Beranda / Rumah Tangga / Rahasia Sang Dokter / Ch. 56 Flashback Part 4

Share

Ch. 56 Flashback Part 4

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-21 09:26:17

Adam menatap pilu wanita dengan perut besar di hadapannya. Ia tengah jongkok sambil memeluk nisan yang bahkan catnya masih sedikit basah.

Inilah peristirahatan terakhir sahabatnya. Senior yang sudah macam saudara kandung bagi Adam. Seseorang yang bahkan sampai rela kehilangan nyawa hanya demi memastikan Adam baik-baik saja.

Jeki adalah anak bungsu dari almarhum Henry. Anak bungsu yang sedikit berbeda dari kakak-kakaknya. Seperti kebanyakan anak bungsu, ia begitu dimanja, dituruti semua yang dia inginkan sampai terjatuh begitu dalam pada pergaulan salah sasaran.

Berteman akrab dengan psikotropika membuat kerusakan sarafnya begitu parah dan tekanan serta didikan keras dari kakak sulungnya yang malu atas segala perbuatan Jeki membuat dia akhirnya mengidap penyakit kejiwaan. Kompleks bukan? Sebuah penyakit yang lantas membuat Jeki nekat hendak membunuh Adam karena berpikiran bahwa Adam lah yang harus bertanggungjawab atas kematian sang bapak.

"Ros!"

Adam menepuk lembut bahu wanita it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Anita Ratna
Sesuai dugaan, Refal bukan anaknya Adam. Tp klo jd Adam pasti ngerasa bersalah & tanggung jwb, meskipun dia yg salah. Yg jd masalah itu Adam sm rasa takutnya sendiri
goodnovel comment avatar
Aisha Arkana
masalah seperti ini, bukan anak Adam ternyata...ngapain dirahasia in... di buat susah sendiri sama Adam...
goodnovel comment avatar
Agustina Ery
klo km jujur dam yakin justru aline mlh akan terima dan mlh akan jd lebih dekat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 57 Masalah Baru

    Budi mengeram, sementara Adam menyeka air matanya yang mendadak menitik. Ia baru saja selesai menceritakan permasalahan yang selama ini dia pendam seorang diri. Sementara Budi, wajahnya nampak tegang, matanya fokus lurus ke depan. "Jadi kau pikir papamu ini yang membuat semua itu terjadi?" tanya Budi dengan nada dingin. "Papamu nggak bakalan segila itu, Dam! Nggak mungkin papa mau nyelakain kamu sampai kayak gitu!"Tentu apa yang Budi katakan ini benar. Kalau hanya demi membuat Adam berhenti jadi dokter, ia tidak perlu memakai cara sekeji itu. Cukup suap dirut rumah sakit tempat Adam bekerja, buat dia memecat Adam tanpa harus mengorbankan nyawa, ini lebih enak dan simpel, tanpa harus ada pertumpahan darah dan nyawa yang melayang. "Apa kabar anak itu sekarang?" tanya Budi dengan nada suara dingin. "Sudah masuk PAUD, namanya Reval." jawab Adam berusaha menenangkan diri. Dadanya mendadak sesak teringat kejadian itu. "Nggak kau kawini aja ibunya sekalian?" Budi melirik sedikit, fokusn

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 58 Sebuah Pilihan

    "Jangan lupa, Dam ... papa tunggu keputusanmu!"Adam menoleh, mereka sudah tiba lagi di depan rumah keluarga Beni. Tanpa hasil apa-apa karena mereka tadi hanya berputar-putar sambil membicarakan rahasia apa yang Adam sembunyikan selama ini. Ia benar-benar tidak mengira bahwa semuanya akan seperti ini, bahwa apa yang Rosa katakan ada benarnya. Ia tidak hanya terancam kehilangan profesi yang selama ini dia perjuangkan. Alasan Adam menyembunyikan kekacauan yang dulu pernah terjadi, tetapi Adam juga terancam kehilangan istrinya. Wanita yang mampu membuat Adam seketika jatuh hati kala pertama melihat mata itu dalam-dalam. "Pa!" Panggil Adam ketika Budi hendak turun dari mobil. "Ya?" Budi menoleh, menatap Adam dengan satu alis terangkat. "Malam ini juga Adam buat suratnya, bulan depan Adam resign setelah semua tanggung jawab Adam selesai dan tolong ... tolong bawa Aline balik ke Adam, Pa." mohon Adam dengan mata memerah. Budi tersenyum, sebuah senyum penuh kemenangan tergambar di wajah

