Hari ini Risa diminta untuk menemui Naira dibutiknya. Banyak hal yang akan dibicarakan setelah kepulangan sahabatnya dari Paris.
Risa segera menemui sahabatnya setelah mengantar Dion yang akan berangkat ke kantornya. Risa segera mengambil tangan Dion sebelum dia masuk ke mobilnya. Risa mencium tangan suaminya dengan takzim, perbuatan Risa yang tiba-tiba membuat Dion terperangah.Dion terdiam beberapa saat menatap wajah istrinya terlihat bersemu karena tatapannya. Dion hanya mengangguk kemudian mulai menjalankan mobilnya perlahan. Dari kaca spion Dion melihat istrinya masih terus menatap dirinya.Dion benar-benar kaget dengan sikap istrinya yang sangat menghormati dirinya. Dion menarik nafasnya dalam-dalam, ingin sekali saat itu dia mencium kening istrinya. Namun dia menahan dirinya agar Risa tidak kege-eran, Dion takut Risa semakin berharap lebih pada dirinya.Dion harus berhati-hati dalam bersikap, dia khawatir Risa menganggapnya bersikap manis padanya karena rasa cinta padanya. Cintaku hanya untuk Aurel, gumamnya jangan sampai Risa merebut posisi Aurel dihatinya. Meski semakin hari Dion merasa ragu dengan hubungannya bersama Aurel.Namun dia perlu bukti karena perasaan saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa Aurel memang tidak melakukan hal-hal aneh saat sedang melakukan pekerjaannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.Dion membuka sambil memperhatikan foto yang baru saja dia terima, matanya langsung menyipit, dahinyapun berkerut melihat sepasang manusia sedang tertawa bersama disebuah caffe.Terlihat tawa lepas dari Aurel yang sedang memakai baju santai saat itu bersama seorang laki-laki yang sudah matang usianya. Tangan laki-laki itu menggenggam tangan Aurel dengan kuat seolah takut terlepas.Dion mengingat kembali, apa dia pernah mengenal laki-laki ini. Bayangan beberapa tahun yang lalu saat dirinya mengantar Aurel ke Yogjakarta untuk melakukan pemotretan di sebuah keraton terlintas kembali.Ya, kini dia ingat saat itu Aurel mengenalkannya sebagai fotografernya. Lalu apanya yang aneh dari foto ini. Foto berikutnya kembali dia buka, dan membuatnya terhenyak. Tanpa disadari Dion memegang dadanya dan meraba jantungnya yang mulai tidak beraturan detak jantungnya.Foto mereka sedang berciuman dengan pelukan yang erat membuat nafas Dion tiba-tiba menjadi sesak. Apakah selama ini Aurel sudah lama berselingkuh dibelakangnya.Dion menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin Aurel melakukan hal serendah ini, tidak akan mungkin dia tega mengkhianatinya. Hubungannya sudah selama ini, apakah Aurel tidak menghargainya. Kalaupun Aurel melakukannya, alasan apa yang bisa dia berikan pada Dion..Kemudian Dion membuka foto berikutnya, terlihat mereka berpelukan mesra sambil menempelkan kedua pipi mereka. Dan foto yang terakhir benar-benar membuatnya shock adalah saat mereka sedang berenang bersama sambil berciuman.Terlihat bagaimana foto itu menjelaskan betapa Aurel sangat menikmati momen tersebut. Sedangkan laki-laki yang memeluknya bertelanjang dada menekan tubuh Aurel dengan wajah mesum. "Sialan..dasar perempuan murahan!! "Dion berteriak marah dan melempar ponselnya ke sofa." Kenapa Aurel memperlakukan aku seperti ini!! Benarkah Aurel sudah berpaling darinya selama ini. Dion benar-benar geram, ingin rasanya saat itu juga dia menanyakan langsung tentang foto-foto itu kepada Aurel.Kepalanya sudah terasa mau pecah, ingin sekali dia melampiaskan kemarahannya. Namun pada siapa, bukankah ini juga akibat kebodohannya. Selama ini jika Aurel menolak