Share

Ch. 50 Adam Syok!

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-17 04:37:30

"Astaga!" Adam hampir saja membanting ponsel ke meja ketika mendapati bahkan pesan yang dia kirim pada Aline sejak tadi pagi masih belum juga berubah status.

Dua tangan Adam meraup wajahnya dengan kasar, ia segera meraih kembali ponsel itu dan bergegas bangkit. Ini tidak bisa dibiarkan! Adam harus cari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Pulang, Dok?" sebuah sapaan Adam dapatkan ketika hendak keluar dari OK.

"Iya, udah kelar semua, kan? Saya duluan!"

Adam berharap tidak ada cito dadakan. Ia sudah cukup pusing dan khawatir seharian ini. Tidak ada kabar dari istrinya benar-benar sukses membuat Adam macam orang ling-lung. Dan Adam sudah tidak tahan lagi.

Dengan langkah cepat, ia menuju parkiran. Tempat yang hendak Aline datangi tadi adalah rumah sakit tempat Aleta dirawat, bukan? Jadi Adam akan segera meluncur kesana.

Adam begitu panik, otaknya blank sampai dia lupa ada nomor yang bisa dia hubungi untuk sekedar menanyakan dimana keberadaan sang istri. Ia segera membawa mobilnya pergi dar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Nyaprut
adam nya di bikin mati aja lah ribet punya rahasia ga jelas ceritanya
goodnovel comment avatar
Etha Oldrezzta Part II
yoo nguni kui lek dikandani gak digatekno. damm kuat??
goodnovel comment avatar
Yosefa Wahyu
piye dam...dikandani ngeyel...rasakno!!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 51 Budi Murka

    Adam sudah tidak lagi mampu berkata-kata. Ia langsung menutup telepon tanpa bicara sepatah katapun. Pandangan Adam beralih pada keluarga sang istri, semua yang ada di sana menatapnya penuh dengan raut penasaran. "Dam ... ada apa? Semua baik-baik saja, kan?" raut panik langsung tergambar di wajah Desi, begitu pula dengan yang lain. "Aline nggak ada di rumah, Ma. Dia pergi dari tadi pagi belum kembali." jawab Adam lirih dengan suara bergetar. Apa yang harus Adam katakan sekarang? Ia yakin betul bahwa Aline mengikutinya sampai rumah Rosa tadi. Melihat bagaimana Reval begitu manja dan berteriak-teriak memanggilnya papa. Adam yakin Aline melihat itu semua dan atas dasar itulah kini Aline pergi entah kemana. Ini analisa Adam. "Apa? Dia kemana, Dam? Jangan bercanda deh!" tanya Aleta tidak terima. Adiknya pergi dan belum pulang sampai sekarang? Dengan posisi sama sekali tidak bisa dihubungi? Saudara mana yang tidak panik? "Aku nggak bercanda! Serius." tegas Adam dengan wajah gusar. Kerin

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-17
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 52 Siapa Dalangnya?

    Aline menghela napas panjang. Bersyukur sekali dia bisa tetap profesional tidak peduli hatinya tengah hancur berkeping-keping. Baru saja dia kelar mengupload bab terbaru untuk 3 novel on-going miliknya di dua platform berbeda. Kini ia duduk di depan laptop, menantikan komentar-komentar readers perihal bab terbaru yang dia upload barusan. Jujur, komentar-komentar itu yang membuat Aline merasa kerja kerasnya tidak sia-sia dan tentu saja hanya komentar-komentar itu yang akan menghiburnya untuk saat ini. "Sepi!" desis Aline seraya memalingkan wajah ke arah ponsel. Ponselnya masih dalam mode pesawat. Rumah ini lengkap dengan wifi, yang membuat Aline bisa bekerja tanpa harus menghidupkan sambungan datanya. Ia tentu harus mengingat betul bahwa nilai hari ini sampai entah kapan, Aline ingin menyembunyikan diri, tidak mau berhubungan dengan siapapun kecuali Murti. "Kenapa hidup aku drama banget sih? Lama-lama kutulis bisa jadi satu buku." desis Aline nelangsa, tidak terasa air matanya meni