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 59 Galau Tingkat Dewa

    "Oh gitu? Ndak jadi minta pisah?" goda Murti dengan senyum penuh arti.Aline sontak tersentak, ia langsung menoleh dan menatap neneknya dengan wajah memerah. "Nggak gitu, Yang! Bukan begitu maksudnya!"Murti terkekeh, menepuk bahu Aline sambil menggeleng cepat. "Ndak usah ngelak, Eyang tahu apa arti di balik sorot mata kamu, Nduk!"Aline tergagap, mulutnya setengah terbuka dengan ekspresi terkejut. Bukan begitu maksudnya. Aline hanya ingin mencari tahu apa arti dia sebenarnya di mata Adam. Walaupun ia tahu, terlalu berharap pada yang tidak pasti hanya akan melukai hatinya makin dalam. "Kamu itu sebenarnya masih cinta, to, sama Adam? Ngaku ajalah!" kejar Murti masih dengan senyum di bibir. Aline mendesah, memalingkan wajah mencoba menghindari tatapan Murti yang seolah mengintimidasinya. Sebuah tatapan yang seolah menelanjangi Aline sampai tembus ke organ-organ dalam tubuhnya. Aline tidak berkutik. Bukan membenarkan apa yang dituduhkan Murti kepadanya, hanya saja Aline tidak tahu apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 60 Gerak Cepat

    "Ayo tidur! Kenapa ini nggak mau tidur!"Aline mendesah panjang. Ia sudah berbaring di atas kasur. Matanya menatap lurus ke langit-langit kamar. Sudah cukup larut, kenapa dia belum ingin tidur? Kenapa matanya belum mengantuk?Aline melirik sebelahnya. Kosong! Di kasur berukuran 200 kali 200 cm ini dia hanya berbaring seorang diri. Sangat terasa lapang sekali, seperti ada yang kurang. Sebuah hal yang entah mengapa membuat hati Aline hampa. Terasa sangat hampa. Ia seperti kehilangan sesuatu, sekeping puzzle dalam hatinya, apakah Adam kepingan puzzle itu? Atau luka yang Adam torehkan yang jadi kepingan puzzle di hati Aline yang hilang ini? "Kenapa rasanya aku pengen balik?" desis Aline lirih. "Aku ini kenapa sih?" Aline memaki dirinya sendiri, ia lantas memiringkan tubuhnya, memeluk guling sambil melayangkan pikiran jauh sejauh-jauhnya. Ingatan Aline kembali pada tiap momen yang sudah dia lalui bersama Adam. Bagaimana awalnya dia bisa menikahi lelaki itu ... bagaimana perilaku dan sika

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 61 Pisah?

    Aline mengerjapkan mata, ia melirik ke arah jendela yang tirainya sudah tersingkap rapi. Cahaya matahari menerobos masuk dari sana, membuat cahaya itu rasanya seperti menyiksa indera penglihatan Aline ketika matanya pertama kali terbuka."Ah ... Eyang!" Aline mendesah, ini pasti ulah eyangnya.Aline lupa, kalau di sini, bangun siang adalah sebuah dosa. Mungkin karena tahu Aline sedang patah hati saat ini, jadi Murti tidak menggedor pintu setengah berteriak atau mengguncang bahunya kuat-kuat."Jam berapa sih?" Aline menguap, bangkit dari kasur sambil mengucek matanya. Ia lantas melongok ke arah jam dinding dan mencebik ketika tahu sekarang ini masih pukul 7 pagi."Astaga masih sepagi ini padahal!" gerutunya lalu menyibak selimut dan menurunkan kaki.Aline memang tidak pernah bangun pagi. Ia selalu begadang dan tidur selepas subuh. Ia mulai menulis dari sore sampai subuh, diselingi istirahat makan dan tentu saja mandi. Itu sudah jadi kebiasaan, dan semuanya berubah ketika dia sudah meni