menikahinya dia hanya terdiam dan selalu memakluminya.Tapi sekarang sudah jelas kalau Aurel menolaknya bukan karena karir semata tapi juga karena ada orang lain yang sudah mengisi hatinya selama ini. Dion mengutuki kebodohannya, selama ini dia diam saja sudah dibohongi oleh Aurel.Dion kini mengambil ponselnya dan segera menghubungi Aurel. Jawaban mesin yang diterimanya semakin membuatnya kesal. Dion malah berniat akan memberikan kejutan pada Aurel dengan mendatanginya ke lokasi pemotretan Aurel saat ini.Sekali lagi Dion menghubungi orang suruhannya untuk memberikan alamat Aurel saat ini. Dion harus menegaskannya sekali lagi kelanjutan hubungannya dengan Aurel. Jangan-jangan selama ini Aurel hanya memanfaatkannya saja.***Risa sudah tiba dibutiknya, dia terus melihat beberapa perubahan yang dilakukan Naira selama dirinya tidak muncul dan mengawasi perkembangan butiknya. Risa tentu saja sangat menghargai usaha sahabatnya ini.Naira sudah berlari menyambutnya, senyum ceria terlihat dari wajahnya yang sumringah memeluknya dengan erat. "Kangen banget tauu..kamu tuh tega ya nggak berbagi kabar setelah menikah langsung menghilang..!! "Naira terus bicara seolah takut Risa akan meninggalkannya lagi. Risa hanya terkekeh pelan sambil mencubit pipi sahabatnya yang chubby. Naira meringis kesakitan, "Heii..sakit ihh, ehh tapi sebentar ada yang ingin aku tanyakan padamu..?Risa menghentikan langkahnya menuju ruangan kerjanya, " Ada apa lagi cantiiik?" Senyum Risa sudah terlihat menggoda Naira. "Aku cuma mau menanyakan apakah pernikahanmu bahagia? "Alis mata Risa langsung bertaut keheranan. Wah, ini anak rupanya punya bakat cenayang juga. Kok dia tahu kalau ada sesuatu dibalik pernikahanku? ""Kenapa kamu bertanya seperti itu Nay? "Naira hanya terdiam kemudian menarik Risa masuk ke dalam ruangannya. "Sini sebentar ada yang mau aku omongin, semoga ngga bikin kamu sakit hati ya! "Risa semakin penasaran dibuatnya, pandangan matanya kian menyelidik ke arah Naira. Sahabatnya yang satu ini memang seneng banget bikin dia penasaran.Akhirnya mereka duduk di sofa, kemudian Naira mulai menceritakan pertemuannya dengan Dion dibandara saat dia akan terbang ke Paris. Naira juga tadinya tidak percaya melihat Dion disana namun dia memang sempat membidik mereka dengan cepat karena panggilan dari pesawat yang akan dia tumpangi.Risa hanya diam saat mendengar semua yang diceritakan Naira, Risa ingat betul dua hari setelah itu malamnya mereka bercinta sampai pagi. Jadi itu penyebab Diom mabuk, karena kekasihnya sudah meninggalkannya.Risa masih menebak-nebak sampai akhirnya Naira menepuk punggung tangannya. "Hey.. Kamu dengerin aku ngomong ngga sih, aku tuh udah capek sampai berbusa nih mulutku nyeritainnya, eh kamu malah bengong!! "Risa tersentak dan kembali melihat wajah Naira yang merasa khawatir dengannya. Risa lagi-lagi terdiam, wajahnya tertunduk lesu. " Jadi selama ini Dion sudah punya pacar ya?"Sekarang Naira yang terdiam, dia merasa iba melihat Risa bertanya seolah merasa bersalah telah merebut Dion dari kekasihnya. Naira segera memeluk sahabatnya, tiba-tiba terdengar isak tangis sahabatnya.Naira segera mengusap-usap punggung sahabatnya agar sedikit tenang. "Risa, tenanglah..sebaiknya kita cari tahu siapa sebenarnya perempuan itu. Belum tentu juga itu pacar Dion ? "Naira lagi-lagi mencoba untuk menghibur sahabatnya. Risa melepas pelukannya sambil mengusap air matanya. "Pantas selama ini Dion tidak sedikitpun melirikku, rupanya dia sudah memiliki wanita lain. Mungkin aku yang bodoh terlalu naif, menganggap Dion