"Clarisa kini kamu sudah menjadi istri Dion Putra Darmawangsa, pernikahan ini telah disahkan oleh negara meskipun tidak ada pesta yang mewah!! "
Pemilik nama lengkap yang biasa dipanggil Risa mengangguk tersenyum. Dia bahagia menjadi istri Dion karena memang dia sudah lama mencintainya.Risa tidak peduli dengan pesta, rasa senang sudah menguasai tubuhnya sejak tadi. Risa memang sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengan Dion.Wajah masam disebelahnya hanya mendengus kasar. Dion mau menikahi Risa bukan karena cinta, orangtuanya memaksa dirinya dengan janji warisan untuknya diberikan lebih besar daripada saudara kembarnya Daren.Darmawangsa, orangtua Dion menarik nafas lega. Akhirnya dia bisa membalas jasa orangtua Risa, usahanya yang dulu hampir bangkrut kini malah mendulang keuntungan selangit.Usahanya langsung melejit ketika kucuran dana bantuan dari Kevin orangtua Risa membantu usahanya yang hampir kolaps."Terima kasih Mas Kevin, sudah banyak membantu perusahaanku. Tanpa bantuanmu mungkin aku sudah gulung tikar dari dulu."Kevin tersenyum, "Sama-sama, semoga pernikahan anak-anak kita langgeng ya Mas? " Darma mengangguk dan langsung mengaminkan.Tatapan mereka kembali tertuju pada pengantin yang baru saja menyelesaikan ijab kabulnya. Dion memang tidak menginginkan pernikahannya diketahui publik.Sebagai seorang CEO perusahaan raksasa yang kini dipimpinnya dia ingin urusan pernikahannya disembunyikan. Dia tidak mau kekasihnya Aurel yang sudah dipacarinya selama 5 tahun akan marah dan cemburu karena pemberitaan ini.Aurel gadis cantik yang berprofesi sebagai model papan atas tentu saja lebih unggul dari segi fisiknya jika dibandingkan dengan Risa. Namun karena balas budi, Dion tidak bisa mengabaikan keinginan orangtuanya begitu saja. Lagi pula dia juga akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika bersedia menikahi RisaTidak buruk juga menikahi Risa, seorang perempuan cantik berkulit pucat dan mungil, hidungnya lancip dan dagunya membelah menggoda juga bibirnya yang tipis dengan lesung pipit dipipinya menambah manis senyumannya.Tubuhnya tinggi semampai meskipun tidak setinggi model, namun Risa enak dipandang sehingga tidak sedikit laki-laki yang tergoda melihatnya. Ditunjang dengan tampilan tubuhnya yang proporsional mengundang kaum adam yang melihatnya semakin tidak bisa berkedip.Risa memang anak seorang pengusaha terkenal Kevin Raharja, memiliki kekayaan melimpah bukan berarti Risa dimanjakan oleh keluarganya. Justru dia tetap harus bisa bersaing mendapatkan ilmu dibangku kuliahnya secara mandiri.Orangtuanya menginginkan Risa juga akan meneruskan usaha keluarga mereka. Namun Risa tidak tertarik sama sekali dengan dunia bisnis perusahaan ayahnya. Risa malah mendalami bidang fashion designer ESMOD di Paris-Perancis.Setelah menikah dengan Dion, Risa hanya ingin fokus mengurus keluarga. Risa ingin punya anak yang banyak dengan Dion, dengan tatapan memuja Risa memperhatikan suaminya yang masih sibuk dengan koleganya.Risa akan membaktikan dirinya untuk suami dan anak-anaknya nanti. Lagi-lagi Dion hanya melirik sinis kepada Risa karena tatapan kagum padanya dari tadi tidak berhenti mengikutinya.Tiba-tiba ponsel disakunya bergetar, membuat Dion undur diri dan menjauh dari teman-temannya. Hanya sedikit undangan yang disebar untuk orang-orang terdekat saja, bahkan Dion meminta anggota keluarganya juga tidak memberitakan pernikahannya ke luar."Sayang, kamu dimana. Lusa aku akan kembali ke tanah air, jangan lupa jemput aku sayang. Aku merindukanmu..? " Begitulah jika Aurel menelfon Dion, dan dia hanya mengiyakan permintaan kekasihnya.Aurel