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 62 Segala Upaya

    Hati Adam rasanya seperti ditusuk mendengar pertanyaan itu. Apakah dia dan Aline akan tetap bersama? Apakah Aline mau pulang ke rumah ini? Adam sendiri belum tahu pasti. Meskipun Budi menjanjikan hal tersebut, tetapi Adam bahkan sama sekali belum bisa bicara dengan sang istri. Jadi harus Adam jawab apa pertanyaan itu?Sebuah senyum terpaksa dengan mata memerah Adam sajikan, ia menghela napas panjang. Menatap mak Surati dengan tatapan memelas dan mengiba. "Bantu doa ya, Mak? Bantu doa supaya Aline mau balik ke sini. Supaya dia masih mau tetep jadi istri Adam."***Rosa menghela napas panjang begitu berhasil membujuk Reval untuk berangkat sekolah hari ini. Sedikit demi sedikit dia akan mulai untuk menjauhkan Reval dari Adam. Bukan bermaksud untuk tidak berterima kasih atas semua bantuan finansial dari lelaki itu, tapi Rosa sadar diri, mereka bukan siapa-siapa Adam. "Papa besok kemari, kan, Ma?"Rosa tersentak, ia menoleh dan menatap dalam-dalam mata Reval yang tidak lepas dari wajahn

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 63 Desakan

    "KALAU UJUNGNYA BEGINI, KENAPA TIDAK DARI KEMAREN AJA KAU BILANG SAMA BINIMU, DAM?" emosi Rosa membuncah, rasanya ia ingin memukul kepala Adam sampai lelaki ini gegar otak sekalian. "MATI-MATIAN KAU DISURUH CERITA NGGAK MAU, UJUNGNYA JUGA KAU BERHENTI JADI DOKTER, NGGAK GUNA TAU NGGAK?"Adam mendesah, ia menghirup udara banyak-banyak. Tidak segera membalas atau menyanggah omelan yang ditujukan Rosa padanya. Sementara Rosa, ia memilih bungkam sejenak setelah meluapkan semua omelan dan makiannya pada Adam. Suasana menjadi hening dan canggung, tidak ada obrolan yang terjadi hingga kemudian Adam menepikan mobilnya di depan sebuah rumah sakit swasta tempat Rosa bekerja. "Terimakasih!" desis Rosa ketus lalu melepas seat belt. "Tunggu, Ros!" setelah lama bungkam, Adam akhirnya buka suara, menahan Rosa agar tidak keluar dari mobil. "Apa lagi? Mau ku maki-maki?" tanya Rosa ketus. "Boleh aku adopsi Reval? Setelah Aline aku temukan, akan aku urus prosedur adopsinya. Aku benar-benar nggak bi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Rahasia Sang Dokter   Ch. 64 Ancaman

    Rosa sudah bisa menebak siapa orang yang hendak dia temui ketika melihat mobil mewah yang di bawa oleh dua orang lelaki itu. Akhirnya, dia akan berhadapan juga dengan sosok itu, siapa lagi kalau bukan bapak dari Adam? Kaburnya Aline tentu membuat lelaki itu lantas kemudian bertindak, terlebih bukankah Adam sendiri sudah menceritakan perihal perjanjian yang sudah dia sepakati perihal Aline?Adam akan menyerah dan berhenti jadi dokter. Belajar mengurus dan mengelola hotel milik sang papa sebagai imbalan agar Aline dibawa kembali padanya. Agaknya Adam benar-benar sudah cinta mati pada gadis itu. Terbukti, kini dia rela melepaskan kariernya begitu saja, padahal Rosa tahu betul sejak dulu Adam selalu menolak dan bersikeras dengan pendiriannya sendiri.“Ini nggak bakalan lama, kan, Mas?” tanya Rosa yang tentu saja memikirkan shift kerjanya.“Kan saya udah carikan izin buat mbak Rosa?” nampak salah seorang dari lelaki itu menoleh, menatap Rosa dari jok depan.“Ya walaupun begitu saya tetep k