juga tertarik padaku."Naira menggeleng pelan, "Belum tentu begitu Sa, bisa saja itu teman lama yang sudah tidak bertemu bertahun-tahun, atau sepupunya yang ingin berlibur disini! "" Bisa kamu lihat Nay, bagaimana perlakuan Dion pada perempuan itu. Coba kamu lihat baik-baik fotonya. Tatapan cinta seorang laki-laki pada perempuan yang dia sayangi tidak akan bisa disamakan jika tidak memiliki hubungan apapun dengan perasaannya."Naira kembali terdiam, saat dia melihat juga pikirannya sama dengan Risa. Apalagi Risa kini sudah menjadi istrinya, pasti dia bisa membedakannya. Kini Naira membiarkan Risa untuk mengambil tindakan kepada suaminya. Dia tidak akan ikut campur, Risa hanya butuh dukungan darinya saja.Kemarin saat di Paris, Naira juga memberitahu akan ada pertemuan berikutnya kelanjutan bisnis pakaian mereka. Risa hanya manggut-manggut saja, kali ini belum ada ide yang muncul dikepalanya.Naira : "Kamu baik-baik saja kaan? "Risa: "Apakah aku terlihat sakit Nay? "Naira menggeleng pelan.Risa: "Apakah ada pesanan khusus yang harus aku rancang Nay ? "Naira menepuk jidatnya. "Ah ya, ada. Untung kamu ngingetin aku! ""Kemarin sebelum aku ke Paris, aku menyanggupi pesanan seseorang. Dia ingin membuat baju pengantin! "Risa : " Dia mau yang bagaimana? Apa kamu sudah menangani permintaannya?"Naira :" Aku belum menindaklanjuti Sa, aku pikir sebaiknya dia ketemu kamu dulu. Biar kamu tahu yang dia inginkan."Risa : "Boleh, kamu atur saja untuk pertemuannya. Naira mengangguk dan menghubungi pemesan baju itu.Risa kemudian melanjutkan pekerjaannya membuat sketsa baju pengantin yang sudah dipesan, setelah ini dia akan keluar mencari bahan yang cocok bersama assesorisnya.Risa sudah tenggelam
Dion pulang larut, sampai dirumah kondisinya sudah sangat lelah. Dion langsung ke kamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan air dari shower. Rasa segar kini terasa ditubuhnya, perutnya sudah minta diisi karena tadi hanya memikirkan tentang Aurel yang membuatnya tidak nafsu makan sama sekali.Risa terbangun saat mendengar suara air dikamar mandi, dia mengerjap matanya sejenak kemudian turun dari tempat tidur untuk menyiapkan makanan yang tadi dia beli bersama Naira.Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Dion mengenakan handuk yang dililit dipinggangnya sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Risa yang ingin masuk kamar untuk memberitahu Dion kalau makanannya sudah disiapkan tertegun sesaat.Tubuh Dion memang membuatnya menegang, dadanya berdebar pelan ingin rasanya mendekati Dion dan memeluknya. Rasa untuk Dion memang sangat luar biasa, meskipun tadi siang dia mendapat cerita dari Naira tentang foto itu.Risa ingin menanyakannya tapi dia khawatir Naira yang nanti j
Risa merasakan malam ini begitu sepi, tadi sore dia diantarkan Naira pulang ke rumahnya. Saat Risa baru tiba dirumah orangtuanya ternyata Naira mengirimkan pesan untuk bertemu dengannya.Namun Risa meminta Naira untuk menjemputnya dirumah orangtuanya. Risa pamit pergi bersama Naira untuk menyelesaikan pekerjaannya. Orangtua Risa memang tidak tahu menahu masalah butik anaknya dan kepemilikannya.Mereka hanya tau kalau Risa bekerja menjadi designer saja. Urusan butik QN memang menjadi rahasia antara Risa dan Naira. Mereka langsung menuju butik dan membuat design gaun pengantin yang diinginkan oleh pelanggannya."Halo Sa, kamu udah pulang belum. Aku sepertinya ngga bisa jemput kamu ke rumah Papi. Masih ada kerjaan yang belum selesai! "Terdengar suara Dion di jalan, suara klakson bersahutan menandakan Dion masih berada dijalan sambil menyetir."Ya ngga pa-pa bang, hati-hati!"Risa malas menjelaskan kalau dia masih berada di butik bersama Naira.Dia masih berkutat dengan payet-payet dan p
