Beranda / Romansa / Rahim 1 Miliar / Ch 18 : Obat Perangsang

Share

Ch 18 : Obat Perangsang

Penulis: Enierr
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-21 19:24:45
Caraka terdiam sambil melihat sekali lagi ke arah hpnya. Sama sekali tak ada balasan dari istrinya itu. Caraka mendesah frustasi, ia sangat kalut luar biasa menyadari kegilaannya semalam, ia hampir meniduri Ashana.

Caraka menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi kerjanya, ia pusing bukan main. Ia merasa sangat bersalah pada Bellanca, padahal ia tau Bellanca sendiri yang memintanya meniduri Ashana. Tapi entah kenapa ia merasa seperti akan mengkhianati Bellanca jika ia terlalu lama bersama Ashana.

Caraka menyadari seberapa besar pesona wanita itu, padahal ia hanya berdiri jauh darinya tapi cukup menarik perhatian dan hasratnya. Wanita itu memang seorang jalang, buktinya ia dengan mudah merayu orang lain.

Caraka segera mewanti-wanti dirinya agar tak terjatuh pada rayuan wanita itu lagi. wanita itu cukup berbahaya, ia harus segera membuat wanita itu hamil dengan begitu ia tak akan punya keharusan untuk bertemu dengannya lagi dan yang terpenting mereka bisa bercerai secepatnya.

Sibuk memi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahim 1 Miliar    Ch 19 : Salah minum

    Caraka dengan malas dan ogah-ogahan kembali datang ke apartemen Wira, tempat istri keduanya itu tinggal. Belum sampai di pintu apartemen, jantungnya berdetak tak nyaman. Pikirannya terasa kembali pada kejadian malam itu, lebih tepatnya pada penampilan Ashana yang tampak cantik dan manis di matanya.TingPintu lift terbuka, untunglah hanya Caraka satu-satunya penghuni di dalam sana. Caraka langsung menyentuh jantungnya yang berdetak tak karuan, “Sial, kenapa dengan diriku? Apa kesehatan ku tiba-tiba bermasalah?” ucapnya pelan merasa tak yakin. Padahal dari hasil tes kesehatannya semua normal saja.Lalu apa hubungan jantungnya ini bukan pada kesehatannya tapi pada Ashana, istri keduanya itu?Caraka langsung menggeleng, itu tak mungkin. Wanita jalang sepertinya tak mungkin bisa mempengaruhi dirinya sedemikian rupa. Caraka mengenyahkan semua ingatannya tentang Ashana bersamaan dengan pintu lift yang terbuka.Tiba di depan pintu, Caraka merogoh kartu akses apartemen yang sama sekali tak ia

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Rahim 1 Miliar    Ch 20 : Ternyata Masih Perawan

    Caraka sama sekali tak memikirkan kondisi badan yang ada di bawah dirinya. Ia tak berniat untuk bermain lembut, menatap wajah istri keduanya ini selalu mengingatkannya akan fakta bahwa dia seorang jalang yang hanya menjual diri.Hal itu makin membuatnya bergerak kasar sesuka hati untuk memuaskan hasratnya yang sudah lama terabaikan. Caraka hanya terus menjilat dan menggigit di setiap kulit tubuh Ashana. Mengabaikan gerakan gelisah sebagai respon dari kekasarannya itu.Tak ingin melakukan foreplay lebih lama, Caraka menanggalkan semua pakaiannya secepatnya dan kembali menindih tubuh mungil Ashana. Menatap wajah yang sudah merah padam karena obat itu, Caraka menyeringai, “Ingat, ini kamu yang minta. Jangan salahkan jika aku berbuat kasar” ucapnya setengah hati.Mencoba memposisikan diri untuk segera memasuki adegan panas mereka. Tanpa aba-aba Caraka langsung menghujam masuk tanpa mempedulikan Ashana yang mungkin kesakitan.“Akhhh” pekik Ashana karena rasa sakit yang mendera hebat di pan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Rahim 1 Miliar    Ch 21 : Mulai peduli