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-02

Bab terbaru

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 27

    "Bagaimana kalau benar dia ...."Irfan baru saja hendak memikirkan kemungkinan terburuk, ketika tiba-tiba ponsel di atas meja berdering nyaring. Ia tersentak terkejut, dengan bergegas diraihnya benda itu dan segera mengangkat panggilan yang dilayangkan kepadanya. "Gimana, Hen?" Tanya Irfan tak sabar. "Saya sudah dapat semua informasi mendetail tentang calon menantu pak Beni, Pak. Saya da--.""Posisimu di mana?" Tanya Irfan dengan segera. "Saya masih di kampus te--.""Ke ruangan saya sekarang! Saya tunggu!"Tut! Irfan segera memutuskan sambungan telepon. Hatinya benar-benar risau. Ia ingin Hendra menjelaskan dan memberitahu semua informasi itu secara langsung di hadapan Irfan. "Semoga tidak seperti apa yang aku pikirkan." Irfan mendesah panjang. Kepalanya mendadak pening. Tentu ini bukan hal yang mudah untuknya kalau benar ternyata anak itu adalah buah cintanya dengan Yeni. Baik dulu maupun sekarang, kehadirannya akan menjadi sebuah masalah besar! Hal yang kemudian membuat Irfan

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 26

    "Bapak nggak apa-apa?"Irfan tersentak, ia menatap ke arah sebelahnya, di mana Hendra nampak tengah memperhatikan dirinya dengan saksama. "Fine. Saya nggak apa-apa." Irfan menghela napas panjang, berusaha menyunggingkan seulas senyum untuk menutupi pikirannya yang berkecamuk. "Bapak yakin? Sejak tadi saya lihat Bapak seperti tidak fokus. Bapak benar-benar tidak apa-apa? Atau mungkin merasa pusing?"Irfan terkekeh, kepalanya menggeleng pelan sebagai jawaban akan kekhawatiran Hendra. Ternyata anak buahnya begitu memperhatikan Irfan dengan detail. Sampai-sampai dia tahu bahwa sejak tadi pikiran Irfan memang melayang sampai mana-mana.Bagaimana Irfan bisa tenang, kalau wajah dan sorot mata pemuda tadi mengingatkan Irfan pada seseorang pada masa lalu yang bahkan sudah Irfan lupakan sekian lamanya. "Hen, masih ingat tugas yang tadi saya kasih ke kamu?" Irfan benar-benar penasaran, kali ini tujuan Irfan berbeda. Ia memang penasaran, tapi dalam konteks lain."Tentu masih ingat, Pak. Bapak

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 25

    'Kenapa wajah itu ....'Irfan sama sekali tidak tenang. Sejak masuk ruang meeting beberapa saat yang lalu, ia selalu mencuri pandang ke arah itu. Sosok lelaki yang tadi diperkenalkan sebagai calon menantu dari rekan bisnisnya, lelaki yang secara kebetulan sekali duduk tepat di hadapan Irfan. "Jadi untuk pembangunan gedung, rencananya ...."Uraian-uraian itu hanya masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Sama sekali tidak masuk ataupun hinggap ke dalam otak Irfan. Pikirannya malah melayang jauh menebus waktu, kembali ke masa dimana kesibukan Irfan hanyalah bersenang-senang dan membuang-buang uang. 'Kenapa raut wajah itu begitu mirip? Tapi mana mungkin?'Keringat mengucur dari dahi Irfan, siluet wajah cantik nan sederhana itu tergambar jelas di pikirannya. Gadis sederhana yang mencuri hati Irfan dan membuat egonya berambisi untuk mendapatkan hati gadis itu. 'Tidak! Tidak!' hati Irfan menjerit. 'Aku sudah meminta dia mengugurkan kandungan itu! Jadi sangat tidak mungkin k