memang tidak diberitahu tentang pernikahannya yang digelar hari ini. Dion merasa ini bukanlah suatu hal yang penting. Lusa dia akan bertemu dengan Aurel dan dia akan menemuinya mungkin juga akan bepergian bersamanya.Dion sama sekali tidak memikirkan bagaimana nanti dengan perasaan Risa kalau dia tau suaminya masih memiliki pacar dan mempertahankannya. Dion tidak peduli apa reaksi Risa jika dia masih berhubungan dengan Aurel bahkan masih mencintainya.Aurel sosok yang ambisius, dia mencintai pekerjaannya sebagai model. Aurel juga tidak akan sudi melepas pekerjaannya demi pernikahan. Karena itu sekian lama mereka berpacaran namun jika sudah berbicara tentang pernikahan maka akan menggantung tidak ada penyelesaiannya.Kadang Dion merasa kesal karena Aurel sangat egois, padahal Dion ingin sekali segera menikahinya. Namun Aurel malah bilang kalau dia menikah maka karirnya sebagai model akan tamat, apalagi jika dia tidak bisa menjaga tubuhnya.Bagi Aurel tubuhnya adalah aset yang harus dia jaga, makanya jika Dion bicara tentang anak maka bibir Aurel langsung mengerucut sebal. Aurel membayangkan tubuhnya akan melar setelah melahirkan juga anggota tubuhnya yang lain juga akan mengendur.Membayangkan dirinya seperti itu Aurel langsung mencebik kesal. Dion yang melihat reaksi kekasihnya seperti itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Lagi pula untuk apa menikah kalau tujuannya bukan untuk memiliki keturunan, aneh.Namun rasa cinta dan sayang Dion kepada Aurel bukannya hilang malah semakin besar. Meskipun Aurel menolak mentah-mentah Dion tidak langsung meninggalkannya. Dion malah berpikir seiring bertambahnya usia mungkin Aurel akan merubah pola pikirnya tentang anak.Saat Dion kembali ke tempat pernikahan ternyata netranya menangkap kegelisahan seseorang disudut pintu. Ujung bibir Dion terangkat, senyum dinginnya kembali terlihat. Risa sedang gelisah melihat kesetiap sudut tempat mencari seseorang.Dion tau kalau dirinya yang sedang dicari, dia langsung membalikkan badannya untuk kembali. Namun belum sempat berbalik suara lembut sudah terdengar di sampingnya, "Abang mau kemana? Dari tadi aku cari Abang tapi ternyata ada disini! "Dion hanya berdehem pelan, kemudian mengikuti langkah Risa. Dion mengenal Risa memang sudah lama, Risa memang senang memanggilnya Abang sampai dia menjadi suaminya. Bagi Dion tidak masalah, dan dia tidak keberatan sama sekali.Risa mencoba menggandeng tangan Dion, namun Dion melirik dengan tatapan tidak suka. Risa yang tidak menyadarinya malah semakin erat menggenggamnya. Dion menarik tangannya, hal ini membuat Risa kaget dan menghentikan langkahnya."Kenapa Bang, kita kan sudah suami istri boleh kan kalau aku pegang tangan Abang? " Risa menunduk takut melihat wajah tidak suka suaminya semakin kelihatan.Dion hanya melirik istri yang baru dinikahinya tanpa menjawab, kemudian berlalu begitu saja dari hadapannya. Mata Risa sudah terlihat mengembun, namun Risa segera menghapusnya sebelum turun dengan gerakan seolah tidak terjadi apa-apa.Kejadian itu ternyata terlihat oleh Farel sepupu Dion. Farel mengernyit heran melihat perlakuan Dion pada Risa. Farel segera mendekati kakak iparnya, "Apakah Kaka ipar lapar? " Risa menatap orang yang baru saja menegurnya.Risa hanya menggelengkan kepalanya, Farel kembali menawarkan minuman dingin agar perasaan Risa lebih baik. Kini Risa menerimanya sambil menatap Farel, "Aku Farel sepupu Dion dan Daren, tadi aku lihat sepertinya kakak ipar kebingungan? ""Oh, maaf dan terima kasih minumannya! " Amboii, merdu sekali suara kaka iparnya, Farel sampai terpana mendengarnya. Orang secantik dan