Beranda / Romansa / Rahim Dua Ratus Juta / Bab 21B. Obat Bius

Share

Bab 21B. Obat Bius

Penulis: Syatizha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 09:51:24

Tamp4r4n yang dilayangkan ibu Renata membuat Angelica terkejut setengah mati.

"Pipi kananmu sudah kebagian belaian tangan Mama! Sekarang kamu jawab dengan jujur, kemana Sabrina, Angelicaaaa? Kemanaaaaa???"

Suara Ibu Renata menggelegar, memekakan telinga. Pak Sugeng memijat pelipis, menggelengkan kepala. Sudah tidak tahu lagi cara menahan emosi istrinya. Angelica juga yang salah, mengulur waktu terus.

"Sabrina pergi dengan s3lingkuhannya!" Jawaban Angelica membuat Darren, ibu Renata dan Pak Sugeng terkejut. Tubuh Ibu Renata sampai mundur selangkah. Melihat ekspresi mereka, Angelica semakin semangat mengarang cerita.

"Ya, tadi itu aku nganterin Sabrina ke depan soalnya pacar dia yang dari kampung datang. Mereka sengaja janjian malam-malam begini karena dipikir, kamu bakalan pulang tengah malam, Darren! Ya kalian tunggu aja sih, mungkin sebentar lagi Sabrina pulang."

Angelica pikir, keluarga Wirawan percaya begitu saja mendengar ceritanya. Yang terjadi justru, Darren menc3kik leher An
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 22A. Pemeran Video

    "Kamu mau kemana, Darren?" Ibu Renata bertanya ketika Darren berjalan cepat menuju pintu depan. "Aku mau cari Sabrina," jawab Darren tanpa menoleh. "Cari kemana?" Pertanyaan pak Sugeng menghentikkan langkah kaki lelaki yang mulai frustasi kehilangan istrinya. "Aku enggak tau, Pa. Tapi, aku yakin kalau Sabrina bukan kabur, dia cuma pergi." Darren meyakinkan kedua orang tuanya jika Sabrina bukan wanita yang lari atau kabur dari tanggung jawabnya. Sabrina sudah terikat kontrak dengan keluarga Wirawan. Kalau pun Sabrina pergi dari sisi Darren, dia harus melahirkan anaknya lebih dulu."Kenapa kamu yakin begitu? Bisa saja Sabrina kabur dan menipu kita. Namanya juga perempuan zaman sekarang. Udahlah, jangan kamu cari Sabrina. Kita tunggu dia pulang saja!" Sebisa mungkin ibu Renata bersikap tenang. Mungkin yang dikatakan Angelica benar, Sabrina akan kembali ke rumah ini lagi dengan sendirinya. Hanya saja Ibu Renata tidak percaya kalau Sabrina bers3lingkuh. Rasanya tidak mungkin. "Aku engg

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 22B. Pemeran Video

    "Cantik juga ya istri orang. Wanita ini jauh lebih cantik dari Angelica. Sayang sekali kalau sampai aku bvnvh. Dari pada dibvnuh lebih baik aku rvd4 p4ksa saja. Pasti keuntungan dari video yang diperankan dia lebih besar. Hahahahaha ...." Gelak tawa Andre berderai membayangkan percint44n yang akan dilakukannya dengan Sabrina beberapa menit lagi. Hanya saja, Andre sedang menunggu Darso agar merekam aksi m3sumnya. Angelica ingin wajah Sabrina terlihat dengan jelas ketika mereka sedang melakukan hubungan suami istri. Gelak tawa Andre terhenti kala suara handphone-nya terdengar. Sebetulnya dari tadi handphone Andre berdering terus. Dia tahu kalau yang menghubungi adalah Angelica. Andre tidak ingin nantinya Sabrina curiga jika mengangkat panggilan Andre pada saat Sabrina masih sadarkan diri. "Hallo?" sapa Andre ketika menerima sambungan telepon Angelica. "Kamu tuli? Dari tadi diteleponin, enggak diangkat-angkat?" sentak Angelica pada lelaki s3lingkuhannya. Andre terkejut, menjauhkan han