    Ashana sama sekali tak bergerak dari tempatnya, ia masih menangis di antara selimut itu. Setelah menangis lama, ia baru sadar semua badannya terasa sakit, kepalanya menjadi pusing, belum lagi tenggorokannya yang terasa kering seakan mencukupi semua penderitaan nya di pagi ini.Seakan dunia mengejek, sinar matahari justru bersinar terang menyapa di balik gorden. Hembusan tipis angin masuk dengan izin dari sela gorden. Ashana merapatkan lagi selimutnya, ia tak sanggup untuk sekedar beranjak walaupun ia sangat haus saat ini.Tok tok tokDan saat itu pintu kamar terbuka setelah ketukan singkat itu, merasa heran tak mungkin jika itu Caraka. Ashana menoleh pelan untuk melihat pelaku. Dina, art baru itu masuk dengan wajah bahagia yang terpampang jelas, kedua tangannya membawa nampan penuh berisi sarapan.Melihat Ashana yang terbalut selimut itu, semakin melebarkan senyum Dina. Itu artinya rencananya semalam berhasil, tapi wajahnya berubah masam ketika melihat Ashana tak bergerak sama sekali,

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-24
  • Rahim 1 Miliar    Ch 22 : Perhatian yang tak disadari

    Caraka dengan perasaan kesal dan marah bersamaan, langsung keluar dari kamar yang semalam menjadi saksi keganasannya. Ia tau pasti Ashana tak bisa bergerak dengan nyaman sekarang, pasti tubuh wanita itu kesakitan dan kelelahan. Karena itu, ia mencoba menahan emosinya dengan keluar dari kamar itu.Turun ke lantai 1 ia berjalan ke arah dapur, menemukan Dina yang terlihat bahagia pagi ini.“Selamat pagi Pak” sapanya.Caraka bahkan tak menjawab, “Bawakan sarapan untuk Ashana ke kamar atas, pastikan ia memakan sarapannya” perintahnya pada Dina yang membuat wanita itu sedikit diam.Tak ada jawaban Caraka kembali menatap Dina, “Apa kamu tidak bisa mendengar?” sarkasnya membuat Dina tersentak. “Bisa Pak, akan saya bawakan sarapan nya ke atas” ucapnya menunduk merasakan ngeri dan takut bersamaan.Mendengar itu, Caraka mengangguk. Tanpa basa basi, ia mengambil kunci mobilnya dan pergi meninggalkan apartemen. Ia masih harus pergi bekerja, meninggalkan Ashana dengan Dina tidak akan terlalu buruk.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • Rahim 1 Miliar    Ch 23 : Kenyataan Pahit

    Ashana mengerjap pelan ketika merasa silau dengan cahaya yang masuk ke matanya. Matanya terasa sakit ketika membuka mata, belum terbiasa dengan silaunya cahaya. Kembali memejamkan matanya lagi, setelah beberapa detik ia kembali membuka matanya dan mendapati plafon dengan desain modern berwarna krim.Berkedip lagi ketika merasakan pusing dan denyut nyeri yang terasa di tubuhnya, sebuah suara membuatnya menoleh. “Kamu sudah bangun?” Caraka dengan sabar duduk di sebelah ranjang Ashana, menunggu wanita itu hingga sepenuhnya sadar dari pingsannya.Wajah kesakitan itu berubah kaget ketika melihat Caraka ada di sampingnya. “Pak Caraka?...” ucapnya yang langsung ingin duduk tapi rasa sakit langsung menyebar di tubuhnya membuatnya meringis berhenti bergerak.Caraka langsung bangkit dari duduk nya dan mengulurkan tangan memegang lengan atas Ashana menahannya agar tak kembali bergerak, “Jangan bergerak, sebaiknya kamu kembali istirahat” ucap Caraka menuntun agar Ashana kembali merebahkan diri di