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 24

    "Gimana ini?"Kelvin berkeringat, ia sudah menghabiskan secangkir kopi untuk sekedar membuatnya rileks. Namun ternyata, caranya sama sekali tidak berhasil. Ia sudah bersiap di ruang meeting. Semua dokumen dan berkas-berkas sudah siap. Semua manager yang berkepentingan dalam meeting ini pun sudah terlihat ready. Hanya satu yang belum siap, sama sekali tidak siap, yaitu Kelvin sendiri! "Udah ready semua ya, Vin?"Beni melangkah masuk, nampak tengah merapikan dasi yang dia kenakan. Dengan susah payah Kelvin menghela napas panjang, kepalanya mengangguk sementara ia memaksa suara keluar dari mulutnya tidak peduli sejak tadi lehernya terasa seperti dicekik. "Ready, Pa! Semua udah siap!" jawab Kelvin akhirnya. "Bagus! Mereka udah di bawah. Ikut papa sambut mereka, ya?"Kembali Kelvin membelalak. Ia dengan susah payah menelan ludah dan menganggukkan kepala. Mau bagaimana lagi? Punya kuasa apa Kelvin menolak?Dengan ragu Kelvin bangkit, segera mengekor di belakang langkah Beni. Jantungnya

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 23

    Kelvin menatap jarum jam yang terus berputar dengan teratur tanpa berhenti barang sedetikpun. Kurang tiga puluh menit lagi dan untuk pertama kalinya, Kelvin akan bertemu langsung dengan lelaki itu. "Aku harus gimana?" Kelvin mendesah, keringat mengucur tidak peduli ruangan ini sudah cukup dingin. Dalam seumur hidup, Kelvin pernah memohon agar tidak dipertemukan dengan lelaki itu. Bukan apa-apa, ingatan Kelvin akan cerita sang mama membuat Kelvin tidak yakin akan bisa menahan emosinya. "Kenapa baru aja dapet kerjaan, dipercaya bos sekaligus calon mertua, cobaan aku udah seberat ini, Tuhan?" Kelvin mendesah, ia diliputi kebimbangan yang luar biasa. 'Kamu harus buktikan dan tampar lelaki itu dengan cara elegan!'Kata-kata yang sejak tadi diucapkan Aleta terus berdegung dalam kepala. Semula Kelvin ingin calon istrinya itu mendukungnya untuk pergi dan menghindari pertemuan itu. Nyatanya, Aleta punya pandangan lain. Tapi apakah pertemuan dengan Irfan akan membuat lelaki itu lantas meny

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 22

    "APAAA?"Wajah Adam memucat, ia menatap lurus dengan tatapan tidak percaya. Kacau sudah kalau begini! Bayangan bagaimana ribetnya mencelupkan testpack itu satu persatu tengah malam kembali terngiang dan sekarang, semuanya sia-sia. "Kok bisa?" tanya Adam setelah dia tersadar dari rasa terkejutnya. "Aleta ke sini, Mas. Nah kita lagi ngobrol, nyerempet bahas kehamilan aku. Aku nggak tau kalo Mama dateng dan tau-tau udah nonggol di belakang kita."Adam spontan menepuk jidatnya sambil geleng-geleng kepala. Mendadak kepalanya pusing. Setelah ini agaknya dia harus bersiap kena omel, mau bagaimana lagi? "Mama di mana sekarang?" "Lagi di depan, nelpon Papa. Aku masih di ruang makan sama Aleta." jawab suara itu lirih.Dengan sedikit kesal, Adam menghirup udara banyak-banyak. Ia menghembuskan napas perlahan-lahan dengan mata terpejam. Hanya beberapa detik, ia kembali membuka mata sambil menarik napas dalam. "Yaudah kalau begitu, Sayang. Kabari aja kalau ada apa-apa. Mas tutup dulu." desis A

