjut, keberadaan perusahaan diberikan kepada Dyandra dan Drupadi, kakaknya. Mereka dua bersaudara yang selalu dekat sejak kecil.

“Tumben datang agak siang?” tanya Drupadi melihat adiknya memasuki ruangan.

“Dari dokter kandungan. Biasa, Cersey merasa tidak enak badan.”

“Bayimu baik-baik saja?” Drupadi kuatir akan kondisi calon keponakannya.

Dyandra mengangguk senang, mengingat detak jantung bayi yang serasa memanggil dirinya untuk datang mendekap.

“Lalu? Bagaimana semalam? Apa kamu menemukan yang kamu cari?” Mata Drupadi tajam melirik pada Dyandra.

“Iyah, seperti dugaan ….” Ujaran suntuk, sedih, kecewa dan perih menjadi satu.

“Hah?!” Drupadi memekik. “Jadi benar Arka main istri-istrian sama si Cersey? Ih!  Amit-amit suamimu itu!” seru Drupadi kesal setengah mati.

“Kamu harus balas kelakuan mereka! Jangan diam saja! Itu namanya kamu dijajah!” usul Drupadi sengit dan secara konyol memberikan ide gila.

“Membalas? Bagaimana caranya?” Batin Dyandra mulai berfikir dan tertarik.

“Banyak lelaki tampan di luar sana, adikku sayang!”

Ucapan Drupadi menggerakkan hati Dyandra untuk berfikir lebih jauh. Membalas kelakuan Arka dan Cersey sepertinya menyenangkan, untuk saat ini.

 Bahkan, ucapan banyak lelaki tampan di luar sana mulai menggelitik rasa dalam hatinya. Ia mengingat masa-masa SMA dan kuliah dahulu dimana ia sagat mudah berganti pacar dimana semuanya berwajah tampan. Tentu semua petualangan itu berhenti ketika ia menjadi kekasih Arka dan menikah dalam usia yang masih sangat muda.

“Kamu harus balas! Jangan diam saja, ‘Ndra!” Drupadi kembali mengulang ucapannya.

“Balas bagaimana?” Dyandra juga mengulangi ketidaktahuannya.

“Pokoknya mereka juga harus sakit hati! Aku tidak terima kamu disakiti seperti ini!” seru Drupadi berapi-api.

Dyandra terharu melihat kekesalan di wajah kakaknya yang tidak rela ia menderita seperti ini.

“Kamu tidak mau cerai saja?” tanya Drupadi ragu-ragu.

“Lalu bayiku? Kalau aku cerai bagaimana?”

“Aku harus bertahan, Dru. Paling tidak sampai anakku lahir. Arka tidak boleh tahu kalau aku tahu bahwa dia tidur dengan Cersey,” lanjut Dyandra menjelantahkan isi hatinya.

“Kenapa? Bukankah lebih enak kalau kalian bicara saja terbuka apa adanya?”

“Aku kuatir kami akan bertengkar lalu berpisah, dan aku akan kesulitan mendapatkan anakku,” ungkap Dyandra menjelaskan sikapnya yang menerima semua ini.

Keduanya kemudian terdiam. Kembali Dyandra memikirkan bagaimana caranya membalas kedua insan yang sedang mabok cinta di rumah.

“Kalau aku sengaja buat Cersey cemburu, bagaimana menurutmu?” usulnya bersemangat.

“Dengan cara?”

“Bermesraan dengan Arka, di hadapannya,” jelas Dyandra.

“Kami bertiga akan pergi nonton bioskop malam nanti. Aku akan bersikap sangat mesra kepada Arka dan dia hanya bisa menatap dengan iri!” jelas Dyandra kemudian tertawa culas.