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 23A. Transfer

    Sudarso beranjak, mendekati pintu toilet. Terdengar suara gemericik air. Andre masih mandi. Dia harus segera mengembalikan Sabrina ke rumah keluarga Wirawan. "Aku harus membawa Sabrina dari sini. Anakku enggak boleh menjadi pemeran wanita Andre. Enggak boleh!" Lelaki tua itu dengan sigap mengambil obat kuat yang diletakkan di atas nakas. Memasukkan ke dalam saku jaket yang dikenakan. Lalu membopong tubuh Sabrina keluar kamar motel. Langkahnya begitu cepat, sebelum Andre memergoki aksinya. Sejak Sabrina menikah, Sudaro tak pernah menemuinya lagi, tak pernah menghubungi Sabrina. Sudarso terlalu sibuk mencari uang. Dia tidak ingin merepotkan Sabrina. Sampai akhirnya ia memutuskan pergi ke ibu kota dan bertemu dengan Andre yang membutuhkan kameramen. Sudarso yang sebelumnya bekerja sebagai kameramen di acara pernikahan kampung, mau menerima pekerjaan yang ditawarkan Andre. Ternyata bukan merekam atau memvideokan acara pernikahan melainkan menjadi kameramen untuk pembuatan film pendek a

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 23B. Tranfser

    Baru saja dua langkah ibu Renata keluar kamar, Pak Sugeng datang mensejajari langkahnya. "Sabrina udah pulang. Aku pengen tau, tadi dia pergi kemana!" jawab Ibu Renata berjalan cepat hendak menemui Sabrina. "Sabrina ... Sabrina tadi kamu pergi ... Pergi kemana?" Intonasi suara ibu Renata di kata terkahir pelan. "Ya Tuhan, Sabrina!" Pak Sugeng terkejut melihat kondisi Sabrina. Ia segera menghampiri Sabrina yang tak sadarkan diri. Disusul Ibu Renata. Semua karyawan yang bekerja di rumah Wirawan, duduk bersimpuh. "Sabrina, hei bangun Sabrina!" Ibu Renata menepuk-nepuk pipi menantu keduanya agar terbangun. Namun, Sabrina tak kunjung membuka mata."Siapa yang menemukan Sabrina?" tanya Pak Sugeng menatap semua karyawan satu persatu. Pak Joko maju selangkah, mendekati Pak Sugeng. "Maaf, Tuan. Tadi ... tadi ada orang yang datang mengantar Nona Sabrina.""Siapa orang itu?" Belum selesai cerita Pak Joko, Ibu Renata menyela. "Kami juga enggak tau, Nyonya. Wajahnya mengenakan masker. Ora

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 24A. Bahagia Selamanya

    "Apa? Karena obat bius?" Ibu Renata sangat terkejut mendengar penjelasan dokter ketika selesai memeriksa kondisi menantu keduanya. Siapa yang membius Sabrina? Wanita itu berasal dari kampung? Siapa musuhnya? Kalau di rumah ini yang tak menyukai Sabrina adalah Angelica. "Kemungkinan besar seperti itu. Kalau sampai dua jam kedepan, Non Sabrina belum sadarkan diri, bawa ke rumah sakit saja. Nanti kami akan memeriksakan kondisinya secara intensif." Pak Sugeng dan ibu Renata menganggukkan kepala mendengar saran dokter Hardi. Dokter itu sudah lama menjadi dokter pribadi keluarga Wirawan. Tak berselang lama dokter pamit pergi, Darren datang, berjalan cepat menghampiri Sabrina yang berbaring di atas sofa. "Ya Allah, Sabrina! Kamu dari mana, Sayang?" Darren langsung memeluk tubuh wanita yang dicintai dan dirindukan. "Darren, Sabrina pingsan," kata Ibu Renata berdiri di samping Darren. "Pingsan? Sabrina, Sabrina bangun! Buka matamu, Sabrina!" Darren mengguncangkan tubuh Sabrina, menatap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 24B. Bahagia Selamanya