selembut ini tidak membuat sepupunya berpaling. Padahal kalau dibandingkan dengan Aurel lebih cantik kakak iparnya, sayangnya mata Dion kelilipan rupanya.Farel tahu hubungan Dion dengan Aurel sampai kini masih berlangsung. Tidak ada kata putus diantara mereka, karena Farel yakin Dion tidak akan berani mengambil resiko jika dia melakukan itu pasti Aurel akan meninggalkannya.Bisa dibayangkan seperti apa wajah Aurel jika mengetahui Sony sudah membohonginya. Farel hanya tersenyum miring, dia merasa iba melihat raut wajah tertekan kakak iparnya yang cantik.Kini mereka sudah bergabung dimeja keluarga untuk makan bersama. Risa terlihat menunduk sedih, sikap Dion padanya tadi membuatnya terluka. Padahal saat mereka belum menikah sikap Dion sangat manis padanya. Sedangkan Dion bersikap demikian karena hanya menganggap Risa sebagai seorang adik.Farel yang menangkap kesedihan di wajah Risa hanya diam kemudian dia melirik Dion yang hanya santai seolah tidak terjadi apa-apa. Anggota keluarga yang lain sepertinya tidak ada yang menyadari perubahan sikap kakak iparnya ini.Clarisa Rasyadita mulai mengenang pertemuannya pertama kali dengan Dion Putra Darmawangsa. Saat kedua orangtua Dion berkunjung ke rumahnya kondisi mereka dalam keadaan sedang tidak baik-baik saja.Darmawangsa dan istrinya terlihat menangis dihadapan ayah dan ibunya. Saat itu Risa memang tidak mengerti alasan mereka datang kemudian ibu Dion menangis sambil memohon kepada ayahnya.Terlihat saat mereka akhirnya terlibat pembicaraan yang cukup serius, sampai datanglah Dion menyusul kedua orangtuanya. Otak Risa mendadak berhenti berpikir, duniapun seakan berhenti dari porosnya. Dia terpana sesaat melihat penampakan seseorang yang terasa sangat mengejutkannya.Sosok tampan dan berwibawa dengan penampilan yang memikat, hidungnya yang mancung, tatapan matanya tajam dan postur tubuhnya yang menawan membuat Risa terpesona jika didepannya kini ada laki-laki impian setiap wanita.Tidak terelakkan pesona yang ditebarkan Dion membuatnya linglung sesaat. Sampai akhirnya terdengar suara yang membuyar
Risa yang kepergok sedang mengagumi tubuh suaminya berjalan malas menuju kamar mandi. Sedangkan Dion melanjutkan berpakaian santai karena dia masih dalam masa cuti.Dion memang berencana ingin menjemput Aurel ke bandara. Dia sudah sangat merindukan kekasihnya, beberapa hari ini jadwal Aurel memang sangat padat. Sehingga waktu bertemu mereka semakin jarang.Dion bergegas turun dari kamarnya dan menyambar kunci mobilnya untuk segera pergi. Dia juga melewatkan sarapannya pagi ini karena khawatir terlambat menjemput Aurel di bandara.Kini Dion sudah dalam perjalanan, dia berencana sarapan dibandara saja sambil menunggu Aurel. Dion malas bertemu dengan Risa berlama-lama. Sebisa mungkin dia menghindari Risa, khawatir dia juga lepas kontrol.Risa kini semakin cantik dan sikapnya yang polos terkadang membuat Dion gemas. Namun dia harus menepis keinginannya untuk menyentuh Risa meskipun kini mereka sudah halal.Risa yang sudah keluar dari kamar mandi celingukan mencari suaminya. Namun dia tidak
Naira memasuki pesawat dengan setengah berlari, dia takut terlambat. Sampai di pesawat Kinara menghembuskan nafasnya lega. Dia mulai mengambil posisi agar nyaman karena perjalanan yang akan ditempuhnya cukup lama.Aurel masih terus bergelayut manja pada Dion, semua keinginannya sudah dipenuhi oleh Dion. Raut wajah bahagia menghiasi senyuman dibibirnya, ini salah satu alasan Aurel tidak mau melepas Dion.Meskipun kini Aurel seorang model yang sedang naik daun, latar belakang keluarganya sangat sederhana. Aurel bertemu dengan Dion saat dirinya menjalin kerjasama dengan perusahaan yang Dion kelola.Saat itu Aurel mendapatkan kontrak di perusahaan Dion sebagai model salah satu produk perusahaannya. Aurel tentu saja tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu.Aurel sebelumnya sudah mencari informasi tentang Dion dan keluarganya. Aurel semakin tertarik setelah mengetahui seberapa banyak kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Dion. Sampai akhirnya Aurel menemukan cara untuk mendekati Dion.Keduan