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 53 Flashback part 1

    (Flashback Adam) Adam hendak menuju OK, ia hampir saja berbalik dan menonjok sosok itu ketika secara tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dengan cukup keras. "Kaget?" tanya sosok itu dengan alis terangkat, tawanya sontak pecah, ia terbahak-bahak melihat wajah Adam yang begitu masam. "Untung senior, Bang. Coba kalo bukan!" desis Adam lalu melanjutkan melangkah. Romi melangkah di sisi Adam, mengikuti Adam yang hendak menuju OK. Tempat di mana skill dan kemampuan mereka digembleng untuk kemudian bisa menjadi pemimpin jalannya operasi. "Jangan gitulah, kita ini kan rekan seperjuangan!" Romi menepuk bahu Adam dengan sedikit keras, membuat Adam kembali mencebik gemas. "Eh btw, Dam ...." Romi nampak seperti teringat sesuatu, wajahnya berubah serius. "Kenapa lagi?" Adam hanya melirik sekilas, kembali fokus pada langkahnya menuju ruangan dingin yang terkadang mampu membuatnya menggigil. "Pasien istimewamu jadi mau didorong masuk?" tanya Romi dengan nada serius. Sejenak Adam menoleh, w

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 54 Flashback Part 2

    "Sudah kuduga!" desis Romi ketika Adam membersihkan diri dari sisa-sisa peperangan yang baru saja dia akhiri. Adam mendesah panjang, ia duduk di kursi sambil menundukkan kepala. Setelah ini dia harus keluar, memberitahu keluarga si pasien bahwa ayah mereka sudah pergi dan tidak lagi mungkin bisa kembali. Ini bukan kali pertama, tetapi bagi Adam rasanya tetap begitu berat menyampaikan hal ini kepada keluarga pasien. "Kalo begitu, cepat kau beri tahu mereka, Dam."Kembali Adam mendesah, tetapi kini dia bangkit, menepuk punggung Romi lalu melangkah keluar dengan tegap. Tidak ada yang tahu bagaimana berkecamuknya hati Adam saat ini. Namun apapun itu, tugas tetap tugas dan Adam harus melakukannya. Ia mendorong dengan perlahan pintu itu, nampak beberapa orang yang duduk di sana spontan berdiri dan melangkah mendekati Adam. Keringat Adam mengucur, apa yang harus dia katakan? Kenapa mendadak dia kehilangan semua kemampuannya berbicara? ***Romi menatap nanar kepergian Adam. Semoga benar t

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 55 Flashback Past 3

    "BANG! BANGUN, BANG! AYO BANGUN!" teriak Adam kencang. Sebuah teriakan bodoh, teramat sangat bodoh mengingat jika Romi benar-benar bangun, maka akan sangat gawat mengingat sayatan di perut yang dibuat untuk menyetop darah yang merembes keluar itu belum di tutup. Garis horisontal itu adalah garis kedua yang Adam lihat hari ini. Yang mana garis ini adalah sebuah pukulan yang teramat sangat keras dan menyakitkan untuk Adam sendiri. "Tidak, Bang ... jangan pergi!" Desis Adam lirih, tubuhnya lemas seketika. Adam jatuh tersungkur di lantai. Ia menangis meraung-raung. Tidak lagi malu dilihat anak koas. Tidak lagi gengsi menahan tangis, Adam sudah tidak peduli apapun lagi. Ia hanya ingin meluapkan kemarahan, kesedihan dan kebenciannya yang teramat sangat pada dirinya sendiri. "Dam, kau kenal dekat dengan Romi, kan? Tenangkan dirimu dan tolong kabari istrinya karena tidak ada satupun dari kita yang tahu berapa nomor istrinya." Adam mengangkat wajah, menatap dokter Stefan dan dokter Pramo

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 56 Flashback Part 4

    Adam menatap pilu wanita dengan perut besar di hadapannya. Ia tengah jongkok sambil memeluk nisan yang bahkan catnya masih sedikit basah. Inilah peristirahatan terakhir sahabatnya. Senior yang sudah macam saudara kandung bagi Adam. Seseorang yang bahkan sampai rela kehilangan nyawa hanya demi memastikan Adam baik-baik saja. Jeki adalah anak bungsu dari almarhum Henry. Anak bungsu yang sedikit berbeda dari kakak-kakaknya. Seperti kebanyakan anak bungsu, ia begitu dimanja, dituruti semua yang dia inginkan sampai terjatuh begitu dalam pada pergaulan salah sasaran. Berteman akrab dengan psikotropika membuat kerusakan sarafnya begitu parah dan tekanan serta didikan keras dari kakak sulungnya yang malu atas segala perbuatan Jeki membuat dia akhirnya mengidap penyakit kejiwaan. Kompleks bukan? Sebuah penyakit yang lantas membuat Jeki nekat hendak membunuh Adam karena berpikiran bahwa Adam lah yang harus bertanggungjawab atas kematian sang bapak. "Ros!" Adam menepuk lembut bahu wanita it