BERSAMBUNG

Bab terkait

  • Rahim Pengganti   Ch.05 Film Sedih Membuatku Menangis

    Ketika kesabaran seorang wanita sedang diuji dengan sakitnya cinta maka hal yang tidak terduga dapat saja ia lakukan meski tidak sesuai dengan sikap atau pun sifatnya selama ini.Dyandra sendiri sebenarnya adalah seorang wanita yang penyabar dan penuh kasih sayang. Selama ini ia dan Arka selalu berlomba-lomba untuk meminta maaf terlebih dahulu apabila mereka baru saja bertengkar hebat.Namun, kali ini ia sudah terlalu sakit dan frustasi dengan keadaan hidupnya sampai ingin berbuat sesuatu yang bisa membalaskan rasa sakit hatinya. Ia ingin Cersey sang wanita simpanan suaminya merasakan sakit yang ia rasakan yaitu hanya terdiam ketika melihat lelaki tercinta bermesraan dengan wanita lain. “Lakukan segera!” dukung Drupadi tertawa memeluk adik semata wayangnya. “Kamu yakin dia akan cemburu?” lanjutnya memastikan.“Entahlah, tapi ekspresi wajahnya selalu berubah setiap melihat Arka bersamaku,” jawab Dyandra terkekeh. “Lalu untuk Arka? Akan kamu apakan anak tengil itu? Sejak dulu aku tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • Rahim Pengganti   Ch.06 Aku Menginginkanmu

    Acara menonton film yang digadang-gadang Dyandra sebagai ajang memanasi Cersey justru berbalik menyerang dirinya sendiri. Menonton sebuah film tentang perceraian antara suami dan istri membuat hatinya remuk. Akankah dirinya dan Arka berakhir seperti itu? Dengan sebuah perceraian? Kalau tidak bercerai, mana mungkin juga dia bisa memaafkan perselingkuhan sang suami? Sementara Dyandra lari ke kamar mandi, Arka dan Cersey justru terlibat percakapan yang sarat emosi. Wanita penyewa rahim tersebut cemburu karena Arka terlihat takut ditinggal oleh istrinya. “Lalu kalau iya, memang kenapa? Masih ada aku yang akan membahagiakanmu. Toh, aku sedang mengandung anak kita,” tukas Cersey ketus. Bibirnya mengerucut ke depan dan ia melengos sinis. “Jangan bicara begitu. Aku bilang apa sejak awal kita berhubungan?” tandas Arka mengingatkan. “Aku sudah tegaskan, bukan? Aku dan Dyandra tidak bisa dipisahkan. Aku mencintai dia!” “Iya, iya. Aku paham!” seru Cersey terlihat makin sewot. “Bagimu aku ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Rahim Pengganti   Ch.07 Kenapa Terus Menolak

    Ranjang Dyandra dan Arka malam ini bergoyang akibat letupan birahi dari sang suami. Sikap mesra mereka malam ini membuatnya menginginkan lebih banyak lagi. Sesungguhnya Arka merindukan masa-masa dimana mereka berdua begitu panas bercinta. Dyandra termasuk tipe wanita yang bisa begitu liar di atas ranjang. Tiap lekuk gemulai sang istri selalu membuatnya terpesona.Maka, lelaki itu semakin ganas melumat bibir wanita di bawahnya. Napasnya memburu dan kian panas. Bersama dengan kecupan tanpa jeda, ia mulai menyentuh celana tidut Dyandra dan hendak menurunkannya hingga ke bawah Sadar kalau celana tidurnya hendak dipelorot ke bawah, Dyandra bereaksi. Ia genggam tangan kokoh Arka dan menahannya. “Say, aku lelah. Ayolah, jangan malam ini.”“Tidak bisa, aku sudah sangat terangsang dengan kecantikanmu, Dya,” erang Arka menggelengkan kepalanya.Bibir lelaki yang telah mencium wanita lain tersebut meringsek di leher istrinya. Menjilati sambil sesekali menggigit manja.Hati Dyandra kelabak

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Rahim Pengganti   Ch.08 Mengecup Pedih

    Pertengkaran keduanya semakin memanas. Arka sudah kehabisan akal untuk mengajak istrinya menikmati bahasa cinta dalam hangatnya penyatuan dua tubuh mereka. Ia bahkan mulai menuduh Dyandra memiliki laki-laki lain di luar sana. “Terserah kamu saja, Mas!”“Jawab!” paksa Arka meminta sebuah kejujuran. Padahal, dia sendiri yang berselingkuh.“Tidak mau!” Dyandra melangkah, menjauhi suaminya. “Aku tidak perlu menjawab pertanyaan konyol ini! Kamu memuakkan, Mas!”“Siapa lelaki itu?” Arka menarik lengan Dyandra dengan keras. “Katakan! Siapa dia yang sudah membuatmu semakin dingin begini?”“Kamu sudah gila? Lepaskan aku!” tepis Dyandra mendorong tubuh Arka. “Lenganku sakit! Lepaskan!”“Tidak sebelum kamu bercerita, ada apa sebenarnya dengan dirimu? Siapa lelaki itu?” tuduh Arka terus menerus. “Kamu brengsek!” jerit Dyandra memukul dada Arka saking kesalnya. “Siapa lelaki itu?”“Tidak ada! Aku tidak selingkuh!”“Siapa lelaki itu!” bentak Arka menggelegar.“Tidak ada! Kamu memang b