Cintya mencengkeram erat dadanya, jantungnya terasa mau loncat saat matanya menatap kedua mertuanya sedang sibuk membawa cucunya ke tempat permainan anak.Kedua anaknya Rama dan Rara terlihat sangat gembira karena diajak jalan-jalan oleh kakek dan neneknya. Mereka juga membawa bi Emi untuk menjaga kedua cucunya.Yandi menatap keheranan saat ditarik tangannya oleh Cintya untuk duduk ditempat lain. Tatapan mata Yandi langsung mengikuti telunjuk Cintya, Yandi langsung memalingkan mukanya kaget melihat anak-anak Cintya ada disana."Dengan siapa Rama dan Rara kesini, Yang? " Yandi bertanya sambil berbisik."Mereka mertuaku dengan pengasuh anak-anakku. Sebaiknya kita pergi dari sini dan cari tempat yang lain saja."" Oke sayang, yuk.. " Merekapun bergandengan tangan segera menyelinap dari keramaian. Namun ternyata kebersamaan mereka tertangkap sepasang mata yang membola saking terkejutnya.Bi Emi mengucek-ngucek matanya, "Bukankah tadi bu Cintya yang sedang bergandengan tangan dengan laki-l
Akhirnya tiba juga hari yang dinantikan Aurel dan Devan, mereka akan melangsungkan pernikahan hari ini. Aurel sudah didandani oleh MUA terkenal yang selama ini sering dia pakai saat akan melakukan show atau pertunjukan spektakuler fashion shownya.Risa juga sudah menyiapkan keperluannya untuk pergi ke Bali selama dua hari. Dia bersama Naira ingin melepas penat juga di sana, setelah menghadiri pernikahan Aurel.Saat Risa meminta ijin pergi ke Bali, Dion sempat mengernyit heran. Risa tidak pernah pergi jauh selama ini, tapi akhirnya Dion mengijinkan Risa setelah mengetahui kepergiannya bersama sahabatnya Naira.Dion juga berpikir akan memanfaatkan waktunya untuk mencari Aurel selama Risa tidak ada dirumah. Hubungan mereka juga kini mulai dingin, karena Dion tidak lagi peduli pada Risa.Saat Risa mencari undangan yang akan dia bawa nanti, beberapa tas sudah dia bongkar. Risa lupa menyimpan undangan dari Aurel ditas yang mana. Dion menatap heran istrinya yang sibuk menggeledah isi tas-tas
Dion segera menyiapkan koper kecilnya dia ingin pergi ke Bali memastikan pernikahan Aurel yang akan digelar hari ini. Dion meminta asistennya Citra untuk menyiapkan tiket pesawat yang akan ditumpanginya.Perasaan Dion benar-benar gundah, dia harus bisa menyelesaikan hubungannya dengan Aurel agar semuanya jelas. Dion juga tidak mau terjebak dalam hubungan yang hanya menguntungkan sepihak.Ternyata selama ini Aurel hanya memanfaatkan dia saja. Semua kebutuhan Aurel selama ini yang selalu dia penuhi harus dikembalikan lagi. Dion juga akan memblokir black card yang dia berikan pada Aurel, semua fasilitas yang dia berikan pada Aurel ditarik kembali tanpa ampun.Berarti selama ini Aurel menggunakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan dia bersama fotografer sialan itu!Dion benar-benar bodoh karena sudah selama ini Aurel menipunya mentah-mentah. Sakit hati Dion semakin dalam setelah mengetahui kenyataannya jika Aurel ternyata selingkuh dibelakangnya. Sedangkan Aurel akan menjadi pengantin yang