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 57 Masalah Baru

    Budi mengeram, sementara Adam menyeka air matanya yang mendadak menitik. Ia baru saja selesai menceritakan permasalahan yang selama ini dia pendam seorang diri. Sementara Budi, wajahnya nampak tegang, matanya fokus lurus ke depan. "Jadi kau pikir papamu ini yang membuat semua itu terjadi?" tanya Budi dengan nada dingin. "Papamu nggak bakalan segila itu, Dam! Nggak mungkin papa mau nyelakain kamu sampai kayak gitu!"Tentu apa yang Budi katakan ini benar. Kalau hanya demi membuat Adam berhenti jadi dokter, ia tidak perlu memakai cara sekeji itu. Cukup suap dirut rumah sakit tempat Adam bekerja, buat dia memecat Adam tanpa harus mengorbankan nyawa, ini lebih enak dan simpel, tanpa harus ada pertumpahan darah dan nyawa yang melayang. "Apa kabar anak itu sekarang?" tanya Budi dengan nada suara dingin. "Sudah masuk PAUD, namanya Reval." jawab Adam berusaha menenangkan diri. Dadanya mendadak sesak teringat kejadian itu. "Nggak kau kawini aja ibunya sekalian?" Budi melirik sedikit, fokusn

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 58 Sebuah Pilihan

    "Jangan lupa, Dam ... papa tunggu keputusanmu!"Adam menoleh, mereka sudah tiba lagi di depan rumah keluarga Beni. Tanpa hasil apa-apa karena mereka tadi hanya berputar-putar sambil membicarakan rahasia apa yang Adam sembunyikan selama ini. Ia benar-benar tidak mengira bahwa semuanya akan seperti ini, bahwa apa yang Rosa katakan ada benarnya. Ia tidak hanya terancam kehilangan profesi yang selama ini dia perjuangkan. Alasan Adam menyembunyikan kekacauan yang dulu pernah terjadi, tetapi Adam juga terancam kehilangan istrinya. Wanita yang mampu membuat Adam seketika jatuh hati kala pertama melihat mata itu dalam-dalam. "Pa!" Panggil Adam ketika Budi hendak turun dari mobil. "Ya?" Budi menoleh, menatap Adam dengan satu alis terangkat. "Malam ini juga Adam buat suratnya, bulan depan Adam resign setelah semua tanggung jawab Adam selesai dan tolong ... tolong bawa Aline balik ke Adam, Pa." mohon Adam dengan mata memerah. Budi tersenyum, sebuah senyum penuh kemenangan tergambar di wajah

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24

Bab terbaru

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 31

    "Astaga!"Beni menghela napas panjang, sementara Aleta, ia bersandar di kursi teras dengan wajah lesu. Selesai sudah ia menceritakan rahasia terbesar dalam hidup Kelvin. Ia sedikit takut sebenarnya, takut Kelvin marah karena Aleta sudah ingkar janji untuk menjaga rahasia ini dari siapapun. Tapi Aleta lakukan ini juga demi Kelvin! "Jadi secara nggak langsung, kamu minta papa tarik Kelvin dari proyek papa sama dia?"Aleta segera menoleh, kepalanya terangguk dengan cepat. Wajahnya berubah, menyorotkan sebuah permohonan. "Tapi belum tentu juga, kan, si Irfan tahu kalau Kelvin ini anak kandung dia, Ta?" wajah Beni nampak ragu. "Pa ... dia udah tahu siapa mama Kelvin, kalaupun sekarang dia belum tahu, cepat atau lambat dia akan tahu!" kekeuh Aleta tidak ingin di bantah. "Coba nanti papa carikan ganti dulu, sebenarnya ini proyek pas banget dan bagus buat Kelvin, Ta." desis Beni lirih. "Nggak bagus kalau nanti dia sampai kenapa-kenapa, Pa! Aku nggak mau itu kejadian!" tegas Aleta mengult

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 30

    "Bagaimana kerjasama mu dengan Beni, Fan? Sudah sampai mana?"Irfan tersentak, ia mengangkat wajah dan mendapati wajah lelaki itu tengah menatap lurus ke arahnya. Dia adalah Setiawan, papa kandung Irfan, orang yang mewariskan segala macam kekayaan dan kekuasaan yang sekarang ada di tangan Irfan. "Baik, Pa. Semua baik. Lusa mungkin kami sudah harus ada di lokasi untuk meninjau dan memantau secara langsung proyek berjalan." jawab Irfan mencoba fokus dan mengenyahkan bayangan Yeni dan Kelvin yang terus bercokol dalam kepalanya. Di meja makan itu tidak hanya ada Irfan dan Setiawan, ada Mery, istri Irfan dan Clarisa, anak bungsu Irfan. Orang-orang ini adalah orang yang tidak boleh tahu, rahasia apa yang selama ini tersimpan, bahwa sebenarnya Irfan memiliki anak lain di luar pernikahannya. "Jangan sampai mengecewakan Beni, papa sudah peringatkan kamu berulang kali, kan? Dia bisa menjadi tonggak supaya perusahaan kita makin kokoh." ucap Setiawan yang entah sudah keberapa kali. Irfan hany