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Rahim Pengganti   Ch.09 Undangan Main Kartu

    Setelah melewati malam panjang dengan perasaan tak menentu, Dyandra menyegarkan diri di bawah guyuran air hanat. Terkadang masa-masa bahagia bersama Arka menyeruak di bulir-bulir kenangan. Antara senyum dan tangis, di situ ia berada sekarang. Mendadak, suara pintu dibuka terdengar. Ia langsung menoleh dan terkejut saat melihat sosok gagah tersebut sudah ada di dalam kamar mandi. Memandanginya dengan tatapan sendu sekaligus sangat menginginkan. Degup jantung sang wanita menjadi tidak beraturan.Suaminya masuk ke dalam kamar mandi dengan langkah pelan, tetapi pasti. Membuat Dyandra kebingungan antara mengambil handuk di pintu kamar mandi kemudian bertengkar lagi dengan Arka, atau membiarkan saja apa yang harus terjadi dengan dirinya dan Arka? Mana yang harus dipilih? Hanya memiliki waktu beberapa detik untuk membuat pilihan. Pada detik terakhir, ia memilih … untuk diam dan membiarkan Arka mendatangi dengan mata yang tak berkedip. Lelaki itu sedemikian rindu dengan tubuh molek m

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Rahim Pengganti   Ch.10 Merger

    Tidak ada garansi dalam sebuah hubungan bahwa cinta itu akan selalu menguatkan hati yang rapuh. Selamanya …. ya, kadang membutuhkan waktu selama itu, untuk bisa memadamkan keinginan memiliki seseorang. Seperti Dyandra pada malam ini yang kembali merasa kalah, karena sosok Cersey hadir terus saja merayap, merenggut, dan menarik Arka perlahan dari sisi ranjangnya.Keinginan wanita penyedia jasa sewa rahim tersebut untuk memiliki suaminya tidak kunjung padam. Terus saja menggoda dan mengajak untuk berasyik masyuk berduaan. Tidak peduli bahwa Arka telah memiliki seorang istri. Arka keluar dari kamar mandi. Ia melirik ponsel yang kembali berbunyi. Jemari membuka layar dan seutas senyum muncul di wajahnya saat menatap benda pintar tersebut. Dyandra menatap nanar pada senyum sang suami. Paham kalau senyum tersebut bukan untuk dirinya. “Yank, tidur yuk,” rengkuh Arka menarik manja tubuh Dyandra agar merapat padanya. Ponsel ia matikan dan taruh di atas meja.“Malam ini, kita lupakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Rahim Pengganti   Ch.11 Skylar Kiersten

    Hidup terkadang memang bisa sekonyol itu. Sedang enak bersantai hanya berdua dengan Drupadi, tiba-tiba pintu terbuka dan Batara -ayah Dyandra- masuk ke ruangan dengan membawa seorang lelaki yang sejak detik pertama langsung melihat ke arahnya. Dyandra terbelalak. ‘Mati aku! Jadi itu yang namanya Skylar? Ya ampun! Kenapa aku harus bertemu dia dalam kondisi begini?.’Sang wanita berparas manis cepat berdiri lalu merapikan pakaiannya. Mata tajam Skylar yang menatap dingin membuatnya salah tingkah. “Kamu sakit, Dyandra?” tanya Batara memperhatikan putri bungsunya. “Kenapa Ayah mendengar ada teriakan?”“Tidak Ayah. Itu tadi hanya eee … ehm ….” Dyandra bingung mencari alasan. “Ada kecoa terbang! Makanya Dyandra berteriak!” sambung Drupadi menyelamatkan adiknya dari rasa malu. Dyandra mendelik, menatap Drupadi sambil menahan tawa, juga menahan kesal. “Ini putri Bapak?” tanya Skylar pada Batara, tetapi melirik ke arah Dyandra. “Iya, betul. Mereka yang selama ini mengurusi peru