Perjalanan rumah tangga Devan dan Aurel baru saja dimulai. Aurel yang sudah terbiasa hidup mewah kini harus mulai berhemat. Devan juga harus membagi penghasilannya dengan anak-anaknya dan Cintya.Sedangkan Cintya sendiri masih terbelenggu dengan guna-guna Yandi. Sampai kini Cintya masih harus memenuhi kebutuhan Yandi. Sedangkan Rama dan Rara masih dalam pengasuhan mertuanya dan bi Emi.Hingga suatu saat Cintya datang ke rumah mertuanya karena rindu bertemu Rama dan Rara. Bi Emi yang sudah lama ingin memberitahu kebusukan Yandi akhirnya bisa mendapatkan kesempatan itu.Bi Emi mendekati Cintya dan mencoba memberitahukan siapa Yandi sebenarnya. Awalnya Cintya masih ragu dengan cerita bi Emi. Namun bi Emi terus membuatnya yakin dan percaya dengan memberikan foto-foto pernikahan mereka. Saat itu bi Emi memang ikut bantu-bantu rewang dirumah Yandi dan sempat foto bersama dengan pengantinnya.Mata Cintya melotot kaget melihat kenyataan jika Yandi sudah menikah. Bi Emi juga mengajak Cintya unt
Risa kini mengembangkan butiknya dengan mengeluarkan model-model pakaian yang sedang menjadi trending dikalangan artis dan pejabat tinggi. Mereka memang ingin selalu mendapat pengakuan dari orang-orang sekitarnya.Naira masih menerima beberapa pesanan dari luar negeri, menjelang musim semi mereka mulai mencari ide baru untuk model-model baju yang digandrungi kalangan profesional muda. Kesibukan Risa membuatnya melupakan Dion sejenak.Sedangkan Dion masih gencar melakukan pembalasan untuk Aurel, hatinya tidak terima melihat kebahagiaan mantannya. Aurel tentu saja pontang-panting untuk bertahan hidup ditengah badai ekonomi yang menderanya.Devan sudah mulai oleng dengan kesulitan demi kesulitan yang dihadapinya. Bahkan Devan kadang memaksa Aurel untuk melakukan hal-hal yang menjijikkan. Aurel diminta untuk menerima ajakan bos-bos besar yang memakai jasanya dengan tambahan plus-plus.Aurel awalnya menolak mentah-mentah karena mereka tidak termasuk dalam kriteria Aurel sama sekali. Om-om
Rafael terluka karena mendengar kabar Naira dilamar oleh Glen. Kesempatan untuk mendekati Naira kini sudah tertutup. Berkali-kali dia menyesali kebodohannya karena mau bekerjasama dengan Karina.Kini Rafael sudah berada di pesawat yang akan membawanya terbang meninggalkan hatinya yang terluka. Tidak disangka semua usahanya untuk mendapatkan hati Naira hanya sia-sia saja.Bahkan kini di kediaman Naira prosesi lamaran itu sedang berlangsung. Terlihat wajah-wajah bahagia yang tidak dapat disembunyikan lagi saat itu, hingga akhirnya kesepakatan tanggal pernikahanpun ditentukan.Mereka akan menikah satu bulan ke depan dengan semua pertimbangan dari kedua belah pihak. Naira dan Glen tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya, demikian juga dengan Risa."Selamat ya say, akhirnya sold out juga..!" Naira terkekeh mendengar ucapan selamat dari sahabatnya. "Alhamdulillah ternyata cepet laku jadi ngga bisa lirik-lirik brondong lagi niiih..! " Keduanya cekikikan tanpa bisa dicegah lagi.Leon dan L
Laura terhenyak mendengar penuturan Vania, seolah semuanya biasa saja yang disampaikannya kepadanya. Vania tersenyum smirk melihat reaksi Laura. Dia berharap Laura akan meninggalkan Leon dan dia bisa kembali lagi menjadi kekasih Leon.Perasaan Laura jelas saja langsung tersulut emosi saat mengetahui alasan Leon ingin menikahinya. Seandainya Vania tau kalau Marko sudah menikah dengan Lisa mungkin Vania tidak akan seberani ini.Laura akhirnya mencoba untuk mencari tau dulu apakah benar dengan semua yang dikatakan oleh Vania. "Oh ya, benarkah? Bahkan jika kamu tau kalau sekarang mama Leon sudah menikah dengan papiku?"Kini mata Vania yang membelalak lebar, tidak sadar Vania menutup mulutnya, kemudian dia berteriak, "Apa..! Tidak mungkin. Bagaimana itu bisa terjadi, bahkan yang ku tau mama Lisa sangat membenci pak Marko? "Kini Laura yang tersenyum sinis melihat kekagetan Vania. "Makanya ngga usah sok tau tentang perasaan Leon padaku, kalau kamu juga tidak tau apa-apa tentang keluarga Leo