    Menit kemudian, Sabrina pun mengawali cerita. Dia menceritakan dari awal obrolannya bersama Angelica hingga sampai di sebuah tempat yang menurut supir taksi online itu adalah kantor suaminya. Walau Sabrina dari kampung, tetapi ia tahu kalau tempat yang mereka datangi bukan kantor perusahaan melainkan penginapan. Sabrina pun bercerita ketika ia hendak masuk ke dalam motel tersebut, ada seseorang dari belakang membekap mulut dan hidungnya sampai ia tak sadarkan diri. "Siapa yang membekapmu, Sabrina? Apa supir taksi itu?" selidik Darren setelah Sabrina selesai bercerita. Sabrina menggelengkan kepala. "Saya enggak tau, Tuan. Kejadiannya begitu cepat. Saya juga enggak tau, kenapa sudah ada di sini? Apa ada orang lain yang menolong saya atau jangan-jangan supir taksi itu yang menolong saya?" Sabrina menarik kesimpulan. Ia memang tak melihat jelas siapa orang yang membekapnya. "Bagaimana kalau supir taksi sendiri yang membekapmu, Sabrina?" tanya Darren menatap intens wajah istrinya. Sabr

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 25. Cukup Saya Saja

    Prediksi yang diucapkan ibu Renata membuat Angelica terbatuk-batuk. Terkejut, dengan ucapan sang ibu mertua. Kedua mata Angelica membeliak."Enggak mungkin, Ma! Enggak mungkin Sabrina hamil. Mereka nikah belum satu bulan! Kecuali ... sebelum nikah sama Darren dia udah berc1nta dengan lelaki lain!" elak Angelica emosi. Tidak hanya menyanggah dugaan ibu Renata, Angelica juga menuduh Sabrina.Angelica harus berpikir keras agar istri kedua Darren tidak cepat hamil. Bisa gawat kalau Sabrina sudah hamil. Bisa-bisa keberadaan Angelica di rumah Wirawan semakin tersingkirkan. "Sudahlah, jangan nuduh orang sembarangan. Kita lihat saja nanti." Lagi, Pak Sugeng yang menengahi perdebatan mereka. Pak Sugeng tak mau berburuk sangka. Dalam hati, ia sangat yakin kalau Sabrina wanita baik-baik. Rasanya tidak mungkin melakukan hubungan suami istri di luar pernikahan. "Giliran Sabrina saja, enggak boleh nuduh sembarangan. Tadi Sabrina nuduh aku, kalian diam saja. Enggak adil!" Angelica menarik kursi, p

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 26A. Sakit Mematikan

    Angelica sangat kecewa dan marah pada Andre. Handphone lelaki itu pun tak juga aktif padahal uang yang diminta Andre sudah ditransfer. Angelica merasa ditipu."Andre si4lan! Berani sekali dia menipuku! Awas saja, aku akan memberi perhitungan!" gerutu Angelica masuk ke dalam mobil. Semalam Angelica berencana hari ini akan di rumah seharian, menikmati hidup di rumah Wirawan tanpa adanya si p3lakor atau Sabrina. Namun, rencananya gagal total. Sabrina tiba-tiba sudah ada di rumah itu. Entah bagaimana bisa Sabrina datang kembali? Apa mungkin Andre melepas Sabrina begitu saja?Beberapa pertanyaan tentang Sabrina memenuhi otak Angelica. Ia ingin segera menemui Andre. Ingin menuntut penjelasan dan ingin uang yang sudah ditransfernya dikembalikan. Tiba di rumah Andre, Angelica mematikan mesin mobil. Sebelum turun dari mobil, sorot mata Angelica begitu tajam. Jika penjelasan Andre nanti tidak masuk akal, Angelica tidak akan segan-segan melaporkan bisnis haram kekasih gelapnya itu. Angelica tu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 74B. Candu

