Dalam adegan perebutan senjata yang menegangkan antara Xander dan Nathan Wijaya, situasi berujung pada kemenangan Nathan.Dengan tubuh yang lebih tinggi dan langkah yang lebih cepat, Nathan lebih dekat ke senapan otomatis yang tergeletak di lantai. Dengan refleks tajam, dia menggenggam senjata itu lebih dulu.Nathan melakukan aksi akrobatik, berguling dan segera menstabilkan posisinya. Senapan otomatis di tangannya bergetar, seolah penuh energi, lalu ia mengarahkan larasnya tepat ke Xander, yang kini tertegun, tak percaya dengan apa yang terjadi.Nathan mendengus dingin, senyum sinis terukir di wajahnya. Sementara jari telunjuknya sudah siap menekan pelatuk, kapan saja akan melepaskan peluru yang bisa merobek perut Xander.“Haha... aku sudah pernah melihatmu, manusia bodoh! Kamu si orang kaya baru, yang terlalu penuh rasa ingin tahu!” ejek Nathan, suaranya sarat dengan nada menghina. “Bukankah kamu yang menguping semua percakapanku dengan Felicia Tjiang di bawah Super Yacht di Dermaga
Setelah kejadian menegangkan di kedalaman perut bumi di Gunung Kunlun, pihak pemerintah segera mengambil alih tambang Aetherium yang kaya dan sangat menguntungkan.Keputusan ini diambil setelah mereka menyadari potensi besar sumber daya alam tersebut, yang tidak hanya bermanfaat bagi perekonomian nasional, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat setempat.Nathan Wijaya ditahan oleh pihak berwajib atas tindakan eksploitasi tenaga kerja di Desa Pengasin. Praktik jahat yang dilakukannya telah menyebabkan banyak penduduk desa mengalami penurunan kesehatan yang serius akibat paparan radiasi dari kegiatan pertambangan yang sembarangan.Berita tentang Nathan dan tindakan kejamnya, termasuk penghabisan gadis model Anna, telah menyebar luas, dan banyak masyarakat di Pengasin yang menderita kini berhasil ditolong setelah mereka dikirim ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang layak.Sejak saat itu, teror hantu yang selama ini menghantui Desa Pengasin pun lenyap. Hantu fiktif yan
Sejak kepulangannya dari Gunung Kunlun, saldo Xander terus bertambah. Hal ini seperti kita ketahui, adalah akibat hadiah jackpot dari sistem, membuat Kekayaannya kini terasa tak berbatas."Satu kuadriliun, ini jumlah yang sangat banyak, hampir tak masuk akal untuk sosok seorang barista sepertiku..." Batin Xander sambil kesulitan memejam mata.Namun setelah ia memutar musik terapi tidur di kamar mewahnya, Xander langsung terlelap. Aromaterapi Lavender kental tercium, membuatnya relaks.Keesokan harinya, Xander masih bermalas-malasan di kamar mewah apartemennya. Pandangannya menerawang, pikirannya sibuk mencari ide untuk lini bisnis baru. Berkutat dengan bisnis keuangan, mall dan gerai kopi, membuat Xander ingin merambah bisnis baru."Apa lagi yang harus kucoba?" gumamnya. "Kekayaanku terus bertambah. Haruskah aku membuka maskapai penerbangan baru? Atau mungkin..."Sebuah ide lama tiba-tiba melintas di benaknya."Pesawat pribadi! Kenapa tidak? Aku sudah punya lisensi penerbangan. Tingg
Pagi hari awal Bulan Desember terlihat cerah, menjanjikan suasana yang sempurna untuk berlibur menjelang Natal. Bagi orang-orang kaya, Singapura sudah menjadi pilihan yang populer, apalagi jaraknya yang dekat dari Jatavia.Sejak tanggal 1 Desember, pesawat-pesawat selalu penuh dengan penumpang yang bersemangat memulai liburan mereka. Di terminal pribadi untuk jet-jet mewah, suasana juga tak kalah ramai.Di ruang tunggu yang mewah, banyak wanita berpenampilan glamor duduk dengan tas-tas mahal, menunjukkan gaya yang penuh pesona. Mereka bercanda sambil melakukan swafoto di latar belakang yang stylish, mempercantik unggahan media sosial mereka dengan senyuman menawan.Foto-foto tersebut menghiasi feed di media sosial, memperlihatkan kehidupan glamor yang hanya bisa diimpikan orang banyak. Dengan pencahayaan yang pas, setiap unggahan terasa memikat, seolah dunia mewah ini hanya milik mereka.Namun, di sisi lain, kesibukan di bandara ini mencerminkan kesenjangan sosial yang nyata. Tawa cer