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 29

    "Dia habis nemuin kamu? Serius? Tapi kamu nggak apa-apa kan?" Seketika Aleta panik. Bagaimana tidak kalau calon suaminya ditemui oleh lelaki yang sejak dulu sekali ingin membunuhnya tak peduli dia adalah ayah kandung dari Kelvin. "Emang dia mau ngapain aku sih, Yang? Aku malah takut dia nekat nyari mama, ganggu mama lagi." jelas suara itu risau. "Dia ngomong apa emang?" kejar Aleta penasaran, harusnya tadi dia tidak langsung pulang, jadi dia bisa melihat dan mendengar langsung apa yang lelaki itu katakan pada Kelvin. "Cuma nanya aku bener anak mama apa bukan. Entah dia tahu dari mana, keceplosan juga tadi dia ngomong kalau dia itu dulu temen deket mama." Aleta mendengus perlahan, baru tahu dia kalau Irfan ini orangnya sedikit tidak tahu malu. "Kamu jawab apa? Kamu pura-pura nggak tahu soal rahasia mama sama Irfan, kan?" kekhawatiran mulai menyelimuti hati Aleta, ia benar-benar takut kalau sampai Irfan tega menyakiti Kelvin! "Ya aku berlagak bodoh, sekalian mau mancing reaksi di

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 28

    “Jadi gimana?” cecar Irfan begitu Hendra duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Irfan.Nampak Hendra menghela napas panjang, ia merogoh saku dan mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Hendra nampak fokus pada benda itu beberapa saat sampai kemudian ia menyodorkan ponselnya ke depan Irfan.Dengan segera Irfan meraih ponsel yang disodorkan padanya. Mata Irfan menyipit membaca rentetan data yang ada di sana, hingga kemudian mata itu membelalak ketika membaca nama orang tua dari lelaki yang hendak menikah dengan putri rekan bisnis Irfan.“Ye-Yeni?” tangan Irfan bergetar hebat, ia mengankat wajah, menatap Hendra yang nampak heran melihat perubahan pada wajah Irfan.“Betul, Pak. Itu ibu kandung dari si Kelvin.” jawab Hendra yang membuat Irfan segera menyandarkan tubuh di kursi.Otaknya mendadak blank. Jadi benar Kelvin adalah anak dari Yeni? Tapi belum tentu itu anak Irfan, kan? Bisa saja Kelvin adalah anak Yeni dengan suaminya, ada nama laki-laki yang tercatat sebagai ayah dari Kelvin d

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 27

    "Bagaimana kalau benar dia ...."Irfan baru saja hendak memikirkan kemungkinan terburuk, ketika tiba-tiba ponsel di atas meja berdering nyaring. Ia tersentak terkejut, dengan bergegas diraihnya benda itu dan segera mengangkat panggilan yang dilayangkan kepadanya. "Gimana, Hen?" Tanya Irfan tak sabar. "Saya sudah dapat semua informasi mendetail tentang calon menantu pak Beni, Pak. Saya da--.""Posisimu di mana?" Tanya Irfan dengan segera. "Saya masih di kampus te--.""Ke ruangan saya sekarang! Saya tunggu!"Tut! Irfan segera memutuskan sambungan telepon. Hatinya benar-benar risau. Ia ingin Hendra menjelaskan dan memberitahu semua informasi itu secara langsung di hadapan Irfan. "Semoga tidak seperti apa yang aku pikirkan." Irfan mendesah panjang. Kepalanya mendadak pening. Tentu ini bukan hal yang mudah untuknya kalau benar ternyata anak itu adalah buah cintanya dengan Yeni. Baik dulu maupun sekarang, kehadirannya akan menjadi sebuah masalah besar! Hal yang kemudian membuat Irfan