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08
  • Rahim Pengganti   Ch.12 Sama-sama Sudah Menikah

    Hidup terkadang memang bisa sekonyol itu. Sedang enak bersantai hanya berdua dengan Drupadi, tiba-tiba pintu terbuka dan Batara -ayah Dyandra- masuk ke ruangan dengan membawa seorang lelaki yang sejak detik pertama langsung melihat ke arahnya. Dyandra terbelalak. ‘Mati aku! Jadi itu yang namanya Skylar? Ya ampun! Kenapa aku harus bertemu dia dalam kondisi begini?.’Sang wanita berparas manis cepat berdiri lalu merapikan pakaiannya. Mata tajam Skylar yang menatap dingin membuatnya salah tingkah. “Kamu sakit, Dyandra?” tanya Batara memperhatikan putri bungsunya. “Kenapa Ayah mendengar ada teriakan?”“Tidak Ayah. Itu tadi hanya eee … ehm ….” Dyandra bingung mencari alasan. “Ada kecoa terbang! Makanya Dyandra berteriak!” sambung Drupadi menyelamatkan adiknya dari rasa malu. Dyandra mendelik, menatap Drupadi sambil menahan tawa, juga menahan kesal. “Ini putri Bapak?” tanya Skylar pada Batara, tetapi melirik ke arah Dyandra. “Iya, betul. Mereka yang selama ini mengurusi peru

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-08

Bab terbaru

  • Rahim Pengganti   103. Senyum Kembali Bermekaran

    Seorang wanita sedang duduk di sebuah meja restoran bersama satu orang anak perempuan berusia tiga tahun yang teramat cantik dan menggemaskan. Keduanya nampak asyik memandangi layar ponsel. Sang Bunda berucap, “Hari ini kita merayakan ulang tahunnya Ayah Arka. Kamu harus selalu mendoakan Ayah Arka, ya?” Mengatakan itu dengan mata berbinar, mengecup kening putrinya dengan khidmat. Ada satu desiran perih yang tak pernah bisa tertutup sempurna di dalam kalbu sang wanita. Ada satu cinta yang akan selalu ia kenang. Dari seseorang yang telah berkorban nyawa untuknya. Maka, ia akan memastikan nama sang almarhum suami selalu harum di mata putri mereka. Hasya yang baru menginjak usia tiga tahun hanya manggut-manggut mendengar permintaan ibunya. Ia menatap layar dan memandangi lelaki yang disebut sebagai ayahnya. “Ayah Arka, ya, Bunda?” ucapnya manis dan polos. “Iya, Ayah Arka. Setelah dari restoran ini, kita akan mengunjungi makamnya dan berdoa di sana

  • Rahim Pengganti   102. Beristirahatlah Dengan Tenang

    Dyandra datang ke rumah duka yang telah dipenuhi oleh keluarga besar Hasbyan serta kerabat lain. Rumah itu, tempatnya tinggal bersama Arka selama sepuluh tahun terakhir. Melangkah gontai, naik ke lantai dua, ke kamar mereka. Sekelebat ingatan muncul. Bahwa pada suatu waktu, ia melangkah dengan kegontaian yang sama di tangga ini setelah mendengar dengan telinganya sendiri bagaimana sang suami meniduri wanita lain. “Tuhan, kenapa sakit sekali?” tangisnya terisak ketika duduk di atas ranjang dan memandangi seluruh kamar tidur mereka. Foto pernikahan, foto liburan keliling dunia, bahkan foto saat mereka masih kuliah bersama terpampang rapi di sana. Arka tidak pernah mengenyahkan foto-foto ini, bahkan setelah surat curai ia layangkan satu bulan lalu. Hancur, Dyandra sangat hancur melihat semua kenangan diri yang tak akan terulang kembali. Perih yang tak terperi mengoyak setiap detik hingga air mata tak bisa berhenti mengalir. Mengambil pi