Di lapangan terbang internasional Kota Jayatavia, siang itu terasa sangat terik. Matahari bersinar dengan keras, menyinari bumi tanpa belas kasihan, membuat semua orang di sana merasa kepanasan dan lelah.Di bawah pesawat jet khusus untuk penerbangan VIP yang hanya melayani sedikit penumpang, sekelompok kru berdiri menantang sinar matahari, seperti tidak takut pada panas yang membakar kulit mereka.Mereka mengenakan seragam biru tua yang tampak rapi, meski keringat sudah mulai mengalir di pelipis mereka karena suhu yang menyengat.“Copilot Xander, ini penerbangan pertama kita bareng, kan?” tanya Pilot Doddy Barra sambil melirik sarung tangan kulitnya yang berkilau. Suaranya terdengar meremehkan, tapi ia tetap berdiri tegap, menunjukkan sikap percaya diri yang berlebihan.“Aku harap kamu bisa sopan pada pelanggan kami nanti. Perusahaan penerbangan Skymaster ini yang terbaik! Kami cuma melayani kalangan elite dan pejabat negara. Orang-orang yang masuk daftar seratus orang terkaya di neg
Penerbangan menuju Singapore tidaklah lama, tetapi di dalam pesawat, suasana terasa tegang.Wajah Pilot Donny cemberut, tak memberi senyuman sedikit pun kepada Xander yang duduk di sampingnya. Meskipun demikian, Xander berusaha berpikir positif, mencoba membuang semua emosi negatif yang ada.“Wajar saja. Mungkin karena dia lebih senior dan kapten, jadi ingin menunjukkan wibawa di depanku, seorang pemula,” batin Xander, menahan diri agar tidak terpancing dalam kemarahan.Selama perjalanan singkat itu, Pilot Donny berkali-kali keluar dari ruang kokpit, menyapa dua tamu VIP – Tuan Hendra Ang dan kekasih gelapnya yang hanya bermodal kecantikan, Lucy Setiawan.Dengan sikap percaya diri yang berlebihan, Donny tidak ragu untuk melontarkan pujian kepada Lucy, seolah-olah itu adalah bagian dari layanan, meskipun semua orang tahu itu hanya sebuah penjilatan untuk menjilat ego si wanita simpanan.“Tuan Hendra Ang dan Nona Lucy, sekali lagi kami dari Skymaster Airlines mengucapkan terima kasih te
Dalam penerbangan dengan Jet Pribadi Skymaster Airlines, suasana huru hara didalam pesawat tampak semakin memuncak.“Kamu pelacur!” teriak Lucy Setiawan dengan marah, suaranya menggema di sepanjang kabin mewah itu.PLAK!Dengan angkuh dan tanpa ragu, Lucy melayangkan tamparan keras ke wajah Anastasia. "Berani-beraninya kamu bilang aku wanita simpanan? Kamu tahu apa sebenarnya yang terjadi?"Lucy berdiri dengan penuh percaya diri dan menantang. Dia berkacak pinggang di atas Anastasia yang terjatuh terduduk di lorong sempit antara kursi-kursi penumpang yang dihiasi kulit halus.Dengan mata yang menyala-nyala, ia melanjutkan caci makinya..."Apa yang kamu tahu, jalang? Tidak lama lagi, Tuan Hendra Ang akan memperistri aku. Kepergian kami ke Singapura ini untuk mencari gaun pengantin terbaik! Kamu hanya wanita jalang yang cemburu melihat kebahagiaanku dan berusaha menggoda calon suamiku. Dasar tak tahu malu!"Anastasia, meski terpukul dengan kasarannya pelanggan jet pribadi kali ini, memp
Changi Airport – Singapore.Pintu jet pribadi Skymaster yang mewah berderak terbuka, dan suasana di dalam kabin masih dipenuhi ketegangan, residual dari huru-hara yang baru saja terjadi.Aroma campuran parfum mahal dan ketidaknyamanan sangat menyengat udara, menciptakan atmosfer yang tidak nyaman bagi semua yang ada di situ.Tiba-tiba, segerombolan petugas memasuki kabin dengan langkah yang cepat dan penuh ketegasan, total mereka ada sepuluh orang. Masing-masing dari mereka terdiri dari petugas keamanan bandara, staf maskapai, dan beberapa polisi internasional yang siap mengatasi permasalahan di kabin Skymaster penerbangan prribadi.Melihat hal ini, Hendra Ang langsung bereaksi dramatis, berteriak seolah baru saja mengalami penyiksaan yang tak terbayangkan.“Tolong! Tolong!” serunya dengan suara serak penuh kepanikan, berusaha membuat wajahnya tampak sepitang, seolah-olah ia adalah korban dari sebuah kejahatan kejam.“Tuan polisi dan para petugas, tolong kami! Lihatlah istri saya yang