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 26

    "Bapak nggak apa-apa?"Irfan tersentak, ia menatap ke arah sebelahnya, di mana Hendra nampak tengah memperhatikan dirinya dengan saksama. "Fine. Saya nggak apa-apa." Irfan menghela napas panjang, berusaha menyunggingkan seulas senyum untuk menutupi pikirannya yang berkecamuk. "Bapak yakin? Sejak tadi saya lihat Bapak seperti tidak fokus. Bapak benar-benar tidak apa-apa? Atau mungkin merasa pusing?"Irfan terkekeh, kepalanya menggeleng pelan sebagai jawaban akan kekhawatiran Hendra. Ternyata anak buahnya begitu memperhatikan Irfan dengan detail. Sampai-sampai dia tahu bahwa sejak tadi pikiran Irfan memang melayang sampai mana-mana.Bagaimana Irfan bisa tenang, kalau wajah dan sorot mata pemuda tadi mengingatkan Irfan pada seseorang pada masa lalu yang bahkan sudah Irfan lupakan sekian lamanya. "Hen, masih ingat tugas yang tadi saya kasih ke kamu?" Irfan benar-benar penasaran, kali ini tujuan Irfan berbeda. Ia memang penasaran, tapi dalam konteks lain."Tentu masih ingat, Pak. Bapak

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 25

    'Kenapa wajah itu ....'Irfan sama sekali tidak tenang. Sejak masuk ruang meeting beberapa saat yang lalu, ia selalu mencuri pandang ke arah itu. Sosok lelaki yang tadi diperkenalkan sebagai calon menantu dari rekan bisnisnya, lelaki yang secara kebetulan sekali duduk tepat di hadapan Irfan. "Jadi untuk pembangunan gedung, rencananya ...."Uraian-uraian itu hanya masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Sama sekali tidak masuk ataupun hinggap ke dalam otak Irfan. Pikirannya malah melayang jauh menebus waktu, kembali ke masa dimana kesibukan Irfan hanyalah bersenang-senang dan membuang-buang uang. 'Kenapa raut wajah itu begitu mirip? Tapi mana mungkin?'Keringat mengucur dari dahi Irfan, siluet wajah cantik nan sederhana itu tergambar jelas di pikirannya. Gadis sederhana yang mencuri hati Irfan dan membuat egonya berambisi untuk mendapatkan hati gadis itu. 'Tidak! Tidak!' hati Irfan menjerit. 'Aku sudah meminta dia mengugurkan kandungan itu! Jadi sangat tidak mungkin k

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 24

    "Gimana ini?"Kelvin berkeringat, ia sudah menghabiskan secangkir kopi untuk sekedar membuatnya rileks. Namun ternyata, caranya sama sekali tidak berhasil. Ia sudah bersiap di ruang meeting. Semua dokumen dan berkas-berkas sudah siap. Semua manager yang berkepentingan dalam meeting ini pun sudah terlihat ready. Hanya satu yang belum siap, sama sekali tidak siap, yaitu Kelvin sendiri! "Udah ready semua ya, Vin?"Beni melangkah masuk, nampak tengah merapikan dasi yang dia kenakan. Dengan susah payah Kelvin menghela napas panjang, kepalanya mengangguk sementara ia memaksa suara keluar dari mulutnya tidak peduli sejak tadi lehernya terasa seperti dicekik. "Ready, Pa! Semua udah siap!" jawab Kelvin akhirnya. "Bagus! Mereka udah di bawah. Ikut papa sambut mereka, ya?"Kembali Kelvin membelalak. Ia dengan susah payah menelan ludah dan menganggukkan kepala. Mau bagaimana lagi? Punya kuasa apa Kelvin menolak?Dengan ragu Kelvin bangkit, segera mengekor di belakang langkah Beni. Jantungnya

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 23

    Kelvin menatap jarum jam yang terus berputar dengan teratur tanpa berhenti barang sedetikpun. Kurang tiga puluh menit lagi dan untuk pertama kalinya, Kelvin akan bertemu langsung dengan lelaki itu. "Aku harus gimana?" Kelvin mendesah, keringat mengucur tidak peduli ruangan ini sudah cukup dingin. Dalam seumur hidup, Kelvin pernah memohon agar tidak dipertemukan dengan lelaki itu. Bukan apa-apa, ingatan Kelvin akan cerita sang mama membuat Kelvin tidak yakin akan bisa menahan emosinya. "Kenapa baru aja dapet kerjaan, dipercaya bos sekaligus calon mertua, cobaan aku udah seberat ini, Tuhan?" Kelvin mendesah, ia diliputi kebimbangan yang luar biasa. 'Kamu harus buktikan dan tampar lelaki itu dengan cara elegan!'Kata-kata yang sejak tadi diucapkan Aleta terus berdegung dalam kepala. Semula Kelvin ingin calon istrinya itu mendukungnya untuk pergi dan menghindari pertemuan itu. Nyatanya, Aleta punya pandangan lain. Tapi apakah pertemuan dengan Irfan akan membuat lelaki itu lantas meny

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status