Ternyata pekerjaan Aurel di Surabaya ada hubungannya dengan Devan. Tentu saja Aurel tidak mau melepaskan pekerjaan itu, karena disanalah dia bisa bertemu kembali dengan Devan. Bahkan Devan yang tidak bertemu dengannya selama dua minggu ini sudah merencanakan acara kencan mereka setelah pekerjaan mereka selesai.Dion benar-benar sudah dibutakan cintanya pada Aurel. Padahal penolakan Aurel saat itu memang benar-benar dari hatinya. Pertama kali mereka berpacaran sebenarnya Aurel serius dengan Dion, namun semakin lama Aurel merasa Dion adalah orang yang membosankan dan hidupnya tidak berwarna.Aurel memang suka tantangan, makanya saat bertemu dengan Devan yang menyukai hal-hal yang menantang. Aurel merasa satu frekuensi dengannya. Dua tahun pertama bersama Dion justru malah tidak berkesan apa-apa bagi Aurel.Setelah bertemu dengan Devan semuanya berbeda, justru Aurel memiliki keinginan untuk menikah dan memiliki anak dengan Devan. Sayangnya itu tidak bisa mereka lakukan karena Devan sudah
Hari ini Risa diminta untuk menemui Naira dibutiknya. Banyak hal yang akan dibicarakan setelah kepulangan sahabatnya dari Paris.Risa segera menemui sahabatnya setelah mengantar Dion yang akan berangkat ke kantornya. Risa segera mengambil tangan Dion sebelum dia masuk ke mobilnya. Risa mencium tangan suaminya dengan takzim, perbuatan Risa yang tiba-tiba membuat Dion terperangah.Dion terdiam beberapa saat menatap wajah istrinya terlihat bersemu karena tatapannya. Dion hanya mengangguk kemudian mulai menjalankan mobilnya perlahan. Dari kaca spion Dion melihat istrinya masih terus menatap dirinya.Dion benar-benar kaget dengan sikap istrinya yang sangat menghormati dirinya. Dion menarik nafasnya dalam-dalam, ingin sekali saat itu dia mencium kening istrinya. Namun dia menahan dirinya agar Risa tidak kege-eran, Dion takut Risa semakin berharap lebih pada dirinya.Dion harus berhati-hati dalam bersikap, dia khawatir Risa menganggapnya bersikap manis padanya karena rasa cinta padanya. Cint
Kemarin saat di Paris, Naira juga memberitahu akan ada pertemuan berikutnya kelanjutan bisnis pakaian mereka. Risa hanya manggut-manggut saja, kali ini belum ada ide yang muncul dikepalanya.Naira : "Kamu baik-baik saja kaan? "Risa: "Apakah aku terlihat sakit Nay? "Naira menggeleng pelan.Risa: "Apakah ada pesanan khusus yang harus aku rancang Nay ? "Naira menepuk jidatnya. "Ah ya, ada. Untung kamu ngingetin aku! ""Kemarin sebelum aku ke Paris, aku menyanggupi pesanan seseorang. Dia ingin membuat baju pengantin! "Risa : " Dia mau yang bagaimana? Apa kamu sudah menangani permintaannya?"Naira :" Aku belum menindaklanjuti Sa, aku pikir sebaiknya dia ketemu kamu dulu. Biar kamu tahu yang dia inginkan."Risa : "Boleh, kamu atur saja untuk pertemuannya. Naira mengangguk dan menghubungi pemesan baju itu.Risa kemudian melanjutkan pekerjaannya membuat sketsa baju pengantin yang sudah dipesan, setelah ini dia akan keluar mencari bahan yang cocok bersama assesorisnya.Risa sudah tenggelam