    Ibu Renata kembali ke ruang keluarga. Bibirnya tak henti tersenyum membayangkan brownies buatan menantunya sudah matang. Pasti rasanya sangat lezat. "Ma, lihat Sabrina enggak?""Mau ngapain kamu nyariin Sabrina?" Ibu Renata balik bertanya. Intonasi suaranya agak ketus. "Ya kan, Sabrina istri aku, Ma. Gimana sih? Aku mau tidur tapi mau cari Sabrina dulu. Mama lihat enggak?"Ibu Renata memutar bola mata malas mendengar ucapan anak tunggalnya. "Sini kamu! Duduk dulu sama Mama. Sabrina aman. Dia lagi di dapur. Lagi bikinin brownies buat Mama!" Darren melepaskan cekalan tangan ibu Renata dari lengannya."Mama serius? Malam-malam begini nyuruh istriku bikin Brownies?""Bukan Ma--""Inget, Ma ... Sabrina lagi hamil. Dia lagi ngandung cucu Mama!" sela Darren mengingatkan ibu Renata. "Kamu pikir Mama udah pikun? Mama juga ingat! Bukan Mama yang nyuruh Sabrina, Darren. Dia sendiri yang mau. Mama juga enggak tau dia ada di dapur. Tadinya Mama nyuruh si Mbok dan Mbak Tuti. Eh pas Mama ke dap

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 74A. Mama Tunggu

    Sedikitpun ibu Renata tidak terkejut mendengar kabar Angelica mengalami penyakit itu. Pikir ibu Renata, masih untung Angelica mengidap penyakit Gonore, bukan HIV. Tapi, sisi lain ibu Renata merasa kasihan pada ibu Anita. Sahabatnya itu pasti selalu memikirkan keadaan Angelica. "Ya sudah, jangan terlalu kamu pikirkan. Lebih baik kamu fokus saja dengan kesehatanmu. Masalah Angelica cukup didoakan, supaya dia cepat sembuh dari penyakitnya dan cepat sadar atas sikap buruknya."Ibu Anita terdiam, hanya terdengar helaan napas dan isak tangis yang tertahan. "Sekarang udah malam, kamu harus istirahat, Anita." Ibu Renata tidak ingin terlalu lama membahas tentang mantan menantunya itu. "Iya. Nanti aku istirahat. Re, terima kasih. Kamu selalu jadi pendengar setiaku. Dari dulu sampai sekarang. Terima kasih banyak.""Sudahlah, jangan terlalu berlebihan. Kita ini udah lama bersahabat. Wajar saja kalau aku demikian."Walau sifatnya agak keras, tapi ibu Renata tidak ingin berbangga hati atau gila

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 73B. Penyakit Kelamin

    Malam hari di kediaman keluarga Wirawan, Sabrina dan Ibu Renata sedang berbincang di ruang keluarga. Sedangkan Darren dan Pak Sugeng di ruang kerja. Mereka membahas proyek yang berada di luar kota tepatnya di kota Bali. Ada salah satu pengusaha sana yang ingin proyeknya dipegang perusahaan Darren. "Sabrina, mungkin minggu depan suamimu akan keluar kota. Ada proyek yang perlu pengawasan dia," ujar ibu Renata mengawali pembicaraan. Sabrina yang duduk berdekatan dengan ibu mertua cukup terkejut. Tidak menyangka jika Darren ditugaskan keluar kota padahal ia sedang hamil.. "Meskipun Darren di luar kota, kami akan menjagamu dengan baik. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu tinggal bilang sama Mama."Sabrina menganggukkan kepala, tersenyum manis. "Iya, Ma. Terima kasih." Hanya kalimat itu yang terucap dari mulut Sabrina. Ia masih takut salah jika berbincang dengan ibu Renata. "Darren melakukan itu demi masa depan anakmu juga. Kalau Darren enggak kerja keras, nanti kalian hidup miskin. Ya meman