  • Rahim Pengganti   101. Dini Hari Menyayat Hati

    Pintu ruang operasi terbuka dengan lambat. Beberapa orang keluar dan memperlihatkan bukan wajah-wajah yang senang atau pun bahagia. Akan tetapi ….“Keluarga Pak Arka?” Mereka kembali bertanya, dan Dyandra melangkah gontai. Di belakangnya ada Moeryati yang juga berjalan teramat limbung hingga harus dipegangi oleh adiknya. “Arka ….” Dyandra tidak bisa meneruskan pertanyaan. Kalimat selanjutnya menyangkut di tenggorokan. Satu kata yang tidak bisa ia ucap. Tidak, tolonglah jangan seperti ini! Tidak atas namanya! Jerit Dyandra di dalam hati. Bagaimana ia bisa memaafkan dirinya sendiri kalau akhirnya ….“Maafkan kami, tapi … untuk sesaat beliau stabil. Selanjutnya, ada pembuluh darah lain yang mendadak pecah di otak dan ….”“Anakku!” jerit Moeryati menghentakkan kaki ke lantai berkali-kali. Ia mengguncang tubuh Aryati semakin lama semakin kecang. “Arkaaa!” Ambruk sudah Moeryati ke atas lantai sambil menangis, meraung, tersedu-sedu d

  • Rahim Pengganti   100. Bagaimana Nasib Arka?

    Batara terbelalak, begitu pula istrinya dan sang besan. Anak-anak mereka menjadi target pembunuhan? Kegilaan apa lagi ini di rumah tangga Dyandra dan Arka.“Di pinggir jalan tadi ada sebuah bengkel sepeda motor yang sudah tutup. Dia memiliki CCTV yang mengarah ke jalanan. Kami sudah memeriksanya dan apa yang terlihat makin menguatkan bukti bahwa ini bukanlah kecelakaan biasa,” tutur Sersan Andi. Dyandra masih termangu, ia mencoba mengingat apa yang terjadi. “Ban mobilku mendadak kempes. Pak Tri menepi. Tiba-tiba ada sepeda motor kencang menubruknya. Aku segera keluar untuk melihat kondisi Pak Tri. Kemudian … kemudian ….”Tak mampu meneruskan kalimat karena setelah itu terjadilah hal yang membuatnya sangat syok hingga kini. Kedua tangan gemetar saat mengingat detik demi detik nyawa hampir melayang. “Aku tidak tahu Arka dari mana … dia … dia … aku ditarik! Dia tertubruk mobil!” raung Dyandra memeluk ibunya dan menangis kencang. “Pak Arka

  • Rahim Pengganti   99. Siapa Target Sebenarnya?

    Terus menjerit, suara Dyandra mulai tertutup oleh sirine mobil ambulans dan polisi yang datang ke lokasi nahas tersebut. Orang ramai mengatakan tabrak lari kepada dua orang petugas hukum berseragam cokelat yang datang. Dari dalam ambulans, dua orang segera turun dan memeriksa keadaan Arka. “Kritis, cepat bawa ke rumah sakit,” ucap salah satu dari mereka dan berlari kembali ke dalam mobil untuk mengambil ranjang dorong. Pak Tri saat diperiksa oleh petugas ternyata sudah meninggal dunia. Leher sopir malang itu patah saat ditubruk sangat kencang oleh pengendara sepeda motor. Dengan dibantu oleh warga sekitar, ambulans berhasil membawa Arka masuk dan Dyandra duduk di kursi panjang, menatap nanar pada Arka yang sudah tidak sadarkan diri.“Halo, Dru?” isaknya menelepon sang kakak dan segera menjelaskan apa yang terjadi. “Tolong jemput Bu Wuri dan Hasya. Aku mau ke rumah sakit bersama Mas Arka!” pintanya sesenggukkan. Drupadi terengah, tidak

  • Rahim Pengganti   98. Kecelakaan Terencana

    Dyandra spontan menuruni mobil saat melihat sopirnya tertubruk sepeda motor dengan kencang hingga terpental. Ia menjerit kencang sambil menghampiri. Sama sekali tidak tahu bahwa semua ini adalah rekayasa yang dibuat oleh Pondra dan Rani untuk menyingkirkan sang target. Baru saja beberapa detik di pinggir jalan raya, dua buah lampu terang menerjang. Sontak menoleh ke belakang, mata Dyandra terbelalak saat sebuah kendaraan menuju ke arahnya dengan snagat kencang. Tidak ada niat untuk mengerem, apalagi membanting setir agar tidak menubruknya. Dengan sangat jelas, mobil itu ingin menggempur tubuhnya. Semua terjadi dengan sangat cepat hingga rasa syok menguasai sang wanita. Membuat tubuhnya membeku tak dapat berbuat apa pun, termasuk menghindari bencana yang sebentar lagi terjadi. Seiring mendekatnya dua sinar bundar tersebut, Dyandra hanya bisa memejamkan mata dan menutup wajah. Ia pasrah jika memang ini akhir hidup yang tertulis untuknya.