Dion pulang larut, sampai dirumah kondisinya sudah sangat lelah. Dion langsung ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air dari shower. Rasa segar kini terasa ditubuhnya, perutnya sudah minta diisi karena tadi hanya memikirkan tentang Aurel yang membuatnya tidak nafsu makan sama sekali.Risa terbangun saat mendengar suara air dikamar mandi, dia mengerjap matanya sejenak kemudian turun dari tempat tidur untuk menyiapkan makanan yang tadi dia beli bersama Naira.Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Dion mengenakan handuk yang dililit dipinggangnya sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Risa yang ingin masuk kamar untuk memberitahu Dion kalau makanannya sudah disiapkan tertegun sesaat.Tubuh Dion memang membuatnya menegang, dadanya berdebar pelan ingin rasanya mendekati Dion dan memeluknya. Rasa untuk Dion memang sangat luar biasa, meskipun tadi siang dia mendapat cerita dari Naira tentang foto itu.Risa ingin menanyakannya tapi dia khawatir Naira yang nanti j
Risa merasakan malam ini begitu sepi, tadi sore dia diantarkan Naira pulang ke rumahnya. Saat Risa baru tiba dirumah orangtuanya ternyata Naira mengirimkan pesan untuk bertemu dengannya.Namun Risa meminta Naira untuk menjemputnya dirumah orangtuanya. Risa pamit pergi bersama Naira untuk menyelesaikan pekerjaannya. Orangtua Risa memang tidak tahu menahu masalah butik anaknya dan kepemilikannya.Mereka hanya tau kalau Risa bekerja menjadi designer saja. Urusan butik QN memang menjadi rahasia antara Risa dan Naira. Mereka langsung menuju butik dan membuat design gaun pengantin yang diinginkan oleh pelanggannya."Halo Sa, kamu udah pulang belum. Aku sepertinya ngga bisa jemput kamu ke rumah Papi. Masih ada kerjaan yang belum selesai! "Terdengar suara Dion di jalan, suara klakson bersahutan menandakan Dion masih berada dijalan sambil menyetir."Ya ngga pa-pa bang, hati-hati!"Risa malas menjelaskan kalau dia masih berada di butik bersama Naira.Dia masih berkutat dengan payet-payet dan p
Rafael terluka karena mendengar kabar Naira dilamar oleh Glen. Kesempatan untuk mendekati Naira kini sudah tertutup. Berkali-kali dia menyesali kebodohannya karena mau bekerjasama dengan Karina.Kini Rafael sudah berada di pesawat yang akan membawanya terbang meninggalkan hatinya yang terluka. Tidak disangka semua usahanya untuk mendapatkan hati Naira hanya sia-sia saja.Bahkan kini di kediaman Naira prosesi lamaran itu sedang berlangsung. Terlihat wajah-wajah bahagia yang tidak dapat disembunyikan lagi saat itu, hingga akhirnya kesepakatan tanggal pernikahanpun ditentukan.Mereka akan menikah satu bulan ke depan dengan semua pertimbangan dari kedua belah pihak. Naira dan Glen tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, demikian juga dengan Risa."Selamat ya say, akhirnya sold out juga..!" Naira terkekeh mendengar ucapan selamat dari sahabatnya. "Alhamdulillah ternyata cepet laku jadi ngga bisa lirik-lirik brondong lagi niiih..! " Keduanya cekikikan tanpa bisa dicegah lagi.Leon dan L
Laura terhenyak mendengar penuturan Vania, seolah semuanya biasa saja yang disampaikannya kepadanya. Vania tersenyum smirk melihat reaksi Laura. Dia berharap Laura akan meninggalkan Leon dan dia bisa kembali lagi menjadi kekasih Leon.Perasaan Laura jelas saja langsung tersulut emosi saat mengetahui alasan Leon ingin menikahinya. Seandainya Vania tau kalau Marko sudah menikah dengan Lisa mungkin Vania tidak akan seberani ini.Laura akhirnya mencoba untuk mencari tau dulu apakah benar dengan semua yang dikatakan oleh Vania. "Oh ya, benarkah? Bahkan jika kamu tau kalau sekarang mama Leon sudah menikah dengan papiku?"Kini mata Vania yang membelalak lebar, tidak sadar Vania menutup mulutnya, kemudian dia berteriak, "Apa..! Tidak mungkin. Bagaimana itu bisa terjadi, bahkan yang ku tau mama Lisa sangat membenci pak Marko? "Kini Laura yang tersenyum sinis melihat kekagetan Vania. "Makanya ngga usah sok tau tentang perasaan Leon padaku, kalau kamu juga tidak tau apa-apa tentang keluarga Leo