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 73A. Pulang Kampung

    Mendengar keinginan Andre, seketika otak Angelica berputar. Mencari ide agar bisa menolak keinginan anak kandung ibu Regina itu. Tidak mungkin Angelica melakukan hubungan suami istri dalam kondisi alat v1t4lnya seperti saat ini. "S-Sayang, aku ... aku baru saja datang bulan. Ja-jadi aku ... aku enggak bisa ma-main dulu." Suara Angelica bergetar. Tidak bisa menyembunyikan ketakutannya. Bibir Andre yang sebelumnya tersenyum langsung meredup. Ia sangat kesal karena keinginannya tidak dapat dipenuhi padahal Andre sudah datang jauh-jauh dari Bandung ke Jakarta, sudah repot-repot membooking kamar hotel. "Cepatlah datang! Aku menunggumu!" Angelica memejamkan kedua mata. Andre memutuskan sambungan telepon tanpa menunggu tanggapannya. Sudah dapat dipastikan, lelaki itu pasti marah. Tetapi, mau bagaimana lagi? Angelica pasti tidak bisa menikmati permainan Andre jika kondisi itunya masih sakit, perih dan panas. Setelahnya, Angelica membuka pintu rumah, menuju dapur, mengambil segelas air da

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 72. Di Hotel

    Lelaki yang duduk di samping Angelica berbisik. Angelica terkejut, menelan saliva, menghela napas berat. Ia tak langsung menjawab, pura-pura tak mendengar. Angelica memerhatikan penampilan sendiri. Ia tak mengenakan pakaian s3ksi, pakaiannya justru tertutup dan longgar. Tapi, kenapa lelaki yang duduk di sampingnya bertanya demikian?"Jangan pura-pura enggak dengar. Aku tau, kamu wanita peliharaan Mami Veni."Sontak, Angelica mendongak, menoleh dan memicingkan kedua mata menatap lelaki yang tengah menyeringai. "Ba-bagaimana kamu tau?" tanya Angelica heran. "Aku pernah melihatmu waktu nganterin si Bos. Kata si Bos, kamu sangat lezat. Kamu tenang saja, walaupun aku anak buah si Bos. Tapi, aku sehat. Aku banyak uang. Aku bisa membayarmu lebih besar dari si Bos. Permainanku juga sangat lembut. Enggak kayak si Bos," jelas lelaki sangat pelan tapi terdengar jelas di telinga. Angelica baru ingat lelaki yang duduk di sampingnya itu. Dia adalah lelaki yang mengantar klien terakhirnya ke kama

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 71B. Tarifnya Berapa?

    Bibir Angelica tersenyum lebar. Lelaki yang pernah dirindukannya itu kini telah menghubunginya kembali. Tanpa berpikir panjang, Angelica menghubungi nomor tersebut. "Andre? Benar kamu Andre?" tanya Angelica saat sambungan telepon berlangsung. "Hai, Sayang. Benar, ini aku Andre. Bagaimana kabarmu? Apa kamu baik-baik saja?" Senyum lebar yang sebelumnya menghiasi wajah Angelica, seketika mengerucut. Ia menarik napas panjang, duduk di sisi ranjang sembari menahan rasa sakit.Angelica tak langsung menjawab, ia tak mau menceritakan tentang yang dialaminya saat ini. Andre pasti curiga kalau ia bercerita. "Hm ... tentu saja kabarku enggak baik. Aku enggak baik karena kehilanganmu, Dre. Kamu kemana aja sih, Sayang? Kenapa ninggalin aku? Kamu tau, aku sekarang udah bercerai dengan Darren. Kita bisa bersama, Sayang."Andre dan Regina yang saat ini sedang di salah satu rumah sewa daerah Jakarta tersenyum mengejek. Lelaki itu sengaja meloudspeaker obrolannya agar ibu Regina mendengar. "Iya, S