  • Rahim Pengganti   97. Selamat Tinggal, Skylar

    Ditemani oleh kakaknya, Dyandra mendatangi rumah sakit tempat Albert Kiersten dilarikan setelah terkena serangan jantung di ruang kantornya. Mereka duduk di sebuah cafetaria yang terletak cukup terpencil, jauh dari keramaian. Skylar kemudian terlihat berjalan dengan gontai. Langsung duduk di sisi Dyandra dan keduanya bertatapan sendu. Tak mampu berkata apa pun kepada satu sama lain. “Bagaimana dengan Om Albert?” tanya Drupadi menghela napas. “Sedang dipersiapkan untuk operasi. Ayahku memang benar terkena serangan jantung,” jawab Skylar dengan masih menatap pada kekasih gelapnya. “Beliau akan selamat, ‘kan? Maksudku, ini bukan kasus berat atau yang … yah, kamu tahulah maksudku,” tanya Drupadi lagi memastikan. “Setiap operasi pemasangan ring jantung akan ada resikonya. Tapi, dokter terbaik telah menangani. Jika tidak ada masalah, ya, Papa akan baik-baik saja,” angguk Skylar. Drupadi menghela napas lega. “Baiklah, aku mau ke k

  • Rahim Pengganti   96. Dendam Cersey

    Cersey terengah hebat ketika ponselnya mendadak tidak lagi ada suara Arka, ternyata sang suami telah menghentikan pembicaraan mereka. Jemari wanita cantik itu bergetar hebat bersamaan dengan rasa mual yang meraji perutnya. “Talak tiga? Talak tiga katamu, Mas Arka? Talak tiga, hah?” desisnya makin lama makin menjerit. Air mata menuruni lereng pipi putih yang telah dibubuhi dengan perona berwarna merah. Pertama hanya tetes demi tetes, tetapi lama kelamaan menjadi linangan ombak di samudera luas. Sangat deras, dan bibirnya kian gemetar. “TIDAAK! TIDAAAK!” Membanting ponsel ke atas sofa teramat kencang. Menjerit histeris, menjambak rambutnya sendiri. Mengambil mangkok buah yang ada di atas meja. Lalu, ia lempar sepenuh tenaga ke atas lantai hingga pecah berserakkan. Belum puas, tangannya kembali merajah vas bunga, menggempurkan ke dinding berlapis wall paper berwarna emas. “AKU BENCI KAMU, DYANDRA! AKU BENCI KAMU!” jerit Cersey tak berhe

  • Rahim Pengganti   95. Talak Tiga

    Degup jantung Cersey sudah tidak aman lagi. Mendengar kalimat dari Arka bahwa mereka tidak bisa bersama ke depannya bagai gulungan tsunami menghantam dari sekian sisi. Tidak hanya kanan dan kiri, tetapi juga depan, belakang, atas, dan bawah. Bernapas memburu, dada kembang kempis, mata memerah berair, dan sekeliling terasa begitu menekan hingga sulit bernapas. Tinggal di ruang ber-AC sepanjang hari, tetapi kenapa sekarang seolah ada di Gurun Sahara? Dengan matahari tepat berada di atas kepala, menyinari dengan terik. “Cersey, maafkan aku. Hanya saja, ini terpak—”“Karena Mbak Dyandra? Karena kamu mau kembali kepadanya. Iya, ‘kan?” bentak Cersey memotong pembicaraan sang suami. Sebenarnya, ia sudah pernah menduga hal ini akan terjadi. Semenjak Dyandra mengajukan surat cerai, Arka seperti orang gila tak tentu arah. Antara obsesi atau cinta kepada istri pertamanya itu tidak jelas.Satu hal yang jelas adalah, ia tidak lagi mendatangi Cersey

DMCA.com Protection Status