Braakk..!! Rafael memukul meja didepannya dengan keras. Kini dia tidak bisa lagi menahan kemarahannya, "Semuanya gara-gara kamu Karin, ingat mulai sekarang aku tidak peduli lagi dengan semua rencana kamu!!"Rafael berlalu pergi begitu saja meninggalkan Karina yang masih terhenyak karena kaget dengan gebrakan meja dari Rafael yang hampir saja menghancurkannya.Karina hanya tersenyum kecut melihat Rafael yang berlalu dengan kemarahan. Dia sendiri juga sedang sedih karena kegagalannya mendapatkan Glen.Kini Glen tidak akan lagi memberikan kesempatan pada Rafael untuk kembali mendekati Naira. Bahkan setelah kejadian itu dia segera menemui kedua orangtua Naira dan meminta waktu untuk membicarakan masalah lamarannya untuk Naira."Kamu serius Glen mau melamar Naira?" Papa Naira menyipitkan matanya karena merasa heran, kedua orangtua Naira merasa ini terlalu cepat karena hubungan Naira dengan Glen saja belum ada satu tahun.Namun melihat kesungguhan Glen kepada putrinya, akhirnya papa Naira m
Glen kini bisa bernafas dengan lega, sedangkan Naira masih diam mematung. Buket bunga untuknya dari Rafael sudah dibuang oleh Glen. Meskipun kesal, Glen masih menunggu kata-kata Naira. "Aku minta maaf Glen, tadinya kupikir Rafael hanya main-main denganku. Karena aku sendiri begitu, tidak ada sedikitpun keinginan untuk membohongimu. Hanya aku tadi benar-benar tidak menyangka kalau Rafael serius ingin menjalin hubungan denganku."Glen hanya menarik nafasnya berat, "Nay, aku ngga nyalahin kamu. Aku tau tidak ada perempuan yang bisa menolak pesona Rafael, karena dibandingkan dengan aku mungkin Rafael banyak memiliki kelebihan. Dan aku tidak akan memaksa kamu untuk terus mencintaiku jika kamu sendiri sudah tergoda dengannya."Deggh..!! Naira melotot horor ke arah Glen yang terlihat serius dengan kata-katanya. "Sebentar Glen, kamu pikir aku sudah tergoda dengan Rafael? Terus kenapa sekarang aku masih bersamamu?"Kini Glen yang gelagapan, dia keceplosan. Tanpa disadarinya itu pasti membuat
Rafael terbelalak melihat dirinya dalam video itu bersama Karina sedang merencanakan akan membuat Naira jatuh cinta padanya. Bahkan Karina terlihat sangat emosional ketika menyampaikan rencana yang ada di kepalanya.Semangat Karina untuk menjauhkan Naira dengan Glen terlihat tidak main-main dalam video tersebut. Melihat perubahan di wajah Rafael membuat Naira cukup terkejut, karena baru kali ini Naira melihatnya secara langsung."Naira, awalnya aku memang hanya ingin membantu Karina. Dia itu masih sepupuku. Namun seiring berjalannya waktu, aku malah semakin tertarik padamu. " Terlihat Rafael mulai mengatur nafasnya yang kini mulai tidak teratur."Aku mohon percayalah padaku kalau aku sekarang benar-benar jatuh cinta padamu. Aku ingin serius menjalani hubungan denganmu, bukan karena rencana Karina tapi ini murni dan tulus dari hatiku. "Naira hanya terdiam, dia tidak berani menjawab sedikitpun. Naira masih shock dengan ungkapan perasaan Rafael padanya. Dia juga tidak menyangka kalau R