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Rahim 1 Miliar    Ch 24 : Janji pada Bellanca

    Caraka turun dari mobilnya setelah mengantarkan Ashana pulang kembali ke apartemen. Wanita itu memaksa untuk pulang tak ingin lagi menghabiskan malamnya di rumah sakit. Disanalah Caraka sadar di balik wajah teduh yang lebih sering polos itu ternyata wanita ini sangat keras kepala.Menghela napas, Caraka memasuki lift menuju penthouse miliknya. Ia sedikit merasa tak enak karena harus meninggalkan Ashana sendiri. Padahal wanita itu masih sakit dan terlebih penyebab wanita itu sakit adalah karena dirinya. Karena Caraka yang tak bisa menahan diri untuk terus memeluk Ashana sehingga lupa jika itu adalah pengalaman pertama untuknya.Ia merasa bersalah, mendongak menatap angka merah yang terus berganti hingga ke nomor lantai penthousenya. Ia tak bisa menemani Ashana malam ini karena ia harus bicara dengan Bellanca. Ia harus memberitahukan istrinya itu bahwa ia sudah tidur dengan Ashana agar permasalahan yang terus membuat mereka bertengkar tak ada lagi.Ia sudah merasa lelah jika harus terus

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Rahim 1 Miliar    Ch 25 : Ada apa dengan Caraka?

    Caraka memegang kepalanya yang lagi-lagi terus berdenyut, ia bingung dengan sikap Bellanca yang seakan menjaga jarak darinya. Bahkan semalam pun begitu juga, istrinya itu kembali menolaknya.“Pak Caraka, apa anda baik-baik saja?” tanya asistennya yang sejak tadi memperhatikan dan merasa ada yang tidak beres dengan atasan nya itu.Caraka menggeleng singkat, “Saya tidak apa-apa” ucapnya kembali menurunkan tangannya dan berhenti di depan pintu lift. Menunggu pintu lift khusus direktur itu terbuka, sebelum itu matanya tanpa sengaja menangkap kehadiran Ashana dari ujung matanya.Wanita itu baru datang dan segera bergabung dengan karyawan lain, menunggu lift khusus karyawan tepat di samping Caraka.Matanya terus melirik, Ashana terlihat manis pagi ini dengan rok pensil kerjanya yang berwarna hitam dan blouse kerja simple berwarna cokelat. Rambutnya di ikat satu tinggi yang menampilkan leher putihnya. Pemandangan yang indah di lihat, apalagi wajahnya sudah kembali terawat tampak mulus dan c

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Rahim 1 Miliar    Ch 26 : Trauma Caraka

    Ashana terkejut melihat reaksi Caraka yang terlihat sangat berlebihan ketika lift berhenti mendadak. Ia bingung harus bagaimana, sejenak ia hanya menonton reaksi Caraka yang mendesis tak karuan. Pria itu tadinya langsung meluruh ke lantai, dengan kedua tangannya menutup erat kedua telinganya. Kewibawaan dan karakter dingin Caraka yang selalu di lihat Ashana seolah lenyap begitu saja berganti dengan karakter lemah yang sangat butuh pertolongan.Ada apa dengan Caraka?Kenapa reaksi Caraka bisa seperti ini?Di bawah suara berdering dan lampu merah yang masih menyala membuat desisan Caraka makin kasar terdengar oleh Ashana. Pria itu terus menggumamkan sesuatu yang tak jelas di dengar. Mendengar itu ia segera sadar, ada yang salah dengan reaksi ini. Sepintas Ashana seolah merasa deja vu.Ia pernah melihat reaksi yang sama ketika ibunya pertama kali mendengar Ayahnya meninggal. Ibunya menjerit dengan menutup telinga seakan tak ingin mendengar perkataan itu. Dan setelahnya tiap kali Ibunya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07