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 21

    "Morning, Beibs!"Aline hampir saja tersedak teh yang memenuhi mulutnya, ia menoleh dan terkejut mendapati Aleta yang sudah muncul sepagi ini dengan wajah sumringah. "Eh, tumben pagi buta udah sampe sini? Diusir sama mama?" tanya Aline asal, membuat Aleta melotot gemas ke arah saudara kembarnya. "Sembarangan!" desis Aleta yang langsung mencomot selembar roti yang ada di meja. "Nggak tidur di rumah aku kemarin, Lin."Dengan begitu santai ia meraih toples selai kacang, mengoleskan selain kacang di atas selembar roti yang dia ambil. "Eh, terus tidur di mana? Emperan toko?" kembali Aline bertanya asal, membuat Aleta rasanya ingin menelan bulat-bulat saudarinya ini kalau saja dia tidak sedang hamil. "Apartemen Kelvin, jangan ngomong mama tapi, ya?" jawabnya jujur apadanya, dia malas Aline makin ngelantur menebaknya tidur di mana. Mata Aline membulat, ia menatap Aleta dengan tatapan tidak percaya. Sementara Aleta, ia memasang wajah menyebalkan sambil mengoles permukaan roti dengan begi

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 20

    "Vin ... sorry sebelumnya. Kalo boleh tau, lantas papa kandung kamu siapa, Vin?"Kelvin menghela napas panjang, ia menatap langit-langit kamar, sementara Aleta memeluk erat lengan Kelvin tanpa mengendorkan pelukan tangannya. "Kamu pasti nggak percaya kalo aku bilang ini, Ta!" desis Kelvin setengah tertawa lirih. "Memang siapa, Yang?" renggek Aleta mengeluarkan jurus merayunya. Kelvin meraih ponsel di atas nakas, nampak ia serius dengan ponselnya. Mengabaikan Aleta yang masih begitu penasaran dengan penjelasan Kelvin mengenai jati diri yang sebenarnya. Tak selang berapa lama, Kelvin menyerahkan ponsel ke arah Aleta, ponsel dengan artikel yang terpampang di layar ponsel itu. "Kenal orang ini?" Aleta menerima ponsel itu, menatap foto seorang lelaki yang Aleta sendiri sangat familiar dengan wajah itu. Mata itu membelalak, ia menoleh menatap Kelvin dengan tatapan tidak percaya. Lelaki dalam foto ini .... "Yang ... ini serius papa kandung kamu, Yang?"***"Mama kayaknya bener-bener ke

  • Rahasia Sang Dokter   Bonus - Extra Part 19

    "Papa Feri itu bukan papa kandung aku, Ta."Suara itu begitu lirih, namun telinga Aleta masih cukup sehat dan normal untuk menangkapnya. Mata Aleta membulat, ia melihat ekspresi sedih yang tergambar di wajah itu. Sementara Aleta, ia masih begitu terkejut dan menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi. "Mama sama papa bilang kalo cukup kami aja yang tahu tentang kenyataan ini. Bahkan orang tua mereka pun tidak ada yang tahu. Tapi aku rasa, kamu sebagai calon istri aku berhak tahu, bagaimana asal-usul lelaki yang bakalan nikahin kamu, Ta."Kelvin menghela napas panjang, ia memalingkan wajah, menatap langit-langit kamar dengan wajah sedikit putus asa. Sementara Aleta? Ia masih terkejut dan belum tahu hendak bicara apa. "Selain merasa kalah dalam segalanya sama Adam, fakta ini adalah salah satu faktor yang bikin aku mundur pas denger kamu mau dijodohin." suara itu kembali terdengar. "Memang siapa aku kalo dibandingin sama Adam? Aku cu--""Vin!" Aleta akhirnya bersuara, ia menyingkirkan g

DMCA.com Protection Status