Jodoh memang tidak akan lari kemana, meskipun mereka harus menikah dulu dengan orang lain. Akhirnya takdir kembali mempersatukan mereka. Marko tersenyum kembali mengingat perjuangannya untuk kembali pada Lisa."Sayang, kok senyum-senyum sendiri sih!" Lisa menghampiri Marko dan memeluknya erat. Marko tersenyum gemas melihat kemanjaan istrinya. "Bee, siap-siap makan malam bareng Robert dan Rere yuk? "Lisa menatap mata elang Marko, "Memangnya ada acara apa sayang? " Marko mengedikkan bahunya, "Tadi pagi kan aku sudah bilang padamu Bee? "Lisa tertawa geli, "Maaaf.. Lupa sayang." Marko mencubit dagu istrinya mesra, "Lupa melulu, akibat faktor U yaa..? ""Apa tuh.. Kok faktor U? " Marko tertawa, "Usia kita sudah banyak Bee." Mereka saling menatap dan tertawa lagi. Kini mereka sudah siap berangkat. "Eh, sebentar Bee, aku lupa memberitahu Leon dan Laura."Lisa mengangguk dan menunggu Marko menghubungi Laura. Merekapun berangkat ke restoran yang sudah dipesan Robert dan Rere. Pertemuan yang
Gea tersenyum saat melihat Surya baru tiba setelah seharian bekerja. Dia melihat semangat suaminya kini mulai kembali menyala. Usia Gea dan Surya memang terpaut cukup jauh, namun bagi Gea itu bukan masalah. Di dalam diri Surya terlihat sosok ayahnya di sana."Sayang, kok masih di luar ? Ayo masuk sebentar lagi adzan maghrib tidak baik juga buat Ruby." Gea tersenyum dan menghampiri suaminya, "Kami menunggumu pulang, dari tadi Ruby menanyakanmu. Entah kenapa dia terlihat khawatir."Surya terkekeh sambil memeluk Gea dan masuk ke dalam. Disinilah mereka tinggal sekarang, jauh dari keramaian dan suasana pedesaan masih terasa kental. Gea sendiri tidak mempermasalahkannya, selama dia masih bersama Surya baginya itulah kebahagiaan yang sebenarnya."Papa kok pulangnya terlambat, masih sibuk ya?" Putri cantiknya ini berbeda dengan Reva, dia memang selalu ingin dekat dengannya setelah mengetahui dirinya adalah papanya yang selama ini dirindukannya.Surya merasa dirinya dibutuhkan dan dihargai di
Keputusan Rayyan sudah tidak bisa diganggu gugat. Dia sudah mengurus semuanya, dengan bantuan Om Steve semuanya bisa ditangani dengan cepat. Meskipun kakek dan neneknya melarang, Rayyan tetap pergi ke Jerman.Kirey hanya bisa melepas Rayyan dengan doa. Sikap Rayyan memang seperti dirinya, hampir semua sikap anak-anaknya diturunkan darinya. Hanya dari fisik saja mereka seperti Surya namun yang lainnya seperti Kirey.Reva menangis melepaskan kepergian Rayyan di bandara bersama keluarganya. Akhirnya mereka mengalah mengikuti kemauan Rayyan, apalagi Rayyan cucu laki-laki satu-satunya.Mereka berpelukan sesaat sebelum Rayyan dan Vira memasuki pesawat. Pandangan Kirey semakin hampa melihat buah hatinya pergi jauh ke ke negara orang. Sedangkan Surya hanya melepas Rayyan dari kejauhan.Surya enggan bertemu dengan Kirey dan keluarganya. Namun tatapan rindu untuk putrinya yang kini sudah remaja membuatnya hanya bisa terharu. Dari jauh Surya menatap putri kesayangannya.Merasa ada yang memperhat
Rayyan terlihat enggan mengikuti kemauan adiknya. Biarlah ini jadi pelajaran untuk mama dan kakek neneknya meskipun sepertinya mereka masih juga tidak menyadari kesalahan mereka.Tiba-tiba ponselnya di nakas terdengar nada deringnya berbunyi memanggil. Rayyan melirik penelfonnya ternyata Vira kekasihnya. "Halo sayang, tumben telfon biasanya kirim pesan doang? "Vira terkekeh geli, "Sayang, kamu bisa ke caffe Brown ngga? Aku tadi mampir ke sini sekalian ada yang mau omongin ke kamu, penting loh.. Aku tunggu ya? ""Lah, kalo mau ngomong mah ditelfon aja neng, ngapaian harus ke caffe? " Rayyan memang sedang dalam mode malas bertemu siapapun termasuk Vira kekasihnya yang sudah dia pacari selama satu tahun ini."Ishh.. Kamu mah kebiasaan mager aja, sebentar kesini pokoknya aku tunggu, awas kalo ngga datang! " Kini Rayyan terkekeh, "Dih, bisanya ngancam. Bentar lagi ngambek deh..! ""Rayyan..!! Kebiasaan pisan kamu tuh bikin orang kesel aja. Udah deh, sekarang ke sini ditunggu ngga pake lam