Bab terbaru

  • Rahim 1 Miliar    Ch 39 : Keromantisan Pagi Hari

    Sarapan pagi itu selesai dengan damai dan lancar, Ashana tak hentinya tersenyum lembut merasakan betapa indahnya pagi ini. Ia jadi merasa hari ini akan menjadi lebih baik lagi nantinya. Ashana berjalan kembali ke dapur dengan membawa piring kotor tadi ke wastafel. Ia tak bisa mengharapkan Dina untuk membersihkan meja makan. Lagi pula perempuan itu juga tak terlihat sedari tadi, mungkin ia masih bersembunyi karena menyadari Caraka masih di sini. Menyalakan kran wastafel, Ashana berniat mencuci piring sebelum ia berangkat ke kantor. Ia tak terbiasa meninggalkan piring kotor di rumah, semacam sudah kebiasaan untuk memastikan semuanya bersih sebelum ia pergi. Meninggalkan Caraka di meja makan, Ashana yakin pria itu pasti sudah pergi mengingat tadi Bellanca mengirimkan pesan. Walaupun Ashana tak sampai membaca pesan apa itu, tapi Ashana yakin Caraka akan menemui istri tercintanya itu. Lagi-lagi ketika mengingat kata istri, Ashana melirik ke jari manis tangannya yang tertutup oleh busa s

  • Rahim 1 Miliar    Ch 38 : Sarapan bersama

    Suasana hangat itu langsung berubah canggung, Caraka tak bergerak setelah membaca pesan tersebut. Mata dan pikirannya terpaku pada beberapa kata itu. Terutama kata kangen yang di kirim Bellanca.Ashana yang membawa infused water di tangannya datang mendekat, dan tanpa sengaja melihat ke arah yang sama. Matanya bergetar mendapati nama my wife di layar hp Caraka. Tanpa bertanya siapa, Ashana sudah tau jawabannya.Dengan pelan ia meletakkan gelas itu, denting gelas dan meja beradu menarik kesadaran Caraka. Terkesiap, tangannya spontan menelungkup kan layar hp nya ke meja, seolah sedang tertangkap basah langsung menatap Ashana dengan kaget."Minumannya" ucap Ashana singkat yang mengambil duduk di kursi sana."Ah, makasih" balas Caraka tak kalah singkat. Canggung mendera mereka, Caraka yang seolah ingin mengatakan sesuatu menjadi ragu-ragu. Mulut pria itu terbuka lalu tertutup lagi seolah tak tau harus bicara apa. Di tengah hening itu, Ashana mengambil garpu nya, tanpa melihat Caraka ia

  • Rahim 1 Miliar    Ch 37 : Perasaan hangat

    Mentari mulai muncul perlahan, mengintip di ujung timur dengan semburat jingga cerah. Denting jam berdetak seirama mengisi ruangan, gorden yang terbuka mengizinkan semilir angin masuk.Ashana mengerjap perlahan, berkedip-kedip menyesuaikan cahaya yang mulai terang. Bau wangi softener di selimut membangunkan semua inderanya. Ia mulai mengingat semua yang terjadi, ia mati kelelahan kemarin di dalam mobil Caraka. Semua badannya terasa pegal, bahkan ia sedikit meringis karena sakit. Sepertinya hukuman yang di janjikan Caraka benar-benar bukan omong kosong belaka. Caraka, pria dengan ucapannya, akan lebih baik untuk tidak memancing amarah pria ini lagi. Ashana bergerak perlahan, ia masih sadar untuk pergi bekerja, tak mungkin ia absen begitu saja. Baru saja bergerak perlahan, lenguhan dari arah belakangnya segera membuat Ashana berbalik.Caraka tertidur dengan wajah yang di benamkan di bantal. Lengan pria itu memeluknya di pinggang. "Dia tidur disini?" lirih Ashana. Ia tak ingat bagaima