Braakk..!! Rafael memukul meja didepannya dengan keras. Kini dia tidak bisa lagi menahan kemarahannya, "Semuanya gara-gara kamu Karin, ingat mulai sekarang aku tidak peduli lagi dengan semua rencana kamu!!"Rafael berlalu pergi begitu saja meninggalkan Karina yang masih terhenyak karena kaget dengan gebrakan meja dari Rafael yang hampir saja menghancurkannya.Karina hanya tersenyum kecut melihat Rafael yang berlalu dengan kemarahan. Dia sendiri juga sedang sedih karena kegagalannya mendapatkan Glen.Kini Glen tidak akan lagi memberikan kesempatan pada Rafael untuk kembali mendekati Naira. Bahkan setelah kejadian itu dia segera menemui kedua orangtua Naira dan meminta waktu untuk membicarakan masalah lamarannya untuk Naira."Kamu serius Glen mau melamar Naira?" Papa Naira menyipitkan matanya karena merasa heran, kedua orangtua Naira merasa ini terlalu cepat karena hubungan Naira dengan Glen saja belum ada satu tahun.Namun melihat kesungguhan Glen kepada putrinya, akhirnya papa Naira m
Glen kini bisa bernafas dengan lega, sedangkan Naira masih diam mematung. Buket bunga untuknya dari Rafael sudah dibuang oleh Glen. Meskipun kesal, Glen masih menunggu kata-kata Naira. "Aku minta maaf Glen, tadinya kupikir Rafael hanya main-main denganku. Karena aku sendiri begitu, tidak ada sedikitpun keinginan untuk membohongimu. Hanya aku tadi benar-benar tidak menyangka kalau Rafael serius ingin menjalin hubungan denganku."Glen hanya menarik nafasnya berat, "Nay, aku ngga nyalahin kamu. Aku tau tidak ada perempuan yang bisa menolak pesona Rafael, karena dibandingkan dengan aku mungkin Rafael banyak memiliki kelebihan. Dan aku tidak akan memaksa kamu untuk terus mencintaiku jika kamu sendiri sudah tergoda dengannya."Deggh..!! Naira melotot horor ke arah Glen yang terlihat serius dengan kata-katanya. "Sebentar Glen, kamu pikir aku sudah tergoda dengan Rafael? Terus kenapa sekarang aku masih bersamamu?"Kini Glen yang gelagapan, dia keceplosan. Tanpa disadarinya itu pasti membuat
Rafael terbelalak melihat dirinya dalam video itu bersama Karina sedang merencanakan akan membuat Naira jatuh cinta padanya. Bahkan Karina terlihat sangat emosional ketika menyampaikan rencana yang ada di kepalanya.Semangat Karina untuk menjauhkan Naira dengan Glen terlihat tidak main-main dalam video tersebut. Melihat perubahan di wajah Rafael membuat Naira cukup terkejut, karena baru kali ini Naira melihatnya secara langsung."Naira, awalnya aku memang hanya ingin membantu Karina. Dia itu masih sepupuku. Namun seiring berjalannya waktu, aku malah semakin tertarik padamu. " Terlihat Rafael mulai mengatur nafasnya yang kini mulai tidak teratur."Aku mohon percayalah padaku kalau aku sekarang benar-benar jatuh cinta padamu. Aku ingin serius menjalani hubungan denganmu, bukan karena rencana Karina tapi ini murni dan tulus dari hatiku. "Naira hanya terdiam, dia tidak berani menjawab sedikitpun. Naira masih shock dengan ungkapan perasaan Rafael padanya. Dia juga tidak menyangka kalau R