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 71A. Pesan Singkat

    "Darren!" Panggilan keras ibu Renata membuat Darren dan Sabrina terkejut setengah mati. Mereka langsung duduk berjauhan, menoleh ke belakang. Ibu Renata berdiri melipat kedua tangan di depan d4da, menatap nyalang mereka berdua. Sabrina berdiri, tubuhnya gemetar. Sementara Darren, bersikap santai meski sebelumnya terkejut. "Ma, kalau manggil jangan teriak-teriak. Lihat tuh Sabrina, dia sampe kaget. Sayang, calon anak kita enggak kaget 'kan?" tanya Darren mengelus perut istriya yang belum terlihat membuncit. "Hah? Eng-enggak, Mas." Terbata-bata menjawab pertanyaan sang suami. "Kalian ini, malah mesra-mesaraan di depan anak-anak. Enggak baik!" tandas ibu Renata mengingat tadi Darren mendekatkan bibirnya ke pipi sebelah kiri Sabrina. Dipikir, Darren akan menc1um Sabrina padahal hanya berbisik. "Mama suuzhon. Aku tadi bukan mesra-mesaraan. Aku cuma bisikin Sabrina saja.""Halah, alasan. Sekarang kita pulang! Mana Papamu?" Darren mengitari sekeliling, mencari keberadaan pak Sugeng. L

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 70B. Main Dulu

    "Apa sih kamu, Re? Udah deh, aku belum kepikiran cari suami lagi. Nanti ajalah. Aku sekarang lagi mikirin keberadaan Angelica. Entah di mana dia?" Ibu Anita masih memikirkan anak yang sudah tidak menganggapnya sebagai seorang ibu. Ibu Renata menarik napas panjang, menatap lekat ibu Anita yang duduk berhadapan dengannya. "Kamu mau ajak dia tinggal di rumahmu lagi?" telisik ibu Renata. "Enggak. Aku cuma pengen tau aja keadaannya. Sebenarnya semalam aku sempet tidur tapi cuma sebentar. Anehnya, waktu aku tidur sebentar itu, sempet-sempetnya aku mimpi." Ibu Renata yang sebelumnya agak mencondongkan tubuh ke depan, kini duduk bersandar. "Mimpi apa?""Mimpi Angelica dikerubungi buaya. Tubuhnya dilahap buaya-buaya. Dalam mimpiku, Angelica nangis sambil ketawa. Pas bangun, aku enggak bisa tidur lagi. Ya sampai sekarang, aku masih mikirin dia."Sebetulnya ibu Renata sudah dapat menerka arti mimpi ibu Anita. Mungkin arti dari mimpi itu, Angelica kembali menju4l diri lagi. Ibu Renata menye

  • Rahim Dua Ratus Juta   Bab 70A. Dijodohin

    "Enggak," jawab ibu Anita tegas. Kepalanya menoleh, menatap pak Adyatama yang tampak terkejut mendengar jawaban ibu kandung Angelica. "Aku enggak mau jadi istrimu lagi. Aku enggak mau berumah tangga denganmu lagi. Ya, aku akui masih ada cinta dihatiku untukmu tapi maaf, untuk menjadikanmu suamiku lagi, aku enggak bisa. Aku bukan wanita bodoh seperti sebelumnya. Yang terlalu diperbudak perasaan. Aku ingin masa tuaku dipenuhi kebahagiaan dan kehidupan yang tenang," sambung ibu Anita masih menatap lelaki yang tenggorokannya seketika tersentak. Pak Adyatama pikir, ibu Anita mau diajak berumah tangga lagi dengan ucapan-ucapan manisnya. Ternyata tidak. Namun, pak Adyatama tidak menyalahkan keputusan ibu Anita. Sewajarnya jika ia tak mau berumah tangga dengannya lagi. Prilaku pak Adyatama sebelumnya sangat menyebalkan dan sering membuat ibu Anita kecewa. Perselingkuhan berulang kali, penggelapan uang perusahaan, utang di mana-mana sampai akhirnya perusahaan dan rumah miliknya diambil alih k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status