  • Rahim 1 Miliar    Ch 36 : Bercinta atau keluar

    Ashana yang berlari keluar berhenti ketika sampai di loby mall. Ia bingung, ia datang bersama Caraka, tidak masalah kan jika ia pulang sendiri?Menoleh ke belakang, Ashana menghela napas. Lagi pula sepertinya pria itu juga tak terlalu peduli padanya, buktinya Caraka sama sekali tidak mengejarnya. Meyakinkan diri, akhirnya Ashana berjalan keluar mencari taxi. Jalan raya malam ini terasa ramai, mungkin sebab itu lah ia tak juga menemukan taxi yang dicarinya sejak tadi. Apa sebaiknya ia memesan ojol saja?Saat pikiran itu datang, ia segera mengambil hp dari dalam tasnya, membuka aplikasi hijau.Akan lebih baik, jika ia segera menghilang dari sini sebelum bertemu Caraka lagi. Ashana bingung jika harus menjawab pertanyaan kenapa ia tiba-tiba keluar seperti tadi. Itu hanya gerakan impulsif semata karena perasaannya yang sedikit tertekan. Ia merasa tak bisa terlalu lama berduaan dengan pria itu.Sibuk menunduk menatap layar yang menampilkan driver sedang di cari, suara klakson dari arah de

  • Rahim 1 Miliar    Ch 35 : Jari manis kosong

    Lagi-lagi untuk hari ini Caraka menyerangnya. Menciumi semua isi mulutnya, menjilatinya dengan tangan yang sudah meraba kemana-mana.Kulit nya yang terbuka akibat dress pendek itu sangat di manfaatkan oleh Caraka, tangannya bergerak liar dari punggung, pinggang hingga ke paha Ashana.Ashana memejamkan mata merasakan itu, mendesah pelan dengan menggigit bibir bawahnya agar tak terlalu berisik. Ia harus ingat bahwa ini tempat umum, bukan tempat seharusnya bagi mereka melakukan hal seperti ini. Mau bagaimana pun pikiran nya, tubuhnya sama sekali tak mendengarkan. Ia justru kembali terhanyut dalam perasaan menggelitik ini. Tubuhnya sama sekali tak ingin menghindar, malah semakin merapat ke arah Caraka."Hah" saat desah itu makin terdengar kuat dari Caraka, pria itu segera menarik diri. Menyatukan dahi mereka dengan napas saling beradu.Caraka membelai pipi Ashana yang terasa panas di ujung jarinya, "Kamu pasti lelah, maaf aku akan menahan diri" tulusnya.Ashana langsung mengangkat panda

  • Rahim 1 Miliar    Ch 34 : Dress menggoda

    Mall yang mereka tuju itu ramai dengan manusia. Suara langkah kaki hingga suara tawa memenuhi tempat itu.Ashana menatap sekitar, ini kedua kalinya ia masuk ke dalam mall besar ini, tempat yang pas untuk menghamburkan uang.Menoleh ke sampingnya, Caraka terlihat dalam suasana yang sangat baik. Ashana bahkan bisa melihat wajah dingin yang biasanya kaku itu mengendur rileks. Bahkan sudut bibirnya sedikit terangkat tanpa beban. 'Jika tidak berwajah datar seperti biasanya, Caraka terlihat jauh lebih tampan' pujinya dalam hati. Ia dengan nyaman mengamati wajah tampan itu.Merasakan tatapan dari sebelahnya, Caraka menoleh hingga Ashana terpergok menatapnya sejak tadi. Ashana langsung kikuk, tidak sopan menatap orang lain secara terang-terangan begitu.Ia merutuki dirinya sendiri. "Apa yang sedang kau lihat?" tanya Caraka yang sama sekali tak merasa risih. Justru pria itu bertanya ramah.Ashana semakin bersalah, "Ah, tidak. Aku hanya tidak terbiasa saja datang kesini" ucapnya pelan. Caraka