Jodoh memang tidak akan lari kemana, meskipun mereka harus menikah dulu dengan orang lain. Akhirnya takdir kembali mempersatukan mereka. Marko tersenyum kembali mengingat perjuangannya untuk kembali pada Lisa."Sayang, kok senyum-senyum sendiri sih!" Lisa menghampiri Marko dan memeluknya erat. Marko tersenyum gemas melihat kemanjaan istrinya. "Bee, siap-siap makan malam bareng Robert dan Rere yuk? "Lisa menatap mata elang Marko, "Memangnya ada acara apa sayang? " Marko mengedikkan bahunya, "Tadi pagi kan aku sudah bilang padamu Bee? "Lisa tertawa geli, "Maaaf.. Lupa sayang." Marko mencubit dagu istrinya mesra, "Lupa melulu, akibat faktor U yaa..? ""Apa tuh.. Kok faktor U? " Marko tertawa, "Usia kita sudah banyak Bee." Mereka saling menatap dan tertawa lagi. Kini mereka sudah siap berangkat. "Eh, sebentar Bee, aku lupa memberitahu Leon dan Laura."Lisa mengangguk dan menunggu Marko menghubungi Laura. Merekapun berangkat ke restoran yang sudah dipesan Robert dan Rere. Pertemuan yang
Gea tersenyum saat melihat Surya baru tiba setelah seharian bekerja. Dia melihat semangat suaminya kini mulai kembali menyala. Usia Gea dan Surya memang terpaut cukup jauh, namun bagi Gea itu bukan masalah. Di dalam diri Surya terlihat sosok ayahnya di sana."Sayang, kok masih di luar ? Ayo masuk sebentar lagi adzan maghrib tidak baik juga buat Ruby." Gea tersenyum dan menghampiri suaminya, "Kami menunggumu pulang, dari tadi Ruby menanyakanmu. Entah kenapa dia terlihat khawatir."Surya terkekeh sambil memeluk Gea dan masuk ke dalam. Disinilah mereka tinggal sekarang, jauh dari keramaian dan suasana pedesaan masih terasa kental. Gea sendiri tidak mempermasalahkannya, selama dia masih bersama Surya baginya itulah kebahagiaan yang sebenarnya."Papa kok pulangnya terlambat, masih sibuk ya?" Putri cantiknya ini berbeda dengan Reva, dia memang selalu ingin dekat dengannya setelah mengetahui dirinya adalah papanya yang selama ini dirindukannya.Surya merasa dirinya dibutuhkan dan dihargai di
Keputusan Rayyan sudah tidak bisa diganggu gugat. Dia sudah mengurus semuanya, dengan bantuan Om Steve semuanya bisa ditangani dengan cepat. Meskipun kakek dan neneknya melarang, Rayyan tetap pergi ke Jerman.Kirey hanya bisa melepas Rayyan dengan doa. Sikap Rayyan memang seperti dirinya, hampir semua sikap anak-anaknya diturunkan darinya. Hanya dari fisik saja mereka seperti Surya namun yang lainnya seperti Kirey.Reva menangis melepaskan kepergian Rayyan di bandara bersama keluarganya. Akhirnya mereka mengalah mengikuti kemauan Rayyan, apalagi Rayyan cucu laki-laki satu-satunya.Mereka berpelukan sesaat sebelum Rayyan dan Vira memasuki pesawat. Pandangan Kirey semakin hampa melihat buah hatinya pergi jauh ke ke negara orang. Sedangkan Surya hanya melepas Rayyan dari kejauhan.Surya enggan bertemu dengan Kirey dan keluarganya. Namun tatapan rindu untuk putrinya yang kini sudah remaja membuatnya hanya bisa terharu. Dari jauh Surya menatap putri kesayangannya.Merasa ada yang memperhat
Rayyan terlihat enggan mengikuti kemauan adiknya. Biarlah ini jadi pelajaran untuk mama dan kakek neneknya meskipun sepertinya mereka masih juga tidak menyadari kesalahan mereka.Tiba-tiba ponselnya di nakas terdengar nada deringnya berbunyi memanggil. Rayyan melirik penelfonnya ternyata Vira kekasihnya. "Halo sayang, tumben telfon biasanya kirim pesan doang? "Vira terkekeh geli, "Sayang, kamu bisa ke caffe Brown ngga? Aku tadi mampir ke sini sekalian ada yang mau omongin ke kamu, penting loh.. Aku tunggu ya? ""Lah, kalo mau ngomong mah ditelfon aja neng, ngapaian harus ke caffe? " Rayyan memang sedang dalam mode malas bertemu siapapun termasuk Vira kekasihnya yang sudah dia pacari selama satu tahun ini."Ishh.. Kamu mah kebiasaan mager aja, sebentar kesini pokoknya aku tunggu, awas kalo ngga datang! " Kini Rayyan terkekeh, "Dih, bisanya ngancam. Bentar lagi ngambek deh..! ""Rayyan..!! Kebiasaan pisan kamu tuh bikin orang kesel aja. Udah deh, sekarang ke sini ditunggu ngga pake lam