  • Rahim 1 Miliar    Ch 33 : Kejahilan Caraka

    Ashana mengerjap perlahan, tubuhnya terasa lelah ketika ia bergerak. Tapi hangatnya selimut di tubuhnya membuatnya tak ingin beranjak.Ketika ingatan terakhir tentang perbuatannya dengan Caraka terlintas, ia segera terduduk. Saat itu selimut gelap itu meluruh dari badannya. Ah, dia telanjang, Ashana langsung menarik selimut itu kembali, menutupi badannya.Melihat sekitar, ia di ranjang, tunggu kenapa bisa ia ada disini?"Ini dimana?"Bekerja? lalu bagaimana dengan pekerjaannya. Ingin beranjak dari kasur empuk itu tapi matanya tak menemukan pakaian kerjanya. Kemana perginya pakaiannya?Dengan terpaksa Ashana segera membawa selimut itu untuk berdiri. Ia bergerak membuka gorden, agar lebih leluasa meneliti tempat ini.Bukannya mendapatkan cahaya, matanya melebar ketika melihat pemandangan luar yang berubah gelap dengan lampu gedung menyala, "Jam berapa ini?" lirihnya tak percaya."8 malam" suara dari arah belakang membuatnya berbalik dengan kaget.Tepat ketika itu, Caraka bersandar di p

  • Rahim 1 Miliar    Ch 32 : Bellanca Tidak Mandul

    Suara desahan beradu dari mulut yang saling mengulum satu sama lain. Gerakan kasar pinggul itu menyentak kencang tubuh sang wanita. Di kamar yang luas dengan lampu remang itu membuat suasana makin syahdu di temani lilin putih yang terbakar perlahan di atas meja."Ah Yas..." desah Bellanca mengangkat pinggul nya menerima setiap dorongan yang di berikan Yasa. Napasnya memburu dengan desah nafsu makin tinggi.Yasa tak tinggal diam ia bergerak liar menghujam, merasakan akan mencapai puncaknya ia menekan tubuhnya lebih dalam. Bellanca terpekik nikmat dengan mendesahkan nama Yasa."Ahh Yas ini nikmat..." ucapnya yang terkulai dengan keringat membanjiri tubuh. Tak jauh berbeda dengan Yasa yang langsung terjatuh ke atas tubuh Bellanca. Meletakkan kepalanya di sudut leher wanita itu. Ini sudah pukul 3 pagi, entah sudah berapa lama mereka melakukannya. Tiba-tiba di tengah napas Bellanca yang terdengar pelan menikmati sisa kenikmatan itu, Yasa tersentak kaget seolah menyadari sesuatu.Ia lan

  • Rahim 1 Miliar    Ch 31 : Berlanjut Kekamar mandi

    Ashana menatap malu pada pertanyaan Caraka. Wajahnya yang sudah merah makin merah dibuatnya. Kenapa Caraka malah tiba-tiba meminta izin untuk menciumnya? apa ia lupa, sejak tadi ia sudah berulang kali menciumnya?"Kenapa kamu meminta izin?" tanya Ashana dengan wajah tak sanggup menatap Caraka. Mendengar itu, Caraka tersentak sebentar dan kemudian berubah tersenyum manis merasa senang. Tangannya langsung berpindah bergerak ke pantat Ashana, menekannya ke bawah membuat Ashana mendesah kaget."Aah...""Benar, seharusnya aku bisa melakukan apa saja tanpa perlu meminta izin kan" ucapnya yang mulai menggerakkan pantat Ashana sesukanya.Menekannya kuat keatas dan bawah, membuat wajahnya meredup merasa nikmat. "Kalau begitu akan ku lakukan semua yang aku mau" bisiknya yang sudah mendekatkan wajah ke leher Ashana.Dan detik berikutnya kepala Ashana pusing dengan perasaan nikmat yang membakar tubuhnya. Gerakan tangan Caraka makin cepat menggerakkan pinggulnya, sedangkan mulutnya tak diam, mula

DMCA.com Protection Status